Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Pengelolaan Kelas Berbasis Karakter di MI Bustanul Mubtadiin Proppo Pamekasan Sakdiyah, Halimatus; Listiana, Heni
PERDIKAN (Journal of Community Engagement) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.705 KB) | DOI: 10.19105/pjce.v1i1.2294

Abstract

Pemahaman guru MI khususnya MI swasta di Pamekasan tentang teori pembelajaran terkini belum banyak terserap, terlebih terkait pemberlakuan kurikulum 2013, yang mendasarkan pada pengelolaan kelas berbasis karakter. Sehingga banyak guru yang masih menggunakan pola lama yakni metode ceramah yang monoton. Adapun yang menjadi fokus pada pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalah : bagaimana upaya guru dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan bagaimana menanamkan karakter pada peserta didiknya. Sehingga pengabdi memberikan pelatihan dan pendampingan selama satu minggu untuk melatih guru-guru MI agar terampil dalam mengelola kelas, dan memasukkan nilai-nilai karakter disetiap kegiatan pembelajaran di kelas.Metode yang dikembangkan dalam pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah Pengabdian berbasis pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, yang menjadi sasaran pengabdian kami adalah guru-guru MI swasta yang mengajar di MI Bustanul Mubtadiin dan sekitarnya, karena selama ini mereka ( guru MI swasta ) khususnya MI Bustanul Mubtadiin yang berada di daerah proppo pamekasan jarang sekali mengikuti pelatihan peningkatan kualitas pembelajaran di kelasKegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan yang berorientasi kepada pembangunan kebiasaan pengelolaan dengan tahapan Plan ? do ? check ? action. Berdasarkan temuan pada saat pendampingan, sebagian penanggung jawab RTL merasa belum terbiasa menjalankan terutama pada tahap check ? action, sehingga RTL yang sudah direncanakan (plan), dijalankan tanpa ada pengawalan yang kontinyu. Akibatnya, beberapa kegiatan terkesan dijalankan apa adanya. Sehingga dengan adanya kegiatan pelatihan ini, guru-guru MI bisa lebih terampil dalam mengelola kelas dan menanamkan nilai-nilai karakter dalam pembelajarannya. Selain itu guru-guru MI dapat menguasai beberapa strategi pembelajaran di kelas, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
KODE ETIK DAN MORAL MAHASISWA (STUDI TERHADAP PERAN TIM KODE ETIK DALAM MEMBINA MORAL MAHASISWA DI IAIN MADURA) Sa'diyah, Halimatus; Rosyid, Moh. Zaiful
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.73 KB) | DOI: 10.19105/nuansa.v16i2.2628

Abstract

IAIN Madura sebagai Lembaga Pendidikan Islam harus senantiasa menegakkan nilai-nilai Islami sesuai dengan visi misinya yaitu religius, kompetitif dan kompeten. Namun nampaknya masih belum maksimal penerapannya terutama bagi mahasiswa di kampus. Hal ini terlihat dari adanya mahasiswa yang kurang mengindahkan aturan Kode Etik mahasiswa seperti penggunaaan busana yang kurang sopan, cara berkomunikasi dengan dosen dan pimpinan yang kurang etis dan lain sebagainya. Persoalannya adalah bagaimana cara Tim Kode Etik yang sudah dibentuk bisa memainkan perannya dalam menyelesaikan masalah moral mahasiswa tersebut, sehingga mahasiswa merasa dimonitoring dan diperhatikan ketika di kampus. Untuk itu peneliti melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif dengan deskriptif analitik, metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tim Kode Etik memiliki peran yang cukup besar dalam mengawal etika mahasiswa dan moral mahasiswa IAIN Madura agar lebih baik. Tim Kode Etik sebagai pembimbing, dan pengawas serta pembina moral mahasiswa IAIN Madura. Kegiatan pembinaan Kode Etik dilakukan sejak orientasi mahasiswa baru juga ketika proses pembelajaran di kelas, selain itu Tim Kode Etik juga bekerjasama dengan dosen pengajar dan Ka. Prodi untuk memberikan sanksi ketika melihat langsung pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa ketika di kampus.(IAIN Madura as an Islamic Education institution must always uphold Islamic values in accordance with its vision and mission of religious, competitive and competent. But it seems that the application is still not maximized, especially students on campus. This can be seen from the existence of students who do not heed the rules of the Student Code of Ethics such as the use of clothing that is not polite, how to communicate with lecturers and leaders who are less ethical and so forth. The purpose of this study is to analyze the role of the Code of Ethics Team in solving the students' moral problems, so that students can obey the code of ethics while on campus. The research uses a qualitative approach with descriptive analitik, the type is case study. The results showed that the Code of Ethics Team had a significant role in guarding the ethics and morals of IAIN Madura students to be better. The code of ethics team is a guide, and supervisor and moral guide for students of IAIN Madura. The code of ethics coaching activity has been carried out since the orientation of new students as well as during the learning process in the classroom. In addition, the code of ethics team also cooperates with the teaching lecturer and Head of Office. Study Program to give sanctions when seeing firsthand the violations committed by students while on campus. The existence of the Code of Ethics Team makes students reluctant to commit violations while on campus, because its massive monitoring makes students feel they are always being watched.)
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN BERBASIS KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP MA’ARIF 4 PAMEKASAN Sadiyah, Halimatus
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2101

