Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengaruh Variasi Laju Alir Massa Karbondioksida Terhadap Produksi Mikroalga Scenedesmus obliquus pada Fotobioreaktor Halomoan, Nico; Nugroho, Astri R
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.129 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i3.1776

Abstract

ABSTRACTThe fixation of carbon dioxide (CO2) by microalgae is seen as an economical and environmentally friendly way to reduce CO2 emissions. Variations in the CO2 mass flow rate were carried out to asses the effectiveness of CO2 biofixation on the production of microalgae through microalgae Scenedesmus obliquus activity in bubble column photobioreacters through the mass transfer process. The amount of microalgae production is one of the common parameters that are often used to assess the performance of photobioreactors in addition to CO2 removal efficiency. The microalgae growth rate was measured by measuring the concentration of biomass and cell density, concentration of CO2 input, CO2 output, dissolved CO2 with acidity alkalinity test. The flow rate used is 2 L/ min, 5 L/min and 8 L/min, concentrations of CO2 (v/v) flowed into the photobioreactor f 2%, 5% and 10%. The results showed that variation of flow rate influenced growth rate and cell density of microalgae Scenedesmus obliquus.Keywords: carbon dioxide, flow rate, photobioreactor, Scenedesmus obliquusABSTRAKFiksasi karbondioksida (CO2) oleh mikroalga dipandang sebagai cara yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi CO2. Variasi laju alir massa CO2 dilakukan untuk mengkaji efektivitas biofiksasi CO2 terhadap produksi mikroalga melalui aktivitas mikroalga Scenedesmus obliquus dalam fotobioreaktor kolom gelembung dengan proses perpindahan massa. Jumlah produksi mikroalga merupakan salah satu parameter umum yang sering digunakan untuk menilai kinerja photobioreaktor selain efisiensi penyisihan CO2. Dalam mengkaji keterkaitan tersebut dilakukan pengukuran laju pertumbuhan mikroalga dengan mengukur kandungan konsentrasi biomassa dan kepadatan sel, diukur konsentrasi CO2 input, CO2 output, CO2 terlarut dengan uji asidi alkalinitas. Laju alir yang digunakan adalah 2 liter/menit, 5 liter/menit dan 8 liter/menit, konsentrasi CO2 (v/v) yang dialirkan ke dalam fotobioreaktor yakni 2%, 5% dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi laju alir mempengaruhi laju pertumbuhan dan kepadatan sel mikroalga Scenedesmus obliquus.Kata kunci: karbon dioksida, laju alir, fotobioreaktor, Scenedesmus obliquus
Pemilihan Jenis Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kecamatan Bekasi Selatan Uyun, Qurrotul; Wardhani, Eka; Halomoan, Nico
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1263.616 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v3i2.3148

Abstract

ABSTRAKKawasan prioritas pada Kecamatan Bekasi Selatan adalah kawasan permukiman sepanjang Kali Bekasi. Kurangnya sarana dan prasana dalam penyaluran air limbah domestik telah memberikan kontribusi pencemaran cukup tinggi kepada penurunan kualitas air Kali Bekasi. Dampak dari aktivitas sehari-hari masyarakat yang menjadi kebiasaan seperti buang air besar sembarang di sembarang tempat, tidak memiliki tangki septik sebagai tempat buang air besar, dan air bekas mandi dan cucian yang dibuang ke saluran drainase maupun secara langsung ke badan air juga menyebabkan buruknya tingkat sanitasi di Kecamatan Bekasi Selatan. Kondisi sanitasi Kecamatan Bekasi Selatan teridentifikasi beresiko tinggi berdasarkan Environmental Health Risk Assesment. Oleh Karena itu perlu dilakukan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik pada Lampiran I. SPALD yang terpilih pada Kecamatan Bekasi Selatan yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat skala Komunal.Kata kunci: Kecamatan Bekasi Selatan, Tingkat Sanitasi, SPALD. ABSTRACTPriority area in South Bekasi District is a residential area along Bekasi River. The lack of facilities and infrastructures in the distribution of domestic wastewater has contributed to pollution which is high enough to decrease the quality of Bekasi River water. The impact of the daily activities of the community which becomes a habit such as defecating in any place, does not have a septic tank as a place to defecate, and used bathing water and laundry which are discharged into the drainage channel or directly to the body of water also causes poor levels sanitation in South Bekasi District. Sanitation conditions in South Bekasi District were identified as high risk based on Environmental Health Risk Assessment. Therefore it is necessary to develop a Domestic Wastewater Management System based on the Republic of Indonesia Minister of Public Works and Housing Regulation No. 4 concerning the Implementation of Domestic Wastewater Management Systems in Appendix I. Selected SPALD in South Bekasi District, namely Local Domestic Wastewater Management System Communal scale.Keywords: Sub-district, sanitation level, SPALD.
EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DI WADUK MELATI, KOTA JAKARTA PUSAT Saputra, Mahardika; Hartati, Etih; Halomoan, Nico
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.759 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.2.6

