Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Peran Orangtua dalam Krisis Remaja Peter, Ramot
Humaniora Vol 6, No 4 (2015): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v6i4.3374

Abstract

Crisis in youth will impact his/her personal growth, attitude, and negative sense in emotional response. The negative sense in emotional response will drive his/her action to do bad things and will disturb his/her life. To understand the negative emotional attitude when youth facing crisis, parents need to understand the crisis period, the roles, and the responsibilities of parents to help the youth overcome the crisis. The explanation is given by using qualitative data analysis and conducted concurrently with gathering data, making interpretations, and writing report. The study shows the negative emotional response of youth will impact the negative attitudes and actions. In this case, parents must guide the youth for spiritual mindsets in order to affect positive emotional attitudes and actions. The positive spiritual action will be reflected by understanding the God’s Words in solving the problem, finding the way out, and overcoming the crisis. Hence, the youth crisis is not a disaster, but the reflection to reach the positive improvement. 
Sikap Emosional Ketika Menghadapi Krisis Peter, Ramot
Humaniora Vol 5, No 2 (2014): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v5i2.3181

Abstract

Crisis is part of life that cannot be avoided but must be overcome. A crisis tends to cause problems and will have an impact on emotional attitude that should be taken. Most people face a crisis with a negative attitude because they consider the presence of crisis as obstacle in life. Negative emotional attitude will bring people to action breakout, even worse, actions that will make life more miserable. In accordance with the will of God, we are expected to overcome the crisis, though it is a barrier in life, with a positive emotional attitude supported by the spiritual attitude so that the crisis has positive impact. Spiritual attitude shows that someone who understands God's word and will for sure be able to resolve the problem, find a way out or strength to face the crisis. So, the crisis is not the bottleneck of life but a turning point towards improvement that gives goodness. 
Memahami dan Mengatasi Krisis Menjadi Peluang Peter, Ramot
Humaniora Vol 4, No 2 (2013): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v4i2.3546

Abstract

All human must face some crisis in their lives and none can get rid off. Some of them will consider the crisis as a threat that will distress and make their lives insecured. The assumption will happen to the ones who do not comprehend the crisis indeed and can not overcome it. This article discusses: fundamental understanding of crisis, causal factors, types of crisis, and suggestions to avoid distress. This is a kind of library research which sources of information are taken from books, articles, and the writer?s opinions. The purposes of this article are to open someone?s mind and to overcome the crisis. These bring someone to get rid off distress. Having good understanding of crisis and encountering the crisis as a good experience impact to release from distress and to create opportunities. 
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MEMBANGUN WAWASAN KEBANGSAAN MENGHADAPI ISU INTOLERANSI DAN RADIKALISME Peter, Ramot
VOX DEI: Jurnal Teologi dan Pastoral  Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.082 KB) | DOI: 10.46408/vxd.v1i2.13

Abstract

The issues of intolerance and radicalism have penetrated the dimensions of education in Indonesia. The bad behavior of students that leads to intolerance and radicalism has disturbed the life of the nation. The government is addressing these problems by launching a character education program and a mental revolution movement. These programs and movements have not had a maximum impact so they need to involve the world of education. This research needs to be done to identify students' understanding of the importance of PAK learning in the context of building a national character; find students' understanding in addressing the dangers of radicalism and intolerance; and, providing alternative solutions to form a nationalistic character in preventing intolerance and radicalism. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive-analytical approach using various data obtained through interviews and questionnaires as primary and secondary data through books, journals, magazines, newspapers and other relevant sources. After an unstructured interview, counseling was carried out for enrichment and further distribution of questionnaires to students. The research was conducted at the Asih Lestari Jakarta Orphanage on the residents of the orphanage called students of various levels and ages. The results of the questionnaire data collection show that: first, students understand with confidence that PAK learning is very supportive of building national-minded character; second, students are able to express attitudes towards the dangers of intolerance and radicalism; third, the formation of a national-minded character as an effort to support the mental revolution movement and alternative solutions to prevent intolerance and radicalism. Thus, all Christian Education is expected to be able to develop PAK learning as a means of building nationalistic character so that students have a nationalistic attitude to prevent the dangers of intolerance and radicalism.
Keberagaman Bahasa dan Budaya Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia Peter, Ramot; Simatupang, Masda Surti
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 9 No. 1 (2022): JUNI
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v9i1.4028

