Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Uji Aktivitas dan Analisis KLT Bioautografi Golongan Senyawa Aktif Antimikroba Fraksi Korteks Kelor (Moringa Oleifera) Ismail, Asrul; Haeria; Hurria
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v11i1.46131

Abstract

Introduction: Moringa oleifera is a plant from the Moringa genus which has many benefits because it contains many bioactive compounds, so it is often used as traditional medicine. Objective: to determine the antimicrobial inhibitory power of fractions from Moringa cortex extract against several pathogenic microbes including Escherichia coli, Bacillus subtillis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, Streptococcus mutans, Pseudomonas aeureginosa, Salmonella typhi, Vibrio cholera and Candida albicans. Methods: Extraction was carried out using a multilevel maceration method according to the level of polarity, namely n-hexane, ethyl acetate and 70% ethanol, then the extract activity was screened until it was known that the ethyl acetate extract had the highest antimicrobial activity, so fractionation was carried out. The fractionation results then obtained fractions I, II, III and IV which were tested again for their antimicrobial activity with respective concentrations, namely 1000, 750, 500 and 250 μg/mL. Results: Fraction III had the highest activity as an antibacterial against the bacteria Eschericia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis and Vibrio cholera. Conclusion: From the results of Bioautography TLC analysis, it was found that there were 3 clear zone spots which were known to be the class of compounds that were active as antibacterials in fraction III, namely triterpenes, flavonoids, and alkaloids.
Pengaruh Manajemen Pelayanan Kefarmasian terhadap Kualitas Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Beberapa Puskesmas Kota M Ismail, Asrul; Gemy Nastity Handayany; Nurshalati Tahar; Auliah Aliah Pertiwi
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Edisi Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i2.51051

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Pelayanan Kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas TM, Puskesmas JY, Puskesmas BR dan Puskesmas MS. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik simple random sampling. Domain diamati berdasarkan lima aspek kualitas pelayanan, yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti langsung. Data dianalisis dengan SPSS 22 dan SEM AMOS 22. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa di Puskesmas TM pelayanan paling berpengaruh adalah empati dengan loading factor 1.09, Puskesmas JY yang pelayanan paling berpengaruh adalah kehandalan dengan loading factor 1.10, Puskesmas BR pelayanan yang paling berpengaruh adalah bukti langsung dengan loading factor 1.04 dan Puskesmas MS pelayanan yang paling berpengaruh adalah bukti langsung dengan loading factor 1.26. Kesimpulan: Manajemen pelayanan kefarmasian di Puskesmas TM, Puskesmas JY, Puskesmas BR dan Puskesma MS memiliki bagi kualitas kepuasan pasien Kata kunci: Pelayanan Kefarmasian, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien, Puskesmas.
Studi Literatur Tanaman Buni (Antidesma Bunius L. Spreng) Sebagai Antidiabetik Ismail, Asrul; Mukhriani; Muh. Ikhlas Arsul; Rezky Aulia
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i1.51080

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Obat tradisional banyak digunakan di masyarakat sebagai pengobatan alternatif karena sudah teruji khasiatnya. Pemanfaatan tanaman buni (Antidesma Bunius L. Spreng) sebagai antidiabetes belum banyak diketahui oleh masyarakat, kandungan yang terdapat dalam tanaman buni (Antidesma Bunius L. Spreng) mendorong peneliti untuk mengidentifikasi secara ilmiah. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan dan aktivitas farmakologi tanaman buni sebagai antidiabetes. Metode: Jenis penelitian ini ialah studi literatur dengan analisis jurnal atau artikel ilmiah menggunakan kata kunci yang berkaitan dengan Antidesma bunius L. Spreng dan Antidesma bunius L. Spreng for antidiabetes menggunakan metode PICOS melalui kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil: Berdasarkan kajian studi literatur diperoleh gambaran bahwa daun buni (Antidesma Bunius L. Spreng memiliki kandungan flavonoid, tannin, fenol, alkaloid, saponin, steroid, protein, dan triterpenoid yang memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, sebagai inhibitor enzim glucosidase, antibakteri dan antikanker. Kesimpulan: Dari analisis beberapa jurnal, tanaman buni secara umum memiliki kandungan flavonoid, steroid, saponin, tanin, alkaloid, polifenol serta triterpenoid. Senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah senyawa flavonoid. Kata kunci: Antidabetik, Obat Tradisional, Tanaman buni (Antidesma bunius L. Spreng), PICOS
Bahasa Inggris Ismail, Asrul; Haerana Rifai, Fuada; Hasanah, Ainie
YARSI Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2025): YARSI DENTAL JOURNAL
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ydj.v3i1.321

Abstract

Introduction: Clinical decision support systems (CDSS) developed in Indonesia for caries and periodontal risk assessment show diagnostic performance comparable to conventional practice. Objective: To synthesize reported diagnostic accuracy, comparative performance, and early implementation outcomes of Indonesian dental CDSS for caries and periodontal assessment. Methods: We summarized an evidence set identified from a large academic corpus and screened to include Indonesian dentistry studies that (i) developed/validated a CDSS with Indonesian patient data, (ii) compared against conventional or expert assessment, and (iii) reported diagnostic accuracy or implementation outcomes. Data elements extracted included study design, CDSS type, validation approach, and quantitative outcomes (e.g., sensitivity, specificity, accuracy, odds ratios, user acceptance). Discussion: Across caries detection, reported sensitivity ranged from 81.3% to 96.3% and specificity from 92% to 100%; accuracies spanned 82.7% to 100%. Methods included MobileNet-v3/U-net, Naive Bayes, Dempster–Shafer, fuzzy logic, case-based reasoning, and bespoke tools (e.g., SKOR GIGI; Pediatric Caries Predictor). Periodontal assessments reported accuracies of 90–96%, with an RCT noting higher odds of correct staging (OR 4.43, p=0.001) and grading (OR 30.30, p<0.001) versus conventional evaluation; an NLP (BERT) pipeline outperformed a multilayer perceptron for staging/grade classification. Early implementations (web-based tools, school screening) indicated improved detection/coverage, better oral-health indices, high parent awareness (96%), and user satisfaction (~88%). Conclusion: Within Indonesian settings, dental CDSS can match or exceed conventional diagnostic accuracy and support treatment recommendations, though generalizability is limited by small samples, incomplete reporting, and scarce pragmatic evaluations.