Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Effect Of Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) On Anxiety In Postpartum Women 1 - 14 Days Sari, Vianty Mutya; Tonasih, Tonasih; Widayanti, Wiwin
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 4 (2025): Volume 11 No 4, April 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i4.20033

Abstract

Latar Belakang: Terapi komplementer dalam masa nifas merupakan salah satu alternatif non farmakologi yang dapat dimanfaatkan oleh ibu dalam mengatasi keluhan dan pemulihan selama nifas karena dapat menghindari efek samping. Adapun terapi komplementer dalam masa nifas diantaranya SEFT, teknik relaksasi seperti SEFT didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis serta parasimpatis terbukti mampu menghambat stres dan kecemasan yang dialami seseorang.. Di Indonesia prevalensi gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan pada ibu setelah melahirkan sekitar 19,8% dari 14 juta orang populasi penduduk Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh Terapi SEFT terhadap kecemasan pada ibu nifas 1 – 14 hari di wilayah Kota Cirebon Tahun 2024. Metode:  Penelitian menggunakan desain pra experimental dengan menggunakan one group pretest posttest design. Hasil: Hasil Penelitian yang dilakukan didapatkan gambaran tingkat kecemasan ibu nifas sebelum dilakukan SEFT terapi adalah 11 orang mengalami kecemasan ringan, dan 4 orang mengalami cemas sedang, dan gambaran tingkat kecemasan ibu nifas setelah dilakukan SEFT terapi adalah 14 menjadi tidak cemas, dan 1 masih cemas ringan. Kesimpulan: Terdapat Pengaruh Pemberian Terapi SEFT terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Nifas di wilayah kerja Puskemas Majasem Kota Cirebon Tahun 2024. Saran: Penelitian ini dapat diterapkan dalam kelas ibu nifas secara berkelanjutan sehingga mengurangi kecemasan ibu dalam menjalani masa nifas dan dapat dijadikan sebagai informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya. Kata Kunci : Kecemasan, Nifas, SEFT ABSTRACT Background: Complementary therapy in the puerperium is one of the non-pharmacological alternatives that can be utilized by mothers in overcoming complaints and recovery during puerperium because it can avoid side effects. The complementary therapies in the postpartum period include SEFT, relaxation techniques such as SEFT are based on the workings of the sympathetic and parasympathetic nervous systems and have been shown to be able to inhibit the stress and anxiety experienced by a person. In Indonesia, the prevalence of mental disorders such as depression and anxiety disorders in mothers after childbirth is around 19.8% of the 14 million Indonesian population. Objective: To determine the effect of SEFT Therapy on anxiety in postpartum women 1 - 14 days in the Cirebon City area in 2024. Methods:  The study used a pre experimental design using a one group pretest posttest design. Results: The results of the research conducted obtained a description of the anxiety level of postpartum women before SEFT therapy was 11 people experiencing mild anxiety, and 4 people experiencing moderate anxiety, and a description of the anxiety level of postpartum women after SEFT therapy was 14 became not anxious, and 1 was still mildly anxious. Conclusion: There is an effect of giving SEFT therapy on the anxiety level of postpartum women in the working area of Majasem Community Health Center, Cirebon City in 2024. Suggestion: This research can be applied in postpartum women's classes on an ongoing basis so as to reduce maternal anxiety in undergoing the postpartum period and can be used as information in conducting further research. Keywords: Anxiety, Postpartum, SEFT 
The Impact of Caesarean Section and Place of Delivery on Utilization of Postpartum Care in Bangladesh Tonasih, Tonasih; Sari, Vianty Mutya; Widayanti, Wiwin; Md. Nadim Reza
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 23 No 3 (2025): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol23.Iss3.2126

