Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI SEKALI PAKAI DARI KEGIATAN RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT Firman Hadi Santoso; Nico Halomoan
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 8, No 1 (2022): MARET 2022
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v8i1.13032

Abstract

Jenis sampah B3 rumah tangga yang sering ditemukan yaitu baterai sekali pakai. Masyarakat umumnya membuang limbah baterai bercampur dengan sampah domestik. Menurut Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 limbah baterai termasuk B3 karena di dalamnya mengandung logam berat, sehingga memerlukan pengelolaan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Penelitian ini akan mengevaluasi pengelolaan limbah baterai sekali pakai dari kegiatan rumah tangga di Kota Bandung dan merencanakan sistem pengelolaan limbah baterai yang sesuai bagi rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Krejcie dan Morgan. Bentuk penelitian yang dilakukan yaitu membagikan kuesioner online kepada 121 keluarga di Kota Bandung dengan teknik simple random sampling. Hasil analisis menunjukkan sebesar 81% masyarakat Kota Bandung belum mengetahui cara membuang limbah baterai dengan benar. Sistem pengelolaan limbah baterai yang direncanakan, yaitu limbah baterai yang tidak dapat digunakan oleh masyarakat dapat dibawa ke tempat khusus yang ditetapkan oleh industri baterai. Di tempat tersebut masyarakat dapat mengembalikan baterai bekas dan mendapatkan baterai baru dengan harga yang lebih murah dari harga normal. Industri baterai akan mengambil baterai bekas di tempat tersebut untuk diolah kembali. Kata kunci: Baterai, B3, Pengelolaan, Rumah Tangga. The most common type of B3 household waste is primary batteries. People generally dispose of battery waste mixed with domestic waste. According to Government Regulation No. 22 of 2021 batteries are classified as B3 waste because they contain heavy metals, so it requires specific management so as not to contaminate the environment. This research will evaluate the management of primary battery waste from household activities in Bandung City and plan a battery waste management system for households. The research method used is the descriptive qualitative method. Determination of the number of samples using the formula Krejcie and Morgan. The form research carried out is distributing online questionnaires to 121 families in the city of Bandung with a simple random sampling technique. The results of the analysis show that 81% of the people in Bandung don't know how to properly dispose of battery waste. The planned battery waste management system, battery waste that cannot be used by the public can be carried to a place specified by the battery industry. In these places, people can return battery waste and get new batteries at a lower price than the normal price. The battery industry will take battery waste at the site to be reprocessed. Keywords: Battery, B3, Household, Managemen.
KAJIAN TIMBULAN SAMPAH POPOK SEKALI PAKAI DI KABUPATEN KARAWANG Rae Ahmad Parinsa; Nico Halomoan
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 8, No 1 (2022): MARET 2022
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v8i1.12992

Abstract

Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia, jenis timbulan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga semakin beragam, salah satunya adalah popok sekali pakai, jenis sampah ini membutuhkan perhatian yang besar dalam pengelolaan sampah popok sekali pakai. Sampah popok sekali pakai mengandung kotoran manusia yang dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan.  Kabupaten Karawang dengan penduduk yang semakin bertambah dengan timbulan sampah 904,93 ton/hari, timbulan sampah popok menjadi salah satu timbulan dari kegiatan rumah tangga di Kabupaten Karawang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui timbulan sampah popok sekali pakai dari rumah tangga di Kabupaten Karawang, Metode yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah yaitu mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah. Timbulan sampah popok sekali pakai di Kabupaten Karawang rata-rata berdasarkan golongan pendapatan ekonomi yaitu sebesar 0,540 kg/o/h untuk golongan pendapatan rendah, pendapatan sedang sebesar 0,578 kg/o/h, pendapatan tinggi sebesar 0,673 kg/o/h dan pendapatan sangat tinggi sebesar 0,562 kg/o/h. Untuk jumlah timbulan sampah popok sekali di Kabupaten Karawang setiap harinya sebanyak 101.083,964 Kg/hari atau sebanyak 101,08 ton/hari dan/atau 1212,902 m3/hari. Dengan jumlah popok sekali pakai sebesar ini diperlukan pengelolaan lebih lanjut.  Kata Kunci: Kabupaten Karawang, Popok Sekali Pakai, Sampah, Timbulan Sampah. Solid waste is a residual of human activities, the types of waste generated by households are increasingly diverse, one of which is disposable diapers, this type of waste requires great attention in managed disposable diaper waste. Disposable diaper waste contains human waste which can have a negative impact on the environment. Karawang Regency with an increasing population with 904.93 tons/day of waste generation, the generation of diaper waste is one of the generation from household activities in Karawang Regency. The purpose of this study was to determine the generation of disposable diaper waste from households in Karawang Regency. The method used in measuring waste generation was referring to SNI 19-3964-1994 regarding methods of taking and measuring samples of waste generation and composition. The average disposable diaper waste generation in Karawang Regency based on economic income group is 0.540 kg/p/d for low income group, medium income is 0.578 kg/p/d, high income is 0.673 kg/p/d and very high income. height of 0.562 kg/o/h. For the amount of diaper waste generated once in Karawang Regency every day is 101,083.964 Kg/day or as much as 101.08 tons/day and/or 1212.9 m3/day. With this large number of disposable diapers, further management is needed. Keywords: Disposable Diaper, Karawang Regency, Solid Waste, Waste Generation.
Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan di Rusunami X dengan Aspek Konservasi Air Amda Rahman; Eka Wardhani; Nico Halomoan
Jurnal Serambi Engineering Vol 6, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v6i3.3115

