Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pergesaran populiasi gulma pada olah tanah dan pengendalian gulma yang berbeda pada tanaman Umiyati, Uum; Kurniadie, Denny
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.741 KB)

Abstract

Tujuan dari perobaan ini adalah mengetahui pergeseran populasi gulma pada olah tanah dan pengendalian gulma yang berbeda. Percobaan dilakukan dari bulan Juni – Agustus 2016 di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP) Desa Barepan Kabupaten Cirebon.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak dengan 6 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan tersebut adalah A     = Tanpa Olah Tanah dan pengendalian gulma dengan herbisida , B            = Tanpa Olah Tanah dan pengendalian gulma secara mekanis, C           = Tanpa Olah Tanah dan tanpa pengendalian gulma, D  = Olah Tanah Sempurna dan pengendalian gulma dengan herbisida, E    = Olah Tanah Sempurna dan pengendalian gulma secara mekanis dan F   = Olah Tanah Sempurna dan tanpa pengendalian gulma.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 9 jenis gulma sebelum perlakuan, yang didominasi oleh gulma Ludwegia octovalvis dengan SDR sebesar 19,02%, gulma codominan terdiri dari Fimbristylis miliace  SDR 15,55 %, Echinocloa crusgali dengan SDR 13,42 %, Monochoria vaginalis dengan SDR 12,39 %, Cyperus iria SDR 10,03 %.  Setelah perlakuan gulma yang selalu muncul pada setiap perlakuan terdiri dari 3 spesies, yaitu Echinocloa colona L. Cyperus iria L, Cynodon dactylon L dan Althernanthera  piliodes  L.  Dominasi gulma Ludwegia perennis L setelah perlakuan digantikan oleh adanya kegiatan pengendalian dan pengolahan tanah. Perubahan spektrum gulma cukup besar kemungkinannya disebabkan oleh adanya tekanan selektivitas yang cukup tinggi dari herbisida yang digunakan.  Akibat penggunakan satu jenis herbisida secara terus menerus pada satu lahan, maka akan terjadi perubahan dominasi gulma dari komunitas gulma yang peka menjadi gulma yang toleran. Gulma Echinocloa colona L dan Cyperus iria ditemui pada seluruh petak percobaan, hal ini karena kedua gulma tersebut memperbanyak diri dengan biji dan stolon. Kata Kunci : pergeseran gulma,  olah tanah, pengendalian gulma.
Hubungan kualitas air tercemar dengan keragaman gulma air di daerah aliran sungai Cikeruh dan Cikapundung Provinsi Jawa Barat Kurniadie, Denny; Putri, D. V.; Umiyati, Uum
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.612 KB)

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus dengan tujuan untuk mengetahui keragaman gulma air  dan hubungan keberadaan gulma air yang tumbuh pada DAS Cikeruh dan DAS Cikapundung Propinsi Jawa Barat dengan kualitas air yang tercemar limbah pertanian, limbah pemukiman, dan limbah industri.  Metode penelitian metode weed survey dengan cluster sampling  diletakkan pada komunitas vegetasi di daerah hulu, tengah, dan hilir  sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma dominan tumbuh di sungai Cikeruh adalah : Drymaria cordata (L), daerah tengah dan hilir adalah: Eleusine indica (L), sedangkan gulma di DAS  Cikapundung bagian hulu adalah Drymaria cordata (L), daerah tengah dan hilir  adalah Ageratum conyzoides (L), dan Cyperus difformis (L). Nilai C sungai Cikeruh dan sungai Cikapundung menunjukkan lebih kecil dari 75% atau tidak terdapat kesamaan populasi, sedangkan nilai H’ termasuk dalam kategori rendah, dan nilai E termasuk dalam kategori sedang. Tidak terdapat korelasi antara keragaman jenis gulma dengan kualitas air di DAS Cikeruh dan DAS Cikapundung. Kata Kunci : dominasi gulma, pencemaran, keragaman gulma air
Pengaruh berbagai jenis surfaktan pada herbisida glufosinat terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) di jatinangor Kurniadie, Denny; Sumekar, Yayan; Buana, Intan
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.62 KB)

