Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMASARAN DAN PEMBUKUAN SEDERHANA DI DESA INOVASI KELAUTAN DAN PERIKANAN Hendra Poltak; Muhfizar Muhfizar; Jaulim Sirait; Ristiani; Ismail
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 5 No 2 (2022): APTEKMAS Volume 5 Nomor 2 2022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v5i2.4720

Abstract

Innovation village is a village that has the potential to be developed into an independent and empowered village. Problems in the village in the form of difficulties and marketing its business products and the need for simple bookkeeping understanding as the basis for its business continuity. Efforts to achieve the goal are carried out community service in accordance with mutual agreement. The activity was carried out using a face-to-face lecture method attended by 20 target partners. The results of the activity obtained an increase in understanding of marketing management by 60% and an increase in simple bookkeeping understanding by 45%.
PENGELOLAAN PERIKANAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DALAM UPAYA PENYELAMATAN DANAU MANINJAU Permana Ari Soejarwo; Sonny Koeshendrajana; Tenny Apriliani; Christina Yuliaty; Rismutia Hayu Deswati; Yesi Dewita Sari; Rahmadi Sunoko; Jaulim Sirait
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v12i1.10973

Abstract

Penyelamatan danau prioritas nasional merupakan amanat Presiden yang tertuang dalam Perpres No. 60 Tahun 2021. Danau Maninjau, yang merupakan salah satu danau prioritas, memiliki manfaat multiguna termasuk untuk budi daya karamba jaring apung (KJA), namun terancam keberadaannya akibat adanya pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya penyelamatan Danau Maninjau dari dampak pencemaran air yang berasal dari kegiatan perikanan budi daya KJA. Data dan informasi primer dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, focus group discussion (FGD) yang melibatkan camat, wali nagari, pengurus asosiasi budi daya KJA, ketua kelompok poklahsar; serta pengumpulan data sekunder yang berasal dari instansi terkait yang relevan dengan kegiatan penelitian ini. Data dianalisis secara deskriptif untuk menghasilkan rekonstruksi permasalahan terkait budi daya KJA di danau tersebut dan mengidentifikasi strategi penyelamatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tajam pencemaran Danau Maninjau dapat dihubungkan dengan peningkatan jumlah KJA dari 16.380 petak pada tahun 2014 menjadi 17.417 petak pada tahun 2021, yang ditandai dengan kematian ikan massal dan kerusakan lingkungan lainnya. Upaya pengelolaan danau dan KJA melalui kebijakan moratorium penambahan KJA baru dan penyediaan mata pencaharian alternatif bagi pembudi daya terdampak merupakan kebijakan yang tepat, namun harus dibarengi dengan tindakan pendukung yang relevan. Pengawasan ketat terhadap pelaksanaan moratorium, pendataan KJA aktif melalui pemberlakuan Surat Keterangan Usaha atau bukti kepemilikan KJA merupakan langkah-langkah relevan yang diperlukan untuk mendukung pengendalian jumlah dan penataan KJA. Pemerintah Pusat, Daerah dan Nagari, dan harus diperankan secara efektif dan bertanggung jawab secara integratif dalam menyediakan sarana dan prasarana mata pencaharian alternatif prioritas bagi pembudi daya terdampak. Title: Management of Floating Net Cages (KJA) Aquaculture in an Effort To Save Maninjau LakeSaving effort of the national priority lake is the President’s mandate as stated in Presidential Regulation Number 60/2021. Maninjau Lake is included in the priority lakes with multipurpose benefits. One of the lake utilization is aquaculture activities in the form of Floating Net Cages (KJA). This study aims to analyze Maninjau Lake saving effort due to water pollution from Floating Net Cages (KJA) aquaculture activities. Primary data and information were collected through field observations, interviews, focus group discussions (FGD) with the Camat, wali nagari, management of the KJA cultivation association, head of the poklahsar group, as well as secondary data collection from relevant agencies related to this research activity. The data were analyzed descriptively in order to provide information about the general description of KJA cultivation and efforts to save Maninjau Lake. Based on previous study, from 2014 - 2021 there is an increase in the number of KJA from 16,380 plots to 17,417 plots which are suspected as the main source of pollution in the lake area and cause mass fish deaths and other environmental damage. One of the efforts to manage lakes and marine cages is through a moratorium policy on adding new marine cages. It is also expected that there will be socialization of alternative livelihoods for cultivators that affected by the policy. This decision has policy implications that must be carried out by both the Central and Regional Governments in terms of strictly monitoring the new KJA moratorium, collecting active KJA data by issuing a Certificate of KJA cultivation or proof of KJA ownership to support controlling the number of KJA, and arranging KJA. The Central, Regional and Nagari Governments are responsible integratively in providing priority alternative livelihood facilities and infrastructure for affected cultivators.
PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp) SEBAGAI PRODUK MIE KERING UTILIZATION OF SEAWEED Gracilaria sp. AS DRY NOODLE PRODUCT Zainal Abidin; Yuliati H. Sipahutar; Jaulim Sirait
Aurelia Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v4i1.10818