Abstract

Flat X will be built to meet the demand for  simple and affordable homes  in Sumedang Regency. The construction of an apartment must be equipped with adequate plumbing for clean water and wastewater so  that the health of the residents is maintained. The purpose of this research is to plan the need for clean water, including the calculate dimensions of the  groundwater reservoir , roof reservoir,  and clean water pipe  and calculate  wastewater discharges ( grey  and black water) and calculate the use  of greywater recycling.  Recycled water is used in the rinsing  and watering of plants. Research  results for   a flat population that can reach  3,658 people, the total requirement for  clean water which  is 311 m3/day, the volume of underground reservoir  1 and 2 each 352 m3 and 165 m3. The volume of roof reservoir  1 and 2 is  42 m3 and 34 m3, respectively. The diameter of the r first class clean water pipe has a range of 20-25 mm, the diameter of the  second class clean water pipe has a range of 25-25 mm, pipe diameter greywater has a range from  48-60 mm, pipe diameter black water range 48-114 mm. Greywater treatment is carried out using a Sewage Treatment Plant (STP) which has a volume of 200 m3. The results of the treatment efficiency  are 80%, so the recycling process is capable of  saving  51% of clean water.
Evaluasi Sistem Drainase Di Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi Josua Parmonangan Sinaga; Nico Halomoan
Jurnal Serambi Engineering Vol 7, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v7i1.3884

Abstract

Rawalumbu District has 8 locations of puddle around the area, i.e. Sepanjang Jaya RW 4, Cut Meutia Street, Bumi Bekasi Baru Utara, Pondok Hijau Permai, Pondok Hijau Permai 2, Narogong Jembatan 0 Housing Area, Rawalumbu Housing Area, and across of Trisakti University. There is some reasons why this puddle happened, such as shallow happened in drainage channels, some area doesn’t have drainage channels, wastes stuck in drainage channels, and elevation of some streets lower than drainage channels. The purpose of this research is for evaluates the problem that occur in drainage channels that spread around Rawalumbu District, so puddle doesn’t happen again. This thesis method uses quantitative analysis, when analyzing the existing problems. According to the evaluation result, there is 2.206 channels that overflow and 91 channels that working normally. There is some methods to reduce puddle such as: changing channels that had problems and digging some clay in drainage channels. Sustainable drainage system in this research is planned for controlling the puddle with the help of infiltration wells, there is 34.587 infiltration wells that planned in this research.
Pemilihan Daerah Pelayanan Sampah di Bandung Utara Berdasarkan Parameter Daerah Prioritas SNI-19-2454-2002 Lutfi Adhari; Yulianti Pratama; Nico Halomoan
Jurnal Serambi Engineering Vol 5, No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v5i4.2333