Abstract

Keberagaman bahasa dan budaya di Indonesia merupakan anugerah besar dari Tuhan bagi Indonesia. Dalam kehidupan bermasyarakat, pertemuan antar bahasa dan budaya tidak dapat terelakkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan cenderung menimbulkan konflik sosial baik vertikal maupun horizontal. Untuk mengatasi konflik sebagai dampak keberagaman tersebut, pemerintah mencanangkan program dan gerakan pendidikan karakter. Program dan gerakan tersebut belum maksimal memberikan dampak sehingga dunia pendidikan perlu dilibatkan mulai dari Pendidikan dasar, menengah, hingga Pendidikan tinggi. Untuk mendukung program dan gerakan pendidikan karakter dalam pendidikan tinggi, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang diatur dalam nomor: 43/dikti/kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok matakuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi dan undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Dalam kebijakan-kebijakan tersebut, bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok matakuliah pengembangan kepribadian sebagai penguatan karakter semangat kebangsaan melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Diharapkan dengan dicanangkannya kebijakan-kebijakan tersebut dapat menyemarakkan program dan gerakan pendidikan karakter untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar diharapkan dapat membangun karakter masyarakat Indonesia agar semakin mencintai bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa di tengah keberagaman bahasa dan budaya daerah. Menguatnya karakter kebangsaan dalam berbahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan ketahanan nasional dalam menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Membangun Integritas Bangsa Peter, Ramot; Simatupang, Masda Surti
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 9 No. 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v9i2.4502

Abstract

Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia sebagai negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, Bahasa dan budaya. Keberagaman yang dimiliki Indonesia merupakan kekayaan yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ada banyak konflik yang terjadi sebagai dampak dari perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) sehingga mengganggu ketahanan bangsa. Konflik di tengah keberagaman tidak boleh dibiarkan sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pembahasan dalam artikel ini menggunakan metode kajian studi pustaka membahas fenomena yang terjadi berdasarkan kajian-kajian ilmiah yang telah ada dengan cara membaca, mencatat, dan mengolah bahan-bahan penelitian yang telah dipublikasi sebelumnya baik berupa buku, artikel jurnal, maupun teks lainnya. Adapun tujuan penulisan artikel ini untuk menjelaskan konsep pendidikan multikultural di tengah keberagaman masyarakat Indonesia serta proses pelaksanaan pembelajaran. Pendidikan multikultural merupakan satu metode pembelajaran yang bertujuan untuk menyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitas masyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Proses pembelajaran pendidikan multikultural mengembangkan dan merencanakan suatu proses pembelajaran yang berafiliasi pada pendidikan berbasis multikultural dengan memasukkan materi pembelajaran yang relevan dengan unsur-unsur terkait. Guru sebagai garda depan dalam proses belajar mangajar mempunyai peran strategis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan pembelajaran yang berafiliasi Pendidikan berdasarkan multicultural dengan memberikan materi pelajaran yang berkaitan dengan Pendidikan multicultural. Tujuannya yaitu untuk membiasakan siswa didik menghargai perbedaan, berpikir kreatif dan bekerja sama dengan siswa-siswa lainnya dalam satu tim.
PERAN MODERASI BERAGAMA DALAM MENJAGA HARMONI KEBERAGAMAN BAHASA Peter, Ramot; Simatupang, Masda Surti
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 11 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v11i2.6510

Abstract

Abstrak Keberagaman bahasa di Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang mencerminkan kekayaan budaya, namun juga menjadi tantangan dalam menjaga harmoni sosial. Artikel ini membahas bagaimana keberagaman bahasa dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik, seperti munculnya bias kelompok (in-group favoritism), kebijakan bahasa yang tidak sensitif terhadap minoritas, serta stereotip dan prasangka antar kelompok. Dampak buruk dari konflik ini meliputi segregasi sosial, ketegangan horizontal, dan ancaman terhadap pelestarian bahasa daerah. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik, meliputi pendidikan multikultural untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini, kebijakan bahasa yang inklusif yang menghormati keberagaman, serta dialog lintas budaya untuk membangun pemahaman bersama. Artikel ini menyoroti peran moderasi beragama sebagai pendekatan strategis untuk menjaga keberagaman bahasa agar menjadi elemen pemersatu. Moderasi beragama dapat diterapkan melalui pendidikan berbasis multikultural, kebijakan pemerintah yang menghargai keberagaman, serta pemanfaatan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan toleransi. Dengan nilai-nilai moderasi seperti toleransi, keseimbangan, dan penghormatan terhadap perbedaan, keberagaman bahasa dapat menjadi kekuatan yang mempererat kohesi sosial dan membangun masyarakat yang inklusif, harmonis, dan toleran. Artikel ini memberikan kontribusi teoretis dan praktis terhadap pengelolaan keberagaman bahasa dalam perspektif moderasi beragama. Kata kunci: Keberagaman Bahasa, Konflik Sosial, Moderasi Beragama, Pendidikan Multikultural.