Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Emphatizing Desain Kemasan Gastronomi Lemang Kabupaten Lahat untuk Menarik Minat Konsumen Pratama, Melati; Sonjaya, Arief Marna
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v5i2.1076

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung keinginan dari produsen, konsumen dan perangkat desa terhadap pengembangan kemasan pada Lemang (Emphatizing) baik primer, sekunder dan tersier. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap perangkat desa, 10 penjual Lemang dan 15 pembeli Lemang. Hasil observasi menunjukkan bahwa kemasan primer Lemang menggunakan bambu Lemang, kemasan sekunder dan tersier menggunakan kertas koran dan kantong plastic. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak perlu dilakukan pengembangan terhadap kemasan primer Lemang, sedangkan untuk kemasan sekunder dan tersier perlu dilakukan desain. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya yang dapat membuat Lemang menjadi menarik adalah dengan mendesain kemasan sekunder dan tersier dengan Gastronomi.
Pelatihan Pengolahan Lemang Kopi di Desa Tanjung Sirih Sebagai Pengembangan Wisata Kuliner Tradisional Kabupaten Lahat Pratama, Melati; Sonjaya, Arief Marna; Yansyah, Marfira; Riady, Iwan
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.15997

Abstract

Lahat adalah salah satu kabupaten di Sumatera selatan yang menjadikan lemang sebagai kuliner khas oleh-oleh daerah. Lemang ini dinikmati oleh masyarakat atau wisatawan yang sengaja berkunjung ke Desa tanjung sirih atau hanya sekedar lintas. Lemang di Kabupaten lahat hanya memiliki variasi rasa gemuk dan manis. Sedikitnya variasi lemang di Desa kabupaten lahat menjadi salah satu penyebab kuliner ini tidak terlalu menarik pengunjung Kabupaten lahat. Oleh karena itu diperlukan pelatihan mengenai pembuatan lemang kopi. Pelatihan lemang kopi diberikan kepada penjual lemang Desa Tanjung Sirih Kabupaten Lahat. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi/penyuluhan, bimbingan teknis dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menilai penyelenggaraan kegiatan dan narasumber. Berdasarkan evaluasi diperoleh sebanyak 50 penjual lemang merasa puas dengan tempat kegiatan (5 = sangat baik), kebermanfaatan kegiatan (5=sangat baik), kejelasan narasumber dalam memberikan materi (5 = sangat baik) dan motivasi yang diberikan (5=sangat baik). Namun, kemampuan dan ketersediaan penjual lemang untuk memproduksi dan menjual lemang kopi memberikan nilai yang lebih rendah (4,982 = sangat baik) sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab dan strategi agar penjual lemang dapat memproduksi dan menjual lemang kopi.      
Potensi Kopi Sebagai Bahan Baku Dalam Pengembangan Wisata Gastronomi Kuliner Lemang Kabupaten Lahat Pratama, Melati; Sonjaya, Arief Marna; Riady, Iwan; Yansyah, Marfira
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v6i2.9245

Abstract

Lemang adalah salah satu kuliner tradisional kabupaten Lahat yang kini sudah menjadi kuliner komersil. Permasalahnya, lemang tidak memiliki variasi yaitu hanya ada lemang gemuk dan lemang gurih. Bersamaan dengan hal tersebut, lemang memiliki komoditi lain yang mudah ditemukan di daerah ini yaitu kopi. Ekstrak bubuk kopi ditambahkan ke dalam pembuatan lemang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kopi yang ada di desa Tanjung Sirih, kabupaten Lahat, dan melihat tingkat kesukaan konsumen terhadap lemang kopi. Penelitian dilakukan menggunakan metode campuran desain sequential exploratory dengan 30 panelis. Data dianalisis menggunakan ANOVA 5% dan uji lanjut Duncan. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jenis kopi yang ditemukan di desa Tanjung Sirih, kabupaten Lahat adalah robusta dan liberika. Hasil uji sensori menunjukkan rasa, warna, dan tekstur lemang kopi disukai oleh konsumen yaitu dengan nilai rata-rata 2,63, 2,53, 2,36 dan 2,56. ANOVA dan Duncan menunjukkan bahwa rasa, warna, aroma, dan tekstur lemang tidak berbeda antara sampel dan aslinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa, warna, dan tekstur lemang kopi, baik robusta dan liberika disukai oleh panelis, sedangkan untuk aroma dianggap biasa saja. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dapat direkomendasikan lemang kopi robusta dan liberika dapat menjadi ciri khas lemang, kabupaten Lahat, dan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap strategi promosinya kepada wisatawan.
Pelatihan Inovasi Pengolahan Pindang bagi Usaha Mikro untuk Meningkatkan Keterampilan Berbisnis Kuliner di Kabupaten Lahat Pratama, Melati; Zulfikar, Zulfikar
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 5 No 5 (2025): JAMSI - September 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.2057