Abstract

Penambahan surfaktan diduga dapat mengoptimalkan pengendalian gulma menggunakan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan pada pengendalian kimia menggunakan herbisida Glufosinat terhadap gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Unpad. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yaitu : Glufosinate + surfaktan nonionik 15% ; Glufosinate + surfaktan anionik 15% ; Glufosinate + surfaktan kationik 15% ; Glufosinate ; Glufosinate + surfaktan nonionik 20% ; Glufosinate + surfaktan anionik 20% ; Glufosinate + surfaktan kationik 20% ; Penyiangan Mekanis ; Kontrol (tanpa perlakuan) ; diulang 3 kali untuk setiap perlakuan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Glufosinat tanpa surfaktan dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga menunjukkan hasil tanaman terbaik dengan bobot rata-rata sebesar 12,41 ton/ha pipilan kering. Kata Kunci : jagung, glufosinat, surfaktan
Herbisida campuran Imazapic 262,5 G.L-1 dan Imazapir 87,5 G.L-1 sebagai pengendali gulma umum pada budidaya tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) Umiyati, Uum; Kurniadie, Denny; Pratama, A. F.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.262 KB)

Abstract

Tebu adalah tanaman yang menghasilkan bahan pemanis berupa gula pasir.Hasil gula pasir dapat menurun akibat kompetisi gulma. Pengendalian menggunakan herbisida dapat menekan gulma dan meningkatkan pertum-buhan tanaman tebu. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis aplikasi herbisida campuran Imazapic 262,5 g.L-1 dan Imazapir 87,5 g.L-1 yang terbaik dalam mengendalikan gulma umum di lahan budidaya tebu. Perco-baan dilakukan di PG. Rajawali, Cirebon, Jawa Barat pada bulan Maret - Mei 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana yang terdiri dari tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari A) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,75 l.ha-1, B) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,625 l.ha-1, C) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,5 l.ha-1, D) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,375 l.ha-1, E) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,25 l.ha-1, F) penyiangan manual 1x, dan G) kontrol. Hasil percobaan menun-jukkan bahwa aplikasi herbi-sida campuran Imazapic 262,5 g.L-1 dan Imazapir 87,5 g.L-1 dapat mengendalikan gulma Digitaria ciliaris (retz.) koel dari 4 MSA sampai 12 MSA, Digitaria sanguinaslis (L.) Scop dari 8 MSA sampai 12 MSA dan gulma total pada 4 MSA dan 12 MSA dengan dosis 0,5 l.ha-1. Aplikasi herbisida campuran Imazapic dan Imazapir tidak berpe-ngaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan pada tanaman tebu. Campuran herbisida Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,25 l.ha-1 sampai 0,75 l.ha-1 tidak menyebabkan fitotok-sisitas pada tanaman tebu. Kata kunci : Tebu ∙ Herbisida ∙ Imazapic ∙ Imazapir
Uji Resistensi Gulma Echinochloa crus-galli Asal Sulawesi Selatan terhadap Herbisida Natrium Bispiribak Rasyid, Zidan Zulfikar; Kurniadie, Denny; Umiyati, Uum
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.40049

