Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI KEJADIAN MESOSCALE CONVECTIVE COMPLEX (MCC) DI WILAYAH PAPUA BAGIAN SELATAN PADA 9-10 MEI 2018 Perdana, Ilham Fajar Putra; Rismana, Yosza Indra; Prasetya, Ferdian Adhy; Mulsandi, Adi
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1531.24 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v6i1.115

Abstract

Mesoscale Convective Complex (MCC) pertama kali diperkenalkan oleh Maddox pada tahun 1980. MCC merupakan salah satu jenis Mesoscale Convective System (MCS) yang memiliki ukuran lebih dari 100.000 km2 dan waktu hidup lebih dari 6 jam yang dapat menghasilkan cuaca buruk dan curah hujan yang berkelanjutan. Pada tanggal 9 Mei 2018, sebuah MCC tumbuh di wilayah Papua bagian selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan MCC, kondisi atmosfer, dan distribusi curah hujan di sekitar wilayah Papua bagian selatan. Hasil citra satelit kanal infrared (IR) menunjukkan bahwa MCC yang ada tumbuh hingga mencapai luasan > 300.000 km2 dengan waktu hidup selama 14 jam. Distribusi curah hujan citra Global Satellite Mapping (GSMaP) menunjukkan adanya daerah hujan sepanjang 800 km dengan intensitas curah hujan yang beragam hingga mencapai 40 mm/jam. Analisis kondisi atmosfer juga dilakukan terhadap parameter angin, kelembapan relatif, divergensi, dan vertical velocity dari data model European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif, konvergensi terjadi di wilayah Papua bagian selatan pada troposfer bagian bawah pada saat fase pertumbuhan MCC yang disertai dengan kondisi kelembapan udara yang tinggi di lapisan 850 hPa. Deret waktu nilai vertical velocity juga menggambarkan adanya proses pertumbuhan dan peluruhan MCC di wilayah Papua bagian selatan pada 9-10 Mei 2018.
Penilaian Jakarta sebagai Healthy City berbasis Spasial dengan Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA) Pradana, Mohammad Raditia; Pradono, Kuncoro Adi; Prasetya, Ferdian Adhy; Wibowo, Adi
Media Komunikasi Geografi Vol. 25 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v25i2.78081

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesehatan kota Jakarta dalam konteks Kota Sehat menggunakan Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA). Data spasial dari berbagai sumber, termasuk infrastruktur lingkungan dan layanan kesehatan, digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kesehatan masyarakat di area perkotaan. Metode SMCA memungkinkan penilaian komprehensif terhadap kesehatan kota dengan mengintegrasikan berbagai indikator kesehatan dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jakarta memiliki potensi sebagai kota yang mempromosikan kesehatan, meskipun terdapat variasi nilai asesmen di berbagai wilayah. Analisis spasial mengungkapkan kompleksitas hubungan antara faktor kesehatan dan infrastruktur kota, menyoroti pentingnya integrasi perencanaan fisik dengan kesejahteraan sosial. Penelitian ini juga menghadapi keterbatasan dalam ketersediaan data detail dan kompleksitas analisis spasial. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan dalam mencapai kesehatan kota yang berkelanjutan dan menekankan perlunya pendekatan interdisipliner dalam pembuatan kebijakan untuk mendukung kesehatan masyarakat dan lingkungan perkotaan.
Analysis of Human Activities and Deforestation Impact on Air Quality: a Paper Review Prasetya, Ferdian Adhy; Dimyati, Muhammad; Verdyansyah, Aprizal
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 22, No 1 (2025): March 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v22i1.38-46

Abstract

This paper discusses the relationship between changes in human activities and deforestation with the condition of pollutant concentration parameters in an area using the Google Earth engine (GEE) method. By applying the Systematic Literature Review method, it is expected to provide an explanation of changes in pollutant conditions, such as concentration patterns of CO, NO2, SO2, O3, HCHO, PM2.5, and PM10 as a result of changes in human activity and deforestation. Human activity patterns may change due to certain events or rules that force humans to follow them. A clear example is the lockdown event during the Covid-19 pandemic that resulted in restrictions on human activities, especially outdoor activities. Similarly, deforestation is the process of significant reduction of forest area through tree felling, forest burning, or other land use changes that result in loss of tree cover and alter forest ecosystems. Both of these events impact the environment and air quality in the region, such as affecting air pollution concentrations. In various studies, changes in human activities and deforestation have been shown to have a significant relationship and influence on air quality concentration parameters in a region.
Spatial Analysis of Landscape Change in the Puncak Bogor Cianjur Tourism Area 2013-2023 Prasetya, Ferdian Adhy; Purwaningsih, Yuli; Nagara, Rakyan Paksi; Raditia, Mohammad; Junaid, Muhammad; Kusratmoko, Eko
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 9 No. 1 Maret 2025: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrst.v9i1.22661