Abstract

Islamic Religious Education (PAI) as one of the subjects directed in order to prepare students to believe, understand, and practice the values of Islamic teachings is a subject that is directed at equipping and forming quality human beings who have skills in their lives by developing potential there is. This is because basically Islam is the foundation in living life, by giving guidance and guidance in living life, and bringing people to goodness, both in the world and in the hereafter. In the internalization of education, life skills are needed to reorient learning, by integrating life skills education in subject matter. There are at least three things that need to be done in learning reorientation, namely: (a) analyzing life skills that will be developed in each topic or learning experience in each subject, or thematic learning which includes several lessons at once; (b) developing the right learning model; and (c) assessment of learning outcomes. This article uses a qualitative approach, because the data collected is more qualitative in the sense that the data is not in the form, numbers both interval, ordinal and discrete data while trying to describe reality as it is. Based on the research conducted at Ma'arif 4 Pamekasan Middle School, this article succeeded in revealing that the internalization of the values of life skills-based education developed in PAI learning were the most dominant are personal skills and social skills which included aspects of thinking skills, communication skills, spiritual skills, collaboration skills and others, so students can understand, believe, and practice the teachings of Islam well.[Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran yang diarahkan dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam merupakan mata pelajaran yang diarahkan  untuk membekali dan membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecakapan  dalam hidupnya dengan mengembangkan potensi yang ada. Hal ini karena pada dasarnya agama Islam merupakan pondasi dalam menjalani kehidupan, dengan memberi bimbingan dan pedoman dalam menjalani kehidupan, serta membawa manusia kepada kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam internalisasi pendidikan, kecakapan hidup diperlukan adanya reorientasi pembelajaran, dengan mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup dalam pokok bahasan mata pelajaran. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam reorientasi pembelajaran, yaitu: (a) menganalisis kecakapan hidup yang akan dikembangkan dalam setiap topik atau pengalaman belajar dalam setiap mata pelajaran, atau pembelajaran tematik yang meliputi beberapa pelajaran sekaligus; (b) mengembangkan model pembelajaran yang tepat; dan (c) penilaian hasil belajar. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang dikumpulkannya lebih banyak bersifat kualitatif dalam arti data bukan dalam bentuk, angka baik interval, ordinal maupun data diskrit sekaligus berusaha menggambarkan realitas sebagaimana adanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Ma’arif 4 Pamekasan, artikel ini berhasil mengungkap bahwa internalisasi nilai-nilai pendidikan berbasis kecakapan hidup yang dikembangkan dalam pembelajaran PAI yang paling dominan adalah kecakapan personal dan kecakapan sosial yang mencakup pada aspek thinking skill, communication skill, spritual skill, collaboration skill dan lain-lain, sehingga peserta didik bisa memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik]
Model Research and Development dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Halimatus Sa'diyah; Hanik Yuni Alfiyah; Zaini Tamin AR; Nasaruddin Nasaruddin
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 10 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.371 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2020.10.1.42-73

Abstract

Selama ini, pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sering menggunakan model, metode atau strategi yang bersifat konvensional, terutama pada materi yang bersifat metafisik dan transendental. Penelitian ini berupaya mengkaji model-model penelitian dan pengembangan (research and development) pembelajaran PAI dalam beberapa aspeknya. Penelitian pustaka ini menyimpulkan bahwa Research and Development (R&D ) dalam pembelajaran PAI dapat dilakukan melalui penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Objek R&D dalam pembelajaran PAI berupa: materi, metode, media, dan teknik evaluasi. R&D dapat membantu guru untuk melakukan kreasi dan inovasi yang melahirkan produk yang terus menerus disempurnakan. Tujuannya adalah menjamin kemudahan dan kenyamanan dalam mata pelajaran PAI. Penulis perlu menegaskan bahwa R&D dalam pembelajaran PAI harus dipandang sebagai peningkatan pendidikan (minimal di kelas atau lembaga pendidikan). Oleh sebab itu, penulis merekomendasikan beberapa hal berikut: Pertama, mematangkan perencanaan R&D; Kedua, lebih memperhatikan ketelitian, khususnya dalam analisis dan evaluasi; Ketiga, peningkatan perhatian pada upaya pengembangan materi, metode, media, dan teknik evaluasi yang lebih baik dalam proses pembelajaran.
Kekerasan dalam Pendidikan; Sejarah, Perkembangan dan Solusi Halimatus Sa'diyah
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 11 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.06 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2021.11.1.70-86

