Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analysis of Secondary Metabolites of Shoot, Callus Culture and Field Plant of Chrysanthemum morifolium Ramat Setiawati, Tia; Ayalla, Alma; Nurzaman, Mohamad; Kusumaningtyas, Valentina A.; Bari, Ichsan
Jurnal ILMU DASAR Vol 21 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.129 KB) | DOI: 10.19184/jid.v21i1.8665

Abstract

The chrysanthemum plant (Chrysanthemum morifolium Ramat.) contains many secondary metabolites such as flavonoids and various volatile compounds that can be utilized as drugs. Tissue culture can be an alternative to enhance the production of certain secondary metabolite. The study aimed to determine the types of secondary metabolites that contained in shoot culture, callus and field plants of C. morifolium. The research method was exploration in the laboratory to analyze and compare the content of secondary metabolite from shoot culture, callus and field plants of C. morifolium. Callus was induced by explants of C. morifolium plantlet stems and leaves respectively on MS medium with an addition of 3 ppm 2,4-D + 2 ppm kinetin and 4 ppm 2,4-D. For shoot culture, single nodule explants with one leaf were planted on MS media with the addition of 1 ppm BAP. The secondary metabolite compouds were analized and identified by GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). The results showed that various types of secondary metabolites contained in shoot culture, callus and field plants of C. morifolium. In callus culture from leaf explants, four compounds from groups of alcohol, acetic acid and organosilicon were identified, whereas in callus culture from stem explants were identified eight compounds from aldehydes, esters, alkanes, and carboxylic acids group. In the shoot culture, nine compounds of alcohol, ketone, aldehyde, cycloalkane and organosilicon group were identified, while in the field plants five compounds were identified from the cycloalkanes, ketones, organoborones and organosilicon group. Some detected compounds have a potential as precursors of alkaloid, phenolic, and flavonoid.Keywords: chrysanthemum, culture, shoots, callus, secondary metabolites.
PELATIHAN PENGGUNAAN PESTISIDA YANG BAIK DAN BERKELANJUTAN UNTUK PERSIAPAN TANAM JAGUNG PADA SISTEM TANPA OLAH TANAH (TOT) DI DESA NAGREK KENDAN, KECAMATAN NAGREK, KABUPATEN BANDUNG: PELATIHAN PENGGUNAAN PESTISIDA YANG BAIK DAN BERKELANJUTAN UNTUK PERSIAPAN TANAM JAGUNG PADA SISTEM TANPA OLAH TANAH (TOT) DI DESA NAGREK KENDAN, KECAMATAN NAGREK, KABUPATEN BANDUNG Kurniadie, Denny; Sumekar, Yayan; Bari, Ichsan
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Juni 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v4i2.8

Abstract

Desa Nagrek Kendan adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Nagrek, Kabupaten Bandung. Sebagian wilayah terdiri dari dari lahan pertanian (sawah, tadah hujan dan lahan kering) serta fasilitas umum/perumahan penduduk. Sebanyak 31% dari warga yang bekerja adalah buruh tani, dan sisanya adalah petani, pegawai swasta, dan pedagang. Salah satu masalah pertanian di Desa Nagrek Kendan adalah pengendalian organisme pengganggu ynag berlebihan serta pengaplikasian pestisida yang tidak sesuai anjuran dan penggunaan. Petani yang selama ini masih bertani dengan sistem konvensional, sehingga perlu sosialilasi dan praktek pertanian efektif dan efisien serta berkelanjutan yaitu dengan pengelolaan hama, penyakit serta gulma. Bagi petani hama, penyakit dan gulma merupakan salah satu aspek penting dalam proses budidaya padi sawah dan tanaman jagung mulai dari pembibitan hingga usia panen. Penggunaan pestisida di lapangan bukan lagi menjadi rahasia, namun ternyata tidak semua petani menguasai teknik penggunaan pestisida yang efektif dan efisien. Penggunaan yang tepat kadar, jenis dan waktu aplikasi sangat mempengaruhi biaya terutama pada budidaya padi sawah dan jagung skala besar. Aplikasi pestisida yang berlebihan juga dapat memberikan dampak negatif jangka panjang yang mengancam keberlanjutan usaha di masa depan. Budidaya tanaman jagung secara tanpa olah tanah (TOT) merupakan teknologi budidaya pada tanaman jagung yang merupakan teknologi baru bagi masyarakat Desa Nagrek Kendan. Waktu pelaksanaan dari bulan Januari hingga Pebruari 2022. Metode yang diterapkan adalah metode persuasif kepada masyarakatnya dengan melakukan metode role play dari para ahli di bidangnya, serta memberikan suatu konsep dan pemahaman mendasar akan pentingnya penggunaan pestisida yang baik dan benar serta aplikasi herbisida pada budidaya jagung secara TOT (tanpa olah tanah).
Pelatihan Budidaya Tanpa Olah Tanah (TOT), Pembuatan Kompos dan Pengendalian Hama Ulat Grayak pada Tanaman Jagung di Desa Sukarame, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut Kurniadie, Denny; Bari, Ichsan
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Februari, 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v5i1.90

Abstract

Desa Sukarame memerupakan bagian dari Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa ini berada di dataran medium (697 mdpl) dan memiliki luas wilayah yaitu 374,3 ha, yang terdiri dari tanah sawah 92 Ha, tanah kering 224 Ha dan tanah perkebunan 5 Ha. Jumlah penduduk Desa Sukarame sebanyak 6.169 jiwa dan mayoritas adalah sebagai buruh tani. Petani di Desa Sukarame umumnya bertanam tanaman padi sawah dan tanaman jagung sebagai tanaman utama. Pola tanam yang biasa dilakukan di Desa Sukarame adalah Padi-padi-jagung. Sistim tanam tanaman jagung adalah secara konvensional yaitu persiapan tanah, pencangkulan tanah dua kali kemudian penanaman. Sistim penanaman ini memerlukan tenaga kerja dan upah yang tinggi, sehingga pendapatan petani jadi berkurang. Sistim penanaman pada tanaman padi sawah dan tanaman jagung di Desa Sukarame adalah secara konvensional yaitu masih menggunakan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organic atau kompos belum banyak digunakan para petani di Desa Sukarame, walaupun bahan pembuatan pupuk organic seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian dan peternakan banyak tersedia di wilayah Desa Sukarame. Penggunaan pupuk organic atau kompos selain bisa menyuburkan tanah dalam jangka panjang juga bisa mengurangi biaya produksi. Pembuatan pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian, rumah tangga dan kotoran ternak ini belum banyak dikenal di Desa Sukarame. Pelatiahan yang telah dilaksanakan telah memiliki dampak sebagai berikut: (1) Pengetahuan dan ketrampilan petani khususnya peserta kegiatan bertambah dengan adanya penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organic atau kompos yang baik dan benar. (2) Masyarakat sasaran bertambah pengetahuannya tentang pentingnya menjaga kesuburan tanah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. (3) Masyarakat tani tanggap dan termotivasi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mulai menggunakan pupuk kompos, karena penggunaan pupuk kompos dalam jangka Panjang bisa menyuburkan tanah.