Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Fuzzy Type-2 Sunoto, Tio Dewantho; Saragih, Riko Arlando; Jarden, Judea Janoto; Wijaya, Kioe (Oeij) O. K. Ricky
Jurnal Telematika Vol. 16 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Petra Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61769/telematika.v16i2.420

Abstract

Image enhancement is applied to an image that has low contrast. Histogram Equalization (HE) is a general method used to improve the quality of an image.  However, its drawback is for a low contrast image, which is solved by using the type-1 fuzzy method. Nonetheless, due to its crisp membership function, then type-1 fuzzy will result in uncertainty when implemented on an image with a non-homogenous contrast. In this research, type-2 fuzzy will be applied because its membership function can model and minimize the uncertainty to increase the image quality. Image enhancement is evaluated quantitatively and qualitatively. Mean Square Error (MSE) and Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) are used as quantitative measures for the three image enhancement techniques used, i.e., HE, type-1 fuzzy, and type-2 fuzzy. In general, based on the simulation results, type-2 fuzzy gives the best performance. Meanwhile, the qualitative measure is done through a survey of several respondents. The respondents agree that type-2 fuzzy shows the best performance for image enhancement qualitatively. Quantitatively, there is not the best among the three type-2 fuzzy methods for image enhancement because their MSE and PSNR were varied. Moreover, neither qualitatively, due to subjective issue among the respondents when looking at the resulting image, the respondents agree there is none the best one among them so that it needs the same perception about the quality of a good image.  Perbaikan kualitas citra biasanya diterapkan untuk citra yang memiliki kontras yang rendah. Metode Histogram Equalization (HE) adalah metode yang umum digunakan untuk memperbaiki kualitas citra. Namun, metode ini mempunyai kekurangan untuk citra yang memiliki level kekontrasan yang rendah. Kekurangan ini dapat diatasi dengan menggunakan metode fuzzy tipe-1. Karena sifat keanggotaan metode fuzzy type-1 bersifat crisp (tajam), maka akan berakibat ketidakpastian saat diterapkan untuk citra yang mempunyai distribusi kontras yang tidak homogen. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diimplementasikan metode fuzzy type-2. Himpunan fungsi keanggotaan fuzzy type-2 mampu memodelkan dan meminimalisasi ketidakpastian sehingga kualitas citra dapat ditingkatkan. Penilaian terhadap perbaikan kualitas citra dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengujian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metrik Mean Square Error (MSE) dan Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) terhadap perbaikan kualitas citra yang menggunakan metode HE, metode fuzzy type-1, dan metode fuzzy type-2. Berdasarkan pengujian, secara umum metode fuzzy type-2 menghasilkan perbaikan kualitas citra yang paling baik. Evaluasi pengujian kualitatif dilakukan melalui survei responden. Secara umum responden menilai perbaikan kualitas citra dengan metode fuzzy type-2 akan menghasilkan visual citra yang lebih baik. Di antara ketiga kategori metode fuzzy type-2, secara kuantitatif hasilnya tidak menunjuk kepada satu kategori yang terbaik karena nilai MSE dan PSNR yang masih bervariasi. Demikian pula secara kualitatif, responden tidak memilih satu kategori terbaik akibat adanya faktor subyektivitas responden saat melihat sebuah citra. Untuk itu, dibutuhkan kesamaan persepsi tentang arti kualitas sebuah citra yang baik.
Model Deep Learning untuk Face Anti-Spoofing dalam Mengatasi Domain Generalization dengan Depth Estimation dan Generative Adversarial Network Sunoto, Tio Dewantho; Setiadikarunia, Daniel; Saragih, Riko Arlando; Moses, Elia
Jurnal Telematika Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Petra Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61769/telematika.v20i1.730