Abstract

Studies on the history of violence in education have not been widely discussed so far, especially in Indonesia, even though it is very important to study and find solutions so that violence does not occur again in education. The world of education is often associated with acts of violence considering the many cases of violence that have occurred so far, especially in Indonesia. Researchers try to study it to find a typology of violence in education and how to overcome the problem of violence that occurs in education. This paper is a type of library research through content analysis obtained from several references in the form of books and scientific articles. The result of this research is to formulate the concept of peace education (peace education) which can train students in reducing conflict in order to create peaceful conditions both intra-personally and interpersonally. Peace education - which is the substance of Islamic education - not only teaches students to think, but also stimulates students to think critically. This can be carried out using a holistic and participatory approach through the dialogue method so that learning is more meaningful.
THE MILLENNIAL KIAIS Evi Fatimatur Rusydiyah; Halimatus Sa’diyah; Masykurotin Azizah
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 15 No 1 (2020)
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2020.15.1.75-97

Abstract

The development of social media technology provides people with more accessible information about religious knowledge. Everyone can learn the religion from social media, particularly Youtube. This phenomenon seems to force young Nahdlatul Ulama (NU) kiais (religious experts) such as Gus Baha, Gus Miftah, and Gus Muwafiq to be more adaptive and familiar to social media platform, like Youtube. This makes them close to being called “the millennial kiais.” Using a phenomenological approach based on observations on Youtube, this paper examines the performance of millennial kiais in carrying out the process of dakwah (Islamic proselytization) and in becoming role models for social education as they do. The educational interaction carried out by these millennial kiais on Youtube seems to be very effective in attracting the interest of wider citizens. The number of their viewers reaches between four to eight million in one year. The number of videos viewed is around one hundred. The model of social education introduced by these millennial kiais is analyzed through the Bandura theory which starts through a process of stimulation and observation and is followed by a process in mental cognition, which creates motivation and demands a response by clicking the likes button and subscribing comments. The response marks the beginning of a constant change of behavior.
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN BERBASIS KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP MA’ARIF 4 PAMEKASAN Halimatus Sadiyah
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2101

Abstract

Islamic Religious Education (PAI) as one of the subjects directed in order to prepare students to believe, understand, and practice the values of Islamic teachings is a subject that is directed at equipping and forming quality human beings who have skills in their lives by developing potential there is. This is because basically Islam is the foundation in living life, by giving guidance and guidance in living life, and bringing people to goodness, both in the world and in the hereafter. In the internalization of education, life skills are needed to reorient learning, by integrating life skills education in subject matter. There are at least three things that need to be done in learning reorientation, namely: (a) analyzing life skills that will be developed in each topic or learning experience in each subject, or thematic learning which includes several lessons at once; (b) developing the right learning model; and (c) assessment of learning outcomes. This article uses a qualitative approach, because the data collected is more qualitative in the sense that the data is not in the form, numbers both interval, ordinal and discrete data while trying to describe reality as it is. Based on the research conducted at Ma'arif 4 Pamekasan Middle School, this article succeeded in revealing that the internalization of the values of life skills-based education developed in PAI learning were the most dominant are personal skills and social skills which included aspects of thinking skills, communication skills, spiritual skills, collaboration skills and others, so students can understand, believe, and practice the teachings of Islam well.[Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran yang diarahkan dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam merupakan mata pelajaran yang diarahkan  untuk membekali dan membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecakapan  dalam hidupnya dengan mengembangkan potensi yang ada. Hal ini karena pada dasarnya agama Islam merupakan pondasi dalam menjalani kehidupan, dengan memberi bimbingan dan pedoman dalam menjalani kehidupan, serta membawa manusia kepada kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam internalisasi pendidikan, kecakapan hidup diperlukan adanya reorientasi pembelajaran, dengan mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup dalam pokok bahasan mata pelajaran. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam reorientasi pembelajaran, yaitu: (a) menganalisis kecakapan hidup yang akan dikembangkan dalam setiap topik atau pengalaman belajar dalam setiap mata pelajaran, atau pembelajaran tematik yang meliputi beberapa pelajaran sekaligus; (b) mengembangkan model pembelajaran yang tepat; dan (c) penilaian hasil belajar. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang dikumpulkannya lebih banyak bersifat kualitatif dalam arti data bukan dalam bentuk, angka baik interval, ordinal maupun data diskrit sekaligus berusaha menggambarkan realitas sebagaimana adanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Ma’arif 4 Pamekasan, artikel ini berhasil mengungkap bahwa internalisasi nilai-nilai pendidikan berbasis kecakapan hidup yang dikembangkan dalam pembelajaran PAI yang paling dominan adalah kecakapan personal dan kecakapan sosial yang mencakup pada aspek thinking skill, communication skill, spritual skill, collaboration skill dan lain-lain, sehingga peserta didik bisa memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik]
THE CONCEPT OF ISMAIL RADJI AL-FARUQI ISLAMIC EDUCATION AS A SOLUTION IN THE MILLENNIAL ERA Halimatus Sa'diyah
Journal of Contemporary Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021): Journal of Contemporary Islamic Education
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/cie.v1i1.1381

