Arlien Jeannete Manoppo
Faculty Of Nursing, Universitas Klabat

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KOGNITIF DAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE II YANG MENDAPATKAN PROGRAM DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) DI DESA AIRMADIDI Arlien Jeannete Manoppo
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 5 No 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v5i1.725

Abstract

The Diabetes Self Management Education (DSME) program is an appropriate intervention in controlling diabetes mellitus (DM) and cognitive has a role in the success of the program. The purpose of this study was to analyze the relationship between cognitive and blood sugar levels in patients with type II DM who received DSME. The method used in the study was an analytic observational study with a cohort study design, which involved 27 respondents selected through consecutive sampling. The cognitive mean of patients with type II DM, especially those involved in this study, was 26.04, which meant normal or no interference. The mean blood sugar levels pretest (287.78 mg/dl), posttest (222.78 mg/dl), and the difference between pretest and posttest (65 mg/dl). Pearson correlation test mentioned p=0.137 (p>0.05) so that Ha failed to be accepted, there was no significant relationship between cognitive and blood sugar levels in type II DM patients who received the DSME program. The addition of respondents and the length of time the research needs to be done for further research to get better results involving other factors that can affect cognitive or blood sugar levels. Keywords: Blood sugar levels, cognitive, DSME
TINGKAT KEMANDIRIAN DAN STATUS DEPRESI LANSIA DI PANTI WERDHA BETHANIA LEMBEAN DAN BALAI PENYANTUNAN LANSIA SENJA CERAH MANADO Arlien Jeannete Manoppo
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 3 No 2 (2017): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v3i2.739

Abstract

Pendahuluan: Secara alami proses penuaan mengakibatkan perubahan fisik dan mental dan hal ini mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Perubahan-perubahan tersebut menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus dan apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah berbagai masalah yang kompleks bagi lanjut usia (lansia). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan yang signifikan antara tingkat kemandirian dan status depresi lansia. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi korelasi. Populasi penelitian ini adalah klien lansia yang dirawat di Panti Werdha Bethania Lembean dan Balai Penyantunan Lansia Senja Cerah, Manado. Sample dalam penelitian ini ditetapkan secara sensus sebanyak 73 orang lansia. Data univariat menggambarkan 46 (63%) responden memiliki kemandirian serta 52 (71,2%) responden tersebut mengalami depresi dengan penjabaran 15 (20,5%) responden mengalami depresi ringan, 20 (27,4%) responden mengalami depresi sedang, dan 17 (23,3%) responden mengalami depresi berat. Uji korelasi spearman rho menunjukkan terdapat hubungan signifikan yang searah tingkat kemandirian dan status depresi lansia di Panti Werdha Bethania Lembean serta Balai Penyantunan Lansia Senja Cerah Manado (p=0,001; α=0,05, maka p<0,05) dengan korelasi yang rendah (r=0,375). Hasil: penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi akademisi khususnya asuhan keperawatan terhadap lansia terkait tingkat kemandirian dan status depresi lansia. Diskusi: Disarankan untuk penelitian selanjutnya mengenai cara mengatasi tingkat depresi dan meningkatkan kemandirian lansia. Kata kunci: Lansia, Status Depresi, Tingkat Kemandirian.
Perilaku Pemakaian Pembalut Terhadap Kejadian Pruritus Vulvae Pada Remaja Putri Arlien Jeannete Manoppo
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 8 No 1 (2022): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v8i1.2852

Abstract

Latar belakang: Perilaku dan kebiasaan remaja putri ketika sedang menstruasi yang sering lupa untuk mengganti pembalut di bawah enam jam dapat menimbulkan kejadian pruritus vulvae, yaitu sensasi gatal di area vulva. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara lama pemakaian pembalut dengan kejadian pruritus vulvae pada remaja putri. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Responden pada penelitian ini berjumlah 115 yang ditentukan menggunakan Teknik Consecutive Sampling. Hasil Penelitian: Sebagian besar responden, 73 orang (63,5%) masuk dalam kategori tidak baik dalam pemakaian pembalut, 74 orang (64,3%) mempunyai keluhan pruritus vulvae dengan kategori sedang, dan terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemakaian pembalut dan kejadian pruritus vulvae (p=0,000; p<0,05). Kesimpulan: lamanya pemakaian pembalut mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian pruritus vulvae pada remaja putri. Dengan demikian, lama pemakaian pembalut dapat dijadikan rekomendasi dalam pencegahan kejadian pruritus vulvae pada remaja putri.
KETERLIBATAN KOGNITIF PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT Arlien Jeannete Manoppo
NUTRIX Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Issue 2, 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol4.Iss2.474