Abstract

This research analyzes the dynamics of land cover change in the Puncak Area over the last 10-year period (2013-2023). Using the Random Forest Classification method on Landsat 8 and 9 image data, this study evaluates the contribution of tourism to the economy of the Puncak Region and reveals facts related to land use change. The Puncak area, known as a mountain tourism destination in West Java, is experiencing rapid economic growth, but tourism activities and infrastructure development have the potential to negatively impact local ecosystems. The research used BIG administrative data, Landsat imagery, and landform systems for analysis. Through Google Earth Engine (GEE), data processing was performed, including cloud masking, mosaic, clip, and pan-sharpening. The Random Forest classification method was used to determine land cover in 2013 and 2023 with kappa accuracy tests reaching 85.81% and 88.42% respectively. The results show an increase in built-up land area of 4,632.68 hectares with a decrease in agricultural and forest land. Obstacles in the interpretation of low-resolution Landsat imagery became one of the challenges in this study. The Urban Expansion Intensity Index (UEII) calculation results show a moderate increase in built-up land area over the past 10 years. The phenomenon of urbanization and the drive of economy and tourism are the main factors of land change from vegetation cover to built-up land. This study provides important insights for the regulation and monitoring of the Puncak Area to maintain a balance between economic growth and environmental sustainability.
Analisis Spasial-Temporal Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri Berbasis Data Google Earth Prasetya, Ferdian Adhy; Wibowo, Adi
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 8 No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v8i1.25731

Abstract

Bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi strategis yang dianggap berperan penting bagi pertumbuhan dan pengembangan ekonomi. Salah satu contoh pembangunan bandara terbaru di Indonesia adalah Bandara Internasional Dhoho Kediri. Luas wilayah bandara ini kurang lebih sekitar 400 hektar. Dalam proses pembangunan bandara ini dilakukan pembebasan lahan yang mengakibatkan perubahan area penggunaan lahan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perubahan penggunaan lahan secara spasial-temporal pada tahun 2014, 2020 dan 2023 menggunakan data citra dari Google Earth. Analisis data penelitian terdiri dari analisis spasial-temporal dan analisis deskriptif. Analisis spasial-temporal berkaitan dengan interpretasi citra Google Earth pada tiga periode waktu, tahun 2014, 2020 dan 2023. Sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan kondisi obyek yang diteliti secara jelas dan komperhensif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa beberapa penggunaan lahan yang dialihfungsikan menjadi daerah kawasan bandara antara lain lahan pertanian dan perkebunan sebesar 427,95 Ha, lahan permukiman sebesar 11,05 Ha, dan jaringan jalan sepanjang 3,02 km. Lebih dari 290 bangunan dan sekitar 1.168 orang terdampak dari pembangunan bandara ini. Perbedaan yang signifikan terjadi pada wilayah penelitian pada tahun 2014 yang awalnya merupakan lahan pertanian dan perkebunan sementara tahun 2023 penggunaan lahan sudah menjadi wilayah bandara baru Bandara Internasional Dhoho.
Analisis Spasial Tingkat Kesesuaian Lahan Permukiman Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kota Tangerang Prasetya, Ferdian Adhy; Wibowo, Adi
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 8 No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v8i2.26065

Abstract

Kota Tangerang sebagai bagian dari wilayah metropolitan Jakarta telah menyebabkan peningkatan permintaan akan lahan permukiman. Pertumbuhan populasi yang cepat, memicu ekspansi perkotaan yang signifikan dan meningkatkan tekanan terhadap ketersediaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial terhadap tingkat kesesuaian lahan permukiman berdasarkan kemiringan tanah di Kota Tangerang. Dengan memanfaatkan data Sistem Informasi Geografis dan teknik analisis Weighted Overlay, penelitian ini mengintegrasikan informasi tentang kemiringan tanah dan klasifikasi tutupan lahan untuk mengidentifikasi area-area yang paling sesuai untuk pengembangan permukiman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Tangerang memiliki potensi untuk pengembangan permukiman, dengan sebagian besar area tergolong sangat sesuai dan sesuai. Namun, terdapat juga 2 kecamatan yang memiliki area yang kurang sesuai dan tidak sesuai, seperti pada Kecamatan Benda dengan area kurang sesuai sebesar 0.198 km2 dan area tidak sesuai sebesar 0.010 km2. Kemudian, Kecamatan Pinang dengan area kurang sesuai sebesar 0.033 km2 dan area tidak sesuai sebesar 0.002 km2. Hasil analisis ini memberikan wawasan yang berharga bagi perencanaan tata ruang permukiman Kota Tangerang, dengan menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor kemiringan tanah dalam pengembangan perkotaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan landasan bagi pengambilan keputusan yang lebih baik dalam mengelola penggunaan lahan dan pengembangan wilayah Kota Tangerang untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.