Abstract

Pelaku usaha mikro khususnya katering dan rumah makan menawarkan menu tradisional dan model citarasa yang sama setiap tahunnya yang berdampak kepada ketidakstabilan bisnis setiap bulannya. Padahal Kabupaten Lahat memiliki kuliner tradisional yang unik dan menarik untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan konsumen. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelatihan baika teori maupun praktik berbasis inovasi pengolahan Pindang kepada pelaku usaha kuliner di Kabupaten Lahat. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 25 orang yang berasal dari pelaku usaha mikro (catering, rumah makan dan lainnya) di Kabupaten Lahat dengan metode sosialisasi, bimbingan teknis dan evaluasi. Evaluasi dilakukan pada pemahaman peserta melalui pretest dan post-test, produk hasil praktik, narasumber dan penyelenggaraan kegiatan dengan memberikan penilaian dengan rentang 1 (sangat tidak baik) – 5 (sangat baik). Hasil penilaian dihitung rata-ratanya kemudian diperoleh hasil bahwa sebanyak 80% peserta mengalami peningkatan pengetahuan. Pelaku usaha kuliner dapat menggunakan teknik pengolahan lain untuk mendapatkan produk sesuai keinginan konsumen. Adapun kelemahan dalam kegiatan ini adalah adanya ketidaksesuaian latar belakang peserta dengan materi yang disampaikan, sehingga hal ini menjadi perbaikan untuk kegiatan selanjutnya bahwa peserta kegiatan harus dipilih dan disesuaikan dengan tema kegiatan.
The Effect of Adding Vaname Shrimp Shell Extract (Litopenaeus vannamei) to Wheat-Based Tekwan on Sensory Preference Pratama, Melati; Christie, Jessica Maria; Yansah, Marfira
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 5 No 2 (2025): OKTOBER
Publisher : Fisheries Science Study Program, Faculty of Science and Technology, Muhammadiyah University of Sidenreng Rappang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jikan.v5i2.2165

Abstract

Wheat flour tekwan is tekwan made from wheat flour and tapioca.Its flavor is obtained by adding MSG and flavor enhancers. An alternative to adding flavor to wheat flour tekwan is to add shrimp shells, because shrimp shells contain chitin chitosan and glutamic acid from their constituent proteins. The purpose of this study was to examine the effect of adding vaname shrimp shells on wheat flour tekwan on its sensory preference levels, including color, aroma, taste, and texture, with treatments of 75 g, 100 g, and 125 g. The testing method used was a hedonic test with a Likert scale of 1-5 on 30 untrained panelists. Data were analyzed using ANOVA at a 5% confidence level and Duncan's multiple range test. Based on the test results at a 5% confidence level, it was found that the addition of shrimp shells did not affect the preference for color (Fcount 1.91< Ftable 3.15) and texture (Fcount 0.52 < Ftable3.15) of wheat flour tekwan at 75 g, 100 g, and 125 g; it affected aroma (Fcount 3.41 > Ftable 3.15) and taste (Fcount 3.65 > Ftable3.15) of wheat flour tekwan at 75 g, 100 g, and 125 g. The 125 g treatment was preferred over the others with an an average preference score of 3.97 (liked) for color; 3.93 (liked) for aroma; 4.2 (liked) for taste; and 3.97 (liked) for texture.
Emphatizing Desain Kemasan Gastronomi Lemang Kabupaten Lahat untuk Menarik Minat Konsumen Pratama, Melati; Sonjaya, Arief Marna
Jurnal Ilmiah Ilmu Pariwisata Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v5i2.1076

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung keinginan dari produsen, konsumen dan perangkat desa terhadap pengembangan kemasan pada Lemang (Emphatizing) baik primer, sekunder dan tersier. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap perangkat desa, 10 penjual Lemang dan 15 pembeli Lemang. Hasil observasi menunjukkan bahwa kemasan primer Lemang menggunakan bambu Lemang, kemasan sekunder dan tersier menggunakan kertas koran dan kantong plastic. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak perlu dilakukan pengembangan terhadap kemasan primer Lemang, sedangkan untuk kemasan sekunder dan tersier perlu dilakukan desain. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya yang dapat membuat Lemang menjadi menarik adalah dengan mendesain kemasan sekunder dan tersier dengan Gastronomi.