Abstract

The North Bandung Service Area (WP) is a waste WP which has a service level in 2017 of 79.5%, there are still some unserved areas. Each North Bandung WP has different regional characteristics, so according to previous research, service areas were formed using the cluster analysis method to classify regions based on regional characteristics in order to support the target service level of 90%. The purpose of this planning is for the development of previous research by planning the existing priority service area waste management system as an effort to achieve the target of waste services in WP North Bandung. The selection of priority areas is based on the parameters for determining priority areas for SNI 19-2454-2002. This research is expected to solve the problem of waste management system in WP North Bandung.
Pengaruh Variasi Laju Alir Massa Karbondioksida Terhadap Produksi Mikroalga Scenedesmus obliquus pada Fotobioreaktor Nico Halomoan; Astri R Nugroho
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v1i3.1776

Abstract

ABSTRACTThe fixation of carbon dioxide (CO2) by microalgae is seen as an economical and environmentally friendly way to reduce CO2 emissions. Variations in the CO2 mass flow rate were carried out to asses the effectiveness of CO2 biofixation on the production of microalgae through microalgae Scenedesmus obliquus activity in bubble column photobioreacters through the mass transfer process. The amount of microalgae production is one of the common parameters that are often used to assess the performance of photobioreactors in addition to CO2 removal efficiency. The microalgae growth rate was measured by measuring the concentration of biomass and cell density, concentration of CO2 input, CO2 output, dissolved CO2 with acidity alkalinity test. The flow rate used is 2 L/ min, 5 L/min and 8 L/min, concentrations of CO2 (v/v) flowed into the photobioreactor f 2%, 5% and 10%. The results showed that variation of flow rate influenced growth rate and cell density of microalgae Scenedesmus obliquus.Keywords: carbon dioxide, flow rate, photobioreactor, Scenedesmus obliquusABSTRAKFiksasi karbondioksida (CO2) oleh mikroalga dipandang sebagai cara yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi CO2. Variasi laju alir massa CO2 dilakukan untuk mengkaji efektivitas biofiksasi CO2 terhadap produksi mikroalga melalui aktivitas mikroalga Scenedesmus obliquus dalam fotobioreaktor kolom gelembung dengan proses perpindahan massa. Jumlah produksi mikroalga merupakan salah satu parameter umum yang sering digunakan untuk menilai kinerja photobioreaktor selain efisiensi penyisihan CO2. Dalam mengkaji keterkaitan tersebut dilakukan pengukuran laju pertumbuhan mikroalga dengan mengukur kandungan konsentrasi biomassa dan kepadatan sel, diukur konsentrasi CO2 input, CO2 output, CO2 terlarut dengan uji asidi alkalinitas. Laju alir yang digunakan adalah 2 liter/menit, 5 liter/menit dan 8 liter/menit, konsentrasi CO2 (v/v) yang dialirkan ke dalam fotobioreaktor yakni 2%, 5% dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi laju alir mempengaruhi laju pertumbuhan dan kepadatan sel mikroalga Scenedesmus obliquus.Kata kunci: karbon dioksida, laju alir, fotobioreaktor, Scenedesmus obliquus
The Potential For Implementing Zero Waste Practices Based on the Composition of Domestic Waste in The Hospital (Case study: Bandung Adventist Hospital) Nico Halomoan
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v5i1.91-100

