Takrip, Muhamad
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Reinterpretasi Hadis Tentang Gerakan Sujud Apriliah, Apriliah; Takrip, Muhamad; Heriansyah, Dafis; Sarmilah, Sarmilah; Bahiroh, Bahiroh
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 4 No. 2 (2023): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v4i2.20940

Abstract

This study aims to discuss the reinterpretation of the hadith about the prostration movement. In this study, researchers do not need a place to research, but use a lot of literature research techniques. Data analysis technique used in this research is qualitative data analysis technique. The results and discussion in this researcher conclude that in the reinterpretation of the hadith about the prostration movement, there are two opinions, the first is the method of prostration, namely both knees first and then both hands. While the second opinion, namely the two hands first then the knees. This study concludes that when we prostrate we should not put our hands before our knees or vice versa. This means that there is no special way that we must do. According to the opinion of the narrator Abdul Aziz ibn Muhammad al-Darawardi. This study recommends religious and educational institutions to expand knowledge.
PENGEMBANGAN KURIKULUM AHMADIYAH DI SMA PIRI YOGYAKARTA Takrip, Muhamad
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.569 KB) | DOI: 10.30762/ed.v2i1.478

Abstract

Abstract: The Ahmadiyya movement born in the 19th century with the background of the decline of Muslim India in the field of religious, political, economic, social and other areas of life. The Ahmadiyya movement has a controversy among Muslims in Indonesia from various walks of life with the advent of the Ahmadiyya in Indonesia education need for qualitative scientific research that could explain that the Ahmadiyya in high school education PIRI Yogyakarta with Ahmadiyya islam education learning more emphasis towards the understanding of contextual and good nature substance through belief in God as well as the attitude towards fellow humanbeings. In Indonesia has many tribal differences, religion, race and the education of Ahmadiyya appreciate differences is an attempt religious teachers in multicultural education in high school imparts PIRI. Abstrak: Gerakan Ahmadiyah lahir pada abad ke 19 dengan latar belakang kemunduran umat islam India dibidang agama, politik, ekonomi, sosial dan bidang kehidupan lainya. Gerakan Ahmadiyah memiliki kontroversi di kalangan umat islam Indonesia dari berbagai kalangan dengan munculnya pendidikan Ahmadiyah di Indonesia perlu adanya penelitian ilmiah secara kualitatif yang bisa menjelaskan bahwa pendidikan Ahmadiyah di SMA PIRI Yogyakarta dengan pembelajaran pendidikan agama islam Ahmadiyah lebih mengedepankan terhadap pemahaman kontekstual dan subtansi baik sifatnya keyakinan kepada Allah maupun sikap terhadap sesama manusia. Di Indonesia memilki banyak perbedaan suku, agama, Ras dan antargolongan pendidikan Ahmadiyah menghargai perbedaan merupakan upaya guru agama dalam menanamkan penddikan mutikultural di SMA PIRI Yogyakarta.
The Implementation of Spiritual Education through Boarding Education Program at State High School in South Sumatera Takrip, Muhamad
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ed.v7i2.1242

Abstract

Abstract: Spiritual education plays a central role in the holistic development of learners. The focus isn't solely on the intellectual aspect but also encompasses moral development, spiritual values, and wisdom in daily life. This research aims to comprehend the implementation of spiritual education for students through the Boarding Education program at State High School (SMAN) in South Sumatera. It falls under qualitative research, utilizing a case study approach. Data collection methods involve observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques employ qualitative data analysis in three stages: data reduction, data display, and conclusion drawing. The research findings indicate that the Boarding Education program in South Sumatera’s SMAN follows the concept of nine house systems: dolphin, dove, eagle, hornbill, Komodo dragon, lion, manta ray, rhinoceros, and shark. Each house is overseen by 4-5 house coordinators. There are three activities within this spiritual program: Quran recitation, Quran memorization, and Islamic discussions. Several Islamic practices are instilled to support the success of this program, such as congregational prayers, a seven-minute lecture after Maghrib prayers, and nurturing character traits within the students. Abstrak: Pendidikan rohani memegang peran sentral dalam pengembangan peserta didik secara holistik. Titik fokus tidak hanya ada pada aspek intelektual saja tetapi juga pada perkembangan moral, nilai-nilai spiritual, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk implementasi pendidikan rohani bagi peserta didik melalui program Boarding Education di SMAN Sumatera Selatan. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa data kualitatif dengan tiga tahapan, yakni reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa program Boarding Education yang ada di SMAN Sumatera Selatan ini menggunakan konsep sembilan sistem rumah, yakni lumba-lumba, merpati, elang, rangkong, komodo, singa, mantaray, badak dan hiu. Masing-masing rumah ini dikawal oleh 4-5 house coordinator. Ada tiga kegiatan dalam program kerohanian ini, yakni khotmil quran, tahsin tahfidz al-quran dan diskusi keislaman. Beberapa pembiasaan-pembiasaan islami dilakukan guna mendukung keberhasilan program ini, seperti gerakan sholat berjamaah, kuliah tujuh menit setelah sholat maghrib, serta penanaman sikap-sikap berkarakter yang ada pada diri peserta didik.
REVITALISASI BEBASO DALAM TERJEMAHAN Al QUR`AN BAHASA PALEMBANG DAN IMPLIKASI PADA PERUBAHAN MAKNA Supriyanto, John; Idi, Abdullah; Syawaluddin, Muhammad; Mardiyah, Anisatul; Takrip, Muhamad
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 2 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i2.33416

