Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI WILAYAH PUSKEMAS BAJENG KABUPATEN GOWA Haidah, Nur; Nurwahidah, Nurwahidah; Hidayat, Hidayat
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.419

Abstract

Diare merupakanisalah satu penyakit berbasis lingkungan, Oleh karena itu pentinnya menjaga kondisi lingkungan dari penyakit menular seperti penyakit diare yang dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan pakai sabun (CTPS). Tujuan penelitian ini untuk hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian penyakit diare pada Usia 6-12 Tahun di Wilayah Puskesmas Bajeng Kab. Gowa. Jenis penelitian adalah observasional Analitik dengan pendekatan case control jumlah keseluruhan sampel 132 sampel, 66 sampel kasus dan 66 sampel kontrol. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Simple random sampling. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit diare pada anak usia 6-12 tahun dengan p=0.000 (<0.05), tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian penyakit diare pada anak usia 6-12 tahun dengan p=0.239 (>0.05) dan ada hubungan antara tindakan dengan kejadian penyakit diare pada anak usia 6-12 tahun dengan p=0.000 (<0.05). Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit diare pada anak usia 6-12 tahun, tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian penyakit diare pada anak usia 6-12 tahun, dan ada hubungan antara tindakan) dengan kejadian penyakit diare pada anak usia 6-12 tahun. Diharapkan kepada Puskemas Bajeng dapat memberikan penyuluhan di setiap sekolah tentang pentingya berperilaku hidup bersih dan sehat agar dapat mencegah penyakit seperti diare serta diharapkan kepada anak-anak agar selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci: DiareiPerilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Anak Usia 6-12 tahun
Sistem Pengelolaan Sampah Di TPA Malimpung Kabupaten Pinrang Rafidah, Rafidah; Masdayanti, Masdayanti; Haidah, Nur
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 1 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i1.478

Abstract

A Waste Final Processing Site (TPA) is a location where all waste is collected safely so as not to cause disturbance to the environment. The condition and management of the malimpung landfill are not good. Lindih in the Malimpung landfill has a lot of seep and leachate water is only accommodated in ponds that are not treated properly so as not to pollute the environment. This study aims to determine the waste management system in Malimpung Landfill, Pinrang Regency. This study is observational by using a descriptive approach to determine the waste management system in Malimpung Landfill, Pinrang Regency. The results of this study show that the facilities and infrastructure in the Malimpung landfill are public facilities such as: entrance roads, guard offices/posts, drainage channels, fences, and signboards. Protection facilities such as; waterproof layer, leachate collection channels, gas vents, buffer areas and overburden. Supporting facilities such as: weighbridge and electricity. operational facilities such as heavy equipment There are 2 excavators and 1 bulldozer and there are 15 garbage transport trucks. And other facilities such as: leachate water treatment plants and monitoring wells. The average amount of waste generation that enters the landfill for 8 days is 76,125 tons / day. The resulting capacity of the Malimpung landfill is 586,000 m³. The landfill manager provides facilities and infrastructure in the form of clean water facilities so that officers do not use dirty water for purposes such as bathing and washing vehicles. Provide workshops and hangars to make it easier if garbage trucks or heavy equipment are damaged.  Keywords: final processing site (TPA), facilities and infrastructure and capacity
Efektivitas Manajemen Pengelolaan Bank Sampah Mabessa Berbasis Partisipasi Masyarakat Di kabupaten Bone Juherah, Juherah; Haidah, Nur; Yunus, Miftahul Jannah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 25 No 1 (2025): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v25i1.1310

Abstract

Bank Sampah merupakan fasilitas strategis dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) serta mendukung implementasi Ekonomi Sirkular. Penelitian ini memiliki relevansi secara regional karena berkontribusi terhadap pencapaian target pengurangan sampah nasional dan penguatan kesadaran lingkungan di tingkat komunitas, khususnya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas manajemen Bank Sampah Mabessa. Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif, dengan pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara terstruktur terhadap 25 responden, yang terdiri dari penabung, pelaksana, dan pengepul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84% penabung, 88% pelaksana, dan 92% pengepul dikategorikan memiliki kinerja baik berdasarkan kriteria yang mengacu pada Permen LH No. 13 Tahun 2012. Temuan ini menunjukkan bahwa Bank Sampah Mabessa telah dikelola secara efektif sesuai dengan standar nasional. Secara praktis, hasil penelitian merekomendasikan perlunya distribusi wadah pemilahan sampah yang lebih merata kepada penabung serta peningkatan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pelaksana. Penelitian ini menegaskan potensi besar bank sampah berbasis masyarakat dalam mendukung tujuan lingkungan yang lebih luas dan menyarankan agar penelitian selanjutnya mengeksplorasi strategi insentif serta mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Kata Kunci : Bank sampah, Manajemen Pengelolaan, Sampah
Implementation of the Balanced Scorecard in Performance Measurement of Waste Management in Mamuju Regency Ashari, Agus Erwin; Rahmah, Siti; Haidah, Nur; Akbar, Fajar
Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v19i2.4199

