Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REVITALISASI ‘ALAM TERKEMBANG JADI GURU’ DALAM BUDAYA BERBAHASA DI MINANGKABAU: ANALISIS PEMANFAATAN SIMBOL METAFORA DALAM PEPATAH-PETITIH MINANGKABAU Yuniseffendri, Yuniseffendri
Paramasastra Vol 1, No 2 (2014): Vol 1 No 2 Bulan September Tahun 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/parama.v1n2.p%p

Abstract

Alam Terkembang Jadi Guru? merupakan falsafah adat yang  tumbuh dan berkembang di bumi Minangkabau  (Sumatera  Barat).Kedekatan  masyarakat  dengan  alam  sekitar  terlihat  dari kekonsistenan masyarakat  dalam memandang  alam  sebagai  sumber  pengetahuan  dan  sebagai guru  dalam  menata  perilaku  dan  perbuatan.  Penelitian  yang  berjudul  ?Revitalisasi  ?Alam Terkembang  Jadi  Guru?  dalam  Budaya  Berbahasa  di  Minangkabau:  Analisis  Pemanfaatan Simbol  Metafora  dalam  Pepatah-petitih  Minangkabau?  ini  merupakan  upaya  pendeskripsian terhadap  sejauhmana  falsafah  ?Alam  Terkembang  Jadi  Guru?  diimplementasikan  dalam kehidupan masyarakat,  khususnya dalam budaya berbahasa masyarakat Minangkabau.Penelitian ini  bersifat  deskriptif-kualitatif  menggunakan  metode  analisis  isi  (content  analysis)  dengan menerapkan  langkah-langkah pengumpulan data , reduksi data/display data, penganalisisan data, dan  penarikan  inferensi  sebagai  prosedur  penganalisisan  data.Melalui  penelitian  ini  dapat dideskripsikan  kedekatan masyarakat Minangkabau  dengan  alam  sekitar,  yang  tercermin  dari  perilaku berbahasa yang sarat dengan  pemanfaatan simbol kebahasaan yang besumber dari alam sekitar. Dengan kata lain, semakin sering masyarakat menggunakan simbol tertentu yang diambil dari  lingkungannya  untuk menyatakan maksud  sebuah  tuturan, maka  semakin dekat hubungan masyarakat  dengan  simbol  tersebut.  Penelitian  ini  diarahkan  pada  pendeskripsian  sejauhmana kedekatan masyarakat Minangkabau dengan alam sekitar yang tercermin dalam perilaku budaya berbahasa.Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian budaya, khususnya budaya berbahasa yang khas di Sumatera Barat.
KONSTRUKSI TULISAN MAHASISWA BILINGUAL DALAM MENULIS DESKRIPTIF Ulfa, Mariam; Kisyani, Kisyani; Yuniseffendri, Yuniseffendri
Paramasastra: Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol 6, No 2 (2019): Vol.6 No.2 Bulan September 2019
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/parama.v6n2.p%p

Abstract

As social creatures, humans live in a variety of diversity, ranging from culture, tradition, language, and habits. In terms of communication, most Indonesian people live in bilingual, Indonesian-language and local-language conditions, even multilingualism coupled with foreign language skills. Bilingual and multilingual conditions affect language skills, especially in writing skills. The results of this study show that Indonesian-regional bilingual students write better in Indonesian national languages compared to write in regional languages and in foreign languages (English). Many local language writings are interfered with in Indonesian because students assume that certain vocabulary is very difficult to find in local languages so that they are replaced with Indonesian. In terms of quantity of writing, on average most students produce more Indonesian language production than Madura, Javanese and foreign languages.
Menelusuri Jejak Netizen: Dinamika Komunikasi dalam Respon Pelecehan Seksual di Media Sosial dan Implementasinya dalam Pendidikan Anak Akhiruddin, Harris Rizki; Suhartono, Suhartono; Yuniseffendri, Yuniseffendri
Lingua Skolastika Vol 3 No 2 (2024): LINGUA SKOLASTIKA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya (LINS
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/linsko.v3i2.50050

