Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

MOTIVASI PADA REHABILITASI PASKA STROKE Elisa Anderson
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 5 No 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v5i1.724

Abstract

High motivation is needed by post-stroke patients who follow rehabilitation to get maximum results. The purpose of this study was to analyze the relationship between motivation and achievement of rehabilitation of post-stroke patients. The method of this study was an analytic observational study with a cohort study design. The sample in this study was selected using consecutive sampling technique with a total of 14 respondents in proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) rehabilitation and 12 respondents in mirror therapy (MT) rehabilitation. The findings of this study were that all respondents had high motivation with a mean of 26.36 for PNF and 28.83 for MT, mean achievement of PNF rehabilitation (pretest-posttest: 47.14-49.64; mean different: 2.5) through instruments Barthel index and mean MT rehabilitation outcomes (pretest-posttest: 2.5-2.58; mean different: 0.08) through the muscle strength scale. Based on the pearson correlation analysis states that there is no significant relationship between motivation and PNF rehabilitation achievement (p=0.1; p>0.05) and there is no significant relationship between motivation and achievement of MI rehabilitation (p=0.351; p>0.05). Although all respondents were highly motivated and there was an increase in rehabilitation outcomes, the condition could not make the relationship statistically significant. The addition of larger and more varied respondents, and a longer period of time needs to be done for the development of this research.
FUNGSI KOGNITIF TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI WERDHA BETHANIA LEMBEAN DAN BALAI PENYANTUNAN LANSIA SENJA CERAH MANADO Elisa Anderson
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 3 No 2 (2017): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v3i2.745

Abstract

Pendahuluan: Salah satu indikator keberhasilan pembangunan lebih khusus di bidang kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan yang signifikan fungsi kognitif dan tingkat kemandirian lansia. Metode: Peneliti menggunakan metode studi korelasi untuk mencapai tujuan penelitian. Klien lansia yang dirawat di Panti Werdha Bethania Lembean dan Balai Penyantunan Lansia Senja Cerah Manado adalah populasi penelitian, 73 responden dipilih sebagai sampel dari populasi tersebut dengan metode sensus. Hasil: 50 (68,5 %) responden tidak mempunyai gangguan kognitif dan 46 (63 %) responden memiliki kemandirian. Ada hubungan signifikan yang searah antara status kognitif dan tingkat kemandirian lansia di Panti Werdha Bethania Lembean serta Balai Penyantunan Lansia Senja Cerah Manado (p=0,001; α=0,05, maka p<0,05) dengan korelasi yang rendah (r=0,397). Diskusi: Temuan ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dalam aplikasi asuhan keperawatan dan dapat menjadi data acuan untuk merencanakan kegiatan yang dilakukan di tempat layanan lansia. Kata kunci: Lansia, Status Kognitif, Tingkat Kemandirian.
Tatalaksana Manajemen Jalan Napas Berdasarkan Early Warning Score (EWS) Di Ruang Perawatan Kritis Elisa Anderson; Intan Allicya Friska Langi
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 8 No 1 (2022): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v8i1.2853

Abstract

Latar belakang: pasien kritis berpotensi mengalami penurunan kondisi klinis atau perburukan sehingga perlu dirawat di ruang perawatan kritis. Early Warning Score (EWS) adalah suatu instrumen yang digunakan untuk memantau perburukan pasien kritis, sedangkan manajemen jalan napas adalah salah satu tindakan yang sering dilakukan pada pasien kritis. Tujuan: untuk mengetahui korelasi antara manajemen jalan napas dan EWS di ruang perawatan kritis. Metode: penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study dan melibatkan 87 pasien sebagai responden melalui teknik convinience sampling. Hasil: sebagian besar 58 (66,7%) pasien di ruang perawatan kritis menggunakan posisi semifowler, paling banyak 13 (14,9%) pasien memiliki skor EWS = 2, dan ada hubungan yang bermakna antara manajemen jalan napas dan EWS (p=0,007) dengan keeratan hubungan 0,288. Diskusi: perubahan posisi atau penggunaan alat bantu buka jalan nafas perlu dilakukan pada pasien di ruang kritis berdasarkan nilai EWS dari pasien tersebut. Penelitian ini perlu dikembangkan dengan metode eksperimen melalui analisis multivariat.
MOTIVASI DAN KETERLIBATAN PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT Elisa Anderson
NUTRIX Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Issue 2, 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol4.Iss2.473