Abstract

Kesuksesan dalam perkuliahannya dapat dilihat dari prestasi belajarnya, keterlibatan kognitif dalam proses perkuliahan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keterlibatan kognitif dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Klabat (FKep Unklab). Peneliti menggunakan metode cross sectional untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. 203 mahasiswa yang terdaftar di Program Sarjana Keperawatan Universitas Klabat semester genap 2018/2019 dilibatkan oleh peneliti menjadi responden melalui teknik consecutive sampling. Instrumen untuk mengukur keterlibatan kognitif mahasiswa adalah adaptasi kuesioner aktivitas belajar ICAP (interactive, constructive, active dan passive), sedangkan prestasi belajar adalah nilai indeks prestasi kumulatif pada akhir semester berjalan. Temuan hasil dari penelitian ini adalah hampir semua atau 201 (99%) responden memiliki tingkat keterlibatan kognitif sedang hingga baik, sebagian besar atau 197 (97%) responden mendapatkan prestasi belajar B- hingga A, serta terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan kognitif dan prestasi belajar mahasiswa FKep Unklab (p=0,046) dengan nilai r=0,141. Evaluasi dan monitor keterlibatan kognitif mahasiswa yang menjalani perkuliahan perlu dilakukan untuk mempertahankan capaian prestasi belajar yang baik.
TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA PADA PRESTASI AKADEMIK Arlien Jeannete Manoppo; Friskilia I. Bolung
NUTRIX Vol 3 No 1 (2019): Volume 3, Issue 1, 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.469 KB) | DOI: 10.37771/nj.Vol3.Iss1.393

Abstract

Academic achievement is a form of success of a student obtained from the learning process in schools and colleges, this is realized because of the role of parents based on education level and income. The purpose of this study was to analyze the relationship between education level and income of parents with academic achievement. The method used in the study was an analytic observational study with a cross sectional design, involving 85 respondents selected through consecutive sampling. The results of the study stated that the income of male parents was very high at 43.5%, the income of female parents was low at 28.2%, the education level of parents was medium (45.9% for men and 41.2% for women), student academic achievement is high (49.4%), there is no significant relationship between the level of education of parents and student academic achievement (p> 0.05), and there is a significant relationship between parents' income and student academic achievement (p <0.05). Thus, there is no significant relationship between the level of education of parents and the academic achievement of the Nursing Faculty of Klabat University students, but there is a significant relationship between parents' income and the academic achievement of the Nursing Faculty students of Klabat University. The addition of other variables related to academic achievement needs to be done to improve the results of this study.
PENGETAHUAN DAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Arlien Jeannete Manoppo
Klabat Journal of Nursing Vol 4 No 2 (2022): Nurses: Ready to Lead
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i2.833

Abstract

Good knowledge about cervical cancer can lead to an understanding for the individual so that it moves his behavior to prevention, namely early detection through visual inspection of acetic acid (IVA). The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge and the behavior of early detection of IVA in women of childbearing age. The research design used is the descriptive correlation with a cross-sectional approach. Respondents in the study amounted to 146 who were determined using the purposive sampling technique. The results of this study are the majority of women of childbearing age (25-49 years) have a sufficient level of knowledge of 91 (62.3%) and do not carry out early detection of IVA examination 114 (78.1%), and the results of the chi-square analysis show that there is a significant relationship. significant with a low correlation between knowledge level and behavior of IVA early detection examination in women of childbearing age in a positive direction (r=0.308; p=0.000). This research can be continued by adding demographic data of respondents, such as education level and age of respondents. KEYWORDS: Behavior Early Detection Of Acetic Acid Visual Inspection, Cervical Cancer, Knowledge Pengetahuan yang baik mengenai kanker serviks dapat menimbulkan pemahaman bagi individu tersebut sehingga menggerakan perilakunya untuk melakukan pencegahan, yaitu deteksi dini melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan deteksi dini IVA pada wanita usia subur. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian berjumlah 146 yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah mayoritas wanita usia subur (25-49 tahun) memiliki tingkat pengetahuan cukup 91 (62,3 %) dan tidak melakukan deteksi dini pemeriksaan IVA 114 (78,1%), serta dari hasil analisis chisquare menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan korelasi rendah antara tingkat pengetahuan dan perilaku pemeriksaan deteksi dini Iva pada wanita usia subur dengan arah yang positif (r=0,308; p=0,000). Penelitian ini dapat diteruskan dengan menambahkan data demografi responden, seperti tingkat pendidikan dan juga usia responden. KATA KUNCI: Kanker serviks, Pengetahuan, Perilaku Deteksi Dini Inspeksi Visual Asam Asetat
SELERA HUMOR PADA MOTIVASI BELAJAR Arlien Jeannete Manoppo; Olivia C. Pontororing
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 1 (2023): Nursing Rebound
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i1.912