Abstract

Penggunaan biometrik wajah untuk memperoleh akses suatu sistem keamanan adalah hal yang lazim ditemukan dalam perangkat komunikasi/komputasi. Walaupun demikian, kemudahan ini berakibat kepada kerentanan terjadinya penerobosan ke dalam sistem keamanan, di mana citra wajah dapat dipalsukan dengan memanfaatkan foto atau video seseorang yang memiliki hak akses. Hal ini dapat diperburuk dengan tersedianya foto atau video seseorang di media sosial. Sistem face anti-spoofing (FAS) adalah suatu sistem yang penting untuk mendeteksi apakah citra masukan adalah citra riil atau citra palsu dalam suatu sistem biometrik yang menggunakan informasi citra wajah. Banyak metode yang sudah digunakan untuk merealisasikan sistem ini, baik dengan pendekatan berbasis metode hand-crafted maupun deep learning (DL). Walaupun demikian, penelitian mengenai perbedaan distribusi antara dataset uji dengan dataset latih masih jarang dilakukan. Artikel ini membahas penggunaan model berbasis deep learning (DL) untuk aplikasi face anti-spoofing (FAS). Penelitian ini mengimplementasikan model menggunakan estimasi peta kedalaman untuk menemukan fitur diskriminatif dan generative adversarial network (GAN) untuk mengatasi isu perbedaan distribusi yang menggunakan pendekatan berupa pembangkitan (pembentukan) data. Untuk model yang diimplementasikan dengan skenario simulasi intraset, hasil pengujian untuk dua dataset publik, yaitu NUAA dan CASIA, memberikan hasil terbaik dari segi metrik half total error rate (HTER), berturut-turut 2,97% dan 2,7%. Sementara simulasi untuk adanya perbedaan antara karakteristik dataset uji dengan dataset latih, hasil dengan menerapkan GAN untuk meningkatkan kemampuan generalisasi model, dapat menurunkan bonafide presentation classification error rate (BPCER) sebesar 9,75%.
REALIZATION OF FIVE-STAGE CONSTANT CURRENT CHARGING METHOD FOR LI-ION BATTERY CHARGER Daniel Setiadikarunia; Oh, Braga Geofano Wintora; Sunoto, Tio Dewantho
TESLA: Jurnal Teknik Elektro Vol 27 No 2 (2025): TESLA : Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tesla.v27i2.35721

Abstract

The demand for high-performance battery systems in electronic devices and electric vehicles has driven the development of faster, more efficient, and safer battery charging methods. The conventional constant current–constant voltage method for charging batteries such as lithium-ion is still widely used because it is easy to implement, but it has limitations in charging speed and the potential for battery degradation due to high initial charging currents and excessive voltage towards the end of charging. This paper presents a novel lithium-ion battery charger design that differs from others based on a five-stage constant current method intended to accelerate charging time and improve charging efficiency. The transition between stages is determined based on the cut-off voltage. The current values for the first and fifth stages are determined, while the current values for the second, third, and fourth stages are obtained through calculation. Experimental results show that the implemented five-stage constant-current charging method battery charger can charge lithium-ion batteries with an average charging efficiency of 90.4%, comparable to battery charger using the constant current-constant voltage method with an average of 90.2%, but with a shorter charging time of almost half, namely an average of 2650.6 seconds for the five-stage constant current charging method and an average of 4480.9 seconds for the constant current-constant voltage method. For the lithium-ion batteries used in the testing, charging the battery with a first-stage charging current of 2.6A and a fifth-stage charging current of 0.125A is the most optimal. ABSTRAK: Kebutuhan terhadap sistem baterai berperforma tinggi pada perangkat-perangkat elektronik sampai kendaraan listrik mendorong pengembangan metode pengisian baterai yang lebih cepat, efisien, dan aman. Metode konvensional constant current–constant voltage untuk mengisi baterai seperti lithium-ion masih banyak digunakan karena mudah diimplementasikan, tetapi memiliki keterbatasan dalam kecepatan pengisian dan adanya potensi degradasi baterai akibat arus awal pengisian yang tinggi dan tegangan yang berlebih menjelang akhir pengisian. Makalah ini menyajikan rancangan pengisi baterai lithium-ion yang baru dan berbeda dari yang lain berbasis arus konstan lima tahap yang ditujukan untuk mempercepat waktu pengisian dan meningkatkan efisiensi pengisian. Transisi antar tahap ditentukan berdasarkan tegangan cut-off. Nilai arus tahap pertama dan kelima ditentukan, sedangkan nilai arus tahap kedua, ketiga, dan keempat diperoleh dari perhitungan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pengisi baterai dengan metode pengisian arus konstan lima tahap yang direalisasikan mampu mengisi baterai lithium-ion dengan efisiensi pengisian rata-rata 90,4% setara dengan pengisi baterai yang menggunakan metode constant curret-constant voltage rata-rata sebesar 90,2%, tetapi dengan waktu pengisian yang lebih singkat hampir setengah kalinya, yaitu rata-rata 2650,6 detik untuk metode pengisian arus konstan lima tahap dan rata-rata 4480,9 detik untuk metode constant curret-constant voltage. Untuk baterai lithium-ion yang digunakan dalam pengujian, pengisian baterai menggunakan arus pengisian tahap satu 2,6A dan tahap lima 0,125A adalah yang paling optimal.