Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Willingness to pay for dengue vaccine among parents of elementary school students in Denpasar Indraswari, Ni Luh Astri; Wirawan, Dewa Nyoman; Kardiwinata,, Made Pasek; Januraga, Pande Putu
Public Health and Preventive Medicine Archive Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.531 KB) | DOI: 10.53638/phpma.2021.v9.i2.p07

Abstract

Background and purpose: The incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Bali, especially in Denpasar, remains high. Efforts to eradicate mosquito nests have been carried out but did not give a significant reduction in the incidence number. The dengue vaccine is now available and can be a way of prevention. The dengue vaccine has not been included in the mandatory immunization program by the government so people who want to get vaccinated have to pay for it by themselves. This study aims to determine the relationship between socio-demographic factors and perceptions with the willingness to pay for the dengue vaccine among parents of elementary school students in Denpasar. Methods: This study used a cross sectional design involving 100 mothers of students from grade 3 to grade 6 at Dauh Puri 5 Elementary School and Dauh Puri 6 Elementary School who were selected with systematic random sampling. Data collected included education level, income, respondents’ perceptions and willingness to pay for dengue vaccine. Data were collected by interview using a questionnaire, the results were analyzed using a multivariate logistic regression. Results: The average willingness of parents to pay for the dengue vaccine per dose was IDR 131,170. Percentage of respondents who were willing to pay for the dengue vaccine was 31%. The results of analysis showed that variables associated with parents’ willingness to pay for the dengue vaccine were education level (OR=4.06; 95%CI: 1.19-13.76), perceived susceptibility (OR=1.59; 95%CI: 0.58-4.37) and perceived benefits (OR=2.60; 95%CI: 1.00-6.81). Conclusion: Parents’ willingness to pay for the dengue vaccine remains very low compared to the current price of vaccine per dose. The government needs to provide subsidies so that the dengue vaccine can be included in the national immunization program and be accessed by all people. Further research is needed with a broader scope and more varied population’s characteristics to obtain a willingness to pay value that can represent society in general.
ANALISIS KONDISI FASILITAS SANITASI PADA OBJEK WISATA PANTAI DEWATA WAKKA DI KABUPATEN PINRANG Ruhban, Andi; Indraswari, Ni Luh Astri; Rismayanti, Rismayanti
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.407

Abstract

Kenyamanan dan kesehatan wisatawan didukung dengan keutuhan fasilitas yang ada. Fasilitas sanitasi di objek wisata meliputi tempat sampah yang tidak tersedia, kamar mandi yang tidak bersih, air bersih yang tidak memenuhi syarat serta kurangnya penanganan air limbah dapat menjadi penyebab terjadinya penularan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fasilitas lingkungan pada objek wisata di pantai Dewata Wakka Pinrang. Penelitian dilakukan dengan metode survey deskriptif, sampel menggunakan teknik total sampling dimana semua fasilitas yang ada pada objek wisata pantai wakka menjadi sampelnya dengan analisis data secara kualitatif mengacu pada referensi yang relevan.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa air bersih pada objek Pantai Dewata Wakka Pinrang kecamatan Cempa kabupaten Pinrang tersedia dengan jumlah cukup, memenuhi persyaratan fisik karena menggunakan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), kondisi toilet umum tidak bersih dan tidak terpelihara karena kurangnya perhatian oleh pengelola toilet, pembuangan sampah tidak tersedia tempat sampah dengan jumlah yang cukup, tidak kuat, tidak tahan karat, tidak kedap air, permukaan tidak halus dan tidak berpenutup, tidak tersedia tempat penampungan sementara (TPS) yang memenuhi syarat dan kondisi saluran air limbah tidak dilakukan pengelolaan sendiri dan tidak disalurkan dengan saluran tertutup, kedap air dan lancar.Diharapkan untuk pihak pengelola objek wisata dapat memperbaiki kondisi fasilitas sanitasi objek wisata, dengan memperhatikan kebersihan dan kenyamanan bagi pengunjung dan diharapkan juga kepada pengunjung agar tetap menjaga kebersihan. Kata Kunci : Objek Wisata, Air Bersih, Toilet, Air Limbah, Sampah
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dalam Pencegahan Kecacingan Pada Siswa SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang Kota Makassar Indraswari, Ni Luh Astri; Haderiah, Haderiah; Tiku, Marjeni
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 1 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i1.521