Abstract

Abstrak: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Waduk Melati berfungsi untuk mengurangi beban pencemaran air limbah yang masuk ke dalam waduk yang dapat berpotensi menyebabkan adanya pencemaran air dan berdampak pada kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja IPAL Waduk Melati dengan membandingkan  efisiensi dan kriteria desain unit pengolahan. Data kualitas air dibandingkan dengan baku mutu Permen LH No. 68 Tahun 2016, sedangkan kriteria desain dibandingkan dengan literatur menurut Qasim (1985). Hasil evaluasi terhadap efisiensi unit pengolahan menunjukan parameter total coliform tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Berdasarkan hasil evaluasi unit pengolahan terhadap kriteria desain diketahui bahwa pada unit bar screen yang tidak memenuhi kriteria desain adalah jarak antar bar coarse screen dan jarak antar bar fine screen. Sedangkan pada unit RBC yang tidak memenuhi kriteria desain adalah waktu detensi organic loading rate dan hydarulic loading rate. Pada tangki aerasi yang tidak memenuhi kriteria desain yaitu volumetric loading, rasio makanan terhadap mikroorganisme dan waktu detensi. Dan pada bak sedimentasi yang tidak memenuhi kriteria desain yaitu overflow rate  dan solid loading. Kata kunci: air limbah domestik, IPAL Waduk Melati., RBC, tangki aerasi,Abstract: Wastewater Treatment Plant (WWTP)  Waduk Melati serves to reduce of wastewater pollution loading goes into Waduk Melati that can potentially cause pollution and impact to health. This study aims to evaluate the performance of WWTP, compare againts efficiency and design criteria of the processing unit. Water quality data compared to the quality standard  from Minister of  Environment Regulations No. 68 Year 2016, while the design criteria are compared with the literature according to Qasim (1985). The result of evaluation of treatment units showed the total coliform parameter did not meet the regulation. Based on the evaluation of the processing unit on the design criteria, it is known that on bar screen unit that do not meet the design criteria are the distance between the coarse screen barand the distance between the fine screen bar. While the RBC unit that does not meet the design criteria is the detention time, organic loading rate and hydarulic loading rate. In aeration tanks that do not meet the design criteria of volumetric loading the ratio of food to microorganisms and detention time. And on the sedimentation basin that does not meet the design criteria of overflow rate and solid loading.  Keywords: domestic wastewater, WWTP Waduk Melati, RBC, aeration tank,.
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor SIREGAR, KHAIRIL IRFAN; HARTATI, ETIH; HALOMOAN, NICO
Jurnal Reka Lingkungan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.973 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v8i1.27-37

