Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI DAUN DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP BAKTERI Mycobacterium tuberculosis Afrisusnawati Rauf; Nurshalati Tahar; Resnia Resnia
Jurnal Kesehatan The 1st Alauddin Pharmaceutical Conference and Expo (ALPHA-C) 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v0i0.18044

Abstract

Punica granatum L., commonly known as pomegranate, has emerged as a medicinal plant with potential antimicrobial activity. This study aims to identify this activity against the bacteria Mycobacterium tuberculosis. Pomegranate leaf extract is made using solvents (ethanol 96%), then partitioned using n-butanol solvents and fractionated using vacuum liquid chromatography method. After obtaining the fractional results, the inhibitory activity effect of the fraction was studied using the Mycobacterium tuberculosis H37RV strain and compared to commercial antibiotic Isoniazid using the MODS method. Pomegranate leaf fraction shows antibacterial activity against Mycobacterium tuberculosis at a concentration of 1000 ppm, as seen from the absence of cord at such concentrations. Therefore this plant can be an important source of new antimicrobial compounds to treat the bacteria Mycobacterium tuberculosis.
UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN BUNI (Antidesma bunius L. Spreng) TERHADAP TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Mukhriani Mukhriani; Nurshalati Tahar; Muhammad Rusdi; Khaerani Khaerani; Mutia Fitri Almaidah
Jurnal Kesehatan THE 2nd ALAUDDIN PHARMACEUTICAL CONFERENCE AND EXPO (ALPHA-C) 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v1i1.18406

Abstract

One of medicinal plant empirically used for traditional is buni leaves (Antidesma bunius L. Spreng) This plant is potential to be developed as medicine for anti-inflammatory. A research on anti-inflammatory activity test of ethanol extract buni leaves (Antidesma bunius L. Spreng) to mice with Rat hind paw edema method.  The purpose of study was to investigate the anti-inflammatory activity of the ethanol extract buni leaves (Antidesma bunius L. Spreng) to mice induced with carrageen. The research has done by giving orally suspension of ethanol extract buni leaves (Antidesma bunius L. Spreng) in the dose 5 mg/kg BB, 50 mg/kg BB, and 500 mg/kg BB, Sodium CMC 1% w/v as control negatove and Sodium Diclofenac as control positive. Measurements were made every hour for six hours used plethysmometer. The result after statistically analyzed using Complete Randomized Design showed that dose of 5 mg/kg BB, 50 mg/kg BB and 500 mg/kg BB have anti- inflammatory activity. The result of Duncan’s Real Distance Different test (BNJD) dose 50 mg/kg BB showed that anti-inflammatory activity did not significantly different with Sodium Diclofenac ((α = 0,05). 
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci; Nurshalati Tahar; Qoriatul Aini
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 4 No 4 (2016): Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurfar.v4i4.2256

Abstract

Telah dilakukan formulasi, uji stabilitas fisik, dan aktivitas sediaan krim susu kuda Sumbawa dengan emulgator nonionik (kombinasi tween 60 dan span 60) dan anionik (kombinasi asam stearat dan TEA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan konsentrasi emulgator yang baik terhadap kestabilan fisik krim susu kuda Sumbawa. Uji stabilitas sediaan krim ditentukan berdasarkan pengamatan organoleptik, tipe emulsi, volume kriming, viskositas, tetes terdispersi, daya sebar dan pHpada kondisi sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat pada suhu 5ºC dan 35ºC. uji aktivitas pada krim susu kuda Sumbawa dengan emulgator anionik konsentrasi 2%, 3% dan 4% dan nonionik konsentrasi  2%, 3% dan 4%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula krim susu kuda Sumbawa yang menggunakan emulgator nonionik mengalami pemisahan fase setelah penyimpanan dipercepat. Kondisi penyimpanan dipercepat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap viskositas tiap krim.Emulgator anionik dengan konsentrasi 2%, 3%, dan 4% dapat membentuk krim dengan stabilitas fisik yang baik, dan diamati ketiga konsentrasi diperoleh stabilitas fisik yang baik pada emulgator anionik dengan konsentrasi 4% pada uji stabilitas fisik, organoleptik, pengenceran, dispersi zat warna, volume kriming, daya sebar, dan viskositas.
PEMBENTUKAN, KARAKTERISASI, DAN UJI DISOLUSI KOKRISTAL MELOKSIKAM DENGAN ASAM PARAAMINOBENZOAT Haeria Haeria; Nurshalati Tahar; Ahmad Zakir
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurfar.v6i1.5268