Abstract

Soil-transmitted helminth (STH) infection is a disease caused by lack of clean and healthy living habits implementation. School-aged children contribute the highest prevalence rate to STH infections. The highest area of ​​STH cases in Makassar is at Pampang Health Center working area. This research aims to describe the knowledge, attitudes and actions of Pampang State Elementary School students regarding the implementation of clean and healthy living habits. The type of research was descriptive observational using questionnaires. Respondents are 130 students from grade 5 and grade 6 at Pampang State Elementary School. An overview of students' STH infection conditions was obtained through a sample test by taking 5 fecal samples among respondents using simple random sampling. Samples examined microscopically to see the presence of worm eggs in the feces. The research results showed that 122 students (93.84%) had a high level of knowledge regarding clean and healthy living habits. There were 102 students (78.47%) who had good attitudes towards PHBS and 124 students’ actions were good (95.39%). The results of fecal samples examination showed that 4 samples were positively infected by Ascaries lumbricoides. Even though students already have good knowledge, attitudes and actions regarding clean and healthy living habits, this doesn’t mean they are free from STH infection. It is recommended that school and community health center monitor the students’ clean and healthy living habits implementation.  Key words: Soil-transmitted helminth infection; clean and healthy living habits; school-aged children
Analisis Faktor Risiko Skabies pada Anak-anak di Panti Asuhan Wilayah Kerja Puskesmas Karuwisi Kota Makassar Indraswari, Ni Luh Astri; Erwinda, Erwinda; Zehira, Andi Zarah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 2 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i2.937

Abstract

Skabies adalah suatu kondisi penyakit gatal ekstrim yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan penderita dan sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan rentan terkena skabies mengingat padatnya hunian serta interaksi yang tinggi antar penghuni panti asuhan hingga penggunaan barang pribadi yang kerap bergantian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor risiko yang mempengaruhi prevalensi skabies pada anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan wilayah kerja Puskesmas Karuwisi Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode observsional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 120 orang anak penghuni dari 4 panti asuhan di wilayah kerja Puskesmas Karuwisi Kota Makassar. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji chi-square dan regresi logistik, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian skabies (p value = 0,002) dengan nilai OR 15,717, personal hygiene dengan kejadian skabies (p value = 0,002) dengan nilai OR 4,889, kepadatan hunian dengan kejadian skabies (p value = 0,024) dengan nilai OR 3,361, dan untuk kelembapan tidak ada hubungan dengan kejadian skabies (p value = 0,419) dengan nilai OR 0,723. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, personal hygiene dan kepadatan hunian merupakan faktor risiko skabies pada anak-anak di panti asuhan wilayah kerja Puskesmas Karuwisi Kota Makassar. Disarankan kepada anak – anak di panti asuhan agar selalu menjaga kebersihan diri dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci: Skabies; Faktor Risiko; Personal Hygiene; Panti Asuhan
Analisis Higiene Perorangan Terhadap Keberadaan Telur Cacing Pada Kuku Siswa SD Negeri Pampang Kota Makassar Indraswari, Ni Luh Astri; Stientje, Stientje; Ruhban, Andi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 25 No 1 (2025): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v25i1.1401

Abstract

Penyakit kecacingan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan dan dapat ditularkan melalui tanah. Kelompok usia balita dan anak usia sekolah dasar menjadi penyumbang tertinggi angka prevalensi kecacingan di Indonesia. Kuku dapat menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung mikroorganisme, salah satunya telur cacing yang dapat terselip dan tertelan saat makan, sehingga deteksi keberadaan telur cacing bisa dilakukan melalui pemeriksaan kuku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku siswa SD Negeri Pampang. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional analitik dengan sampel sejumlah 40 orang. Pengambilan data higiene perorangan dilakukan menggunakan kuesioner dan sampel potongan kuku tangan kanan dan kiri setiap responden diambil untuk diperiksa keberadaan telur cacing dengan metode apung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan telur cacing pada kuku serta diuji secara bivariat menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan antara higiene perorangan dengan keberadaan cacing Ascaris lumbricoides. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur cacing teridentifikasi pada seluruh sampel (100%) dan sebanyak 6 sampel (15%) teridentifikasi positif cacing Ascaris lumbricoides. Sebagian besar responden masih memiliki perilaku yang buruk pada kebiasaan tidak menggigit kuku, tidak menghisap jari, dan membersihkan kuku ketika mandi. Meskipun anak-anak sudah memiliki kebiasaan rutin mencuci tangan namun jika langkah-langkahnya belum tepat maka kuku tetap masih kotor sehingga tetap berisiko tinggi terinfeksi cacing. Diharapkan anak-anak mampu mempraktikkan cuci tangan pakai sabun dengan langkah yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Kecacingan; Higiene Perorangan; Anak Usia Sekolah; Pemeriksaan Kuku
Perilaku Peangambilan Keputusan tentang Kesehatan Ibu dan Anak dalam Tradisi Perkawinan Nyentana: Studi Kasus di Desa Gadungan Tabanan Bali Ariyanti, Kadek Sri; Dewi, Triyana Puspa; Indraswari, Ni Luh Astri; Herliawati, Putu Arik; Sariyani, Made Dewi
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20 No 1 (2025): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v20i1.1427