Abstract

Abstrak Kecamatan Tanah Sareal merupakan Kecamatan terbesar ketiga di Kota Bogor dengan luas wilayah Kecamatan sebesar 1.884 Ha. Jumlah penduduk tahun 2016 di Kecamatan Tanah Sareal sebesar 226.906 jiwa. Terdapat 6 Kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal berstatus risiko tinggi sanitasi. Kecamatan Tanah Sareal akan diproyeksikan menjadi Pusat Kota baru di Kota Bogor. Berdasarkan RTRW Kota Bogor 2011-2031 akan direncanakan sistem penyaluran air limbah domestik dengan sistem offsite sanitasi dengan lokasi IPAL di Kecamatan Tanah Sareal. Sehingga dibutuhkan sistem penyaluran air limbah domestik Kecamatan Tanah Sareal. Tujuan dari perencanaan ini adalah merencanakan jaringan pipa induk  dan lateral sistem penyaluran air limbah domestik di Kecamatan Tanah Sareal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan ini, yaitu proyeksi penduduk, perencanaan jalur, perhitungan debit, perhitungan dimensi pipa, dan perhitungan Rencana Anggaran Biaya. Rancangan umum sistem penyaluran air limbah domestik mengacu pada Master Plan Air Limbah Kota Bogor dengan Periode desain 20 tahun. Jalur perencanaan sistem penyaluran air limbah di Kecamatan Tanah Sareal memiliki total panjang saluran 7.418 m, sistem pengaliran secara gravitasi, diameter pipa induk antara (600-1000) mm, debit minimum sebesar 1,13 m3/detik, waktu pengaliran sampai IPAL 5,88 jam, debit 1.403  L/detik, Manhole yang digunakan sebanyak 424 unit, dan Rencana Anggaran Biaya sebesar Rp. 34.688.256.575,55.Kata kunci: Kecamatan Tanah Sareal, Limbah Domestik, Sistem Offsite Sanitasi.AbstractTanah Sareal Sub-district is the third largest sub district in Bogor City with the area of District is 1,884 Ha. Based on RTRW Kota Bogor 2011-2031 will be built sanitation offsite system with Waste Water Treatment Plan (WWTP) location in Kecamatan Tanah Sareal. The purpose of this plan is to plan the pipeline network and lateral domestic waste water sewerage system in Tanah Sareal Sub-district. The steps taken in this planning are population projection, pipeline planning, water discharge calculation, pipe dimension calculation, and calculation of Budget Plan. The general design of domestic waste water sewerage system refers to Bogor City Wastewater Master Plan. The sewerage system in Tanah Sareal Sub-district has a total length of 7.418 m channel, gravity sewerage system, pipe diameter between (600-1000) mm, minimum discharge of 1.13 m3 / sec, the flow time up to WWTP 5.88 Hour,  flow discharge 1,403 L/sec, Manhole used 424 units, and Budget Plan Rp. 34.688.256.575,55.Keywords: Tanah Sareal Sub-district, Domestic Wastewater, Sanitation Offsite System,.
Analisis Biaya Pengangkutan Sampah Rumah Tangga Eksisting di Kota Cimahi HERYENI, SITI S. ANGGUNISA; PRATAMA, YULIANTI; HALOMOAN, NICO
Jurnal Reka Lingkungan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.062 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v8i1.50-58

Abstract

AbstrakBiaya rerata pengelolaan sampah di Kota Cimahi (2012-2016) mencapai ±13 miliar rupiah dengan penerimaan rerata retribusi sampah hanya ±1 miliar rupiah. Biaya pengelolaan sampah kota dipengaruhi oleh timbulan sampah, dimana sebesar 63% sampah kota berasal dari permukiman dengan penerimaan retribusi sampah (permukiman) rerata (2012-2016) hanya ±784 juta rupiah. Retribusi sampah dipungut untuk membayar jasa pengangkutan sampah. Biaya pengangkutan di Kota Cimahi akan semakin meningkat dikarenakan mulai tahun 2021-2037 TPA Sarimukti akan ditutup dan dialihkan ke TPA Legok Nangka dengan jarak yang lebih jauh, sehingga pada penelitian ini dilakukan analisis biaya pengangkutan sampah rumah tangga eksisting di Kota Cimahi. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif. Analisis biaya pengangkutan dilakukan dengan membandingkan penerimaan retribusi sampah dengan biaya pengangkutan, serta dilakukan perbandingan dengan Kota Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa kontribusi penerimaan retribusi sampah permukiman terhadap biaya pengangkutan hanya 19%, artinya kontribusi penerimaan retribusi sampah relatif kecil dan tidak dapat dijadikan sumber anggaran utama. Kata kunci: Biaya Pengangkutan Sampah, Retribusi Sampah Rumah Tangga, Kota CimahiAbstractThe average cost of solid waste management in Cimahi City (2012-2016) reaches ± 13 billion rupiah with the average revenue of waste levies is only ± 1 billion rupiah. The cost of municipal solid waste management is influenced by waste generation, which 63% of the waste comes from household with average waste collection (household) (2012-2016) is only ± 784 million rupiah. Data analysis method used is descriptive-quantitative. Transportation cost analysis is done by comparing the acceptance of wastecollection with transportation cost, and comparing with Yogyakarta city. Based on the analysis result, it is found that the contribution of waste collection with transportation cost is only 19%, that means the contribution of waste retribution acceptance is relatively small and can not be used as the main budget source. Keywords: Cost of Transportating Waste, Domestic Waste Collection, Cimahi City
Analisis Penentuan Jalur Pipa Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik dengan Weighted Ranking Technique (WRT) di Kecamatan Bogor Tengah SUFINAH ROSADI, WIDHI SALLY; HARTATI, ETIH; HALOMOAN, NICO
Jurnal Reka Lingkungan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1934.175 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v8i1.14-26

