Latifah, Murwani Emasrissa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Factors Affecting Breastfeeding Practice among Mothers with Hospitalized Neonates Lestari, Peby Maulina; Ramadanti, Afifa; Latifah, Murwani Emasrissa; Sutrisno, Muhammad Al Farisi; Andrina, Hana; Stevanny, Bella
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 1 Maret 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i1.707

Abstract

Introduction: Breastfeeding is essential for premature infants, as it reduces morbidity while enhancing cognitive development, ultimately supporting a more productive adulthood. However, in the United States, where 10–12% of infants are born prematurely, hospitalization in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) presents significant challenges to breastfeeding practices as it introduces barriers such as maternal stress, mother-infant separation, limited visitation, and inadequate support, which hinder successful breastfeeding. Method: This review used several databases, namely Google Scholar, Science Direct, Elsevier, Medline, PubMed, Proquest, dan Wiley Online Library to search original and review articles in English about breasfeeding, internsive care unit, and risk factors in the last 10 years. Other reference sources used were guidelines and textbooks.Result: The findings reveal that breast milk’s bioactive components play a critical role in protecting against morbidity during NICU hospitalization, while also fostering cognitive development. Factors influencing breastfeeding practices include demographic (maternal age, education), biological (maternal and infant health), attitudinal (breastfeeding confidence), social (family support), and hospital regulations (NICU policies).Conclusion: Factors affecting breastfeeding practice among mothers with hospitalized neonates include planned pregnancy, medical interventions, and family support. NICU hospitalization can be a significant barrier to breastfeeding due to inadequate support, visitation time, mother-infant separation, maternal stress and anxiety, and clinical conditions.Faktor-Faktor yang Memengaruhi Praktik Menyusui pada Ibu dengan Neonatus Rawat InapAbstrakPendahuluan: Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat penting bagi bayi prematur karena dapat mengurangi morbiditas sekaligus meningkatkan perkembangan kognitif, yang pada akhirnya mendukung kehidupan dewasa yang lebih produktif. Namun, di Amerika Serikat, di mana 10–12% bayi lahir prematur, rawat inap di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) menghadirkan tantangan signifikan terhadap praktik menyusui akibat berbagai hambatan seperti stres maternal, pemisahan ibu dan bayi, waktu kunjungan yang terbatas, serta dukungan yang tidak memadai, yang menghalangi keberhasilan menyusui.Metode: Tinjauan pustaka ini menggunakan beberapa basis data, yaitu Google Scholar, Science Direct, Elsevier, Medline, PubMed, Proquest, dan Wiley Online Library, untuk mencari artikel asli dan ulasan dalam bahasa Inggris tentang menyusui, unit perawatan intensif, dan faktor risiko dalam 10 tahun terakhir. Sumber referensi lainnya yang digunakan adalah pedoman dan buku teks.Hasil: Kumpulan bukti yang ada di literatur saat ini menunjukkan bahwa komponen bioaktif dalam ASI memiliki peran penting dalam melindungi bayi dari morbiditas selama hospitalisasi di NICU, sekaligus mendukung perkembangan kognitif. Faktor-faktor yang memengaruhi praktik menyusui meliputi faktor demografis (usia ibu, pendidikan), biologis (kesehatan ibu dan bayi), sikap (kepercayaan diri dalam menyusui), sosial (dukungan keluarga), dan kebijakan rumah sakit (aturan di NICU).Kesimpulan: Faktor-faktor yang memengaruhi praktik menyusui pada ibu dengan bayi yang dirawat di NICU meliputi kehamilan yang direncanakan, intervensi medis, dan dukungan keluarga. Rawat inap di NICU dapat menjadi penghalang signifikan terhadap keberhasilan menyusui akibat kurangnya dukungan, waktu kunjungan yang terbatas, pemisahan ibu dan bayi, stres dan kecemasan maternal, serta kondisi klinis bayi.Kata Kunci: Air susu ibu, Faktor risiko, Ibu, Menyusui, NICU
Female Sexual Function and Quality of Life After Pelvic Floor Surgery Krisna, Ratih; Fauzi, Amir; Latifah, Murwani Emasrissa; Andrina, Hana; Arini, Putri; Astawa, I Gede Agus; Stevanny, Bella
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 2 July 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i2.735

Abstract

Introduction: Pelvic floor surgery can significantly affect female sexual function and quality of life, impacting clinical outcomes and patient satisfaction. Understanding these effects is crucial for optimizing patient care.Objective: To review the literature about the impact of pelvic floor surgery on female sexual function and quality of life.Methods: A comprehensive literature search was conducted through PubMed and Scopus databases, covering publications from the last ten years. Articles were selected based on relevance, quality, and focus on sexual function and quality of life after pelvic floor surgery.Results: Pelvic floor surgery may affect female sexual function through physical, emotional, and anatomical changes. Postoperative dysfunction may involve pain, vaginal scarring, altered anatomy, or psychological distress. Decreased function is reported in 13% of women undergoing stress incontinence surgery and 37.5% of those undergoing complex urgency-type incontinence surgery. However, many studies report improvements in quality of life and sexual function following successful repair of pelvic organ prolapse or incontinencConclusion: Pelvic floor surgery can affect sexual function and the quality of life. A multidisciplinary approach is essential to help women regain sexual satisfaction and achieve optimal quality of life after pelvic floor surgery.Fungsi Seksual dan Kualitas Hidup Wanita Pasca Operasi Dasar PanggulAbstrakPendahuluan: Bedah dasar panggul dapat secara signifikan memengaruhi fungsi seksual dan kualitas hidup wanita, yang berdampak pada hasil klinis dan kepuasan pasien. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai fungsi seksual dan kualitas hidup wanita pasca operasi dasar panggul sangat penting untuk mengoptimalkan perawatan pasien.Tujuan: Meninjau literatur mengenai dampak operasi dasar panggul terhadap fungsi seksual dan kualitas hidup wanita.Metode: Tinjauan pustaka dilakukan melalui basis data PubMed dan Scopus untuk publikasi 10 tahun terakhir. Artikel dipilih berdasarkan relevansi, kualitas, serta fokus pada fungsi seksual dan kualitas hidup pasca operasi dasar panggul.Hasil: Operasi dasar panggul dapat memengaruhi fungsi seksual melalui perubahan fisik, emosional, dan anatomi. Disfungsi seksual pascaoperasi dapat berupa nyeri, jaringan parut, perubahan anatomi, atau stres psikologis. Penurunan fungsi dilaporkan pada 13% pasien pascaoperasi inkontinensia urin tipe stres dan 37,5% pada kasus kompleks urgensi. Namun, banyak studi menunjukkan perbaikan fungsi seksual dan kualitas hidup setelah perbaikan prolaps atau inkontinensia yang berhasil..Kesimpulan: Pembedahan dasar panggul dapat mempengaruhi fungsi seksual dan kualitas hidup pasien. Pendekatan multidisiplin sangat penting untuk membantu wanita mencapai kembali kepuasan seksual serta kualitas hidup yang optimal setelah operasi dasar panggul.Kata Kunci: Fungsi Seksual Wanita; Inkontinensia Urin; Operasi Dasar Panggul; Prolaps Organ Panggul