Abstract

Motivasi adalah dorongan individu untuk dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan memiliki kontribusi terhadap capaian prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Klabat. Metode penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 203 responden melalui teknik consecutive sampling, yaitu mahasiswa aktif yang terdaftar di Fakultas Keperawatan Universitas Klabat pada semester genap 2018/2019 pada program sarjana keperawatan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa FKep Unklab 198 (97,5%) memiliki motivasi dan keterlibatan pada tingkat sedang hingga baik, 197 (97%) responden mendapatkan prestasi belajar B- hingga A, serta terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dan keterlibatan pada prestasi belajar mahasiswa FKep Unklab (p=0,008). Perlu adanya tindak lanjut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi belajar melalui modifikasi motivasi ataupun keterlibatan mahasiswa dalam proses belajarnya.
AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP KECEMASAN PASIEN PRA OPERASI KATARAK Elisa Anderson; Juwyensi A. Taareluan
NUTRIX Vol 3 No 1 (2019): Volume 3, Issue 1, 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.972 KB) | DOI: 10.37771/nj.Vol3.Iss1.394

Abstract

Surgery is a medical procedure that can trigger anxiety, lavender aromatherapy is one alternative intervention that can be done to overcome this anxiety. The purpose of this study was to analyze the effect of lavender aroma therapy on the anxiety of pre cataract surgery patients. The research method used was quasi experimental pre and post test with control group design. This study was conducted on 30 respondents selected through consecutive sampling technique and divided into two groups, namely 15 people in the control group and 15 people in the treatment group. The results of this study showed that through the Wilcoxon test found p=0.008, there was a significant effect of lavender aromatherapy on anxiety in the treatment group. In the Mann Whitney test found p=0.006, there was a significant difference in the effect of lavender aromatherapy on anxiety in the treatment and control groups. Thus, there is a significant effect of the lavender aromatherapy on the anxiety of pre-cataract surgery patients. Nurses can provide aromas of lavender therapy to reduce the anxiety of preoperative patients so that the surgical procedure can work well.
FREKUENSI NAPAS DAN EWS PADA PASIEN DI DEPARTEMEN GAWAT DARURAT Elisa Anderson; Andreas Rantepadang
Klabat Journal of Nursing Vol 4 No 2 (2022): Nurses: Ready to Lead
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i2.834

Abstract

The existence of an emergency department to treat patients whose life is threatened and the patient's respiratory condition is one of the main referrals. Early Warning System (EWS) is a parameter that can be used to assess the deterioration of the patient's physiological condition, but not all health services in the emergency department use it, especially in remote areas. The purpose of this study was to analyze the relationship between respiratory rate and EWS. The research method was a quantitative method with an analytical observational design. The sampling technique was convenience sampling, with a sample of 322 respondents. The test used in this study was the Spearman's rho correlation statistical test with results (p = .000; r = 0.671), so it can be concluded that there is a significant relationship between respiratory rate and EWS in patients treated in the emergency department. The results of this study are expected to be a guide for health workers in the emergency department in determining the deterioration of the patient's physiological condition through the EWS assessment method. KEYWORDS: Early Warning System, Emergency Patient, Respiratory Rate Keberadaan departemen gawat darurat untuk menangani pasien yang terancam jiwanya dan kondisi pernapasan pasien menjadi salah satu rujukan utamanya. Early Warning System (EWS) adalah parameter yang dapat digunakan untuk menilai perburukan kondisi fisiologis pasien, namun tidak semua layanan kesehatan di departeman gawat darurat menggunakannya, apalagi di daerah terpencil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara frekuensi napas dan EWS. Metode penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan desain observasional analitik. Teknik pengambilan sampelnya adalah convenience sampling, dengan jumlah sampel 322 responden. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Spearman’s rho correlation dengan hasil (p = ,000; r = 0,671), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi napas dan EWS pada pasien yang dirawat di departemen gawat darurat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi tenaga kesehatan di departemen gawat darurat dalam menentukan perburukan kondisi fisiologis pasien melalui metode penilaian EWS. KATA KUNCI: Early Warning System, Frekuensi Napas, Pasien Gawat Darurat
KEBERADAAN TINGKAT KESADARAN PADA SISTEM PEMANTAUAN KEGAWATAN DI RUANG INTENSIF Elisa Anderson; Lovely Jellita Najoan
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 1 (2023): Nursing Rebound
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i1.914