Abstract

Penelitian ini mengkaji implikasi yang ditimbulkan oleh revitalitasi bahasa daerah melalui terjemahan Al Qur’an dalam bahasa Palembang. Lahirnya terjemahan Al Qur’an dalam bahasa Palembang utamanya dilatarbelakangi kekhawatiran berbagai pihak tentang eksistensi bahasa Palembang alus yang terindikasi terancam punah akibat semakin berkurangnya penutur dan jarangnya penggunaan di masyarakat. Dominasi orientasi penerjemahan ini kemudian berimplikasi pada beberapa aspek, yakni pola penerjemahan tarjamat at-tarjamah atau adanya bahasa perantara antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dan terjadinya pergeseran terhadap tujuan dari penerjemahan Al Qur’an. Kedua aspek ini dapat dipandang sebagai pengembangan teoritis keilmuan tarjamat al-Qur’an. Selain itu, terjemahan ini juga berimplikasi pada pergeseran makna sebagai akibat dari kesulitan penerjemah menemukan kata atau kalimat yang sepadan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. 
PENGEMBANGAN KURIKULUM AHMADIYAH DI SMA PIRI YOGYAKARTA Takrip, Muhamad
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ed.v2i1.478

Abstract

Abstract: The Ahmadiyya movement born in the 19th century with the background of the decline of Muslim India in the field of religious, political, economic, social and other areas of life. The Ahmadiyya movement has a controversy among Muslims in Indonesia from various walks of life with the advent of the Ahmadiyya in Indonesia education need for qualitative scientific research that could explain that the Ahmadiyya in high school education PIRI Yogyakarta with Ahmadiyya islam education learning more emphasis towards the understanding of contextual and good nature substance through belief in God as well as the attitude towards fellow humanbeings. In Indonesia has many tribal differences, religion, race and the education of Ahmadiyya appreciate differences is an attempt religious teachers in multicultural education in high school imparts PIRI. Abstrak: Gerakan Ahmadiyah lahir pada abad ke 19 dengan latar belakang kemunduran umat islam India dibidang agama, politik, ekonomi, sosial dan bidang kehidupan lainya. Gerakan Ahmadiyah memiliki kontroversi di kalangan umat islam Indonesia dari berbagai kalangan dengan munculnya pendidikan Ahmadiyah di Indonesia perlu adanya penelitian ilmiah secara kualitatif yang bisa menjelaskan bahwa pendidikan Ahmadiyah di SMA PIRI Yogyakarta dengan pembelajaran pendidikan agama islam Ahmadiyah lebih mengedepankan terhadap pemahaman kontekstual dan subtansi baik sifatnya keyakinan kepada Allah maupun sikap terhadap sesama manusia. Di Indonesia memilki banyak perbedaan suku, agama, Ras dan antargolongan pendidikan Ahmadiyah menghargai perbedaan merupakan upaya guru agama dalam menanamkan penddikan mutikultural di SMA PIRI Yogyakarta.
The Implementation of Spiritual Education through Boarding Education Program at State High School in South Sumatera Takrip, Muhamad
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ed.v7i2.1242

Abstract

Abstract: Spiritual education plays a central role in the holistic development of learners. The focus isn't solely on the intellectual aspect but also encompasses moral development, spiritual values, and wisdom in daily life. This research aims to comprehend the implementation of spiritual education for students through the Boarding Education program at State High School (SMAN) in South Sumatera. It falls under qualitative research, utilizing a case study approach. Data collection methods involve observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques employ qualitative data analysis in three stages: data reduction, data display, and conclusion drawing. The research findings indicate that the Boarding Education program in South Sumatera’s SMAN follows the concept of nine house systems: dolphin, dove, eagle, hornbill, Komodo dragon, lion, manta ray, rhinoceros, and shark. Each house is overseen by 4-5 house coordinators. There are three activities within this spiritual program: Quran recitation, Quran memorization, and Islamic discussions. Several Islamic practices are instilled to support the success of this program, such as congregational prayers, a seven-minute lecture after Maghrib prayers, and nurturing character traits within the students. Abstrak: Pendidikan rohani memegang peran sentral dalam pengembangan peserta didik secara holistik. Titik fokus tidak hanya ada pada aspek intelektual saja tetapi juga pada perkembangan moral, nilai-nilai spiritual, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk implementasi pendidikan rohani bagi peserta didik melalui program Boarding Education di SMAN Sumatera Selatan. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa data kualitatif dengan tiga tahapan, yakni reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa program Boarding Education yang ada di SMAN Sumatera Selatan ini menggunakan konsep sembilan sistem rumah, yakni lumba-lumba, merpati, elang, rangkong, komodo, singa, mantaray, badak dan hiu. Masing-masing rumah ini dikawal oleh 4-5 house coordinator. Ada tiga kegiatan dalam program kerohanian ini, yakni khotmil quran, tahsin tahfidz al-quran dan diskusi keislaman. Beberapa pembiasaan-pembiasaan islami dilakukan guna mendukung keberhasilan program ini, seperti gerakan sholat berjamaah, kuliah tujuh menit setelah sholat maghrib, serta penanaman sikap-sikap berkarakter yang ada pada diri peserta didik.