Abstract

Rumput laut  (Gracilaria sp)  merupakan penghasil agar yang memiliki fungsi sebagai pembentuk gel pada makanan.  Mie kering adalah salah satu bentuk pangan olahan dari tepung terigu yang banyak dikonsumsi dan digemari oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan mie kering rumput laut (Gracilaria sp) dari penerimaan bahan baku hingga akhir penyimpanan, mengetahui mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir serta rendemen. Penelitian dilakukan dengan observasi mengikuti proses tahap penerimaan bahan baku, pencucian, pemblenderan, pencampuran dan pembuatan adonan (mixing), pelempengan/pemipihan, pencetakan, penggorengan, penimbangan, dan tahap terakhir adalah pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan mutu organoleptik bahan baku rumput laut kering diperoleh nilai rata-rata 8,03 sesuai SNI 2690:2015. Hasil uji sensorik produk akhir mie kering rumput laut nilai rata-rata 8,51 sesuai SNI 7761:2013. Nilai rendemen rata-rata 128%. Pemanfaatan rumput laut Gracilaria sp. pada produk mie kering rumput laut, berperan memperbaiki tekstur.
Karakteristik Sensorik Ikan Gulamah (Pseudocienna Amovensis) pada Kadar Garam yang Berbeda Jaulim Sirait; Wahyu P Ariyadi; Simson Masengi; Yuliati H Sipahutar; Aghitia Maulani
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.833 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.325

Abstract

Processed salted fish products are still aimed at extending shelf life and have not considered the need for sensory, chemical and microbiological quality. The final quality of salted fish processing is very diverse, depending on the amount of salt used. Gulamah fish (Pseudocienna amovensis) is one of the abundant types of fish and is the main raw material for salted fish processing in Tangerang Regency. This study used a salt content of 10%, 15%, 20% and 25%. Sensory assessment using 30 panelists. The method of analysis used the Kruskal Wallis test. The results of sensory analysis with the addition of 10%, 15%, 20% and 25% salt content, gave the appearance value of 6.9; 7.7; 8.6; 8.1, smell 7.7; 8.4; 8.7; 7.5, and textures 7.1; 7.5; 8.1; and 8.5. The results showed that the amount of salt had a significant effect on appearance, taste and texture, but had no effect on odor. The results showed that increasing salt content could increase the sensory value of salted fish.
Penambahan Kadar Garam Terhadap Mutu Sensori, Kadar Air, dan Kadar Garam Produk Terpilih Ikan Asin Cakalang (Katsuwonus pelamis) Marcellie S.S.C.L. Kapoh; Jelita Dewi; Aria S. Wibawa; Yuliati H. Sipahutar; Jaulim Sirait
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 9 (2022): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL IX KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan asin kering sesuai dengan SNI 8273:2016 yaitu hasil olahan yang telah mengalami perlakuan penggaraman dengan atau tanpa perebusan dan pengeringan yang dibuat dari bahan baku ikan dan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai sensori, kadar air dan kadar garam produk yang terpilih dengan penambahan kadar garam 10%, 20%, 30%, dan 40%. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen dengan metode penggaraman kering, dengan menambahkan kadar garam 10%, 20%, 30%, dan 40%. Ikan dibalur garam hingga merata dan dimasukan pada wadah, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 24 jam. Ikan diambil dari wadah dan dicuci untuk membersihkan sisa garam. Ikan dijemur dibawah sinar matahari, selama dua atau tiga hari tergantung panasnya matahari. Penilaian sensori dilakukan oleh 30 panelis tidak terlatih. Hasil sensori yang terpilih dilanjutkan dengan uji kadar air dan kadar garam. Pengujian sensori ikan asin sesuai dengan SNI 8273:2016. Pengujian kadar air sesuai SNI 2354:2015 dan pengujian kadar garam sesuai SNI 01-2359-1991. Hasil analisis sensori produk terpilih adalah penambahan kadar garam 30% dengan nilai kenampakan 7,71, bau 7,77, rasa 8,07, tekstur 8,15 dan jamur negatif. Hasil pengujian kadar air adalah 20,05% dan kadar garam 17,58%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kadar garam yang semakin tinggi menghasilkan nilai sensori yang semakin tinggi.
KOMPOSISI KIMIA IKAN GULAMAH (Pseudocienna Amovensis) ASIN KERING DENGAN PERBEDAAN KADAR GARAM Jaulim Sirait; Yuliati H Sipahutar; Tatty Yuniarti; Aghitia Maulani; Anugrah Bertiantono
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 1 (2022): JKPT Juni 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i1.10972