Abstract

Postpartum care is a critical component of maternal health, as it helps prevent complications and ensures the well-being of both mother and newborn. Despite global improvements in maternal healthcare, disparities in postpartum care utilization remain a significant public health concern, particularly in low- and middle-income countries such as Bangladesh. This study aimed to examine the impact of caesarean section and place of delivery on the utilization of postpartum care among women in Bangladesh. A cross-sectional study was conducted using nationally representative survey data, analyzing women who had delivered at health facilities. Univariate analysis described the distribution of sociodemographic characteristics and delivery-related factors, while bivariate analysis employed Chi-square tests to examine associations between independent variables and postpartum care utilization. Multivariate analysis using binary logistic regression assessed the adjusted impact of caesarean section, place of delivery, prenatal care, and household wealth on postpartum care uptake. The results revealed that women who delivered by non-caesarean section were 55% less likely to utilize postpartum care compared to those delivered via caesarean section. Women who delivered at private health facilities were 1.22 times more likely to utilize postpartum care than those at public facilities. Not receiving prenatal care decreased the probability of postpartum care by 55%, while women from the fourth wealth quintile and richest households were 1.58 and 2.60 times more likely, respectively, to access postpartum services compared to the poorest households. These findings underscore the importance of promoting equitable access to postpartum care, particularly for women delivering vaginally, at public facilities, or from lower-income households. Targeted policies that train providers in standardized postpartum care, strengthen follow-up through digital reminders and community health workers, and expand access in underserved areas can reduce disparities and improve maternal health outcomes in Bangladesh.
Factors That Influence Adolescent Sexual Behavior Marshelia, Sherly; Hidayah, Fika Nurul; Sari, Vianty Mutya; Kumalasary, Diyanah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 10 (2025): Volume 11 No 10 Oktober 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i10.23146

Abstract

Latar Belakang: Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik terhadap lawan jenis maupun sesama jenis.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di MA Terpadu Suwargi Buwana Djati Kabupaten Cirebon Tahun 2024.Metode: Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional dengan jumlah populasi 188 orang dan sampel 72 orang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Spearman Rho dan multivariat dengan menggunakan Regresi Logistik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p-value 0,000), sikap (p-value 0,006), peran orang tua (p-value 0,006), peran teman sebaya (p-value 0,042), media sosial (p-value 0,034) dengan perilaku seksual remaja di MA Terpadu Suwargi Buwana Djati Kabupaten Cirebon. Variabel yang paling dominan dengan perilaku seksual remaja di MA Terpadu Suwargi Buwana Djati Kabupaten Cirebon adalah Pengetahuan dengan OR 4,776Kesimpulan: terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan, sikap, peran orang tua, peran teman sebaya dan media sosial dengan perilaku seksual.Saran: Bagi pihak sekolah adalah melakukan inovasi dan memberikan pendidikan, pengetahuan, pemahaman dan pembinaan mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual remaja. Kata Kunci: Media Sosial, Pengetahuan, Peran Orang Tua, Peran Teman Sebaya, Perilaku Seksual, Sikap ABSTRACT Background: Sexual behavior is any behavior driven by sexual desire, whether toward the opposite sex or the same sex.Objective: To determine the factors influencing adolescent sexual behavior at Suwargi Buwana Djati Integrated Islamic High School, Cirebon Regency, in 2024.Method: This study used a cross-sectional method with a population of 188 students and a sample of 72 students meeting the inclusion criteria. Sampling was conducted using proportionate stratified random sampling. The research instrument was a questionnaire. Data analysis used Spearman's Rho and multivariate analysis using logistic regression.Results: The study showed a significant relationship between knowledge (p-value 0.000), attitude (p-value 0.006), parental role (p-value 0.006), peer role (p-value 0.042), and social media (p-value 0.034) and adolescent sexual behavior at Suwargi Buwana Djati Integrated Islamic Elementary School, Cirebon Regency. The most dominant variable associated with adolescent sexual behavior at Suwargi Buwana Djati Integrated Islamic Elementary School, Cirebon Regency was knowledge with an OR of 4,776Conclusion: There is a highly significant relationship between knowledge, attitude, parental role, peer role, and social media and sexual behavior.Recommendation: Schools should innovate and provide education, knowledge, understanding, and guidance regarding reproductive health and adolescent sexual behavior. Keywords: Attitude, Knowledge, Parental Role, Peer Role, Sexual Behavior, Social Media.  
The Relationship Between Knowledge About Nutrition And Fast Food Consumption Habits With Nutritional Status In Adolescents Garbella, Denada; Sari, Vianty Mutya; Musfiroh, Sri; Magasida, Diani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 2 (2025): Volume 11 No 2 Februari 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i2.19145

