Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ADDITION OF CARRAGENAN (Eucheuma cottonii) TO PREFERENCES MEATBALLS OF RUBY SNAPPER (Nemipterus japonicu) Arif, Galih Anugrah Firman; Sipahutar, Yuliati H
Aurelia Journal Vol 5, No 2 (2023): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v5i2.12632

Abstract

Meatballs are a typical Indonesian food that is very popular and quite popular with both children and adults, which is known to use dangerous chewy ingredients. This research was conducted to to determine the addition of carrageenan to the level of preference for  nemipterid fish  meatballs. The experimental method was carried out using a completely randomized design (CRD) with five treatments adding 0%, 1%, 2%, 3% and 4% carrageenan to the amount of nemipterip fish meat (w/w) and 30 panelists as replicates.  Sensory data analysis with Kruskal Wallis if the resultsare significantly different (p < 0.05) followed by a Multiple Comparison Test. The preferred meatballs are followed by chemical testing (moisture content, ash content, fat content, protein content) and microbiological tests for ALT, Salmonella and Escherichia coli. The results showed that the addition ofi carrageenan had a significant effect on the hedonic value with the appearance and texture parameters, while the taste and smell values had no significant effect. The results of the meatballs that consumers like are the addition of carrageenan by 3%, with an appearance value of 8.36, an odor of 7.65, a taste of 7.63, a texture of 8.48, and a chemical value of 72.13% water content, 0.79% ash content, 9.66% protein content, 1.58% fat content . ALT 5.1 × 103 colonies/g, negative Escherichia coli and negative Salmonella. These results indicate that the texture nemipterid fish meatballs can be improved by adding carrageenan as a substitute for a chewing agent.
Effectiveness of Preservation Methods on Quality of Mangrove Crab (Scylla serrata) Napitupulu, S.St.Pi, M.Sc, Romauli Juliana; Sipahutar, Yuliati H
PELAGICUS Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v4i3.14100

Abstract

Mangrove crab (Scylla serrata) was one of the fisheries export commodities and also got high demand in traditional markets, mini markets, and supermarkets. Inadequate storage and inappropriate handling during processing lead to decreasing weight and quality of mangrove crabs. The present study aims to investigate the effectiveness of different preservation methods of mangrove crabs on quality and physicochemicals to inhibit quality deterioration. The preservation methods are cold, frozen, and live and the period of storage is between 0, 2, 5, 8, and 12 days. The obtained result showed that frozen storage is longer than cold and lived storage to maintain quality (organoleptic, moisture level, TVB, and pH). Mangrove crabs are kept alive is better than frozen and cold storage to maintain weight loss.
Karakteristik Mutu Pengolahan Lemuru (Sardinella Lemuru) dengan Media Saus Tomat dalam Kaleng Di PT. STP, Negara - Bali Syihabbudin, Yunus H; Sipahutar, Yuliati H; Sayuti, Mohammad; Siregar, Arpan N; Napitupulu, Romauli Juliana
Proceedings of The Vocational Seminar on Marine & Inland Fisheries Volume 1 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/voc_seminar.v1i1.15187

Abstract

Ikan lemuru merupakan salah satu komoditas yang banyak diolah sebagai produk ikan kaleng karena bernilai ekonomis tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik proses pengolahan ikan lemuru kaleng dalam media saos tomat, yang meliputi alur proses pengolahan, pengujian mutu bahan baku dan produk akhir. Data primer dilakukan dengan cara ikut serta melakukan proses produksi, observasi dan melakukan wawancara pada karyawan sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip/dokumentasi perusahaan.  Pengolahan ikan lemuru kaleng meliputi 17 tahapan proses mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengiriman. Nilai organoleptik mutu bahan baku adalah 9 dan nilai sensori produk akhir  adalah 8,67. Nilai bobot tuntas kaleng untuk ukuran 202 x 308 (155) rata rata 56,67%  dan kaleng  ukuran 300 x 407 (425) rata-rata 59.75%. Hasil uji histamin bahan baku ikan segar dan produk akhir lemuru kaleng adalah 7,4 ppm dan 13.75 ppm. Hasil uji kadar logam berat pada bahan baku ikan segar dan produk akhir lemuru kaleng meliputi Timbal (Pb) sebesar 0,02 mg/kg dan 0,3 mg/kg; Kadmium (Cd) sebesar 0,01 mg/kg dan 0,02 mg/kg; Merkuri (Hg) sebesar 0,03 mg/kg dan 0,03 mg/kg. Nilai ALT bahan baku ikan segar  sebesar 2,6 x 103koloni/g, E.coli, Coliform dan Vibrio parahaemolyticus dengan hasil <3,0 APM/g, Salmonella dan Vibrio cholerae dengan hasil negatif.
Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Prosedure (SSOP) pada Pengolahan Rajungan (Portunus pelagicus) Pasteurisasi dalam Kaleng di PT. NXX, Makassar Krisna, Aridhea D; Sipahutar, Yuliati H; Sayuti, Mohammad; Napitupulu, Romauli Juliana
Proceedings of The Vocational Seminar on Marine & Inland Fisheries Volume 1 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/voc_seminar.v1i1.15192

