Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Revitalisasi Pasar Tradisional Untuk Meningkatkan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten Ruddin, Syam; Nasution, Ahmad Yani
Jurnal Mandiri : Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi Vol 3 No 2: Desember 2019
Publisher : Lembaga Kajian Demokrasi dan Pemberdayaan Masyarakat (LKD-PM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1642.624 KB) | DOI: 10.33753/mandiri.v3i2.91

Abstract

Abstrak Penelitian ini mendeskripsikan tentang kondisi pasar-pasar tradisional di Kota Tangerang Selatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara revitalisasi pasar tradisional dengan peningkatan pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan. Selain itu untuk melihat perbandingan antara pengelolaan pasar tradisional dengan pasar modern. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode sebab-akibat. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan kompetitif dari hubungan sebab akibat antara revitalisasi pasar dengan pendapatan daerah. Disebabkan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka selama penelitian dimungkinkan adanya perkembangan penelitian atau hasil dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara revitalisasi pasar tradisional dengan peningkatan pendapatan daerah. Sehingga perlu segera dilakukan revitaliasasi terhadap pasar tradisional yang ada di Kota Taangerang selatan. Sebab potensi pendapatan daerah yang akan diperoleh setelah revitalisasi akan sangat banyak dan besar sekali. Adapun potensi tersebut antara lain pengelolaan parkir, pajak restoran, reklame, izin usaha pertokoan, pajak bumi dan bangunan, penyewaan perkantoran, penyewaan tempat untuk pameran, penyewaan toko seperti di mall, rumah dan toko (ruko), dan pengelolaan sampah. Dengan adanya revitalisasi pasar tradisional maka diharapkan akan meningkatkan pendapatan daerah. Sedangkan implikasi dari hasil penelitian ini adalah dikeluarkannya kebijakan atau regulasi oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan tentang revitalisasi pasar tradisional. AbstractThis study describes the condition of traditional markets in South Tangerang City. The study aims to determine the relationship between traditional market revitalization with increased income in the area of South Tangerang City. In addition to seeing the comparison between traditional market management with modern markets. The research method used is a causal method. The data analysis method used is a comparative and competitive analysis of the causal relationship between market revitalization and regional income. Because this research is a qualitative study, so long as the research is possible the development of research or the results of the formulation of the problem that has been determined. The results showed that there was a relationship between traditional market revitalization and an increase in regional income. So that it is necessary to immediately revitalize the traditional market in southern Tangerang City. Because the potential of regional income that will be obtained after revitalization will be very large and enormous. The potential includes parking management, restaurant tax, billboards, shop business permits, land and building tax, office rental, exhibition space rental, shop rentals such as in malls, houses and shops (shop houses), and waste management. With the revitalization of traditional markets, it is expected to increase regional income. While the implications of the results of this study are the issuance of policies or regulations by the South Tangerang City Government regarding the revitalization of traditional markets.
Kearifan Lokal Komunitas Anti Speaker (Studi Kasus di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Jazuli, Moh; Nasution, Ahmad Yani
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 4 (2021): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.593 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v4i4.259

Abstract

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara ilmiah dan akademis terhadap khazanah pengembangan ilmu sosial terlebih dalam masalah yang ada di masyarakat. Selanjutnya diharapkan pula penelitian ini dapat dikembangkan kembali bagi peneliti yang tertarik lebih lanjut mengkajinya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dan mendalami ajaran dan praktek anti speaker yang berkembang di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Jawa Barat sekaligus untuk mengenal lebih detil wacana kearifan lokal di Nusantara seperti ajaran anti speaker yang telah mentradisi sebagai kekayaan kazanah beragama di Nusantara, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Tujuan studi kasus ialah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu. Kemudian dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Maka dari itu, tipe penelitian ini dapat memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti, selain itu penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan secara ilmiah dan akademis terhadap khazanah pengembangan ilmu sosial terlebih dalam masalah yang ada di masyarakat.
Perbandingan Batasan Usia Perkawinan dalam Hukum Keluarga Islam (Studi Komparasi Negara Indonesia, Mesir dan India) Nasution, Ahmad Yani; Jazuli, Moh.
Mutawasith: Jurnal Hukum Islam Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47971/mjhi.v7i2.1048

Abstract

The objective of this study was to investigate the marriage age limits in Indonesia, Egypt, and India. Research on age limits in marriage is crucial due to the social and cultural implications of child marriage. The methodology employed is qualitative, utilizing library research. Furthermore, a comparative approach evaluates and contrasts the marriage laws of the three nations concerning age limits. The comparative analysis employs vertical, horizontal, and diagonal methodologies. The research material comprises legislative documents and pertinent academic literature. The results indicate that family laws in Indonesia, Egypt, and India prohibit child marriage. Vertically, Indonesia's marriage age remains unaffected by the Shafi'i school, establishing a minimum of 15 years, whereas Egypt follows the Hanafi madzhab with a minimum age of 18. In India, the authors contend that the influence of the Hanafi madzhab is negligible, particularly as proposed legislation seeks to elevate the marriage age for women to 21. Additionally, horizontal comparisons highlight the distinctions in laws regarding the legality, procedures, and ramifications of marriage in each nation.
Perbandingan Batasan Usia Perkawinan dalam Hukum Keluarga Islam (Studi Komparasi Negara Indonesia, Mesir dan India) Nasution, Ahmad Yani; Jazuli, Moh.
Mutawasith: Jurnal Hukum Islam Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47971/mjhi.v7i2.1048

