Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FORMULASI SEDIAAN FACE MIST DARI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN VARIASI GLISERIN SEBAGAI HUMEKTAN Ratnasari, Lina; Septian, Rizki Tri; Setiani, Ria
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2024): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v12i1.1318

Abstract

Tanaman secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan primer maupun antioksidan sekunder. Kayu secang diketahui memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai lC50 sebesar 34,2888 ppm. Ekstrak etanol kayu secang dalam penelitian ini diformulasikan sebagai face mist. Sediaan face mist merupakan sediaan pelembab kulit yang praktis diaplikasikan, cepat meresap dan mudah dibawa. Gliserin pada formulasi face mist digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat meningkatkan dan mempertahankan kandungan air pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan face mist ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan variasi konsentrasi gliserin sebagai humektan. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Ekstrak etanol kayu secang diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Nilai rendemen yang diperoleh sebesar 8,3%. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol kayu secang mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, saponin dan fanolik. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi gliserin sebesar 10%, 15%, 20% dan ekstrak etanol kayu secang 2%. Pengujian evaluasi fisik sediaan dilakukan selama 30 hari yaitu hari ke-0, hari ke-15, dan hari ke-30, yang meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, waktu mengering, kelembapan kulit, iritasi, daya semprot, dan stabilitas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu F3 (20%) merupakan sediaan yang paling baik karena memenuhi semua kriteria evaluasi, serta memiliki nilai kelembapan yang lebih unggul dibandingkan F1 (10%) dan F2 (15%), hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi gliserin maka semakin tinggi pula nilai kelembapan nya, karena gliserin dapat meningkatkan dan mempertahankan kandungan air pada kulit.
Improving school-age children's knowledge about the ethics of coughing and sneezing Umairahmah, Nafa; Romlah, Siti; Finarti, Dian Rizeki; Susilawati, Susilawati; Faiqatul, Nainie; Nahdah, Nahdah; Ratnasari, Lina; Tyas, Eka Suryaning; Wieminaty, Aldi Febrian; Azmi, Liza Ulil; Yuniardiningsih, Erisa; Erynda, Revina Fiandany; Hanifah, Siti Nur; Sasmito, Priyo
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 12 (2025): Volume 7 Number 12
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i12.745

Abstract

Background: Coughing is a natural defense mechanism that helps clear the respiratory tract of irritants and pathogens. In addition to being a necessary physiological reflex, coughing can also be caused by diseases that attack the respiratory tract, such as tuberculosis, asthma, pneumonia, acute respiratory infections, and other respiratory diseases. Transmission of the disease occurs when an infected person releases these droplets, which can be inhaled by others. Purpose: To determine the effectiveness of flip chart-based health education in improving children's knowledge about coughing and sneezing etiquette. Method: Pre-experimental quantitative research design with a one-group pretest-posttest design approach. The sample was selected through total sampling involving Al-Huda Elementary School, Jember. This research was conducted in October-December 2024. The independent variable in this study is the use of flip charts, while the dependent variable is knowledge of cough etiquette. The instrument used was a questionnaire on knowledge of coughing and sneezing etiquette consisting of 10 multiple-choice questions. Results:  The average age of the participants was 8.4 years with a standard deviation of 1.0 in the age range of 7-10 years. The number of male and female participants had the same percentage of 12 participants (50%). The average pre-test score was 55.8 with a standard deviation of 25.7, while the post-test score increased to 75.0. Statistical calculations revealed a z value of -3.7 and a significance level (2-tailed) of less than 0.001. This indicates a significant increase in knowledge of cough etiquette pre-post test. Conclusion: Flip chart media is an effective educational tool to improve children's knowledge about coughing and sneezing etiquette. By providing structured, interesting, and visually appealing content, flip charts improve learning outcomes and contribute to the implementation of better health behaviors.
Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Lip Cream Ekstrak Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L) Dengan Variasi Basis Carnauba Wax Ratnasari, Lina
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2024): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v12i2.1419

Abstract

ABSTRAKDaun bayam merah (Amaranthus Tricolor L) merupakan tanaman yang mengandung antosianin, pewarna alami, dan antioksidan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam merah memiliki potensi antioksidan yang kuat, dengan nilai IC50 sebesar 28,93 ppm (Reny et al. 2016). Menunjukkan daun bayam merah dapat digunakan sebagai zat aktif dalam formulasi lip cream karena dapat melindungi bibir dari kerusakan radikal bebas. Dalam formulasi lip cream pemilihan konsentrasi basis yang tepat menjadi penentu utama kualitas sebelum produk dipasarkan. Carnauba wax sebagai bahan utama lip cream yang dikenal memiliki sifat pengikat yang baik, membantu menciptakan tekstur yang homogen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan basis carnauba wax (10%, 15% dan 20%). Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh variasi konsentrasi basis carnauba wax terhadap warna, mengetahui stabilitas fisik sediaan lip cream dengan variasi konsentrasi basis carnauba wax yang sesuai, agar mendapatkan produk yang berkualitas (sesuai standart farmasi). Metode pembuatan ekstrak dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70 % dengan nilai rendemen ekstraknya sebesar 32,8%. Hasil rendemen tersebut telah memenuhi standar ekstrak yang telah ditetapkan yaitu tidak kurang dari 9,8% (Depkes RI,2017). Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam merah mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Berdasarkan hasil penelitian, formulasi lip cream dengan konsentrasi carnauba wax 10% dan 15% memenuhi standar evaluasi dalam stabilitas fisik, tekstur, warna, aroma, homogenitas, daya oles, daya sebar yang baik berkisar 4,8-6,6 cm, serta pH berkisar antara 5-6, sesuai dengan rentang pH pada bibir, dan tidak menyebabkan iritasi. Pada uji hedonic (kesukaan) formula 1 lebih banyak disukai oleh panelis dengan nilai rata-rata 8. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi carnauba wax dalam formulasi lip cream dapat mempengaruhi tekstur sediaan, di mana semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin padat tekstur lip cream yang dihasilkan.Kata Kunci : Lip cream; Carnauba wax;  Daun bayam merah; Amarantus tricolor.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI HUMEKTAN MADU (Mel Depuratum) Fransiska, Ermilia; Ratnasari, Lina
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2025): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v13i1.1468

Abstract

Masker gel peel-off merupakan kosmetik berbentuk gel yang membentuk lapisan elastis transparan saat dioleskan, dapat langsung dilepas tanpa pembilasan. Madu digunakan sebagai humektan karena sifatnya yang melembapkan, emolien, dan antioksidan. Kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L.) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui variasi pengaruh konsentrasi humektan madu F1 (10%), F2 (15%), dan F3 (20%) terhadap stabilitas fisik sediaan masker gel peel-off dari ekstrak kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L.). Ekstrak etanol 96% kulit buah manggis diperoleh dengan metode maserasi dengan rendemen 10,10%. Uji stabilitas fisik menggunakan metode freeze thaw . Evaluasi sediaan meliputi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, waktu pengeringan, viskositas, iritasi, kelembaban, dan sineresis. Hasil menunjukkan formula ketiga memenuhi persyaratan fisik yang baik. F3 memberikan peningkatan kelembapan tertinggi (25,5%), dibandingkan F1 dan F2 (22,5%, 24%), pada uji sineresis diperoleh nilai F1 (0,53%), F2 dan F3 (0,6%) serta nilai viskositas F1 (9360-13893 cPs), F2 (9706-15826 cPs) dan F3 (10826-16966 cPs). Variasi konsentrasi madu berpengaruh terhadap stabilitas fisik sediaan. Peningkatan konsentrasi madu meningkatkan viskositas, waktu pengeringan, dan kelembapan, tetapi menurunkan daya sebar dan sineresis. Hal ini karena madu bersifat higroskopis.Kata kunci: Garcinia mangostana L., masker gel peel-off , madu, humektan, stabilitas fisik