Abstract

Pengalengan ikan dilakukan secara hermetis yang diikuti dengan tahapan strerilisasi untuk mengawetkan produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengalengan rajungan pasteurisasi dalam kaleng menggunakan metode observasi dan survey, mengikuti langsung seluruh proses pengalengan, mulai penerimaan bahan baku hingga pemuatan. Pengujian  mutu dilakukan dengan organoleptik dan sensori, pengukuran suhu serta pengamatan penerapan GMP dan SSOP. Analisa data dilakukan deskriptif dan komparatif. Alur proses pengolahan ranjungan sudah sesuai SNI yang terdiri dari 12 tahapan yaitu penerimaan bahan baku, sortasi, pendektesian logam, pencampuran, pengisisan dan penimbangan, penutupan kaleng, pasteurisasi, pendinginan, pengkodean, pengemasan, penyimpanan dingin, pemuatan. Hasil uji nilai sensori daging rajungan rebus dingin rata-rata 8,  dan sensori rajungan kaleng pasteurisasi nilai rata-rata 8.  Bobot tuntas adalah 98,51%±0,04. Penerapan suhu telah dilakukan dengan baik pada penerimaan bahan baku 1,0°C±03, sortasi  4,01°C ±0,3; pencampuran 5,3°C ±0,5, Pengisian dan penimbangan 6,7°C ±0,4; penutupan kaleng 7,9°C ±0,3; pasteurisasi 84,0°C ±04 dan pendinginan 0,1°C ±1,0. Penerapan GMP dan SSOP telah dilakukan dengan baik oleh perusahaan dan dapat mengurangi adanya kontaminasi di dalam proses produksi.
KARAKTERISTIK MUTU, RENDEMEN DAN PRODUKTIVITAS PENGOLAHAN CAKALANG (Thunnus albacares) LOIN MASAK BEKU Siregar, Arpan N; Yusup, Muhammad; Sipahutar, Yuliati H; Sirait, Jaulim
MARLIN Vol 4, No 1 (2023): (Februari) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I1.2023.35-47