Abstract

The nyentana marriage tradition has implications for various aspects of family life, including decision-making regarding family health. Traditional customs and norms can influence how individuals make decisions related to health. This study aims to explore the factors that influence decision-making behavior regarding maternal and child health within the nyentana marriage tradition in Gadungan Village, Tabanan, Bali. This study uses a qualitative design with a case study approach. The participants in this study are families who have been practicing the Nyentana marriage tradition for at least one year, totaling 10 individuals, selected through purposive sampling. Data collection was conducted through interviews using a semi-structured guide, spanning a duration of one month. Data analysis was conducted thematically, with data validation through triangulation and member checking. Key informants in this study were village midwives and community leaders. The factors influencing decision-making regarding maternal and child health within the nyentana marriage tradition in Gadungan Village, Tabanan, Bali, are: 1) Cultural norms and traditions; 2) Knowledge and access to health information; 3) Family economy; Family support; and 5) Environment Decision-making regarding maternal and child health in the nyentana marriage tradition is greatly influenced by the active role of women. Factors related to decision-making regarding maternal and child health include cultural norms and traditions, knowledge and access to health information, family economy, family support, and social environment. The results of this study are expected to contribute to the development of maternal and child health programs that are responsive to local traditions and cultures. Keywords: Decision-making; health; Nyentana tradition
Identifikasi Metabolit Bioaktif pada Asam Jawa (Tamarindus indica L.) menggunakan Komputasi Dinamika Molekuler untuk Penargetan HER-2 Kanker Payudara Ramadhan, Dwi Syah Fitra; Indraswari, Ni Luh Astri; Hakim, Supartina; Rusli, Rusli; Nurisyah, Nurisyah; Asikin, Asyhari; Fakih, Taufik Muhammad; Aksar, M
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i1.520

Abstract

The HER-2 (Human EGF Receptor-2) receptor is a receptor known to be strongly correlated with carcinogenesis and a worse prognosis in breast cancer patients. One of the native Indonesian plants that has been reported to inhibit breast cancer growth is tamarind (Tamarindus indica L.) which is known to contain various active metabolites. However, until now, the molecular activity of each of these metabolites has not been known. and one of the highly accurate simulation methods commonly used is molecular dynamics simulation. This study aims to understand the binding stability of active metabolites in tamarind computationally using molecular dynamics. The simulation begins with the preparation of 3D structures of ligands and receptors. The ligand of active metabolite from tamarind tree was obtained from KnapSack natural compound database, and the 3D structure of HER-2 receptor was obtained from PDB site with code 3PP0 and resolution of 2.25 Å. Furthermore, molecular tethering was performed using Autodock4 software. A high-performance computer was used for molecular dynamics simulation with Gromacs 2016 software for 100 nanoseconds (ns). Afterwards, molecular affinity analysis was performed, including RMSD (Root Mean Square Deviation) and RMSF (Root Mean Square Fluctuation). The analysis results showed that of the 6 compounds found in tamarind plants, the orientin compound showed the most favorable molecular Tethering activity with a value of -8.41 Kcal/mol. Although still higher than the natural ligand, the value is close to the value of the natural ligand with a difference of 1.8 Kcal/mol, which is -10.21 Kcal/mol. Furthermore, orientin showed very similar stability to the native ligand, as observed from the RMSD and RMSF analysis. In conclusion, the compound orientin found in tamarind has the potential to be a lead compound for inhibiting HER-2 in breast cancer.
Pendampingan Gerakan Hidup Sehat Melalui Perilaku Cerdik Pada Warga Binaan Rutan Dan Lapas Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Fajriah, Siti Nurul; Indraswari, Ni Luh Astri; Hakim, Supartina; Jalil, St. Wahida
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 5 No 1 (2024): Media Implementasi Riset Kesehatan (Juni)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v5i1.572