Abstract

Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan salah satu skala yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadaran seorang melalui tiga komponen utamanya, yaitu respon mata, respon verbal, dan respon motorik. Sedangkan pada area intensif di departemen medikal dan bedah, Early Warning Score (EWS) adalah suatu sistem pemantauan yang dapat dijadikan pedoman dalam pemantauan kegawatan kondisi pasien di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi tingkat kesadaran dan sistem pemantauan kegawatan pasien di ruang intensif medikal dan bedah. Metode yang digunakan ialah metode kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik melalui desain cross-sectional. Teknik pengambilan sampelnya ialah non-probability sampling dengan pendekatan convenience sampling, jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 87 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan tingkat kesadaran dan sistem pemantauan kegawatan pasien di ruang intensif medikal dan bedah dengan nilai p=0,000 dimana p<0,05, serta memiliki nilai keeratan r=-0,511 yang berarti terdapat hubungan yang sedang dengan arah hubungan negatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan kepada petugas kesehatan khususnya perawat yang bertugas di ruangan intensif bahwa perubahan kesadaran dapat dijadikan indikator awal dalam melakukan pemantauan kondisi kegawatan pasien. Selanjutnya, perlu analisis tambahan untuk menentukan pengaruh perubahan tingkat kesadaran pada kondisi kegawatan pasien atau melakukan penelitian ini di ruang perawatan lainnya. KATA KUNCI: Tingkat Kesadaran, Sistem Pemantauan Kegawatan ABSTRACT Glasgow Coma Scale (GCS) is one of the scales that can be used to determine the level of consciousness of a person through its three main components, namely eye response, verbal response, and motor response. While in the intensive area in the medical and surgical department, Early Warning Score (EWS) is a monitoring system that can be used as a guideline in monitoring the severity of patient conditions in the hospital. The purpose of this study was to determine the correlation between the level of consciousness and the monitoring system for patient emergencies in the medical and surgical intensive rooms. The method used is a quantitative method with the type of analytic observational research through a cross-sectional design. The sampling technique was non-probability sampling with a convenience sampling approach, the number of samples involved in this study were 87 patients. The results showed that there was a significant relationship between changes in the level of consciousness and the patient's emergency monitoring system in the medical and surgical intensive room with a value of p=0.000 where p <0.05, and had a coefficient correlation value of r = 0.511 which means there is a moderate relationship with a negative relationship direction. Based on the results of this study, it can be recommended to health workers, especially nurses on duty in the intensive room that changes in consciousness can be used as an early indicator in monitoring the patient's condition. Furthermore, additional analysis is needed to determine the effect of changes in the level of consciousness on the patient's critical condition or conduct this study in other department. KEYWORDS: Emergency Monitoring System, Level Of Consciousness
Konsep Diri dengan Komunikasi Interpersonal Azalia Vania Velma Suak; Elisa Anderson; Arlien Manoppo
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 6 (2023): Volume 3 Nomor 6 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.852 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i6.10454

Abstract

ABSTRACT In nursing activities, communication is the most fundamental, as it is the main work tool for every nurse in providing nursing care. Self-concept is a very determining factor in interpersonal communication because everyone behaves according to their own self-concept.This study aims to determine the relationship between self-concept and interpersonal communication among the Faculty of Nursing students at Klabat University.The method used in this research is cross-sectional, involving 229 respondents through consecutive sampling technique with the Spearman's rank statistical test. The results of the univariate analysis showed that the description of self-concept was in the moderate category, and the description of interpersonal communication was in the moderate category. The results of the bivariate analysis found that there was a value of p = 0,000 (<0,05) and a correlation coefficient of r = 0,568. There was a significant relationship between self-concept and interpersonal communication among the Faculty of Nursing students at Klabat University. that the relationship is in the moderate category and has a positive direction, where the higher the self-concept, the higher the interpersonal communication. It is hoped that the results of this study can provide information for students so they can develop their self-concept and interpersonal communication in a positive direction. And it is expected for future researchers to conduct research on other factors, such as family support and knowledge about interpersonal communication, that can influence interpersonal communication. Keywords: Self-Concept, Interpersonal Communication  ABSTRAK Di dalam aktivitas keperawatan komunikasi adalah hal yang paling mendasar, yaitu sebagai alat kerja utama bagi setiap perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal mahasiswa Fakultas Keperawatan di Universitas Klabat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang melibatkan 229 responden melalui teknik consecutive sampling dengan uji statistik spearman’s rank. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa gambaran konsep diri termasuk dalam kategori sedang dan gambaran komunikasi interpersonal termasuk dalam kategori sedang. Hasil analisis bivariat didapati nilai p = 0,000 (<0,05) serta nilai koefisien korelasi r = 0,568. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Keperawatan di Universitas Klabat. Keeratan hubungan adalah sedang dan bersifat positif, dimana semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi pula komunikasi interpersonal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi para mahasiswa agar dapat mengembangkan konsep diri dan komunikasi interpersonal ke arah yang baik. Dan diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi konsep diri maupun komunikasi interpersonal. Kata Kunci: Konsep Diri, Komunikasi Interpersonal
Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Benediktus Seran; Elisa Anderson; Arlien Jeannete Manoppo
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 7 (2023): Volume 3 Nomor 7 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.479 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i7.10455

