p-Index From 2020 - 2025
1.288
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KECERNAAN KALSIUM DAN FOSFOR RANSUM KOMPLIT BERBASIS TEBON JAGUNG PADA TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) Koluod, Asuela A.; Kaunang, C.L.; Tuturoong, R.V.; Waani, M.R.
ZOOTEC Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.522 KB) | DOI: 10.35792/zot.40.2.2020.28307

Abstract

DIGESTIBILITY OF CALCIUM AND PHOSPHORUS COMPLETE FEED BASED ON CORN FORAGE IN ONGOLE CROSSBREED COWS. Research was conducted to evaluate digestibility of calcium and phoshorus ongole crossbreed cows based on Corn Forage. Fourteen cows were used in this experiment, one and a half to two years old by weight of one hundred eighty to two hundred and fifty kilograms. this research was using experimental method, the data were analyzed by T test (Unequal Variance Assumed). Consisting of two replications and seven treatments used. The treatment used was : Ra = 50% concentrate+ 50% corn forage, Rb = 50% concentrate+ 25% king grass + 25% corn forage. The variables measured were feed calcium and phosphorus consumption, calcium and phosphorus digestibility. The results of analysis T test showed that intake capacity of calcium significantly affected (P<0.05) between Ra (31.49 gram/animal/day) and Rb (31.02 gram/animal/day) while calcium digestibility of treatment Rb (84.92%) higher significantly than Ra (77.70%). The results of analysis T test showed that intake capacity of phosphorus Rb (31.45 gram/animal/day) significantly affected (P<0.01) than Ra (30.52 gram/animal/day) and phosphorus digestibility Rb (88.39%) significantly affected (P<0.01) than Ra (83.94%). Based on the research result can be concluded that the complete feed consisting of 50% concentrate, 25% king grass (Pennisetum purpupoides) dan 25% corn forage increase digestibility of calcium and phosphorus ongole crossbreed cows.Key Words: Ongole crossbreed cattle, complete feed, digestibility, calcium and phosphorus.
Strategi mitigasi gas metan pada ternak ruminansia. Review Tuwaidan, N.W.H.; Sondakh, E.H.B.; Kaunang, C.L.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel review ini bertujuan mengevaluasi pilihan-pilihan yang telah terbukti memitigasi emisi enterik CH4 ternak ruminansia. Metan (CH4) merupakan gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dan dilepaskan melalui eruktasi ke atmosfer dalam volume yang besar oleh ternak ruminansia. Enterik CH4 berkontribusi signifikan terhadap emisi GRK global yang dihasilkan dari peternakan. Emisi metan global dari fermentasi enterik pada tahun 2020 menyumbang 68,3%, dengan kontribusi peternakan sekitar 90% dari total emisi tersebut (Galati et al., 2023). Emisi enterik CH4 pada ternak ruminansia telah menarik banyak perhatian karena dampaknya terhadap GRK. Mengurangi emisi enterik CH4 dari produksi ternak ruminansia merupakan salah satu langkah yang strategis untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C pada tahun 2050. Karena pemanasan global merupakan kekhawatiran utama maka minat terhadap strategi mitigasi gas CH4 yang berasal dari ternak ruminansia telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Strategi mitigasi melibatkan intervensi nutrisi, konsumsi bahan kering, profil dan kualitas pakan, interaksi antara mikroba serta ekologi rumen yang mempengaruhi emisi CH4 berdampak signifikan terhadap produksi CH4. Kesimpulan: mengembangkan strategi mitigasi gas CH4 yang efisien dan efektif sekaligus meningkatkan produktivitas ternak ruminansia merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai secara berkelanjutan. Emisi gas CH4 ternak ruminansia memiliki konsekuensi dibandingkan spesies ternak lainnya karena aktivitas fermentasi yang lebih tinggi terutama enterik CH4. Kata Kunci: Enterik metan, metabolit sekunder, pakan ternak, perubahan iklim
Pengujian daya kecambah benih sorgum varietas Numbu dengan metode priming menggunakan urin kelinci Rumambi, A.; Kaunang, C.L.; Kumajas, N.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya kecambah benih sorgum varietas Numbu dengan metode priming benih menggunakan urin kelinci. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 6     perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan perendaman dalam urin kelinci yaitu: 0 jam, 1 jam, 3 jam, 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Analisis data menggunakan analisis varians untuk mengetahui perbedaan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa priming menggunakan urin kelinci memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap persentase perkecambahan (87,20%), rata-rata laju perkecambahan (39,75), indeks kecepatan  berkecambah (73,71), panjang kecambah (74,92 mm), panjang daun (195,40 mm). Hasil analisis menunjukkan priming dengan urin kelinci memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap persentase perkecambahan, rata-rata laju perkecambahan, indeks kecepatan berkecambah, panjang kecambah dan panjang daun.  