Abstract

ABSTRAKRumah Sakit Advent Bandung sebagai salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung dalam kegiatannya menghasilkan sejumlahsampah medis dan sampah domestik. Sampah domestik rumah sakit meningkat dengan bertambahnya jumlah rumah sakit. Inisiatif zero waste berpotensi mengurangi limbah yang akan dibuang keTPA. Limbah padat yang dihasilkan terdiri dari berbagai komposisi yang dapat digunakan untuk mencari potensi reduksi, penggunaan kembali atau daur ulang. Penghitungan timbulan limbah padat domestik dilakukan dengan pendekatan SNI 19-3964-1994, sampel diambil dari dapur dan non dapur. Komposisi sampah dipilah menurut jenis dan potensi zero waste dilihat dari komposisinya. Sampah yang dihasilkan rumah sakit adalah 0,39 kg / tempat tidur / hari untuk dapur, 1,08 kg/bed/hari untuk non dapur dan untuk semua sumber sampah sebanyak 1,47 kg /bed/ hari, lebih rendah dari standar WHO 3,2 kg/bed/hari. Komposisi sampah adalah plastik(17,66%) kertas (8,25%), sampah organik (43,99%), logam (0,41%), karton (9,37%), residu (17,61%) dan lain-lain. (2,71%). Rumah Sakit Advent Bandung telah memulai beberapa upaya untuk minimasi pemborosan. Penerapan zero waste dengan pemisahan sampah selanjutnya dapat diolah sesuai dengan karakteristik masing-masing jenis sampah. Sampah plastik, kertas dan karton dapat dipisahkan untuk didaur ulang. Sampah organik berupa sisa-sisa makanan seperti beras dapat dipisahkan untuk pakan ternak, dicerna dan dibuat kompos.Kata kunci: komposisi, rumah sakit, sampah domestik,minimasi, zero-waste ABSTRACTBandung Adventist Hospital as one of the private hospitals in Bandung City in its activities produces subtantial amount of medical and domestic solid waste. The hospital's domestic solid waste increases with the increase in the number of hospitals. Zero waste initiative can potentially reduce waste to be disposed of in the TPA. The resulting solid waste consists of various compositions that can be used to seek potential for reduction, reuse or recycling. Domestic solid waste generation is calculated using the SNI 19-3964- 1994 approach, samples are taken from kitchens and non-kitchens. The composition of waste is sorted by type and the potential for zero waste seen from the composition. The waste generated by hospital is 0.39 kg/bed/day for kitchen, 1.08 kg/bed/day for non-kitchen and for all source of waste total 1.47 kg/bed/day, lower than the WHO standard 3.2 kg/bed /day. The composition of the waste were plastic (17.66%), papers (8.25%), organic waste (43.99%), metal (0,41%), cardboard (9,37%), residue (17,61%) and others (2,71%). Bandung Adventist Hospital has started several efforts to minimize waste. Zero waste application with separated waste can then be processed according to the characteristics of each type of waste. Plastic, paper and cardboard waste can be separated for recycling. Organic waste in the form of food scraps such as rice can be separated for animal feed, digested and composted.Keywords: composition, hospital, domestic waste, minimize, zero-waste,  
STRATEGI PENANGANAN SANITASI DI PERMUKIMAN KUMUH DENGAN PENDEKATAN PARTISIPASI STAKEHOLDER (STUDI KASUS KOTA BIMA, NUSA TENGGARA BARAT) David Christian Hutagaol; Prayatni Soewondo; Dion Awfa; Ahmad Soleh Setiyawan; Prasanti Widyasih Sarli; Nico Halomoan
Jurnal Reka Lingkungan Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v11i3.246-257