Abstract

AbstrakKecamatan Bogor Tengah merupakan pusat pelayanan Kota Bogor dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi di Kota Bogor, yaitu sebesar 128,8 jiwa/ha. Dalam upaya mengelola air limbah domestik, Pemerintah Kota Bogor melalui RTRW Kota Bogor tahun 2011-2031, merencanakan penyaluran air limbah domestik dengan sistem terpusat mengingat tidak memungkinkan setiap rumah memiliki sistem setempat. Pada perencanan ini, dibuat 2 buah alternatif jalur untuk selanjutnya dipilih jalur yang paling sesuai dengan kriteria teknis yang dipersyaratkan. Metode pendekatan yang digunakan adalah Weighted Ranking Technique (WRT). WRT merupakan metode pemilihan alternatif yang didasarkan pada pemberian bobot terhadap parameter. Berdasarkan hasil analisis, terpilih jalur alternatif 1 sebagai jalur pipa terbaik dengan nilai akhir 0,26. Alternatif 1 memiliki rata rata kecepatan minimum 1,69 m3/detik, waktu pengaliran 8,37 jam, biaya pembelian pipa sebesar Rp. 275.670.000,-, luas area terlayani 67,48 %, dan jumlah aksesoris yaitu 123 unit manhole dan 1 unit siphon.Kata kunci: Pemilihan alternatif jalur pipa, sistem terpusat, Weighted Ranking Technique (WRT)AbstractAttached biomass growth is determined by seeding and acclimatization process. The purpose of this research is to know the seeding and acclimation process in anaerobic trickling reactor. The research method used includes the preparation of the tool that is hydrolysis reactor and 3 pieces of anaerobic trickling reactor with different media, as well as the preparation of materials including inoculum and substrate. Parameters measured were density, water content and volatile, C-Organic, NTK, pH, temperature, TAV, COD, and alkalinity refer to SNI and standard methods. The result of this research is when seeding process, pH value 6,87 to pH 7,52, temperature 27oC until 28oC, and third media have average weight gain of 0,5421 gram/medium (rambutan bioball) (12,93 %), 0,7158 grams/medium (spherical bioball) (11,47 %), and 0,0449 gram/medium (media straws) (13,95 %). Steady state acclimatization occurs on the 14th day until the 20th day marked by a constant decrease in COD concentrations. During seeding and acclimatization formed biogas.The conclusion of this research is the seeding and acclimatization process is characterized by the formation of biofilm layer and the decrease of COD concentration.Keywords: Anaerobes, Seeding and Acclimatization, Anaerobic Trickling Reactor
Analisa Hidrologi Untuk Penentuan Metode Intensitas Hujan Di Wilayah Aerocity X Febriani, Linda Aslyah; Wardhani, Eka; Halomoan, Nico
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v1n2.p63-70

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya Intensitas Hujan di kawasan Aerocity X yang kemudian akan dipakai untuk penentuan dimensi saluran drainase di Aerocity X. Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan persatuan waktu. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadian. Intensitas curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan debit banjir rencana. Perhitungan dilakukan menggunakan data curah hujan yang terdapat pada pos pengamatan hujan disekitar Aerocity X, yaitu pos hujan Pakubeureum TAMBEN, Jatiwangi TAMBEN, dan Kadipaten TAMBEN. Nilai intensitas hujan didapatkan dengan mengubah data curah hujan harian maksimum menggunakan metoda statistik yang umum digunakan dalam aplikasi hidrologi, yaitu metode Van Breen, Bell Tanimoto, dan Hasper Der Weduwen. Besarnya intensitas hujan yang diperoleh di subtitusikan kedalam rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dan dibandingkan dengan harga intensitas hujan awal kemudian dipilih metode yang mempunyai nilai standar deviasi terkecil. Hasil perhitungan menunjukan bahwa metode intensitas hujan yang terpilih adalah Metode Van Breen dengan Persamaan Talbot dengan PUH 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. 
IDENTIFIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH PASAR SEDERHANA Aditya Wicaksono; YULIANTI PRATAMA; NICO HALOMOAN
Jurnal Reka Lingkungan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v7i1.47-55