Abstract

Ikan asin adalah hasil pengawetan ikan dengan menambahkan garam yang dilanjutkan pengeringan, untuk memperpanjang umur simpan serta membuat aroma, tekstur dan rasa yang khas. Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis) adalah salah satu hasil tangkapan nelayan di pesisir Kabupaten Tangerang,yang dijadikan bahan baku untuk membuat ikan asin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kimia ikan Gulamah asin dengan perbedaan kadar garam 10%, 15%, 20% dan 25%. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan analisis ANOVA, dilanjutkan  dengan uji Tukey bila ada yang berbeda. Hasil analisis kimia ikan Gulamah asin dengan penambahan kadar garam 10%, 15%, 20% dan 25%, menghasilkan kadar air 32,45%; 26,60%; 24,35%; 21,82%, kadar abu 10,21%; 9,65%; 10,11%; 9,19%, kadar lemak 6,88%; 7,65%; 9,34%; 10,81%, kadar protein 39,56%; 45,18%; 51, 61%, 55,26% dan kadar garam 8,12%; 13,22%; 15,17%; 18,64%. Uji kimia menunjukkan bahwa kadar garam yang ditambahkan hasilnya berbeda nyata pada kadar air, kadar lemak, kadar protein dan kadar garam, namun tidak berbeda nyata pada kadar abu. Semakin banyak kadar garam ditambahkan membuat kadar air semakin menurun dan semakin bertambah naik kadar lemak dan protein.
ZONA AMAN PEMASANGAN ATRAKTOR CUMI-CUMI Danu Sudrajat; Muhammad Handri; Muhammad Hery Riyadi Alauddin; Hery Choerudin; Eli Nurlaela; Jaulim Sirait
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 1 (2022): JKPT Juni 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i1.11027

Abstract

Pembuatan atraktor cumi-cumi harus memperhatikan arus yang bekerja baik secara vertikal maupun horizontal dengan kecepatan maksimal 5 knot sebagaimana arus yang sesuai dengan kondisi cumi-cumi bertelur. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan disesuaikan dengan hasil perhitungan daya tahan statis yang telah dibuat, sehingga kinerja atraktor dapat maksimal. Kecepatan arus maksimal yang dapat ditahan agar atraktor cumi-cumi tersebut tetap berdiri/tidak terguling disebut zona aman penempatan atraktor cumi-cumi di perairan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona aman peletakan atraktor cumi-cumi di perairan terhadap masing-masing tipe atraktor cumi-cumi. Perhitungan daya tahan statis atraktor cumi-cumi dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) buah tipe atraktor cumi-cumi. Tipe pertama disebut  Tipe 1 yaitu atraktor cumi-cumi pada bagian atas dan sisi kiri dan kanannya sedangkan tipe kedua disebut Tipe 2 hanya pada bagian atasnya saja yang diberikan penutup jaring waring PE 40%. Waktu pertama kali ditempatkan dalam perairan digambarkan dengan t0, sedangkan t1 adalah yang telah ditempatkan selama 2 (dua) bulan. Atraktor cumi-cumi Tipe 2 perhitungan F dan Cd akan mengikuti perhitungan sebagai terumbu yang mana dilakukan dengan mengikuti prosedur Nakamura. Selanjutnya untuk Tipe 1 perhitungan jaring F dan Cd mengacu pada Puspito yaitu untuk rumus tahanan jaring dengan Cd  jaring sebesar 1,4. Hasil perhitungan tersebut menyatakan zona aman peletakan atraktor cumi-cumi di perairan Tipe 1 untuk t0 pada 0,37 m/s dan t1 pada 0,27 m/s, sedangkan Tipe 2 untuk t0 pada 1,34 m/s dan t1 pada 1,26 m/s.
Pengolahan Biskuit Rumput Laut (Gracilaria sp) di CV Khansa Gaza, Kota Makassar Putri Istiana Surgya; Jaulim Sirait; Yuliati H Sipahutar
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v16i2.342

