The phenomenon that occurs in food and beverage companies in Indonesia reflects the low conservatism of company accounting in preparing its financial reports. This is evidenced by the existence of fraud in the financial statements of PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) quoted from (www.idxchannel.com). In the report on the findings of a factual investigation conducted by PT Ernest & Young Indonesia (EY) on March 12 2019 on the new management of AISA, it is known that the old directors added funds to the financial statements. The alleged inflation occurred in accounts receivable, fixed assets and inventories. Bubbles are also expected in revenue and other bubbles in EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization) of food companies are also expected for issuers. In addition to these findings, Ernest & Young, quoted from (www.idxchannel.com) also explained that there was internal data recording that was different from the records used by financial auditors in the process of auditing financial statements. This shows that AISA's old management did not follow conservative accounting principles in presenting its financial statements (www.idxchannel.com). This research was conducted at Food and Beverage Companies on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2021) with a total sample of 44 respondents. The research method used is multiple linear regression analysis. Abstrak Fenomena yang terjadi pada perusahaan makanan dan minuman di Indonesia mencerminkan rendahnya konservatisme akuntansi perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya kecurangan pada laporan keuangan pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang dikutip dari (www.idxchannel.com). Dalam laporan temuan investigasi faktual yang dilakukan oleh PT Ernest & Young Indonesia (EY) pada 12 Maret 2019 terhadap manajemen baru AISA, diketahui bahwa direksi lama menambah dana pada laporan keuangan. Dugaan penggelembunganterjadi pada akun piutang usaha, aset tetap dan persediaan. Penggelembungan juga diduga pada pendapatan serta penggelembungan lain pada EBITDA lainnya (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) perusahaan makanan juga diperkirakan untuk emiten. Manajemen lama AISA juga diduga mengalirkan dana ke pihak terafiliasi sebesar.Selain temuan tersebut, Ernest & Young yang dikutip dari (www.idxchannel.com) juga menerangkan bahwa terdapat pencatatan data internal yang berbeda dengan pencatatan yang digunakan auditor keuangan dalam proses mengaudit laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen lama AISA tidak mengikuti prinsip akuntansi konservatif dalam penyajian laporan keuangannya (www.idxchannel.com). Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2021) dengan jumlah sampel berjumlah 44 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.