Abstract

Proses pembelajaran yang baik memerlukan strategi terikat dan terarah kepada suatu tujuan untuk dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif dalam mencapai hasil yang maksimal. Salah satunya adalah motivasi belajar, yaitu energi dari dalam diri yang mendorong individu tersebut untuk terus belajar dan belajar dengan penuh kesukaan. Selanjutnya, peran guru melalui selera humor juga diperlukan dalam membentuk motivasi belajar yang baik karena dapat menimbulkan suasana belajar menjadi santai dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi selera humor guru pada motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 70 siswa yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Hasil penelitian menyebutkan bahwa semua guru memiliki selera humor yang sangat baik, semua siswa mempunyai motivasi belajar yang sangat baik, serta terdapat hubungan signifikan yang cukup kuat antara selera humor guru pada motivasi belajar siswa dengan arah yang positif (r=0,406; p=0,000). Peneliti selanjutnya dapat melanjutkannya dengan menambah faktor-faktor lain dan analisis multivariat agar dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan terhadap motivasi belajar siswa. KATA KUNCI: Motivasi belajar, selera humor ABSTRACT A good learning process requires a strategy that is bound and directed towards a goal to be able to generate effective learning activities in achieving maximum results. One of them is learning motivation, which is the energy from within that encourages the individual to continue learning and learn with pleasure. Furthermore, the role of the teacher through a sense of humor is also needed in shaping good learning motivation because it can create a relaxed and fun learning atmosphere. This study aims to analyze the correlation between teachers' sense of humor and students' learning motivation. This study used a descriptive correlation design with a cross-sectional approach. The number of respondents involved in this study were 70 students selected by convenience sampling technique. The results stated that all teachers have a very good sense of humor, all students have very good learning motivation, and there is a strong significant relationship between teachers' sense of humor on student learning motivation with a positive direction (r=0.406; p=0.000). Future researchers can continue by adding other factors and multivariate analysis in order to determine the effect on student learning motivation. KEYWORDS: Motivation to learn, sense of humor
Insomnia dan Konsentrasi Belajar Mahasiswa Fricilia Maindoka; Griffin Mark Owen Anderson; Arlien Jeannete Manoppo
NUTRIX Vol 7 No 2 (2023): Volume 7, Issue 2, 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v7i2.983

Abstract

Insomnia is one of the many sleep disorders that can affect learning concentration so it can interfere with the learning process. The purpose of this study was to determine the relationship between insomnia and learning concentration in college students. The research method used was a descriptive correlation with a cross-sectional approach conducted on 266 students through a purposive sampling technique. The statistical test results of this study stated that 168 respondents (63.2%) experienced short-term insomnia, 218 respondents (82%) had high learning concentration, and there was a significant relationship (p=0.021) between insomnia and student learning concentration. Students need to organize their rest and activity time as well as possible so that learning concentration can be maintained. Keywords: insomnia, learning concentration. Abstrak Insomnia adalah salah satu dari sekian gangguan tidur yang dapat memengaruhi konsentrasi belajar sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan insomnia dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada 266 mahasiswa melalui teknik purposive sampling. Hasil uji statistik dari penelitian ini menyatakan bahwa 168 responden (63,2%) mengalami insomnia jangka pendek, 218 responden (82%) memiliki konsentrasi belajar tinggi, serta terdapat hubungan yang signifikan (p=0,021) antara insomnia dan konsentrasi belajar mahasiswa. Mahasiswa perlu mengatur waktu istirahat dan aktivitas sebaik mungkin supaya konsentrasi belajar bisa dipertahankan. Kata Kunci: insomnia, konsentrasi belajar.
KEMANDIRIAN, KEBERDAYAAN OTOT DAN RISIKO DEKUBITUS Manoppo, Arlien J; Anderson, Elisa
Klabat Journal of Nursing Vol. 7 No. 1 (2025): Building Resilient Communities
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v7i1.1278