Abstract

Indonesia tengah menghadapi keadaan dimana penyakit menular (PM) masih menjadi masalah tetapi penyakit tidak menular (PTM) juga menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari PM menjadi PTM semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat PTM dan kecelakaan akan meningkat dan PM akan menurun. Berdasarkan hasil observasi, masalah PTM juga terjadi pada pengelola dan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa dan Rutan Kelas I Makassar. Hal ini dikarenakan aktivitas mereka yang terbatas didukung dengan gaya hidup yang kurang sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi PTM dengan Tindakan CERDIK. Metode yang dilakukan adalah dengan penyuluhan dan skrining PTM pada warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa sebanyak 96 orang dan Rutan Kelas I Makassar sebanyak 194 orang. Hasil skrining ditemukan sebagian besar responden masih memiliki pola makan yang kurang sehat. Kebiasaan merokok, lingkar perut, aktivitas fisik, dan kadar kolesterol responden diperoleh hasil yang cenderung normal namun perlu mendapat perhatian agar tidak melewati batas normal dan menjadi faktor risiko penyakit. Perlu dilakukan monitoring oleh pengelola lapas dan rutan agar kualitas hidup warga binaan dapat ditingkatkan.
Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Di Desa Balla, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu Ruhban, Andi; Sahrun, Nur Ilmi; Indraswari, Ni Luh Astri
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 2 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i2.234

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang tinggi di kabupaten Luwu.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas fisik rumah dan perilaku penghuni dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Bajo, desa Balla, kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu.Hasil penelitian menunjukkan data variabel kelembapan didapatkan nilai p = 0,026 (p<0,05) berarti ada hubungan dengan kejadian ISPA, variabel suhu didapatkan nilai p = 0,235 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA, variabel kepadatan hunian didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) berarti ada hubungan dengan kejadian ISPA, variabel kebiasaan merokok didapatkan nilai p = 0,557 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA, variabel penggunaan obat nyamuk bakar diperoleh nilai p = 0,471 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dari lima variabel yang diteliti terdapat dua variabel yang memiliki hubungan signifikan. Kata kunci : ISPA, Kelembapan, Suhu, Kepadatan, Merokok
Edukasi Pencegahan Kecacingan Sebagai Langkah Awal Mencegah Stunting Pada Siswa SD Negeri Pampang Kota Makassar Indraswari, Ni Luh Astri; Kasim, Khiki Purnawati; Stientje
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 6 No 2 (2025): Media Implementasi Riset Kesehatan (Desember)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v6i1.1640

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Salah satu penyakit infeksi yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan stunting adalah kecacingan. Prevalensi kecacingan tertinggi di Indonesia datang dari kelompok anak usia sekolah dasar yaitu 7–12 tahun. Daerah dengan catatan kasus kecacingan tertinggi di kota Makassar berada di wilayah kerja Puskesmas Pampang. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SD Negeri Pampang, hasilnya menunjukkan dari 5 sampel feses siswa yang diambil, 4 diantaranya positif mengandung telur cacing Ascaris lumbricoides. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi pencegahan kecacingan kepada siswa SD Negeri Pampang. Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan sebanyak 1 kali disertai pemberian pre-test dan post-test dan diikuti oleh 110 orang siswa. Hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan peserta yang ditunjukkan dengan peningkatan rerata nilai pre-test dan post-test dengan nilai p<0,001. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa peserta memahami langkah CTPS dengan benar dan telah menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari serta sarana CTPS dan promosi yang disediakan di sekolah telah dimanfaatkan dan kondisinya terawat dengan baik. Seluruh siswa diharapkan mampu mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh serta pihak sekolah dan keluarga hendaknya segera melapor ke pihak puskesmas setempat jika menemukan anak yang menunjukkan ciri-ciri mengarah kepada kecacingan dan stunting.