Abstract

ABSTRAK                                                   Pasar Sederhana merupakan salah satu pasar yang berada di Kecamatan Sukajadi dimana sangat dekat dengan pemukiman dan berpotensi menimbulkan masalah di lingkungan sekitar ketika tidak ditangani dengan benar. Mengacu pada undang- Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, salah satu cara yang efektif dalam mengurangi jumlah timbulan sampah dari sumbernya di antaranya berupa memanfaatkan kembali sampah dengan teknologi yang dapat membuat sampah memiliki nilai baik ekonomi maupun fungsi. Maksud dari studi ini adalah mengidentifikasi komposisi, timbulan dan karakteristik sampah di lokasi penelitian, untuk menentukan teknologi pengolahan yang tepat sehingga mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA.  Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan obesrvasi, wawancara dan pengukuran dilapangan. Hasil observasi dan wawancara, Pasar Sederhana melakukan pengelolaan dimulai dari pewadahan sampah sampai pemindahan sampah dari wadah kedalam bak kontainer, untuk pengangkutan dilakukan oleh pihak PD.Kebersihan. Sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik sebesar 84%, satuan timbulan sampah sebesar 0,609 Kg/m2/hari dan densitas sebesar 0,178 kg/l. Dari pengukuran karakteristik didapat kadar air sebesar 77%, karbon organik 43,55%, NTK 0,18% dan rasio C/N 242 Berdasarkan pengukuran, sampah pasar sederhana memiliki potensi dimanfaatkan baik sebagai bahan baku pengomposan atau bahan baku biodigester. Tetapi dibutuhkan pre-treatment agar sampah pasar sederhana dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengomposan ataupun biodigester. Kata Kunci : pengolahan sampah,  pengukuran , Pasar Sederhana. 
PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN DRAINASE DI KECAMATAN HAMPARAN RAWANG, KOTA SUNGAI PENUH Rafianda Adela Putra; Eka Wardhani; Nico Halomoan
ENVIROSAN : Jurnal Teknik Lingkungan Vol 2, No 2 (2019): ENVIROSAN Desember 2019
Publisher : Universitas Kebangsaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/ejtl.v2i2.401

Abstract

Hamparan Rawang District is one of the Districts in Sungai Penuh City that has floods. This indicates that the available drainage channels have not been able to cope with excess water due to flooding/inundation still occurring. Therefore it needs to be related to the causes of flooding in the Hamparan Rawang District. As a method used to use fact analysis and the relationships that occur in the field related to factors that cause floods. Based on the results of the causes of flooding in the Hamparan District, heavy and continuous rainfall, inadequate drainage system capacity and drainage channels are clogged with garbage. Keyword: flood, Drainage canal, Hamparan Rawang District
PENAPISAN PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DOMESTIK KECAMATAN BEJI, KOTA DEPOK Albyant Sastra Wiguna; Eka Wardhani; Nico Halomoan
ENVIROSAN : Jurnal Teknik Lingkungan Vol 2, No 2 (2019): ENVIROSAN Desember 2019
Publisher : Universitas Kebangsaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/ejtl.v2i2.397

Abstract

One of the cities in West Java that is in dire need of attention on environmental problems is Depok City. Based on the Environmental Health Risk Assessment (EHRA) of Depok City of 2011, Kukusan Village, Beji Sub District is determined into the category of very high sanitation risk, for Kelurahan Pondok Cina, Bejitimur, and Tanah Baru is at the high risk on sanitation problems. The village of Beji and Kemirimuka is in the category of medium. In the year 2015 Beji District has 495 KK that still does not use toilets or latrines, 29 KK are still using insecure latrines, and 43,522 KK are already using a septic tank. On the update of the EHRA study , in reviewing from the time it takes of the manufacture and discharge of the septic tank. In 2015, Beji District had 29.66% that are already 5-10 years old, 42.90% had been more than 10 years, and 70.34% was never discharged. To overcome some of these problems it requires the construction of the domestic waste water management system or Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) with consideration of filtering according to the regulation of the Minister of Public Works and People's Housing Republic of Indonesia No. 4, 2017 on the implementation of domestic waste water management system. Based on the results of filtering, Beji subdistrict does not meet the requirements of the filtering of centralized domestic wastewater management system or Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) according to regulations but there is quality improvements that makes Beji district can be considered for SPALD-T Keywords: Beji District, Screening, Domestic Wastewater Management System