Kesimpulan pada penelitian ini ialah waktu priming yang paling optimum memberikan pengaruh terhadap perkecambahan benih sorgum, dimana untuk persentase perkecambahan dan indeks kecepatan berkecambah yang tertinggi pada  perlakuan dengan waktu priming 3 jam, untuk rata-rata laju perkecambahan, panjang kecambah dan panjang daun yang tertinggi adalah perlakuan dengan waktu priming 6 jam. Kata kunci: priming, sorgum, perkecambahan, urin kelinci 
Analisis produktiviras beberapa varietas sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) sebagai pakan Kindangen, G.; Telleng, M.M.; Kaunang, C.L.; Waani, M.R.; Malalantang, S.
ZOOTEC Vol. 44 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas beberapa varietas sorgum sebagai pakan yang terukur melalui berat segar daun, berat bahan kering daun, berat segar batang, berat bahas kerin batang, berat segar malai, berat bahan kering malai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perbedaan varietas dan 5 ulangan. Varietas sorgum yang dianalisis yaitu Samurai 2, Suri 4, Super 1 dan Numbu. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan varietas sangat nyata (P<0,01) terhadap berat segar daun, berat bahan kering daun, berat segar batang, berat bahan kering batang, berat segar malai dan berat bahan kering malai. Varietas Numbu menghasilkan berat segar daun, berat segar batang dan berat segar malai tertinggi dibandingan varietas lainnya, namun memberikan hasil yang berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan varietas Suri 4 dan Super 1 terhadap berat segar daun tanaman. Varietas Numbu menghasilkan berat bahan kering batang dan malai yang sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan varietas lainnya. Varietas Suri 4 menghasilkan berat bahan kering daun yang sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan varietas Samurai 2 dan Super 1, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan varietas Numbu. Disimpulkan bahwa perbedaan varietas tanaman sorgum yang dianalisis yaitu varietas Samurai 2, Suri 4, Super 1 dan Numbu memberikan perbedaan produktivitas yang beragam: dimana untuk berat segar batang, daun dan malai serta berat bahan kering batang dan malai yang tertinggi diperoleh dari varietas Numbu; Berat bahan kering daun tertinggi diperoleh dari varietas Suri 4. Kata kunci: sorgum, varietas Numbu, Varietas super 1, varietas Suri 4, varietas Samurai 2 ABSTRACT PRODUCTIVITY ANALYSIS OF SOME VARIETIES OF SORGHUM (SORGHUM BICOLOR (L.) MOENCH) AS FEED. This study aims to analyze the productivity of several varieties of sorghum as feed as measured through leaf fresh weight, leaf dry matter weight, stem fresh weight, stem dry matter weight, panicle fresh weight, panicle dry matter weight. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 different varieties and 5 replications. The sorghum varieties analyzed were Samurai 2, Suri 4, Super 1 and Numbu. The results of the analysis showed that the difference in varieties was very significant (P<0.01) on the fresh weight of leaves, dry matter weight of leaves, fresh weight of stems, dry matter weight of stems, fresh weight of panicles and dry matter weight of panicles. Numbu variety produced the highest leaf fresh weight, stem fresh weight and panicle fresh weight compared to other varieties, but gave results that were not significantly different (P>0.05) with Suri 4 and Super 1 varieties on leaf fresh weight. The Numbu variety produced very significantly higher dry matter weight of stems and panicles (P<0.01) compared to other varieties. Suri 4 variety produced very significantly higher leaf dry matter weight (P<0.01) compared to Samurai 2 and Super 1 varieties, but not significantly different (P>0.05) with Numbu variety. It was concluded that the different varieties of sorghum plants analyzed, namely the Samurai 2, Suri 4, Super 1 and Numbu varieties, gave diverse differences in productivity: where for the fresh weight of stems, leaves and panicles and the weight of dry matter of stems and panicles the highest was obtained from the Numbu variety; the highest weight of dry matter of leaves was obtained from the Suri 4 variety. Keywords : sorghum, Numbu variety, Super 1 variety, Suri 4 variety, Samurai 2 variety
Reproductive outcomes of Ongole crossbred cows in the Mapanget District of Manado, North Sulawesi Province Lapian, H.F.N.; Pudjihastuti, E.; Kaunang, C.L.
