Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

BEHAVIORAL FINANCE VERSUS STANDARD FINANCE Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 11, No 2 (2015): SEGMEN-Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.752 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v11i2.3251

Abstract

Tulisan ini mengulas perkembangan keuangan keperilakuan (behavioral finance) yang semakin pesat setelah terjadi krisis keuangan di Amerika Serikat pada Desember 2007 hingga Juni 2009, yang dampaknya dirasakan perbankan dan pasar modal seluruh dunia. Behavioral finance pada dasarnya adalah sebuah pendekatan komprehensif dan kohesif yang mengombinasikan analisis fundamental, teknikal, dan analisis sentimen dan psikologi dari pelaku pasar.  Pendekatan behavioral mengalami perkembangan yang amat pesat sebab pendekatan yang selama ini digunakan untuk pengambilan keputusan oleh investor dianggap telah memperlihatkan kelemahan-kelemahan. Para pelaku pasar mulai mempercayai bahwa kegagalan pasar (rontoknya pasar modal) lebih disebabkan oleh banyaknya keputusan investasi yang didasarkan pada perilaku irasional dibandingkan dengan perilaku yang didasarkan pada ekspektasi terhadap nilai fundamental perusahaan yang dimiliki secara intrinsik dengan berbagai pendekatan yang lazim dilakukan seperti pendekatan discounted free cash flow, relative valuation, dan real options. Para pendukung behavioral finance berpandangan bahwa pendekatan ini dapat melengkapi pendekatan tradisional sehingga cukup baik digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi oleh para investor.   Keywords: behavioral finance, traditional finance
PROSPEK DAN TANTANGAN TAFAKUL DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MEA) Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 11, No 3 (2015): SEGMEN-Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.807 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v11i3.3256

Abstract

Berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) di tahun 1991 telah memberikan inspirasi kepada umat muslim tentang perlunya didirikannya asuransi syariah di Indonesia. Asuransi syariah (tafakul) di Indonesia berkembang sangat pesat. Baik perusahaan asuransi asing maupun dari dalam negeri, hampir seluruhnya mempunyai produk asuransi syariah. Perkembangan yang pesat tersebut tidak lain karena mayoritas penduduk Indonesia dalah muslim, sehingga permintaan akan asuransi syariah tinggi. Artikel ini mengulas mengenai potensi, prospek, hambatan, dan tantangan yang dihadapi industri tafakul Indonesia di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Meskipun telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya di tahun 2010 hingga 2011, namun kontribusi tafakul dalam pembangunan masih relatif kecil dibandingkan dengan asuransi konvensional. Ada berbagai hambatan dan tantangan yang masih harus dihadapi perusahaan tafakul agar dapat semakin eksis, dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam perekonomian Indonesia. Tingginya minat dan optimisme masyarakat muslim terhadap produk asuransi syariah (tafakul) merupakan modal utama perkembangan tafakul, selain memerlukan dukungan dari pemerintah dalam bentuk regulasi yang mengatur secara khusus asuransi syariah. Terbatasnya sumberdaya insani yang menguasai operasional (teknis) asuransi syariah, permodalan yang minim, ketidakpahaman masyarakat tentang produk asuransi syariah, dan anggapan masyarakat bahwa asuransi syariah belum mapan, merupakan hambatan yang harus diatasi agar eksistensi dan kontribusi tafakul semakin meningkat. Globalisasi menjadi isu penting yang harus direspon oleh perusahaan asuransi syariah, agar perusahaan tetap eksis, mampu bersaing, dan akhirnya memenangkan persaingan yang semakin ketat.   Kata kunci: asuransi syariah, tafakul, MEA
ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BANK-SPECIFIC FACTORS DAN KECUKUPAN MODAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Dwi Irawati; Intan Puspitasari
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 16, No 1 (2020): SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.047 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v16i1.6113

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan kausalitas (sebab-akibat) antara bank-specific factors (terdiri dari: risiko likuiditas, kualitas asset, dana pihak ketiga, dan profitabilitas) dengan kecukupan modal perbankan syariah di Indonesia. Pengujian hubungan kausalitas penting untuk dilakukan sebab hasil uji kausalitas selain dapat menunjukkan adanya hubungan yang bersifat kausal diantara variabel-variabel yang diteliti juga mengindikasi adanya potensi hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Hipotesis kausalitas diuji menggunakan Causality Granger test dengan kecukupan modal sebagai variabel tergantung (akibat), sedangkan risiko likuiditas, kualitas asset, dana pihak ketiga, dan profitabilitas diperlakukan sebagai variabel independen (penyebab). Data dikumpulkan dari laporan tahunan bank syariah di Indonesia selama periode 2010 hingga 2016. Secara keseluruhan, hasil pengujian kausalitas Granger mengindikasi bahwa: (1) risiko likuiditas dan kecukupan modal mempunyai hubungan kausalitas searah, yaitu risiko likuiditas mempengaruhi kecukupan modal dan tidak berlaku sebaliknya; (2) kualitas asset mempengaruhi kecukupan modal dan tidak sebaliknya; (3) hubungan antara dana pihak ketiga dan kecukupan modal adalah hubungan kausal dua arah, artinya dana pihak ketiga mempengaruhi kecukupan modal dan sebaliknya; (4) profitabilitas menjadi penyebab besarnya kecukupan modal dan tidak berlaku sebaliknya. Kata Kunci: kausalitas Granger, kausalitas searah, kausalitas dua arah
360 DEGREE FEEDBACK MODEL: AN ALTERNATIVE FOR EXECUTING A BETTER PERFORMANCE APPRAISAL SYSTEM Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 1 (2006): J u r n a l M a n a j e m e n & B i s n i s
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.621 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v0i1.5

