Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengembangan Ilmu Pangan Menggunakan Systematic Review Dan Meta-Analisis Feryanto, Feryanto; Afandi, Frendy Ahmad
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 2 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0602.868-876

Abstract

Penggunaan sistematik review dan meta-analisis dalam pengembangan ilmu pangan adalah suatu hal yang baru. Di era keberlimpahan informasi seperti saat ini dimana publikasi ilmiah sudah sangat banyak, baik jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi maka penganalisisan terhadap data tersebut untuk menghasilkan informasi baru yang berguna menjadi penting dan menarik. Kajian literatur terkait meta-analisis pangan dilakukan dengan analisis komprehensif jurnal-jurnal meta-analisis pangan, analisis pada database scopus, dan analisis bibliometrik menggunakan software publish or perish serta VOSviewer menggunakan kata kunci “meta-analysis food science” menggunakan database ilmiah Crossref, Google Scholar, dan Scopus untuk selanjutnya dilakukan analisis perkembangan terupdate penggunaan meta-analisis pangan. Ruang lingkup analisis dilakukan pada metode yang digunakan dan aplikasi penggunaanya pada empat pilar ilmu teknologi pangan, yaitu kimia pangan, biokimia pangan, mikrobiologi pangan, dan rekayasa proses pangan. Hasilnya meta-analisis yang digunakan dapat menggunakan analisis ringkasan data, penggunaan nilai rata-rata disertai nilai standar deviasi dan jumlah ulangan, dan penggunaan nilai rata-rata saja. Meta-analisis pangan sangat powerful untuk digunakan dalam penulisan jurnal baik nasional maupun internasional di bidang pangan dengan tingkat keberterimaan yang tinggi dan aseptansi yang relatif cepat.
Teknologi Genomik sebagai Pilar Utama Kebijakan Perkebunan Nasional Afandi, Frendy Ahmad
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 7 No 1 (2025): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0701.1126-1132

Abstract

Teknologi sangat berperan penting terhadap produktivitas faktor produksi suatu negara agar dapat terkonversi menjadi Produk Domestik Bruto (PDB). Efisiensi mekanisme pasar, inovasi, dan kreativitas juga membutuhkan sentuhan teknologi. Dengannya strategi pembangunan dapat dirubah dari berbasis sumberdaya alam menjadi berbasis industri berteknologi tinggi ataupun jasa sehingga terjadi transformasi ekonomi yang baik. Pemanfaatan data Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia dalam penentuan kebijakan prioritas (pembangunan hulu dan hilirisasi perkebunan). Adapun penggunaan teknologi dilakukan dengan pemanfaatan data genomik dalam pengembangan pembibitan komoditas perkebunan unggul. Rekomendasi kebijakan prioritas perkebunan adalah komoditas kelapa sawit, karet, dan gula. Kebijakan penguatan hulu disarankan untuk komoditas kelapa sawit, karet, dan kopi. Adapun untuk hilirisasi disarankan untuk komoditas karet, kopi, kelapa, cokelat, teh, dan tembakau. Pemanfaatan data genomik dalam pengembangan pembibitan dilakukan dengan tahapan mengetahui karakteristik kebutuhan komoditas yang disukai pasar, mengidentifikasi genom benih lokal yang mendekati karekteristik benih primadona, dan memperbanyak benih dengan pendekatan teknik kultur jaringan ataupun embrio somatik.
Analisis Kebijakan Agribisnis Gula di Indonesia Afandi, Frendy Ahmad
JURNAL PANGAN Vol. 33 No. 1 (2024): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v33i1.636