Abstract

Latar Belakang: Masalah gizi di Tidak biasa dialami oleh usia remaja yaitu gizi lebih dan gizi kurang, tidak seimbangan dalam mengkonsomsi makanan dari makanan fast food. Prevelensi gizi lebih di Indonesia usia 16-18 tahun (9.6%), di Jawa Barat (12.0%), Kabupaten menempati posisi ke-3 di Jawa Barat setelah Kabupaten Garut (27.3%) dan Kota Cirebon (26.4%). Pengetahuan gizi masih sangat minim diketahui terutama pada remaja remaja.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang gizi dan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi remaja di SMA Negeri 1 Dukupuntang.Metode:  Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi adalah kelas X dan XI tahun ajaran 2022/2023, Pengambilan sampel menggunakan Teknik proportionated random sampling, diperoleh 99 sampel. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan instrument penelitian berupa kuesioner pengetahuan gizi, food frequency questionnaire (FFQ), timbangan badan, dan microtoice. Analisis xiiitatistic yang digunakan adalah uji Spearmen Correlation. Hasil: Penelitian menunjukan mayoritas responden memiliki gizi baik, yaitu 83 responden (83.84%), kebiasaan konsumsi fast food sedang 64 responden (64.65%), dan 54 responden (54.55%) pengetahuan cukup. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna terkait pengetahuan gizi dan kebiasaan konsumsi fast foog dengan status gizi (p < 0,05). Saran: Dapat memberikan edukasi terkait gizi, makanan dan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi agar siswa dapat menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang Kata Kunci : Konsumsi Fast Food, Pengetahuan Gizi, Remaja, Status Gizi ABSTRACT Background: Nutritional problems in adolescents are not commonly experienced, namely overnutrition and undernutrition, imbalance in consuming food from fast food. The prevalence of overnutrition in Indonesia aged 16- 18 years (9.6%), in West Java (12.0%), the Regency ranks 3rd in West Java after Garut Regency (27.3%) and Cirebon City (26.4%). Nutritional knowledge is still very little known especially in .Objective: This study aims to determine the relationship between knowledge about nutrition and fast food consumption habits with the nutritional status of adolescents at SMA Negeri 1 Dukupuntang.Methods: This research design uses cross sectional. The population is class X and XI in the 2022/2023 school year, sampling using proportated random sampling technique, obtained 99 samples. Data in this study were obtained with research instruments in the form of nutritional knowledge questionnaires, food frequency questionnaire (FFQ), body scales, and microtoice. The xiiitatistic analysis used is the Spearmen Correlation test. Results: The study showed that the majority of respondents had good nutrition, namely 83 respondents (83.84%), moderate fast food consumption habits 64 respondents (64.65%), and 54 respondents (54.55%) had sufficient knowledge. Conclusion: There is a significant relationship between nutritional knowledge and fast food consumption habits with nutritional status (p< 0.05). Suggestion: Can provide education related to nutrition, food and factors that can affect nutritional status so that students can implement a healthy lifestyle with balanced nutrition. Keywords: Adolescents, Fast Food Consumption, Nutrition Knowledge, Nutrition Status 
PKMS Ibu-Ibu Rumah Tangga dalam Pembuatan PROPOSAL (Produk-Produk Salak) sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Salak Ulfah, Mariam; Efriani, Like; Sari, Vianty Mutya
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salak (Salacca zalacca) merupakan buah asli Indonesia yang banyak digunakan untuk pengobatan. Kulit buah salak mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Biji buah salak memiliki aktivitas antioksidan. Kulit dan buah salak selama ini tidak digunakan padahal limbah-limbah ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan kesehatan. Desa Nanggela di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu desa penghasil salak dengan sumber daya manusia terutama ibu-ibu rumah tangga yang memiliki keinginan yang tinggi untuk memajukan desanya dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Oleh karenanya, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membuat PROPOSAL (Produk-produk salak) yaitu teh kulit salak dan kopi biji salak untuk meningkatkan nilai guna dari limbah salak serta meningkatkan kemampuan ibu-ibu rumah tangga di Desa Nanggela untuk berwirausaha. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan manfaat kesehatan salak, pelatihan pembuatan teh kulit salak dan kopi biji salak, demo yang dilakukan oleh warga untuk membuat teh kulit salak dan kopi biji salak, pelatihan pembuatan packaging dan branding agar menarik konsumen, pelatihan perizinan bahan makanan dan pendampingan pemasaran produk. Acara pengabdian dihadiri oleh 25 hingga 30 peserta dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. Hasil dari pengabdian ini adalah masyarakat memahami manfaat kesehatan seluruh bagian buah salak, peserta mampu membuat teh kulit salak dan kopi biji salak, serta warga memahami proses perizinan produk rumahan. Semua hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan perekonomian warga.