Petani di Desa Apit Yeh Manggis Karangasem rata-rata memiliki luas kebun sekitar 2- 5 are, dengan rata-rata tanaman kelapa yang dibiarkan tumbuh liar adalah 10-15 tumbuhan sehingga dari hasil kebun petani ini menciptakan peluang usaha dagang berupa minyak tandusan. Mitra dalam kegiatan ini adalah kelompok usaha dagang minyak kelapa tandusan yang aktif dalam memproduksi minyak tandusan untuk diperjual belikan untuk bekerjasama dalam usulan program pengabdian ini. Kelompok Usaha minyak tandusan ini dalam memproduksi minyak tandusan menghasilkan 5-10 botol minyak tandusan dengan menghabiskan 25-50 butir kelapa sebagai bahan baku. Ampas pada minyak tandusan ini yang sering terlupakan bahkan di buang. Untuk masyarakat karangasem ampas dari minyak kelapa tandusan ini seringkali diolah menjadi “pepes telengis”. “Pepes Telengis” adalah sejenis lauk tradisional khas Bali yang berbahan utama sari ampas minyak tandusan. Sari ampas atau endapan minyak tandusan ini didapatkan dari pembuatan minyak kelapa secara tradisional. “Pepes Telengis” sendiri maksudnya adalah pepesan. Lauk ini terbungkus daun pisang yang telah dicampur dengan berbagai bumbu khas Bali. Telengis yang biasa dibuang dapat diperjualbelikan namun dengan kemasan yang tidak menarik, hanya dengan menggunakan plastic biasa dan diikat. Telengis yang dibungkus biasa hanya bertahan 1 hari sehingga jika diperjualbelikan harus dilakukan dengan segera dan cepat agar telengis mentah ini tidak cepat membusuk/rusak. Pada pengabdian ini, telengis dijadikan sebuah produk dengan kemasan yang lebih menarik, tahan lama dan memiliki logo/brand sehingga konsumen ingat tempat dan nama penjual dari telengis ini. Adapun bantuan yang diberikan pada kelompok usaha dagang ini adalah berupa kompor kayu bakar, desain logo produk, plastic khusus vacuum makanan dan mesin vacuum makanan. Bantuan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk dan juga meningkatkan pendapatan kelompok usaha dagang di desa apityeh, Manggis Karangasem