Abstract

Kokristalisasi merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kelarutan obat dalam air. Penelitian tentang   kokristalisasi meloksikam dengan asam para aminobenzoat sebagai koformer dengan menggunakan metode solvent drop grinding telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembentukan kokristal terhadap kelarutan meloksikam. Kokristal meloksikam: asam paraaminobenzoate dibuat dengan perbandingan molar 1:1, 1:2, dan  2:1. Karakterisasi dilakukan dengan analisis mikroskopik dengan menggunakan SEM,  identifikasi fase kristalin dalam kokristal dilakukan dengan X-Ray Diffractometry, penentuan titik lebur dilakukan dengan metode DSC dan untuk konfirmasi pergeseran bilangan gelombang dari gugus fungsi yang membentuk ikatan hydrogen dilakukan dengan FTIR. Uji disolusi dilakukan dengan metode keranjang dalam media dapar fosfat. Hasil karakterisasi menunjukkan terbentuknya fase Kristal baru yang ditandai dengan munculnya puncak difraktogram baru pada XRD, penurunan titik lebur pada termogram DSC, serta pergeseran dan penurunan intensitas bilangan gelombang pada spectra FTIR. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa kokristal 1:2 mengalami peningkatan kelarutan yang paling tinggi dibandingkan meloksikam standard dan kokristal 1:1 dan 2:1, yakni dari 7,596% menjadi 25,374%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kokristalisasi meloksikam dengan asam paraaminobenzoat dengan metode solvent drop grinding dapat meningkatkan kelarutan dari meloksikam.
PENENTUAN KADAR FLAVONOID DAN KAPASITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG KELOR (Moringa oleifera L) DENGAN METODE DPPH, CUPRAC DAN FRAP Haeria Haeria; Nurshalati Tahar; Munadiah Munadiah
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurfar.v6i2.6753

Abstract

Tumbuhan kelor (Moringa oleifera L.) sering disebut “miracle tree” dikarenakan semua bagian tumbuhan kelor sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. mulai dari daun, kulit batang, biji hingga akarnya, tumbuhan ini sudah dikenal luas sebagai tumbuhan obat. Kulit batang kelor (Moringa oleifera L.) mengandung senyawa steroid, flavonoid, alkaloid, fenolat,  dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid dan kapasitas antioksidan dari kulit batang kelor (Moringa oleifera). Pengukuran kapasitas antioksidan dilakukan menggunakan 3 metode yaitu CUPRAC (cupric ion reducing antioxidant capacity), DPPH (1,1difenil-1-pikrilhidrazil), dan FRAP (ferric reducing antioxidant power). Hasil penelitian membuktikan bahwa ekstrak etanol kulit batang kelor (Moringa oleifera) mengandung kadar flavonoid sebesar 20,17 mg QE/g Ekstrak dan untuk kapasitas antioksidan dengan metode DPPH yaitu 20,97 mg Tr/g Ekstrak, metode CUPRAC didapatkan hasil 4,82 mg Tr/g Ekstrak dan metode FRAP yaitu 2,49 mg Tr/g Ekstrak.
Efek Tabir Surya Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Nurshalati Tahar; Nurfajri Indriani; Faridha Yenny Nonci
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.68 KB) | DOI: 10.24252/djps.v2i1.6569

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang penentuan efek tabir surya ekstrak daun binahong [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis]. Pengujian efek tabir surya dilakukan dengan menghitung nilai transmisi eritema (%Te), transmisi pigmentasi (%Tp), dan nilai SPF. Daun binahong diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian efek berdasarkan serapan dan transmisi pada panjang gelombang UV yang diukur dengan spektrofotometer. Hasil pengujian nilai rata – rata persen transmisi eritema (%Te) pada konsentrasi (300 ppm, 350 ppm, 400 ppm, dan 450 ppm) berturut - turut adalah 31,52%; 23,90%; 20,27%; 14,71%. Sedangkan perhitungan nilai rata– rata persen transmisi pigmentasi (%Tp) yang diperoleh berturut-turut adalah 20,95%; 15,9%; 11,98%; 8,26%. Nilai rata-rata SPF berturut-turut adalah 4,36; 5,82; 7,44; 10,45. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa Ekstrak Daun Binahong berefek sebagai tabir surya pada konsentrasi 450 ppm. Efek termasuk kategori fast tanning untuk proteksi eritema dan proteksi totalblock untuk proteksi pigmentasi.
The Effect of NaOH Concentration on Cellulose Levels of Kepok Banana Hump (Musa paradisiaca L.) Surya Ningsi; Nurshalati Tahar; Nur Azizah Syahrana; Yuri Erika Arifin
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/djps.v3i2.20146

