Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG TERIGU TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA BROWNIES KUKUS Suyatno, Suyatno; Dasir, Dasir; Tamba, Khairunissa BR
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 14, No 1 (2025): Edible : Jurnal penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v14i1.9988

Abstract

Inovasi dalam pengolahan produk pangan sering kali melibatkan modifikasi komposisi bahan dasar untuk menghasilkan tekstur dan cita rasa yang optimal. Tepung tapioka dan tepung terigu merupakan dua jenis tepung yang umum digunakan dalam produk berbasis kukus, di mana masing-m3asing memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda. Tujuan penelian ini untuk melihat pengaruh perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu terhadap sifat fisik dan kimia brownies kukus dan formulasi terbaik. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan lima perlakuan perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu yaitu 90 % : 10 % (T1), 70 % : 30 % (T2), 50 % : 50 % (T3), 30 % : 70 % (T4) dan 10 % : 90 % (T5) yang diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati yaitu kadar air, kadar gula total dan volume pengembangan brownies kukus yang dihasilkan. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNJ dengan taraf signifikansi 5 % dan 1 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu berpengaruh sangat nyata terhadap kadai air, kadar gula total dan volume pengembangan brownies kukus. Perlakuan T5 merupakan perlakuan dengan nilai rata – rata tertinggi baik kadar air (33.67), kadar gula total (37.54), dan volume pengembangan (6.00) dan perlakuan T1 merupakan perlakuan dengan nilai rata – rata terendah baik kadar air (33.63), kadar gula total (35.29), dan volume pengembangan (3.79).
NUTRITION AND FOOD PROCESSING USING THERMAL PROCESS METHODS Syah Putra, Nico; Alhanannasir , Alhanannasir; Dasir, Dasir; Nur Fadillah, Muhammad
SciencePlus Vol. 1 No. 1 (2025): SciencePlus
Publisher : Barkah Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2025/sp.v1i1.2

Abstract

Food processing uses thermal processes to maintain product preservation by killing spoilage microbes and pathogens, improving sensory quality, heating products, increasing the digestibility of proteins and carbohydrates, and destroying unnecessary ingredients. Thermal process techniques are preservation techniques that use high temperature and pressure to kill bacteria and pathogens in hermetically packaged foods by applying high heat over 100 degrees Celsius for a certain period of time. To maintain the safety of food products, thermal processing is one of the food processing processes that inactivate microbes in food. Excessive thermal processing can damage nutritional components and reduce the sensory quality of the product. in addition to killing microbes, thermal processing must consider the quality of the final product by minimizing quality damage.
KARAKTERISTIK FISIK, AROMA DAN PROTEIN PEMPEK LENJER DENGAN METODE FREKUENSI PENCUCIAN AIR ES Alhanannasir, Alhanannasir; Dasir, Dasir; Belasanjaya, Derta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Teknik dan Rekayasa & Bidang Tekni
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menentukan frekuensi pencucian ikan dengan air es terhadap kekenyalan, aroma dan protein pempek lenjer. Pempek merupakan salah satu makanan khas di Kota Palembang Sumatera Selatan. Ikan sebagai bahan utama pempek dilakukan pencucian (leaching) setelah dilakukan penggilingan. Pencucian daging ikan dengan air es dengan frekuensi tertentu dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan gel, menghilangkan sebagian besar komponen yang larut dalam air, darah (pigmen), penyebab bau, dan dapat meningkatkan kualitas aroma. Daging lumat ikan tenggiri pasir (filet/surimi) dicuci/leaching dengan air es perbandingan 1 : 3 (bahan : air) sesuai perlakuan (tanpa pencucian, satu kali, dua kali, tiga kali dan empat kali) selama 10 menit untuk masing-masing proses pencucian dengan metodologi Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial uji Beda Nyata Jujur, uji Freidman, dan uji Tukey. Secara statistik diperoleh bahwa frekuensi pencucian berpengaruh sangat nyata terhadap protein, dan berpengaruh nyata terhadap kekenyalan dan aroma. Dari hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan frekuensi F4 (pencucian 4 kali) bahwa tingkat kesukaan aroma (4,60) sangat suka, dan tingkat kekenyalan (9) lebih tinggi dari perlakuan lainnya, dan kadar protein lebih rendah dari perlakuan lainnya dan terjadi penurunan rata-rata 3,98%. Pembuatan pempek lenjer dengan frekuensi pencucian filet dengan air es dihasilkan pempek yang beraroma tidak amis dan lebih kenyal.
Chemical and Organoleptic Characteristics of Pempek Using Different Ratios of Lampam Fish Surimi and Tapioca Flour Dasir, Dasir; Suyatno, Suyatno; Amnes, Putri Anisa
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 14 No. 5 (2025): October 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtepl.v14i5.1882-1892