Abstract

Aplikasi herbisida dengan cara kerja menghambat Acetolactate synthase (ALS) telah dilakukan secara intensif untuk mengendalikan gulma jajagoan [Echinochloa crus-galli (L.) P. Beauv.] pada areal pertanaman padi di Sulawesi Selatan, Indonesia. Hal ini diduga menimbulkan E. crus-galli yang tahan dan diperkirakan resisten terhadap herbisida natrium bispiribak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi dan tingkat resistensi E. crus-galli terhadap herbisida natrium bispiribak. Percobaan dilaksanakan pada bulan September 2021 sampai Januari 2022 di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang. Rancangan percobaan disusun dalam bentuk Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah lokasi asal gulma sebagai petak utama yang berasal dari daerah terpapar herbisida (Kabupaten Maros, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan) dan dari daerah tidak terpapar herbisida (Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat). Faktor kedua adalah dosis herbisida sebagai anak petak yang terdiri atas 0, 4, 8, 16, 32, 64, 128 g bahan aktif (b.a)/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa E. crus-galli asal Sidrap dan Maros tergolong ke dalam resisten tingkat rendah terhadap herbisida natrium bispiribak dengan nisbah resistensi masing-masing sebesar 5,61 dan 2,36, sedangkan, pada gulma E. crus-galli asal Pinrang tidak menunjukkan adanya resistensi terhadap herbisida natrium bispiribak.
Pengaruh Dosis Herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL untuk Pengendalian Gulma pada Budidaya Tanaman Eukaliptus (Eucalyptus sp.) Kurniadie, Denny; Widayat, Dedi; Sernita, Putri Intan
Agrikultura Vol 33, No 2 (2022): Agustus, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i2.40613

Abstract

Eukaliptus merupakan salah satu tanaman prioritas pada Hutan Tanaman Industri (HTI) yang memiliki banyak manfaat. Upaya peningkatan produksi eukaliptus dipengaruhi oleh keberadaan gulma yang merugikan karena menyebabkan adanya kompetisi dengan tanaman eukaliptus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL untuk mengendalikan gulma umum pada pertanaman eukaliptus. Penelitian ini dilakukan di kebun eukaliptus, Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari aplikasi herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL dosis 1,50 l/ha; 2,25 l/ha; 3,00 l/ha; 3,75 l/ha; 4,50 l/ha; penyiangan manual; dan kontrol (tanpa perlakuan pengendalian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL pada dosis 1,50 l/ha sampai 4,50 l/ha efektif dalam mengendalikan gulma daun lebar seperti Ageratum conyzoides dan Borreria alata, gulma rumput seperti Paspalum conjugatum dan Imperata cylindrica, serta gulma total pada budidaya tanaman eukaliptus hingga pengamatan 12 MSA dan tidak menimbulkan efek keracunan pada tanaman eukaliptus.
The effectiveness of different formulations of glyphosate herbicides under simulated rainfall conditions in controlling various weeds Fajriani, Syifa; Kurniadie, Denny; Umiyati, Uum
Kultivasi Vol 23, No 1 (2024): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v23i1.48911

Abstract

Herbicide effectiveness is affected by herbicide formulation, rainfall, and weed type. Differences in glyphosate salt formulations and 2,4 D amine mixtures may result in variations in the herbicide's ability to wash off the herbicide due to rain. The aim of this study was to assess the effectiveness of different glyphosate herbicide formulations under varying rainfall in controlling various weeds. The experiment took place in a controlled greenhouse environment, utilizing a split plot experimental design with four replications.  The main plot was assigned to six different rainfall timings: 0 hours after application (HAA), 1 HAA, 2 HAA, 3 HAA, 4 HAA, and no rainfall. The subplots involved different herbicide formulations, namely isopropylamine glyphosate (h1), potassium glyphosate (h2), sodium glyphosate (h3) and glyphosate herbicide, IPA herbicide glyphosate + 2,4 D Amine (h4) and without any herbicide application (h0). Various parameters were observed, including weed dry weight and percentage of mortality growth. The results showed that the effectiveness of each herbicide formulation was diffent among weed specie under simulated rainfall conditions. Ageratum conyzoides can be controlled using isopropylamine glyphosate and potassium glyphosate with rainfall at 1 HAA. Axonopus compressus can be controlled by isopropylamine glyphosate and sodium glyphosate with rainfall at 1 HAA, while Borreria alata and Cyperus rotundus were effectively controlled by isopropylamine glyphosate with rainfall at 1 HAA.
The application of Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L, a new auxin synthetic herbicide, to control and inhibit the growth of water hyacinth weed (Eichhornia crassipes (Mart). Solms) Rezkia, Nita Nur; Kurniadie, Denny; Widayat, Dedi
Kultivasi Vol 22, No 3 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i3.45677