Abstract

Penilaian kinerja (performance appraisal) anggota organisasi adalah aktivitas wajib dan rutin dilakukan organisasi. Penilaian kinerja selain bertujuan mengendalikan aktivitas anggota agar efektif dan efisien dalam pencapaian target dan tujuan organisasi juga dimaksudkan untuk memberikan reward kepada anggota sesuai dengan kinerjanya. Reward positif, misalnya promosi jabatan, diberikan kepada anggota ketika anggota mampu menunjukkan kinerja yang baik. Sedangkan reward negatif, misalnya demosi jabatan, skorsing, dan sebagainya diberikan kepada anggota ketika mereka tidak mampu menunjukkan kinerja yang baik. Akan tetapi, pada kenyataannya, banyak sekali praktik performance appraisal yang tidak memberikan arti apa-apa selain rasa sakit hati anggotanya (painfull appraisal) yang  timbul akibat sistem penilaian yang tidak adil dan valid. Artikel ini menyampaikan hal-hal yang menjadi sebab buruknya sistem penilaian kinerja model lama (disebut sebagai traditional system) ---seperti misalnya hallo effect, leniency effect, strickness errors, “similar to me” errors dan sebagainya--- dan mengusulkan penilaian kinerja model baru (yang disebut 360 degrees appraisal system). Model penilaian 360 derajat tidak hanya melibatkan atasan saja sebagai satu-satunya penilai kinerja (rater) akan tetapi juga melibatkan peers, subordinates,dan diri karyawan itu sendiri. Model 360 derajat ini dinilai lebih bermanfaat dan valid dalam memberikan rating kepada karyawan di samping diperolehnya umpan balik dari penilai.   Kata kunci: penilaian kinerja, model 360 derajat
EMOTIONAL BRANDING: PARADIGMA BARU MEMBANGUN BRAND AWARE Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 1 (2005): Jurnal Manajemen & Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v0i1.128

Abstract

This article is about  building brand aware. its focus is how brands can influence potencial consumers  make choice ,to buy or not to buy, to consume or not  to consume  certain product. Consumers  never really  understand all the features and attributes that products and services  have unlike  the companies that produce them they do  know that  they prever  some brands to others. This brand preference  tends to steam  from the emotional  needs that people have. the secret to branding  s in adding value, especially  psychological value to products, services, and companies in the form  of intangible benefits-the emotional associations, beliefs, values, and feelings that people  relate to  the brand. this aspect  of the products or services, and not  the attributes and features, that can strongly distinguish in people’s mind or brand from another. emotional branding as a new paradigm connecting products and costumers  really helps  products  and companies  achieving  costumers’brand awareness better than the rational approach nowadays. Keywords: brand, aware, emotional branding
Resensi Buku : Edwin A. Locke The Essence of Leadership: The Four Keys to Leading Successfully Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 10, No 1 (2014): SEGMEN - Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.564 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v10i1.1061

Abstract

Buku The Essence of Leadership memberikan model bagi kepemimpinan yang berhasil berdasarkan pada pemimpin yang sesungguhnya dan bukan hanya berdasarkan teori yang abstrak semata. Edwin A. Locke meneliti gaya dan metoda kepemimpinan dalam perusahaan dan mencermati karateristik umum dan skills-nya ke dalam prototipe kepemimpinan yang efektif yang diharapkan oleh organisasi.  Model yang diusulkan oleh Locke didasarkan pada empat elemen proses kepemimpinan yaitu (1) motivasi dan kepribadian, (2) pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, (3) visi, (4) kemampuan merealisasikan visi.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA ORGANISASI MELALUI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 2 (2009): J u r n a l M a n a j e m e n & B i s n i s
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v0i2.36

Abstract

This article describes the significant impacts of promoting corporate culture foremployees, especially new recruits, in their understanding of corporate culture orcorporate values. Promoting corporate culture and/or corporate values is often used bymany organizations to help its employee recognize the organization’s condition andsurroundings. The success of this process depends on the role of the manager as well asthe employees’s involvement in achieving “person-culture fit”, degrees of efficacy inreaching according to organizational culture, and accuracy of selected socializationmethod and weared.Keywords: organization, corporate culture, person-culture fir, corporate value,socialization
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BALAI PELAKSANA TEKNIS BINA MARGA WILAYAH MAGELANG Dwi Irawati; Noor Mustakim
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 1 (2010): J u r n a l M a n a j e m e n & B i s n i s
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v0i1.29