Abstract

The use of lampam fish as a raw material for pempek is a new effort to overcome the high cost of snakehead fish. The study aims to determine the chemical and organoleptic characteristics of pempek using a comparison of lampam fish surimi with tapioca flour. The study was conducted in the laboratory of the Muhammadiyah University of Palembang and the Agricultural Product Technology laboratory, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University from December 2023 to February 2024. The study used a non-factorial randomized block design with five treatment levels, namely P1 (surimi 250 g:tapioca flour 350 g), P2 (surimi 300 g:tapioca flour 350 g), P3 (surimi 350:tapioca flour 350 g), P4 (surimi 400 g:tapioca flour 350 g), P5 (surimi 450 g:tapioca flour 350 g) with three replications. The research parameters include analysis of protein content and water content, organoleptic tests of color, aroma, taste, and elasticity. The results showed the highest protein content in P5 at 23.37% ± 0.10, and the highest water content in P5 at 59.11% ± 0.35. The highest level of preference for color was 4.28 ± 1.06 (like), aroma was 3.76±1.54 (rather like), taste was 3.84 ± 0.72 (rather like) and elasticity was 3.92± 1.00 (rather like) in P5.
SOSIALISASI PEMBUATAN MESIN TETAS TELUR DI TERAS LITERASI PLAJU DARAT PALEMBANG Yuniarti, Erliza; Dasir, Dasir; Sofiah, Sofiah; Rahmalia Putri, Anaindita
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 10 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i10.3504-3510

Abstract

Usaha peternakan unggas sangat menjanjikan sehingga terus berkembang seiring pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan  usaha peternakan berkaitan dengan permintaan  daging khususnya ayam pedaging dan telur. Permintaan akan  unggas saat ini dipenuhi oleh  ayam boiler, bebek dan ayam kampung terutama di daerah perkotaan. Tujuan kegiatan untuk membantu mitra mengatasi permasalahan yang dihadapi  dalam menjalankan usaha peternakan unggas dengan mensosialisasikan dan pendampingan pembuatan mesin tetas telur. Tahapan  kegiatan dilaksanakan meliputi, tahap awal program adalah  persiapan dengan melakukan survei lokasi, pembuatan program kerja bersama-sama dengan pengelola Teras Literasi Palembang sebagai mitra dan ketua Rukun Tetangga (RT), pembuatan alat bersama dengan warga dan mahasiswa yang terlibat, sosialisasi dilaksanakan setelah alat mesin tetas telur berhasil dibuat, pendampingan kegiatan dan evaluasi.  Hasil kegiatan adalah sebagai berikut: a) peserta dapat mengerti peralatan dan bahan yang dibutuhkan, untuk pembuatan mesin tetas b) peserta dapat memahami fungsi mesin tetas dan prinsip kerja mesin tetas c) peserta tertarik dan mampu membuat rancangan mesin tetas sesuai dengan kebutuhan penetasan d) tersedianya 1 (satu) buah mesin  telur berkapasitas 50 butir untuk dipergunakan oleh masyarakat. Program sosialisasi dan pendampingan dapat diterima oleh masyarakat, semangat gotong royong dan kebersamaan antara warga, dosen dan mahasiswa dalam pembuatan alat, diharapkan meningkatkan pemahaman  dan kesejahteraan masyarakat.