Abstract

The objective of this study was to investigate the marriage age limits in Indonesia, Egypt, and India. Research on age limits in marriage is crucial due to the social and cultural implications of child marriage. The methodology employed is qualitative, utilizing library research. Furthermore, a comparative approach evaluates and contrasts the marriage laws of the three nations concerning age limits. The comparative analysis employs vertical, horizontal, and diagonal methodologies. The research material comprises legislative documents and pertinent academic literature. The results indicate that family laws in Indonesia, Egypt, and India prohibit child marriage. Vertically, Indonesia's marriage age remains unaffected by the Shafi'i school, establishing a minimum of 15 years, whereas Egypt follows the Hanafi madzhab with a minimum age of 18. In India, the authors contend that the influence of the Hanafi madzhab is negligible, particularly as proposed legislation seeks to elevate the marriage age for women to 21. Additionally, horizontal comparisons highlight the distinctions in laws regarding the legality, procedures, and ramifications of marriage in each nation.
AGAMA LOKAL SUNDA WIWITAN KOMUNITAS SUKU BADUY KENEKES KECAMATAN LUWIH DAMAR, KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN Jazuli, Mohamad; Nasution, Ahmad Yani
Tajdid Vol 9 No 2 (2025): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v9i2.5164

Abstract

Abstrak Suku Baduy dikenal sebagai penganut agama Sunda Wiwitan yaitu suatu kepercayaan lokal. yang mempercayai adanya Tuhan dan malaikat serta para nabi. Kehidupan masyarakat Baduy sangat sederhana dan selalu menjaga kelestarian alam karena, hal tersebut menjadi salah satu cara ibadah dan rukun Sunda Wiwitan. Lokasi penelitian adalah Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, dipilih karena masyarakat Baduy di sana masih kuat menjalankan tradisi adat mereka. Penelitian ini mengulas nilai-nilai dalam Sistem Kepercayaan Sunda Wiwitan suku Baduy di Banten. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami realitas sosial dengan lebih mendalam. Penelitian berfokus pada analisis pada kepercayaan Baduy dengan penekanan pada unsur-unsur yang memengaruhinya. Untuk memastikan validitas data, teknik triangulasi sumber dan teori digunakan, meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan secara ilmiah dan akademis terhadap khazanah pengembangan ilmu sosial terlebih dalam masalah yang ada di masyarakat. Dan selanjutnya diharapkan pula penelitian ini dapat dikembangkan kembali bagi peneliti yang tertarik lebih lanjut mengkaji penelitian ini. Kesimpulan penelitian ini: Ajaran Sunda Wiwitan yang dianut oleh Suku Baduy merupakan suatu bentuk Agama sinkretik. Mereka meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, yang mereka sebut Gusti nu Maha Suci Allah nu Maha Kuasa, sebagai pencipta seluruh alam dan isinya. Di samping itu, mereka juga mengimani adanya malaikat serta nabi-nabi, seperti Nabi Adam dan Nabi Muhammad. Keyakinan mereka kepada Allah tampak dalam pengucapan kalimat syahadat baduy, sementara praktik ritual keagamaan mereka berlandaskan pada pikukuh yaitu aturan adat dan ketaatan pada buyut yang dijaga turun menurun oleh puun. Bentuk kepercayaan Sunda Wiwitan mendorong mereka untuk menjaga keharmonisan hutan, sungai, dan gunung, sedangkan bentuk ritual mereka terlihat di antaranya dalam pelaksanaan ritual ibadah di Sasaka Domas, tempat suci masyarakat Baduy Luaran penelitian utama penelitian ini yaitu artikel ilmiah yang dimuat pada jurnal nasional terindeks sinta. Kata kunci: Agama Lokal, Sunda Wiwitan.
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Putra Abadi Jaya Mandiri Kota Tangerang Selatan Nasution, Ahmad Yani; Satria Dwiyoga, Dimas
Progressus Humanitatis Vol 1 No 2 (2025): Progressus Humanitatis
Publisher : Yayasan Berkah Abadi Mulia Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70285/sjndsq72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Putra Abadi Jaya Mandiri Tangerang Selatan, baik secara parsial maupun simultan. Dalam penelitian ini menggunakan 60 sampel yang telah dihitung menggunakan rumus slovin. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan ketentuan skala likert. Seperti halnya pengujian, Analisis Deskriptif, Uji Instrumen Data, Uji Asumsi Klasik, Analisis Kuantitatif, dan Pengujian Hipotesis. Berdasarkan perhitungan regresi linear sederhana pada variabel lingkungan kerja fisik memiliki persamaan Y = 2,269 + 0,926X1, pada variabel motivasi kerja memiliki persamaan Y = 5,149 + 0,822X2. Adapun perhitungan regresi berganda pada variabel lingkungan kerja fisik (X1) dan motivasi kerja (X2) memiliki persamaan Y = 1,570 + 0,593X1 + 0,359X2. Uji t lingkungan kerja fisik memperoleh nilai thitung > ttabel (15,214 > 2,002) dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 Ho1 ditolak dan Ha1 diterima yang artinya lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Uji t motivasi kerja memperoleh nilai thitung > ttabel (13,143 > 2,002) dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 Ho2 ditolak dan Ha2 diterima yang artinya motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (148,480 > 2,002) dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 Ho3 ditolak dan Ha3 diterima yang artinya lingkungan kerja fisik dan motivasi kerja berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan.