Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERNIKAHAN DINI DI MADURA DALAM NOVEL TARIAN DI RANJANG KYAI KARYA YAN ZAVIN AUNDJAN Supratman, Muhammad Tauhed; Riani, RN
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 6, No 1 (2019): BÉBASAN Edisi Juni 2019
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.237 KB) | DOI: 10.26499/bebasan.v6i1.112

Abstract

Novel as one of literary works that offers various problems of life both economically, socially and even tradition. Traditionally speaking, this Tarian novel on the Kyai Bed by Yan Zavin Aundjan also discusses traditions that take place in the community, especially the Madurese. This tradition is a tradition of early marriage. This research is qualitative research, while data and data sources used in this study are dance novels on the Kyai Bed by Yan Zavin Aundjan. The method used in this research is descriptive method. Descriptive method is a method that describes or describes the facts or symptoms systematically about the tradition of early marriage of Madurese people in the dance novel on the Kyai Bed by Yan Zavin Aundjan. Data collection techniques are done by documentation techniques. The data analysis technique was carried out by coding, classification, interpretation and description of the data on the tradition of early marriage of the Madurese community in the Tarian novel on the Kyai Bed by Yan Zavin Aundjan. The results of the analysis show that the early marriage tradition in the Tarian novel on the Bed of the Kyai by Yan Zavin Aundjan was characterized by several factors, namely the compulsion factor of parents, low education level, poverty and economic pressure, and custom that occurred in the characters Misnadi, Nisa, Iqbal, and Suci.
MENULIS CERITA PENDEK BERBAHASA MADURA MELALUI REMAKE CERITA ISLAMI BAGI SANTRI Hafsi, Ainur Rofiq; Supratman, Muhammad Tauhed; Jannah, Ukhti Raudhatul; Supardi, Lili; Amin, Novita Fitri
NGABDIMAS UNIRA Vol 2, No 1 (2022): Pengabdian kepada Masyarakat (Ngabdimas)
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.195 KB) | DOI: 10.53712/ngu.v2i1.1518

Abstract

Salah satu Pondok Pesantren yang masih mempertahankan ciri khas salaf adalah Pondok Pesantren Syekh Abdurrahman. Santri dilarang membawa HP, Menonton TV, membawa HP, dan menggunakan internet selama berada di lingkungan pesantren. Santri hanya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk serap informasi dunia luar, hanya pada saat pembelajaran di lembaga formal berlansung. Permasalahan pertama yang dialami mitra yakni keringnya kreatifitas santri dalam membuat karya tulis. Santri tidak kreatif dalam membuat karya tulis disebabkan oleh minimnya wawasan dan terbatasnya akses teknologi bagi santri. Usia santri yang mayoritas remaja menunjukkan geliat tertarik untuk menulis cerita pendek (cerpen). Untuk mengatasi hal tersebut, pengusul menawarkan solusi berupa pelatihan bagi para santri dalam membuat cerita pendek. Permasalahan kedua, pihak pesantren menginginkan agar karya tulis yang nantinya dibuat oleh para santri agar mencerminkan Akhlaqul Karimah dalam bentuk pola komunikasi ragam Bahasa Madura yang tepat. Untuk permasalahan ini, pengusul menawarkan agar cerpen yang akan dibuat oleh siswa menggunakan Bahasa Madura. Penggunaan Bahasa Madura yang baik dan benar terutama dalam pemilihan Ragam Bahasa yang tepat. Permasalahan ketiga, pengasuh menginginkan agar tema dan isi cerita pendek yang akan dibuat oleh santri agar tetap bernuansakan Islami. Cerpen diharapkan tidak berisi hal-hal yang jauh dari nilai Islam seperti cerpen pop yang menyuguhkan narasi vulgar yang bisa membuat pembaca menjadi berimajinasi maksiat. Selanjutnya pengusul menawarkan agar cerpen yang akan dibuat santri bertemakan Islami. Terlebih dahulu santri akan remake (membuat ulang) cerita islami terdahulu. Santri modifikasi unsur tokoh, setting, dan sudut pandang pada cerpen terdahulu. Selanjutnya, berkat pengalaman sebelumnya siswa akan dengan mudah untuk membuat cerpen karya sendiri. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kompetensi santri dalam membuat cerpem secara mandiri dan luaran kegiatan ini berupa artikel ilmiah pada jurnal nasional. Tindak lanjut kegiatan ini adalah santri akan dibantu untuk mengirimkan cerpen mereka media cetak atau online sebagai apresiasi atas atensi dan kreativitas santri.