Abstract

Gula merupakan barang pokok dan bahan baku industri. Makin besar jumlah penduduk suatu negaramaka makin besar kebutuhannya terhadap gula. Begitu juga dengan keberadaan industri pangan, makin berkembang industri pangan di suatu negara maka kebutuhan pasokan gulanya juga akan makin besar. Kebutuhan terhadap gula menjadi faktor kritis dan strategis untuk dapat dipenuhi dengan baik. Metodologi analisis dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pakar, diskusi kelompok terfokus, observasi, dan rapat koordinasi yang disajikan secara kualitatif. Desain riset yang digunakan adalah teknik purposive sampling dan kajian literatur. Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan dari hulu sampai dengan hilir untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gula nasional. Kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga di pasar. Kebijakan agribisnis gula yang dilakukan mencakup kebijakan pada subsistem sarana dan prasarana, budidaya, pengolahan, pemasaran, dan jasa pendukung. Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah titik temu kesejahteraan petani gula di tingkat produsen dan harga terjangkau di tingkat konsumen. Dua pendekatan umum yang dilakukan adalah terkait kelembagaan dan pengembangan usaha yang di dalamnya termasuk unsur pembiayaan. Kebijakan-kebijakan terkini yang dilakukan pemerintah antara lain kebijakan sistem pembelian tebu, neraca komoditas gula, pembentukan Sugar Co, swasembada gula nasional, korporasi pertanian untuk tebu, pemanfaatan lahan Perhutani untuk agroforestri tebu, dan rencana pembentukan badan pengelola dana perkebunan (BPDP) tebu. 
Komoditas Pertanian Unggulan Untuk Hilirisasi Pangan Afandi, Frendy Ahmad; Feryanto
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 3 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0503.632-638

Abstract

Pemerintah perlu mengadopsi strategi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui berbagai langkah, seperti meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pangan utama yang mempengaruhi inflasi, mengendalikan impor, mengembangkan industri substitusi impor, dan memajukan industri berorientasi ekspor. Pemilihan sektor yang menjadi fokus investasi hilirisasi pangan harus mempertimbangkan ekosistem atau klaster berkelanjutan. Rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional mencakup: pertama, mengembangkan dan memperkuat sektor unggulan dalam hilirisasi pangan substitusi impor, seperti industri gula, daging, ikan atau kedelai olahan, pangan berbasis karbohidrat, dan tepung. Kedua, mengembangkan dan memperkuat sektor unggulan dalam hilirisasi pangan berorientasi ekspor, termasuk industri minyak sawit, unggas, teh, kopi, cokelat, dan kelapa. Penting juga untuk menggali potensi industri minyak sawit sebagai pangan fungsional guna menambah nilai. Ketiga, perluasan ekosistem industri berbasis klaster, dengan mengintegrasikan industri inti, terkait, pendukung, pemasok, pembeli, dan dukungan kelembagaan. Langkah-langkah ini akan membuat industri menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan, mendukung ketahanan pangan nasional.
Sinergi Kebijakan Penyediaan Benih Unggul Kopi, Kelapa dan Mete untuk Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Ekspor Afandi, Frendy Ahmad; Feryanto
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 1 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0501.454-459

Abstract

Subsektor perkebunan menjadi tulang punggung perekonomian nasional (40 % dari PDB pertanian) karena menyerap tenaga kerja dan menyumbang devisa secara signifikan. Kebijakan penyediaan benih unggul berteknologi modern diperlukan untuk meremajakan tanaman perkebunan yang sudah tua agar meningkatkan daya saingnya. Validasi data dalam perumusan naksah kebijakan ini menggunakan metode in depth interview, FGD, observasi, dan rapat koordinasi yang disajikan secara kualitatif. Kebijakan pengembangan perbenihan tanaman perkebunan seperti kopi, kelapa, dan mete perlu dilakukan seperti kelapa sawit. Pilar sukses pengembangan pembibitan dilakukan dengan pemetaan kebutuhan pasar/industri, perancangan kebutuhan benih unggul, pemroduksian benih secara rutin, massal, serta mendekati lokasi penanaman. Selain itu diperlukan seleksi tanaman unggul untuk diperbanyak secara kultur jaringan dan menggunakan teknologi modern.