Abstract

Luka dekubitus, yang sering juga disebut sebagai luka tekan atau luka tirah baring merupakan cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya. Penyebabnya adalah tekanan berkepanjangan, yang berkaitan dengan keterbatasan mobilitas, dan aktivitas yang bergantung pada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kemandirian, keberdayaan otot, dan risiko dekubitus pada pasien di ruang perawatan intensif medikal dan bedah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik serta desain cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan adalah non-probability sampling dengan convenience sampling, melibatkan 51 pasien sebagai subjek penelitian. Hasil analisa dari 51 responden menunjukkan bahwa kebanyakan pasien tidak mandiri 46 (90,2%), tidak mempunyai keberdayaan otot 25-26 (49-51%), mempunyai risiko dekubitus yang sangat tinggi 34 (66,7%), serta terdapat hubungan yang bermakna antara kemandirian, keberdayaan otot, dan risiko dekubitus (p<,05) dengan keeratan hubungan yang bervariasi dari kuat hingga mendekati sempurna. Disarankan agar petugas Kesehatan, khususnya perawat, dapat memperhatikan kondisi kemandirian dan keberdayaan otot pasien bila bertemu dengan pasien yang memiliki atau yang berisiko terjadi luka dekubitus. Analisis regresi multivariat juga disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih optimal. Decubitus wounds, also known as pressure sores or bed sores, are injuries to the skin and underlying tissues. It is caused by prolonged distress, which is associated with limited mobility, and dependent activities. This study aimed to explore the relationship between independence, muscle empowerment, and decubitus risk in patients in medical and surgical intensive care units. The method used in this study was quantitative with an analytic observational approach and cross-sectional design. The sampling technique applied was non-probability sampling with convenience sampling, involving 51 patients as research subjects. The results of the analysis of 51 respondents showed that most patients were not independent 46 (90.2%), did not have muscle empowerment 25-26 (49-51%), had a very high risk of decubitus 34 (66.7%), and there was a significant relationship between independence, muscle empowerment, and risk of decubitus (p<.05) with the strength of the relationship varying from strong to near perfect. It is recommended that health workers, especially nurses, can pay attention to the condition of the patient's independence and muscle empowerment when meeting with patients who have or are at risk of decubitus wounds. Multivariate regression analysis is also suggested to future researchers to obtain more optimal results.
Karakteristik Demografi Dan Efikasi Diri Pada Penderita Hipertensi Manoppo, Arlien Jeannete; Anderson, Elisa
NUTRIX Vol 9 No 2 (2025): Volume 9, Issue 2, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i2.1399

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease with a steadily increasing global prevalence among adults. This is also the case in Eastern Indonesia, particularly in North Minahasa, making self-management through self-efficacy key to reducing the risk of complications. A comparative descriptive study with a cross-sectional approach was used to analyze the relationship between demographic characteristics (age, gender, education level, employment status, and income) and self-efficacy in 130 hypertensive patients selected using convenience sampling in the working area of a community health center in North Minahasa. Univariate analysis showed that the majority of respondents were elderly (49.2%), female (76.9%), high school educated (35%), had an income below the minimum wage (83.8%), were housewives (56.1%), and 59.2% had high self-efficacy. Bivariate tests using Mann Whitney U and Kruskal Wallis revealed that only the category of employment status had a significant difference in self-efficacy (p=.011), where retirees and housewives had higher self-efficacy ratings than those who were not working. These findings emphasize the importance of employment status and routine in increasing the confidence of hypertensive patients in self-management of their disease. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi global yang terus meningkat pada populasi orang dewasa. Di wilayah Indonesia Timur, khususnya Minahasa Utara, hal ini juga terjadi, sehingga pengelolaan mandiri melalui efikasi diri menjadi kunci dalam menurunkan risiko komplikasi. Penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan cross-sectional digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan pendapatan) dan efikasi diri pada 130 penderita hipertensi yang dipilih dengan teknik convenience sampling di wilayah kerja salah satu Puskesmas yang berada di Minahasa Utara. Analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia dewasa lanjut (49,2%), memiliki jenis kelamin perempuan (76,9%), berpendidikan SMA (35%), berpendapatan di bawah UMR (83,8%), berstatus ibu rumah tangga (56,1%), serta 59,2% memiliki efikasi diri tinggi. Uji bivariat dengan Mann Whitney U dan Kruskal Wallis mengungkapkan bahwa hanya kategori pada variabel status pekerjaan yang memiliki perbedaan signifikan terhadap kondisi efikasi diri (p=,011), di mana pensiunan dan ibu rumah tangga memiliki peringkat efikasi diri lebih tinggi dibanding yang tidak bekerja. Temuan ini menegaskan pentingnya status pekerjaan dan rutinitas dalam meningkatkan keyakinan diri penderita hipertensi untuk manajemen penyakit mandiri.