Abstract

Of several problems in the Millennial era, one of them is the westernization of science, including Islamic education. So it is necessary to find a solution by Islamizing science as conceptualized by Ismail Radji al-Faruqi. This research is a library research using qualitative descriptive analysis. Data was collected from various kinds of reading sources in the form of scientific articles and books and other supporting references, then ancarried content analysis was in-depthout to find solutions to educational problems in the millennial era. The results of the research show that the concept of Islamic education Ismail Radji al-Faruqi is a leading Muslim intellectual who has responded positively to the development of science and technology, but he still puts the principle of tauhid in his idea of ​​Islamization of science. Through a work plan arranged systematically with five objectives and twelve stages al-Faruqi was able to realize his program. It is important to review the concept of education to be re-realized in the current millennial era.
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Pengelolaan Kelas Berbasis Karakter di MI Bustanul Mubtadiin Proppo Pamekasan Halimatus Sakdiyah; Heni Listiana
PERDIKAN (Journal of Community Engagement) Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/pjce.v1i1.2294

Abstract

Pemahaman guru MI khususnya MI swasta di Pamekasan tentang teori pembelajaran terkini belum banyak terserap, terlebih terkait pemberlakuan kurikulum 2013, yang mendasarkan pada pengelolaan kelas berbasis karakter. Sehingga banyak guru yang masih menggunakan pola lama yakni metode ceramah yang monoton. Adapun yang menjadi fokus pada pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalah : bagaimana upaya guru dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan bagaimana menanamkan karakter pada peserta didiknya. Sehingga pengabdi memberikan pelatihan dan pendampingan selama satu minggu untuk melatih guru-guru MI agar terampil dalam mengelola kelas, dan memasukkan nilai-nilai karakter disetiap kegiatan pembelajaran di kelas.Metode yang dikembangkan dalam pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah Pengabdian berbasis pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, yang menjadi sasaran pengabdian kami adalah guru-guru MI swasta yang mengajar di MI Bustanul Mubtadiin dan sekitarnya, karena selama ini mereka ( guru MI swasta ) khususnya MI Bustanul Mubtadiin yang berada di daerah proppo pamekasan jarang sekali mengikuti pelatihan peningkatan kualitas pembelajaran di kelasKegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan yang berorientasi kepada pembangunan kebiasaan pengelolaan dengan tahapan Plan – do – check – action. Berdasarkan temuan pada saat pendampingan, sebagian penanggung jawab RTL merasa belum terbiasa menjalankan terutama pada tahap check – action, sehingga RTL yang sudah direncanakan (plan), dijalankan tanpa ada pengawalan yang kontinyu. Akibatnya, beberapa kegiatan terkesan dijalankan apa adanya. Sehingga dengan adanya kegiatan pelatihan ini, guru-guru MI bisa lebih terampil dalam mengelola kelas dan menanamkan nilai-nilai karakter dalam pembelajarannya. Selain itu guru-guru MI dapat menguasai beberapa strategi pembelajaran di kelas, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
THE MILLENNIAL KIAIS Evi Fatimatur Rusydiyah; Halimatus Sa’diyah; Masykurotin Azizah
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 15 No 1 (2020)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2020.15.1.75-97

Abstract

The development of social media technology provides people with more accessible information about religious knowledge. Everyone can learn the religion from social media, particularly Youtube. This phenomenon seems to force young Nahdlatul Ulama (NU) kiais (religious experts) such as Gus Baha, Gus Miftah, and Gus Muwafiq to be more adaptive and familiar to social media platform, like Youtube. This makes them close to being called “the millennial kiais.” Using a phenomenological approach based on observations on Youtube, this paper examines the performance of millennial kiais in carrying out the process of dakwah (Islamic proselytization) and in becoming role models for social education as they do. The educational interaction carried out by these millennial kiais on Youtube seems to be very effective in attracting the interest of wider citizens. The number of their viewers reaches between four to eight million in one year. The number of videos viewed is around one hundred. The model of social education introduced by these millennial kiais is analyzed through the Bandura theory which starts through a process of stimulation and observation and is followed by a process in mental cognition, which creates motivation and demands a response by clicking the likes button and subscribing comments. The response marks the beginning of a constant change of behavior.