Abstract

Biskuit adalah makanan ringan yang disukai semua usia dari anak kecil sampai dewasa. Biskuit yang beredar di pasaran umumnya dibuat dari tepung terigu dengan penambahan minyak atau lemak dan bahan tambahan pangan lainnya dengan cara pemanggangan dengan oven. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan biskuit dengan penambahan rumput laut Gracilaria sp. dari penerimaan bahan baku hingga produk biskuit rumput laut. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan observasi mengikuti langsung proses pengolahan biskuit dari penerimaan rumput laut kering, pengolahan sampai penyimpanan. Pengujian mutu dilakukan terhadap mutu sensori dan kadar air bahan baku rumput laut kering. Pengujian mutu dilakukan pada mutu sensori, kadar air dan kadar protein produk biskuit rumput laut serta dan pengukuran suhu. Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil observasi menunjukkan pengujian mutu sensori rumput laut kering dengan parameter penampakan rata-rata 7.84 dan nilai tekstur rata-rata 7.73 serta kadar air 9,83% Pengujian mutu sensori produk biskuit rumput laut dengan parameter bau dan rasa adalah normal, dan warna adalah khas biskuit. Kadar air 4,21%, kadar protein 8,73%, dan suhu oven pemanggangan 160,8°C. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pengolahan biskuit rumput laut sudah memenuhi standar SNI 2973:2011. 
Pengolahan Ikan Asar Di UMKM Totabuan Papua, Kota Jayapura Nabilah, Thitah Attyyah; Sipahutar, Yuliati H.; Sirait, Jaulim
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v4i1.116

Abstract

Ikan asar cakalang (Katsuwonus pelamis) bisa menjadi buah tangan dari kota Jayapura. Ikan asar dibuat dari jenis ikan tuna sirip kuning dan ikan cakalang dengan melewati proses pengasapan hingga 2-4 jam, tergantung dari kondisi kayu bakar yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan ikan asar cakalang.  Penelitian dilakukan dengan observasi dan survei pada UMKM Totabuan Papua, dengan partisipasi langsung dari proses penerimaan bahan baku, sampai produk akhir. Pengujian mutu dilakukan dengan uji organoleptik ikan cakalang segar dan mutu sensori ikan asar cakalang serta dilakukan pengukuran suhu dan  rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengasapan ikan asar cakalang belum sesuai dengan suhu pengasapan, namun penanganan bahan baku sudah dilakukan dengan baik.  Hasil nilai  organoleptik ikan cakalang segar parameter lendir rata-rata 8.17; daging 8.25; bau 8.08 dan tekstur 8.17. Hasil sensori ikan asar cakalang parameter kenampakan  rata-rata 8.33; bau 8.00; rasa 8.08 dan tekstur 8.50, suhu pengasapan 75,97°C belum diterapkan dengan baik, dan rendemen yang  91.13%.
Optimasi Pemanfaatan Ulva lactuca Sebagai Seasoning: Studi Pada Produk Bakso Goreng, Kerupuk, Dan Keripik Ikan Lele Sumandiarsa, I Ketut; Mahayani, Ni Kadek IDN; Hidayah, Nur; Sakti, Indra; Sirait, Jaulim
Jambura Fish Processing Journal Vol 7, No 2 (2025): VOLUME 7 NOMOR 2, JULY 2025
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jfpj.v7i2.30645

Abstract

Ulva lactuca is a green macroalgae that can be found in all regions of Indonesia with high nutrition and applicable for food ingredient. The potential utilization in food that needs to be explored and researched is as seasoning or food flavoring. Seasoning can be added to various processed fish products and one of them is catfish which is a freshwater fish with abundant raw materials in Indonesia. This study aims to determine the quality of seasoning and the effect of its addition to processed catfish products, namely fried meatballs, crackers, and chips with three different percentages (5, 10, and 15%). The research method of completely randomized design and analysis of variance were used to determine the effect of seasoning treatment based on the proximate composition of each product and sensory testing. The results showed that the proximate value of the main parameter, namely protein, from the three products produced 10.2-11.8% in fried meatballs, 1.9-2.6% in cracker products, and 26.4-28.1%. Total Plate Count (TPL) showed varied results, namely 2.42 x 102 - 1.97 x 105 colonies/g (fried meatballs), 4.05 x 102 - 1.58 x 105 colonies/g (crackers), and 1.79 x 102 - 1.6 x 105 colonies/g (chips). The sensory value of all products was in the range of 6-8 or between liking and really liking. In addition, the analysis of variance (ANOVA) of the addition of seasonings had a significant effect (p 0.05) on the ash and protein parameters of all products. Furthermore, de Garmo analysis showed that the selected products in fried meatballs and chips were found in the addition of 15% seasoning, and in crackers were found in the addition of 10% seasoning.