Abstract

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) termasuk dalam kelompok ikan pelagis besar, merupakan salah satu jenis komoditas ekspor perikanan laut yang bernilai ekonomi penting. Untuk itu, diperlukan proses penanganan dan pengolahan yang baik. Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati karakteristik mutu, rendemen dan produktivitas pada  pengolahan cakalang loin masak beku. Metode kerja dilakukan dengan mengikuti langsung tahapan pengolahan mulai dari penerimaan cakalang beku masuk sampai distribusi produk cakalang loin masak beku. Pengujian mutu dilakukan terhadap mutu organoleptik, mikrobiologi, rendemen dan produktivitas tenaga kerja. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah alur proses pengolahan cakalang loin masak beku dengan empat belas tahapan proses dari penerimaan bahan baku hingga pemuatan produk untuk dijual. Nilai mutu organoleptik cakalang beku 8,11, setelah pelehan  8,24 dan cakalang loin masak beku 8,56.  Kadar histamin cakalang beku 1,1 ppm - 3,8 ppm dan cakalang loin  masak beku 2,36 ppm - 4,47 ppm. Hasil pengujian mikrobiologi cakalang beku dan cakalang loin masak beku menunjukan seluruh pengujian ALT, E.coli, Coliform, S. aureus, V. parahaemolyticus, dan Salmonella masih memenuhi standar sesuai dengan ketentuan SNI 7968:2014. Rendemen yang dihasilkan mulai dari bahan baku hingga menjadi produk loin masak  yaitu rata-rata 38,3%. Produktivitas karyawan pada tahap butchering rata-rata 324,47 kg/jam/orang kg/jam/orang, deheading dan skinnig 43,55 kg/jam/orang serta  untuk tahap loinning dan cleaning 7,06 kg/jam/orang.Kipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is included in the large pelagic fish group, is one type of marine fishery export commodity that has important economic value. For export, good handling and processing is required. This observation aims to observe the characteristics of quality, yield and productivity in the processing of frozen cooked skipjack loin. The working method is carried out with direct participation, following the processing stages starting from the receipt of incoming frozen skipjack to the distribution of frozen cooked skipjack loin products. Quality testing is carried out on organoleptic quality, microbiology, yield and labor productivity. Data were analyzed using descriptive methods with quantitative and qualitative approaches. The results of this study are the flow of frozen cooked skipjack loin processing with fourteen stages of the process from receiving raw materials to loading products for marketing. The organoleptic quality of frozen skipjack tuna was 8.11, after thawing 8.24 and frozen cooked skipjack tuna 8.56. Histamine levels in frozen skipjack tuna were 1.1 ppm - 3.8 ppm and frozen cooked skipjack loin 2.36 ppm - 4.47 ppm. The results of microbiological testing on frozen skipjack and frozen skipjack loin showed that all TPC, E.coli, Coliform, S. aureus, V. parahaemolyticus, and Salmonella tests still met the standards in accordance with the provisions of SNI 7968:2014. The yield produced from raw materials to cooked loin products is an average of 38.3%. The average productivity of employees at the butchering stage is 324.47 kg/hour/person kg/hour/person, deheading and skinning is 43.55 kg/hour/person and for loinning and cleaning stages 7.06 kg/hour/person.
PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) DAN SANITASION STANDARD OPERATION PROCEDURES (SSOP) PADA PENGOLAHAN FILLET IKAN KERAPU (Epinephelus sp) BEKU Sirait, Jaulim; Siregar, Arpan Nasri; Mayangsari, Tri Putri; Sipahutar, Yuliati H
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.43-53

Abstract

Ikan kerapu merupakan komoditas penting sebagai komoditas unggulan ekspor non migas Indonesia. Indonesia merupakan eksportir kerapu terbesar dunia, terutama ekspor kerapu hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada proses pengolahan fillet ikan kerapu (Epinephelus sp) beku. Metode dilakukan dengan observasi dan survei, dengan mengikuti secara langsung seluruh proses pengolahan, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengangkutan, dengan melakukan pengujian mutu (organoleptik dan mikrobiologi), pengamatan rantai dingin, rendemen, produktivitas tenaga kerja. Analisa data dilakukan dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GMP dan SSOP sudah dilakukan dengan baik sesuai SNI No. 2696:2013 tentang fillet ikan beku. Hasil pengujian mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 8, uji mikrobiologi berkisar 3 × 103 kol/gr untuk pengujian ALT, <3,0 APM/gr untuk pengujian E.colli dan hasil negatif untuk pengujian Salmonella, sesuai dengan SNI. Penerapan rantai dingin telah dilakukan dengan baik dengan suhu ikan kerapu bahan baku 1,58°C . Rendemen pada proses pemfilletan dan perapihan rata-rata 49,9% dan 64,6%, sesuai dengan standar perusahaan. Produktivitas tenaga kerja pada proses pemfilletan dan perapihan adalah 97,79 dan 107, 89 kg/jam/org, sesuai dengan standar perusahaan.Grouper fish is an important commodity in Indonesian waters which has bright marketing prospects, both domestic and export. Grouper fish is Indonesia's leading non-oil and gas export commodity, in addition to seaweed, shrimp and tuna. Indonesia is the world's largest export of grouper, especially live grouper exports. This study aims to see the processing of frozen grouper fillets. The method is carried out by observation and survey, by directly following the entire processing process, from receiving raw materials to transportation, by conducting quality testing (organoleptic and microbiological), cold chain observation, yield, labor productivity. Data analysis was done descriptively. The results showed that the processing was carried out properly according to SNI No. 2696: 2013 concerning frozen fish fillets. The results of the organoleptic quality test of raw materials and final products were 8, microbiological tests ranged from 3 × 103 cabbage / gr for the ALT test, <3.0 APM / gr for the E. coli test and negative results for the Salmonella test, according to SNI. The application of cold chain has done well with the raw material temperature of grouper 1.580C. The yields in the filling and tidying process averaged 49.9% and 64.6%, according to company standards. The labor productivity in the filling and tidying process was 97.79 and 107.89 kg / hour / person, according to company standards.