Abstract

motivasi kerja pegawai Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang.Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Balai Pelaksana Teknis Bina MargaWilayah Magelang sejumlah 219 orang dari seluruh pangkat/golongan. Sampel yang digunakansebanyak 141 orang (berdasarkan rumus Slovin) dengan teknik pengambilan sampel yangdigunakan adalah stratified random sampling. Data berkaitan dengan variabel penelitiandikumpulkan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada seluruh responden dan diisi sendirioleh responden berdasarkan persepsi responden. Berdasarkan uji instrumen yang dilakukanterbukti bahwa seluruh butir pernyataan dalam kuesioner terbukti valid dan reliabel.Teknik analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah regresi linierberganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komitmen organisasional berpengaruh tetapitidak signifikan terhadap prestasi kerja pegawai, (2) disiplin kerja secara positif dan signifikanberpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai, dan (3) motivasi kerja secara positif dan signifikanberpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Balai Pelaksana Teknis Bina Marga WilayahMagelang.Saran yang dapat diberikan adalah manajemen Balai Pelaksana Teknis Bina MargaWilayah Magelang adalah menegakkan kedisiplinan pegawainya dengan cara menggalakkandaftar hadir di pagi hari bagi seluruh pegawai dan memberikan hukuman tanpa pandang bulusehingga pegawai jera bertindak tidak disiplin. Manajemen Balai Pelaksana Teknis Bina MargaWilayah Magelang juga perlu meningkatkan motivasi eksternal (malalui pengawasan yang ketat)untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai yang masih rendah.Kata kunci: komitmen organisasional, disiplin kerja, motivasi kerja, prestasi kerja
MANAJEMEN KONFLIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA TEAMWORK DALAM ORGANISASI Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 2 (2007): J u r n a l M a n a j e m e n & B i s n i s
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v0i2.86

Abstract

Konsep manajemen sumber daya manusia menurut pendekatan strategik mulai menitikberatkan pada kinerja team work dalam jaringan kerja (network) organisasi yang saling bersinergi, sehingga organisasi akan mampu membentuk, mendukung dan mengarahkan aktivitas anggotanya menuju aktivitas yang strategis. Organisasi perlu untuk berkembang dan bertahan hidup dalam abad informasi yang sangat dinamis, dengan berbagai kemungkinan munculnya konflik yang diakibatkan oleh adanya diversity dalam organisasi serta organisasi yang mulai bersifat tanpa batas (boundaryless organization). Diperlukan penanganan atas konflik potensial ataupun konflik terbuka yang ada di antara anggota, sehingga konflik tidak menjadi bersifat disfungsional tetapi justru menguntungkan (sebagai sumber inovasi atau kreativitas) organisasi.   Key words: Teamwork, network, diversity, konflik.
FINTECH DAN PERUBAHAN STRUKTUR INDUSTRI KEUANGAN DI INDONESIA Dwi Irawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 14, No 2 (2018): SEGMEN - Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2918.374 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v14i2.5174

Abstract

Revolusi industri 4.0 telah meniadakan batas antara dunia fisik dengan maya (cybernetic). Teknologi digital yang datang bersamanya telah menciptakan arah baru inovasi yang dirasakan bersifat mengganggu bagi model bisnis tradisional. Fintech, sebagai salah satu bentuk teknologi digital, adalah salah satu sektor penting dalam industri jasa keuangan yang mengalami pertumbuhan paling cepat. Fintech telah mengubah hubungan dan interaksi antara produsen dengan konsumennya, model dan fokus binis yang dijalankan dengan akses yang lebih mudah, lebih cepat, dan struktur biaya yang lebih rendah. Fintech tidak hanya telah mengubah model dan proses bisnis tetapi juga mengubah perilaku konsumen (masyarakat) dalam menggunakan produk-produk keuangan. Kemudahan akses, proses yang cepat, harga yang murah, dan beragamnya platforms yang ditawarkan merupakan kunci perkembangan perusahaan fintech. Di negara-negara sedang berkembang, fintech telah meningkatkan iklusi keuangan. Fintech memungkinkan underbanked untuk mengakses produk-produk keuangan, membantu small business untuk berkembang, serta mendorong peningkatan efisiensi operasional perbankan. Meskipun demikian, fintech juga membawa dampak negatif seperti: meningkatnya tingkat kompetisi yang selanjutnya mendorong perilaku risk taking yang berlebihan, kerentanan sistem keuangan karena rendahnya lending standards, serta cyber attack karena penggunaan teknologi informasi dan komputer secara masif yang terkoneksi secara global.   Kata kunci: fintech, struktur pasar,