Abstract

This research identifies five functions of speech acts in netizen comments on Instagram regarding the Brisia Jodie sexual harassment case. The declaration function is reflected in netizens' opinions, while the representation function can be seen from the reality expressed. Expressions of emotion show an expressive function, while advice to related parties reflects a directive function. Commitment to support or reject certain actions indicates a commissive function. The analysis also revealed four conversational implicatures. This research provides an in-depth understanding of netizens' responses to sensitive issues such as sexual harassment on social media, as well as the importance of ethical communication. The implications include developing an understanding of how netizens communicate on social media, designing more effective communication strategies, and increasing awareness of the importance of communicating responsibly. The results of this research provide valuable insight into netizens' communication behavior in responding to sensitive issues on social media. The implications of these findings can help in overcoming communication challenges in the context of sexual harassment cases and similar social issues in the future. Keywords : Implicature Analysis; Cultural Currents; Social Phenomenon; Netizens; Social media
DEIKSIS SEBAGAI PERANTI PELACAK SISTEM RETORIKA DALAM CERAMAH USTAZ KHALID BASALAMAH Solikah, Halimatus; Suhartono, Suhartono; Yuniseffendri, Yuniseffendri
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v13i3.11584

Abstract

Dalam berkomunikasi, komunikator menggunakan retorika untuk memersuasi komunikan. Di bidang agama, retorika dapat dilihat pada ceramah. Analisis retorika dalam ceramah dapat diketahui melalui deiksis yang digunakan. Pengeksplorasian deiksis sebagai peranti pelacak sistem retorika dalam ceramah Ustaz Khalid Basalamah merupakan tujuan penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kata atau frasa yang mengandung deiksis terdapat pada tuturan ceramah Ustaz Khalid Basalamah. Sumber data diperoleh dari postingan ceramah di kanal youtube Khalid Basalamah Official dengan judul Kajian Tematik: Sifat Teladan yang Wajib dimiliki Pendidik Anak. Pengumpulan data menggunakan teknik simak-catat. Teknis analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deiksis persona yang digunakan sejumlah 396, deiksis spasial sejumlah 11, dan deiksis temporal sejumlah 9. Dari data tersebut disimpulkan bahwa deiksis persona mendominasi dalam ceramah Ustaz Khalid Basalamah.Kata kunci: deiksis, retorika, ceramah
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN BIPA BERBASIS PLURIKULTURAL DI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Afrani, Aurora; Suhartono, Suhartono; Yuniseffendri, Yuniseffendri
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v10i1.913

Abstract

Peran bahasa sebagai media komunikasi dalam pembelajaran menjadi bagian penting yang perlu dikuasai oleh pemelajar dan pengajar. Melalui hal tersebut, tujuan komunikasi akan lebih mudah tercapai karena saling memahami maksud masing-masing, termasuk memahami makna implikatur. Keberadaan implikatur dalam situasi pembelajaran sering kali digunakan baik secara sadar maupun tidak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menginterpretasikan makna implikatur percakapan dalam pembelajaran BIPA berbasis plurikultural di Universitas Negeri Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif bersifat deskriptif dengan sumber data berupa rekaman tuturan serta hasil pengamatan langsung dalam pembelajaran BIPA level 3. Data penelitian ini merupakan tuturan pemelajar dan pengajar BIPA level 3 yang mengandung implikatur percakapan. Data dikumpulkan melalui kegiatan observasi partisipan dan wawancara dengan melibatkan teknik rekam, simak, dan catat. Data yang dihasilkan kemudian dianalisis melalui lima tahap analisis penelitian kualitatif meliputi penguraian, penafsiran, perangkuman, penyimpulan, dan perekomendasian. Analisis data juga mengacu pada metode agih guna menemukan bentuk kebahasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikatur percakapan dalam pembelajaran BIPA berbasis plurikultural di Universitas Negeri Surabaya teridentifikasi memuat implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus, serta implikatur percakapan berskala.