Abstract

ABSTRAKKebutuhan akan sanitasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai bagian dari upaya perlindungan kesehatan dan mendorong peningkatan ekonomi melalui peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten/kota untuk mengimplementasikan program sanitasi di Indonesia. Kota Bima sebagai lokasi studu dengan permasalahan sanitasi perlu didukung oleh stakeholder. Penelitian ini dapat melengkapi dokumen yang sudah dibuat. Penelitian ini dilakukan dengan metode campuran atau mixed method yang dilakukan secara kualitatif pada metode Stakeholder Analysis (SA) dan metode kuantitatif pada metode Social Network Analysis (SNA). Stakeholder Analysis dilakukan dengan focus group discussion (FGD) sedangkan Social Network Analysis dilakukan berdasarkan kuesioner yang diisi oleh peserta FGD saat acara FGD berlangsung. Hasil rangkaian penelitian di Kota Bima: teridentifikasi 52 stakeholder yang memiliki kepentingan terkait sanitasi di permukiman kumuh; terpetakan ada 8 key actors, 7 important actors, 6 interested actors, dan 9 additional actors ; teridentifikasi 4 influential stakeholders yang juga adalah key actors. Secara umum kekohesifan (density) semua jenis kerja sama pada Kota Bima tidak cukup baik, yaitu 7,7%. Diperlukan peningkatan kerja sama dengan Perusahaan Swasta, Masyarakat, dan Akademisi untuk penanganan sanitasi di permukiman kumuh Kota Bima. Kata kunci: sanitasi, kawasan kumuh, stakeholder analysis, social network analysis, Kota Bima ABSTRACTThe need for sanitation is one of the basic human needs as part of efforts to protect health and encourage economic improvement to increase the capacity of district/city governments to implement sanitation programs in Indonesia. Bima City as a study location with sanitation problems needs to be supported by stakeholders. This research was carried out using mixed methods which were generally carried out qualitatively using the Stakeholder Analysis (SA) method and quantitatively using the Social Network Analysis (SNA) method. Stakeholder Analysis was carried out using a focus group discussion (FGD) while Social Network Analysis was carried out based on a questionnaire filled out by FGD participants during the FGD event. The results of research series in Bima City: identified 52 stakeholders who have an interest in sanitation in slum settlements; there are 8 key actors, 7 important actors, 6 interested actors, and 9 additional actors; there are 4 influential stakeholders who are also key actors. In general, the cohesiveness (density) of all types of cooperation in Bima City is not good enough, namely 7.7%. There is a need to increase cooperation with private companies, communities and academics to handle sanitation in Bima City slums. Keywords : sanitation, slum area, stakeholder analysis, social network analysis, Bima City
Edukasi Pengolahan Sampah Organik menjadi Produk Ecoenzim yang Ramah Lingkungan di RW 07 Desa Jayamukti Nurhidayanti, Nisa; Halomoan, Nico; Rezeki, Fitri; Dhora Jati, Erwika; Ismi Trialfhianty, Tyas
JPMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): JPMAS (Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PT Kimshafi Alung Cipta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya untuk mengolah sampah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu melalui pembuatan eco enzim. Prinsip proses pembuatan eco enzim hampir sama dengan pembuatan kompos, namun ditambahkan air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan. Sampah rumah tangga yang dihasilkan di RW 07 terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik dikumpulkan melalui Bank sampah warga yang selanjutnya dijual ke pengepul dan penghasilannya dapat dijadikan uang kas warga di setiap RT. Sedangkan sampah organik yang dihasilkan berupa limbah sayuran dan kulit buah belum dimanfaatkan karena langsung dibuang ke tempat sampah. Kegiatan pengabdian ini meliputi empat tahapan yaitu perencanaan pengelolaan sampah organik, koordinasi tim pengabdi dengan pihak Ketua RW 07, sosialisasi pembuatan ecoenzim kepada Ibu-Ibu PKK RW 07 dan evaluasi hasil pengabdian. Kegiatan pengabdian telah dilaksanakan dengan respon yang baik dari masyarakat yaitu hasil pengisian angket kegiatan menunjukkan sebanyak 96,87% warga yang tertarik dengan eco enzim, 90,62% warga akan membuat eco enzim di rumah, 87,50% warga ingin mengembangkan bisnis dari produk eco enzim, 96,87% warga ingin memanfaatkan produk eco enzim dalam aktivitas rumah tangga dan 84,38% warga menyatakan memiliki ketersediaan waktu untuk membuat eco enzim.
Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Anorganik menjadi Produk Ramah Lingkungan Ecobrick di Desa Jayamukti, Cikarang Pusat Jati, Erwika Dhora; Nurhidayanti, Nisa; Suwazan, Dhonny; Halomoan, Nico; Rezeki, Fitri
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v5i2.1435

Abstract

Kesadaran tentang pengelolaan sampah rumah tangga di Indonesia menjadi salah satu persoalan mendesak dan memerlukan perhatian lebih. Khususnya di daerah padat penduduk, sampah rumah tangga perlu dikelola lebih bijaksana untuk meminimalisir pencemaran lingkungan yang sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga. Edukasi tentang pengelolaan sampah anorganik rumah tangga dilakukan di Desa Jayamukti, Cikarang Pusat, yang merupakan daerah padat penduduk. Pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah anorganik rumah tangga melalui pembuatan ecobrick, produk ramah lingkungan yang dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini meliputi sosialisasi mengenai dampak sampah anorganik, simulasi sederhana pembuatan ecobrick, dan sesi saran dan tanggapan terhadap edukasi yang telah disampaikan. Terdapat hal-hal positif yang dicatat dalam pelaksanaan pengabdian ini, antara lain peningkatan kesadaran lingkungan warga terkait pengolahan sampah menjadi produk ekonomis dan ketrampilan baru untuk warga RW 007 di Desa Jayamukti Kecamatan Cikarang Pusat.