Abstract

ABSTRACT Family support is the attitude and action of assisting the elderly by family members, so that the elderly will feel comfortable and have a good quality of life influenced by several factors such as physical, psychological, social, and environmental influenced by several factors such as physical, psychological, social, and environmental. This study aims to determine the relationship between family support and the quality of life of the elderly in Waleo Village. The research design used is descriptive correlation with a cross sectional approach. The research sample consisted of 114 elderly respondents aged 50-75 years through total sampling technique. The data collection instruments used were the family support questionnaire and the OPQOL-Brief adapted in Indonesian language. Most of the respondents had family support in the high category with 102 (89.5%) elderly, and quality of life in the good category with 109 (95.6%) elderly. Furthermore, the results of the Spearmen rank statistical test found a value of p = 0.000; and r = 0.400. There is a significant relationship between family support and the quality of life of the elderly in Waleo Village. The relationship is moderate in a positive direction, where the higher the family support, the higher the quality of life of the elderly. It is recommended that family members will continue to strengthen support for the elderly and continue to maintain it so that the quality of life for the elderly remains high and good. The elderly are also expected to continue to maintain a high quality of life by adding insight into health information. And for further researchers it is suggested to develop research by analyzing other factors that may affect family support and the quality of life of the elderly. Keywords: Family support, Quality of life, Elderly  ABSTRAK Dukungan keluarga adalah sikap dan tindakan mendampingi lansia yang dilakukan oleh anggota keluarga sehingga lansia merasa nyaman dan memiliki kualitas hidup yang baik dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fisik, psikologi, sosial, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Desa Waleo. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan secara cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 114 responden lansia dengan umur 50-75 tahun melalui teknik pengumpulan data total sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan OPQOL-Brief yang diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga pada kategori tinggi dengan jumlah 102 (89,5%) lansia, dan kualitas hidup pada kategori baik dengan jumlah 109 (95,6%) lansia. Selanjutnya, hasil uji statistik spearmen rank menemukan nilai p= 0,000; dan r = 0,400. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Desa Waleo. Hubungan bersifat sedang dengan arah positif, dimana semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi kualitas hidup lansia. Diharapkan kepada anggota keluarga untuk tetap memperkuat dukungan pada lansia dan terus mempertahankannya agar kualitas hidup lansia tetap tinggi dan tetap bagus. lansia juga diharapkan dapat terus mempertahankan kualitas hidup yang tinggi dengan menambah wawasan tentang informasi kesehatan. Dan untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian dengan menganalisis faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia.  Kata Kunci: Dukungan keluarga, Kualitas Hidup, Lansia
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kader Kesehatan di Kelurahan Makawidey Frendy Fernando Pitoy; Elisa Anderson; Grace Kaparang; Denny Maurits Ruku; Reagen Jimmy Mandias; Ellen Padaunan; Lea Andy Shintya; Nova Gerungan; James Richard Maramis
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11174

Abstract

ABSTRAK Kecelakaan ataupun bencana merupakan fenomena yang dapat terjadi tanpa dikehendaki oleh setiap orang. Tanpa penanganan awal yang tepat, suatu kecelakaan dapat membuat seseorang kehilangan nyawanya. Pertolongan pertama penting untuk dilakukan pada korban kecelakaan agar terhindar dari kematian atau kecacatan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat diperlukan untuk menangani kasus-kasus tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi Kader Kesehatan di kelurahan Makawidey. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan workshop kepada kader kesehatan kelurahan Makawidey. Evaluasi pengetahuan dan praktik dilakukan pada awal dan akhir kegiatan dengan menjalankan angket evaluasi. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang BHD setelah dilakukan kegiatan pelatihan, dimana terjadi peningkatan dari segi nilai pengetahuan sebesar 20.43%. Selain itu dari segi nilai ujian praktik, rata-rata nilai ujian para peserta cukup baik yaitu 69.90%. Dapat disimpulkan bahwa Kegiatan pelatihan BHD dapat meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan kelurahan Makawidey. Lebih lanjut, pengetahuan para para kader kesehatan sudah cukup baik untuk mempraktikkan pemberian Bantuan Hidup Dasar dalam kehidupan bermasyarakatnya. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Kader Kesehatan, Edukasi.  ABSTRACT Accidents or disasters are phenomena that can happen unexpectedly by everyone. Without proper initial treatment, an accident can occur in people’s life. First aid is important for the accident victims to avoid death or disability. Therefore, the knowledge of Basic Life Support (BHD) is needed to handle the cases. This activity aimed to increase knowledge and skills in implementing Basic Life Assistance (BHD) for Health Cadres in Makawidey. The method used was socialization and workshops for health cadres in Makawidey. Evaluation of knowledge and practice was at the beginning and the end of the activity questionnaire. There was an increase in the participants' knowledge about BHD after the training activities, where there was an increase in terms of the knowledge by 20.43%. Apart from that, in terms of practical, the average scores of the participants were quite good, namely 69.90%. It can be concluded that BHD training activities can increase the knowledge of Makawidey’s health cadres. Furthermore, the knowledge of the health cadres is good enough to be practice in the provision of Basic Life support in their community. Keywords: Basic Life Support, Health Cadres, Education.