Abstract

Waste remains a major environmental health issue in urban areas, requiring comprehensive management efforts that involve government, workers, and the community. In this regard, government accountability—both financial and non-financial—is essential. To ensure effective oversight, performance evaluation through the Balanced Scorecard (BSC) framework becomes crucial. In Mamuju Regency, waste management faces challenges, as only 5.55% of total waste is transported to final disposal sites. This study applies the BSC method to assess waste management performance in Mamuju, focusing on two perspectives: customer satisfaction and learning and growth. Using a quantitative descriptive design, data were collected from 50 residents who utilize household waste collection services and 100 employees directly engaged in operational waste services. Information was obtained through structured questionnaires, operational and financial reports, and supporting documentation from the relevant agency. The analysis covered attributes under the two BSC perspectives. Findings reveal that in the customer perspective—covering service quality, relationships, and institutional image—satisfaction reached the “satisfied” category, indicating good performance. Meanwhile, in the learning and growth perspective, which included employee competence, information system support, motivation, empowerment, and fairness, results showed “highly satisfactory” quality, placing performance in the “excellent” category. The study recommends that the Environmental and Sanitation Office of Mamuju Regency adopt the BSC systematically as a planning and evaluation tool. Local authorities should also design indicators suited to regional conditions, improve infrastructure, enforce the use of protective equipment, and encourage active community participation in waste management.
Hubungan Perilaku Masyarakat Dengan Kondisi Sanitasi Dasar Di Kelurahan Antang Makassar Mirnawati; Haidah, Nur; Juherah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 2 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i2.87

Abstract

Salah satu lingkungan yang harus diperhatikan adalah sanitasi rumah, yang dimana rumah merupakan sarana atau tempat berlindung dan bernaung serta tempat untuk beristirahat bagi semua anggota keluarga sehingga harus menumbuhkan kenyamanan dan keamanan di dalamnya baik secara fisik, rohani, maupun social budaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dengan kondisi sanitasi dasar di Kelurahan Antang Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional analiti k dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 KK (Responden Ibu Rumah Tangga) dengan pengambilan sampel secara simple random sampling. Data diolah menggunakan analisis statistik dengan uji chi square. Penelitian ini diperoleh hasil terdapat pengetahuan responden baik sebanyak 52.6% dan kurang baik sebanyak 47.4%. Lalu pada variabel sikap diperoleh sikap responden baik sebanyak 48.5% dan kurang baik sebanyak 51.5%, dan pada variabel tindakan, diperoleh tindakan baik sebanyak 16.5% dan kurang baik sebanyak 83.5%. Sedangkan untuk kondisi sanitasi dasar 59.8% memenuhi syarat, dan sebanyak 40.2% tidak memenuhi syarat. Adapun analisis hubungan antar variabel, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kondisi sanitasi dasar yaitu p-value 0,14 > 0,05, kemudian tidak terdapat hubungan antara Sikap dengan kondisi sanitasi dasar p=0,19 > 0,05, serta terdapat hubungan antara Tindakan dengan kondisi sanitasi dasar dimana p=0,04 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap dengan kondisi sanitasi dasar dan terdapat hubungan antara tindakan dengan kondisi sanitasi dasar. Diharapkan adanya kerjasama baik dari pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi masalah sanitasi dasar melalui penyuluhan kesehatan terkait dengan kondisi sanitasi , serta pengawasan dan monitoring secara berkala dari petugas kesehatan setempat. Kata kunci : Perilaku masyarakat, kondisi sanitasi dasar
Hubungan Faktor Perilaku Ibu dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Stunting Pada Batita Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anggeraja Kabupaten Enrekang Haidah, Nur; Indraswari, Ni Luh Astri; Juherah, Juherah; Murni, Murni
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 25 No 2 (2025): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v25i2.1728

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem that can provide an illustration of growth failure that accumulates before and after birth caused by insufficient nutrition.The type of research is Observational Analytical with a Case Control approach which studies the relationship between exposure and disease by comparing case groups and control groups based on their exposure status. The total number of samples was 184 samples.The results of the research were analyzed using the Chi Square statistical test. The results obtained showed that there was a significant relationship between the Behavioral Factors obtained p=0.001 (p<0.05), the Environmental Sanitation results obtained p=0.001 (p < 0.05), and Personal Hygiene. results were obtained p=0.000 (p <0.05) regarding the incidence of stunting. There is a significant relationship between behavioral factors, environmental sanitation and personal hygiene with the incidence of stunting in toddlers aged 6-24 months in the Anggeraja Health Center Working Area, Enrekang Regency. It is recommended for the community, especially mothers, to participate in health services, and process waste properly, such as separating organic and inorganic waste. For community health centers, it is hoped that sanitarian workers will provide education regarding clean water sources, waste management, healthy latrines and waste processing to the community. Keywords: Stunting incidence; environmental sanitation; personal hygiene; maternal behavioral factors