ZOOTEC Vol. 45 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The livestock sector is actually an important contributor to the improvement of the Indonesian economy because it is a source of income for millions of farmers throughout the country. However, in various regions in Indonesia, including in Mapanget District, Manado City, North Sulawesi Province, because traditional livestock practices are still dominant, there are limitations to increase livestock production. Efforts to increase production can be made through intensive observation of the reproductive appearance of traditional locally raised heifers. This study aims to evaluate the reproductive performance of Ongole-crossbreed cow in the Mapanget District The research methodology employed a survey approach, collecting both primary and secondary data. Primary data were obtained directly through interviews with farmers (respondents) using structured questionnaires, while secondary data were sourced from various relevant institutions, including the Animal Husbandry Office, the Sub-District Office, and the Statistics Office. The findings indicate that the reproductive performance of Ongole crossbreed cows in the villages of Bengkol, Buha, and West Mapanget, within the Mapanget District, is favorable. Key reproductive metrics include an average age at puberty of 21 to 24.8 months, a service per conception rate of approximately two, a calving interval of 11.5 to 13.4 months, and an age at first calving ranging from 30 to 33.6 months.
Morfologi tanaman sorgum Suri 4 – legum Tarramba yang ditanam tumpang sari dengan jarak tanam dan jenis pupuk yang berbeda Tangkau, A.A.N.; Kaunang, C.L.; Malalantang, S.S.
ZOOTEC Vol. 45 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh jarak tanam dan jenis pupuk terhadap morfologi tanaman sorgum Suri 4 dan legum Tarramba (leucaena leucocephala cv tarramba) yang ditanam tumpang sari. Penelitian ini menggunakan pola faktorial dengan rancangan acak lengkap (RAL), faktor A adalah jarak tanam : 50 x 50 cm (J1), 75 x 75 cm (J2), 100 x 100 cm (J3) dan Faktor B adalah Pupuk: tanpa pupuk (P1), pupuk anorganik (P2), pupuk organik (P3) dengan 3 ulangan. Hasil analisis keragaman menunjukkan jarak tanam, pupuk, interaksi antara jarak tanam dan pupuk memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman dan diameter batang sorgum Suri 4 dan legum Tarramba. Uji beda nyata jujur (BNJ) menunjukkan perlakuan J3P3 menghasilkan tinggi tanaman sorgum Suri 4 (203,7 cm) yang sangat nyata lebih tinggi dari perlakuan J1P2 (155,3 cm). Perlakuan J3P3 menghasilkan diameter batang sorgum Suri 4 (22,67 mm) yang sangat nyata lebih tinggi dari perlakuan J1P1 sebesar 16,40 mm. Perlakuan J3P3 menghasilkan tinggi tanaman legum Tarramba 237,0 cm yang sangat nyata lebih tinggi dari perlakuan J1P1 (191,7 cm). Perlakuan J3P3 menghasilkan diameter batang legum Tarramba (14,167 mm) yang sangat nyata lebih tinggi dari perlakuan J1P1 (8,167 mm). Disimpulkan bahwa kombinasi jarak tanam 100 x 100 cm dengan pupuk organik dapat meningkatkan rata – rata tanaman sorgum Suri 4 dengan tinggi tanaman 203,7 cm, diameter batang 22,67 mm serta hasil rata – rata tanaman legum Tarramba dengan tinggi tanaman 237,0 cm dan diameter batang 14,167 mm. Kata kunci:  Sorgum Suri 4, legum Tarramba, jarak tanam, pupuk, tumpangsari