Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Dusun Ngepoh Dalam Mengenali Faktor Resiko Hipertensi Melalui Penyuluhan Dengan Media Edukasi Berbasis Multimedia Purnomo, Yunda Yutisa; Cahyani, Maulidya Endah Dwi; Rahma, Salsabila Nurisa; Malikurrizki, Bagas; Fadilla, Fatwa Banatya; Putri, Agnia Salfiah; Putri, Inka Della Nur Zaini; Putri, Cika Filiana; Setyaningrum, Febriana Bella; Nurhaliza; Maulana, Alvin; Ismail, Toto Suyoto
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 2 (2024): April
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v3i2.340

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan data primer yang didapatkan melalui survey lapangan didapatkan masalah kesehatan terbanyak di dusun Ngepoh yaitu Riwayat Hipertensi dengan jumlah 20 (46,5%) kasus dari 110 sampel, dari hasil tersebut tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposing yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi. Pengetahuan disurvei sebagai elemen yang memengaruhi perspektif, aktivitas, dan perilaku individu. Sedangkan berdasarkan data sekunder yang berasal dari puskesmas Pare diketahui bahwa penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Pare yaitu Faringitis Akut sebanyak 1499 kasus pada tahun 2023. Terdapat kesenjangan antara data primer dengan sekunder yang dikarenakan data yang diperoleh pihak puskesmas bersifat pasif. Tujuan: Kegiatan praktik belajar lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dusun terkait faktor resiko penyakit hipertensi. Metode: Metode yang digunakan dalam praktik belajar lapangan ini yaitu: penyuluhan kepada lansia tentang faktor resiko hipertensi di dusun Ngepoh , Desa badran. Penyampaian informasi mengenai pencegahan hipertensi mengunakan media poster dan powerpoint. Media ini sangat berguna dalam menjelaskan data-data yang ingin disampaikan dan dapat menarik pertimbangan secara terbuka Proses penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan sesi diskusi. Hasil:. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test jumlah pengetahuan peseta mengetahui peningkatan, sebanyak 30 orang mengalami peningkatan atau 81,08%. Dan Berdasarkan output “test Statistics” dengan uji Willcoxon diketahui Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,000. Karena nilai 0,000 ≤ (kurang dari) 0,05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis di terima. Kesimpulan: Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan lansia sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan media PPT. Pendidikan kesehatan merupakan tindakan pencegahan terhadap seseorang yang memiliki risiko dan potensi terjangkit hipertens
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Mata pada Pengrajin Payet Utomo, Aji Nur Cahyo; Wardani, Ratih Sari; Ismail, Toto Suyoto
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 1 No September (2023): Suplemen Pra Seminar
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/pskm.v1iSeptember.222

Abstract

Latar belakang: Kelelahan mata merupakan suatu akibat dari tegangnya pada indera penglihatan. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata yaitu masa kerja, lama kerja, umur, jarak pandang, tingkat pencahayaan, frekuensi istirahat, ukuran objek. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara umur, lama kerja, frekuensi istirahat, tingkat pencahayaan dan jarak pandang dengan kelelahan mata pada pengrajin payet Metode: jenis penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross Sectional. Populasi berjumlah 98 pengrajin payet dari 28 home industry didapatkan sampel 50 responden dengan variabel independent seperti umur, lama kerja, frekuensi istirahat, tingkat pencahayaan, jarak pandang dan varibel dependent adalah kelelahan mata, dengan analisis menggunakan korelasi uji chi square. Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan umur ≥ 40 tahun (84,0%), lama kerja ≥ 8 jam/hari (92,0%), frekuensi istirahat ≤ 60 menit (56,0%), tingkat pencahayaan tidak memenuhi syarat (74,0%), jarak pandang yang tidak optimal (78,0%), dan variabel yang berhubungan dengan kelelahan mata adalah umur (p<0,018), tingkat pencahayaan (p<0,001) dan jarak pandang (p<0,003), sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kelelahan mata adalah lama kerja (p>0,284), dan frekuensi istirahat (p>1,000). Kesimpulan: Ada hubungan antara umur, tingkat pencahayaan, dan jarak pandang.
Edukasi Personal Hygiene untuk Pencegahan Scabies dan Enterobiasis di Pondok Pesantren Dhaningtyas, Shalihat Afifah; Sumanto, Didik; Widodo, Agung; Muhibbi, Muhammad; Ismail, Toto Suyoto
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 4 (2025): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Personal hygiene merupakan hal mendasar yang menggambarkan kondisi kebersihan diri seseorang dan menjadi sebuah upaya preventif agar meminimalkan infeksi penyakit. Penyakit yang berkaitan dengan personal hygiene diantaranya adalah scabies dan enterobiasis. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan Sarcoptes scabiei dari kelompok tungau. Enterobiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan santriwati sebelum dan sesudah diberi edukasi. Metode: Pengabdian masyarakat menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan visualisasi LCD proyektor. Pengukuran pengetahuan partisipan dilakukan sebelum dan setelah edukasi menggunakan kuesioner. Jumlah partisipan sebanyak 76 santriwati. Hasil: Skor rata–rata nilai pre-test sebesar 81.98 dan post-test sebesar 91.54. Kesimpulan: Ada kenaikan skor pengetahuan yang signifikan pada santriwati setelah diberi edukasi. Kata kunci: enterobiasis, personal hygiene, pesantren, santriwati, scabies ______________________________________________________________________ Abstract Background: Personal hygiene is a fundamental aspect of health and serves as a preventive measure to minimize infection. Diseases related to personal hygiene include scabies and enterobiasis. Scabies is a skin disease caused by the mite Sarcoptes scabiei. Enterobiasis is a disease caused by the worm Enterobius vermicularis. Objective: To determine the difference in knowledge of female students before and after education. Method: Community service used lectures and discussions with an LCD projector visualization. Participants' knowledge was measured before and after counseling using a questionnaire. The number of participants was 76 female students. Result: The average pre-test score was 81.98, and the post-test score was 91.54. Conclusion: There was a significant increase in knowledge scores among female students after education. Keywords: enterobiasis, personal hygiene, Islamic boarding school, female students, scabies