Abstract

Water hyacinth is an invasive species that spreads rapidly and causes several issues in aquatic habitats; therefore, efforts are required to eradicate weeds in aquatic ecosystems. Aquatic weed control in Indonesia using herbicide is very limited, so it can be an alternative for aquatic weed control management. This research goal was to examine the effectiveness of the herbicide with active agent Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L in controlling and inhibiting the rapid growth of (E. crassipes). This research was carried out at the Ciparanje Greenhouse and Weed Science Laboratory, Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran, West Java, Indonesia, from August to October 2022. The experiment utilized a randomized block design (RBD) with eight treatments and four replications. The treatments consisted of herbicides with active ingredients Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L doses of 5, 15, 25, 35, 45, herbicide 2,4-D DMA 825 g/L (1200), Penoxsulam 25 g/L (12.5) (g a.i/ha), and Control (Without Herbicide). According to the experiments, E. crassipes was effectively inhibited and controlled by the herbicide Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L at a dose of 5 g a.i./ha. Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L herbicide can inhibit relative growth rate, doubling time, number of leaves and clumps of E. crassipes up to 6 WAA. 
The effect of herbicide glufosinate ammonium 150 g/L dose on several weeds and potatoes (Solanum tuberosum L.) yield Kurniadie, Denny; Sumekar, Yayan; Valent, Chika
Kultivasi Vol 22, No 1 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i1.39746

Abstract

In the last three years, potato production in Indonesia fluctuated every year. One of the factors that cause low productivity of potatoes is weed. The presence of weeds in potato planting areas can inhibit plant growth and affect potato yields. The aim of this study is to determine the effectiveness of herbicide glufosinate ammonium 150 g/L to control common weeds in potato plants. This research was conducted in a farmer field in Lebak Muncang Village, Ciwidey District, Bandung Regency, West Java Province. The experimental design used was a randomized block design with six treatments and four replications. Weed control using the herbicide glufosinate ammonium 150 g/L at a dose of 2.75– 4.50 L/ha was completely (100%) controlled Eleusine indica, Galinsoga parviflora, Amaranthus spinosus, Richardia brasiliensis, and total weeds for up to 6 weeks after application without causing symptoms of poisoning and could increase the number of potato tuber per plant and yield of potato per plot.
Response of Eichhornia crassipes weeds to various doses of florpyrauxifen-benzyl herbicide application in cirata reservoir, Cianjur regency: English Nur Rezkia, Nita; Kurniadie, Denny; Dani, Umar
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 13 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v13i1.13879

Abstract

The water hyacinth (E.crassipes) invasion has created a concerning ecological crisis in Cirata Reservoir, which is home to Southeast Asia's largest hydroelectric power plant and threatening the balance of freshwater ecosystems. Florpyrauxifen-benzyl herbicide emerges as a potential solution due to its high effectiveness and biodegradable nature. This study looked for to evaluate the efficacy of the herbicide containing Florpyrauxifen-benzyl in mitigating the presence of water hyacinth weeds at Cirata Reservoir, Cianjur Regency. This study utilized a Randomized Block Design containing four replications and seven treatments, including herbicide doses of 500, 750, 1000, 1250, and 1500 ml/ha, compared with hand weeding and control (without herbicide). Results showed that Florpyrauxifen-benzyl herbicide effectively suppressed water hyacinth growth up to 12 weeks after application (WAA). All tested herbicide doses resulted in lower weed biomass and weed damage percentage reaching 100% compared to control and hand weeding treatments. This study concludes that Florpyrauxifen-benzyl herbicide at doses of 500-1500 ml/ha effectively controls water hyacinth weeds in freshwater ecosystems, also providing a potential solution to the invasive aquatic weed problem at Cirata Reservoir.