Abstract

The high cellulose content of Kepok banana hump has great potential to be used as a pharmaceutical excipient. This research aims to determine the effect of NaOH concentration on cellulose levels from kepok banana hump. NaOH solution was made in five concentrations, namely 5%; 7.5%; 10%; 12.5% and 15%. Cellulose levels were analyzed using the Chesson method. The research results showed that the NaOH solution with a concentration of 5%; 7.5%; 10%; 12.5% and 15% yielded cellulose content of 12.5%, 15.9%, 64.9%, 60.7% and 41.9%. The highest cellulose content is produced at a concentration of 10% NaOH solution.
Formation of Hydrochlorothiazide – Para-aminobenzoic Acid Cocrystals by Solvent Evaporation Method Haeria Doloking; Ayu Tri Sartika; Nurshalati Tahar
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/djps.v4i1.21301

Abstract

Hydrochlorothiazide is a diuretic drug used for mild to moderate hypertension were classified in Class II BSC. The purpose of this study was to explore the formation of hydrochlorothiazide-para-aminobenzoic acid cocrystal by solvent evaporation method. Cocrystals are prepared with a molar ratio of 1:0; 1:1; 1:2; and 2:1 between hydrochlorothiazide and para-aminobenzoic acid. The cocrystals were characterized by Scanning Electron Microscopy (SEM), X-ray Diffractometry (XRD), Differential Scanning Calorimetry (DSC), and Fourier Transform Infrared (FT-IR) spectrophotometer. The hydrochlorothiazide-para-aminobenzoic acid cocrystal has new crystalline peaks at 2θ of 14.904o; 15.41o; 25.553o; 26.5o; 29.844o; 31.083o indicating the formation of a new crystalline phase. The cocrystal showed the melting point at 188.57oC which is different from the initial components. The FTIR spectra of cocrystal showed the shifting of absorption peaks of groups of initial components indicating of formation of hydrochlorothiazide-para-aminobenzoic acid cocrystal through intermolecular hydrogen bond interactions between amine/sulfonamide group and carboxyl group.
Rasionalitas Terapi Pasien Asma Rawat Jalan di Puskesmas Mandai Maros Khaerani; Indah Muhtar; Nurshalati Tahar; Irma Erviana
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v11i1.38006

Abstract

Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran pernapasan. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dihampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit dari ringan sampai berat, bahkan beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan obat yang meliputi nama obat, dosis obat, serta ketepatan obat pasien Asma Rawat Jalan di Puskesmas Mandai. Instrumen dalam penelitian ini adalah semua data rekam medis yang lengkap kasus asma pasien rawat jalan umur 21 – < 61 tahun di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros bulan Januari – Mei 2018. Hasil penelitian yang diperoleh dari total sampel terdapat 30 pasien. Karakteristik Pasien berdasrkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 66,7% dan perempuan 33,3%. Karakteristik berdasarkan usia yang lebih dominan 41-60 tahun sebanyak 50%. Golongan obat yang digunakan kortikosteroid dan β2 adrenergik Rasionalitas tepat indikasi sebanyak 100%, tepat Pasien sebanyak 100%, tepat obat sebanyak 100% dan tepat dosis 86,7% dan tidak tepat dosis sebanyak 13,3%. Kata kunci: Asma, rasionalitas, terapi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia terhadap Penanganan Pertama Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Vaksin Covid-19 Wahyuddin, Munifah; Alifia Putri Febriyanti; Nurshalati Tahar; Khaerani; Andi Arwini Puspitasari
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Edisi Desember: on Progress
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i2.51028

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Di Indonesia sedang mengalam krisis pandemi COVID-19 dan kelompok geriatri merupakan kelompok yang rentan atau mudah terjangkit virus COVID-19 ini. Solusi yang diberikan pemerintah yaitu adanya perlakuan vaksinasi sebagai pencegahan penyebaran virus. Namun setelah pemberian vaksin terdapat gejala-gejala yang tidak dapat dihindari, gejala tersebut dinamakan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan geriatri terhadap penanganan pertama KIPI vaksin covid-19. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel lansia yang memenuhi kriteria sebanyak 162 responden. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sekitar 54 responden (33.33%) dengan kategori baik pada pengetahuan dan penanganan KIPI, 97 responden (59,9%) dengan kategori cukup pada penanganan pertama KIPI dan 11 responden (6.8%) termasuk kategori kurang pada pengetahuan dan penanganan KIPI. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square didapatkan p value =0,000 < 0,05 yang artinya adanya hubungan yang bermakna terhadap Tingkat pengetahuan dengan penanganan pertama Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan memiliki peranan yang penting dalam penanganan pertama kejadian ikutan pasca imunasasi (KIPI), sehingga informasi dan edukasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat mengenai manfaat, efek samping dan penanganan yang tepat terkait vaksin COVID-19 terutama pada lansia. Kata Kunci: Covid-19, Geriatri, KIPI, Tingkat Pengetahuan, Vaksin.