Claim Missing Document
Check
Articles

PENGHEMATAN ENERGI DI INDUSTRI KERTAS MELALUI PERBAIKAN KONDISI PROSES DAN/ATAU MODIFIKASI UNIT DRYING Dina, Sari Farah; Napitupulu, Farel H; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 4, No 2 (2010): Konservasi Energi
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1201.664 KB)

Abstract

Drying unit mesin kertas sebagai konsumen energi terbesar di mesin kertas merupakan unit proses yang menggunakan steam untuk menguapkan air kertas. Secara menyeluruh, biaya energi di industri pulp dan kertas merupakan biaya tertinggi kedua setelah biaya bahan baku. Karenanya berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan biaya energi sejalan dengan meningkatnya harga dan terbatasnya persediaan bahan bakar. Langkah awal untuk mendapatkan gambaran performans suatu drying unit adalah dengan menentukan konsumsi energi spesifik (KES). KES yang diperoleh dinyatakan sebagai KES dan dilakukan benchmarking terhadap pabrik lain di luar negeri yang diperoleh dari literature. Atas dasar evaluasi KES dilakukan kajian penghematan energi melalui upaya optimalisasi kadar air lembaran kertas sebelum dan sesudah drying unit, sistem penanganan udara dan/atau modifikasi unit drying dengan cara mengaplikasikan sistem termokompresi. Hasil evaluasi pada 5 (lima) pabrik kertas di Indonesia menunjukkan bahwa KES dipengaruhi oleh kecepatan mesin, kadar air kertas masuk drying unit, kadar akhir produk, sistem penanganan udara, laju kebocoran udara pada sistem hood. KES dalam ton steam per ton air teruapkan dari pabrik yang memproduksi kertas grematur rendah (pabrik A dan B) mendekati nilai standar (1,30), tetapi pabrik yang memproduksi kertas grematur tinggi (C, D dan E) berada jauh di atas standar. Kecuali pabrik yang memproduksi chipboard (pabrik E), semua pabrik memiliki KES dalam ton steam per ton produk berada dalam rentang standar (1,8-2,2). Penurunan kadar air kertas masuk sebesar 3% seperti yang dilakukan pabrik B telah mampu menurunkan konsumsi steam sekitar 12%. Penaikan kadar air produk dari 4% menjadi 5% dapat menurunkan konsumsi steam sebesar 1%. Pada sistem closed-hood (pabrik B), laju kebocoran udara masih berada diatas kondisi standar (48% vs maksimum 30%). Kajian teoritis tentang aplikasi sistem termokompresi pada salah satu group dryer pabrik C dapat menghemat steam sekitar 5%.Kata kunci: penghematan energi, pabrik kertas, unit drying, konsumsi energi spesifik (KES).
KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN ENERGI SURYA DENGAN PASANGAN METANOL DAN KARBON AKTIF (Characteristics of Solar Refrigerator with Methanol and Activated Carbon Pair) Sitorus, Tulus B; Napitupulu, Farel H.; Ambarita, Himsar
Jurnal Hasil Penelitian Industri Vol 26, No 1 (2013)
Publisher : Baristand Industri Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.353 KB)

Abstract

While the current energy crisis, renewable energy such as solar energy isone solution. One application of the utilization of solar energy is adsorption refrigeratorsystem. Besides interestingly enough, research on adsorption refrigerator cycle solarenergy is still rare in Indonesia. This study aimed to obtain the characteristics of anadsorption refrigerator cycle using solar energy. The measurement of solar radiationusing a pyranometer. Testing of solar adsorption refrigerator using activated carbonadsorbent as much as 8 kg, 2 litres of methanol refrigerant and water as a cooling medium2.5 litres. The area of collector is 0.25 m2. From the test results obtained maximum valueof COP 0.064 on April 3, 2012 and a minimum value of COP 0.028 obtained on April 4,2012. The maximum value of the specific cooling power obtained 8.4578 kW / kg on April2, 2012 and a minimum value of SCP obtained on April 3, 2012 of 8.3564 kW/kg. Thelowest water temperature that can be achieved during the process of adsorption on April 6,2012 is 8.24oC. The average of water temperature during the adsorption process for theseven days of testing ranged from 8.24°C - 11.17 oC.
KAJIAN BERBAGAI METODE PENGERINGAN UNTUK PENINGKATAN MUTU BIJI KAKAO INDONESIA Dina, Sari Farah; Napitupulu, Farel H; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian efektifitas proses pengeringan biji kakao-fermentasi telah dilakukan dengan menggunakan tiga metode yakni penjemuran langsung, pengeringan tenaga surya yang dilengkapi dengan blower alami dan menggunakan oven pada variasi suhu 45C, 55 C dan 65 C. Tahap preparasi dimulai dari proses fermentasi biji kakao dengan variasi jenis wadah/kotak yang digunakan, dan sebagai kontrol adalah suhu fermentasi. Biji kakao hasil fermentasi yang telah dicuci kemudian dikeringkan dari kadar air 46 - 48% menjadi 3,40 -  6,12% (basis kering) yang berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal 07  sampai dengan tanggal 09 Februari 2012; pukul O8.OO-  16.00 WIB.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Solar Energi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan yang berada di kota Medan dengan posisi 33.6 LU -  9S.4 BB, ketinggian diatas permukaan laut 37,5 meter dan waktu meridian (7 + GMT).Hasil percobaan menunjukkan bahwa suhu pengeringan berbanding lurus dengan laju pengeringan. Waktu pengeringan paling pendek yakni 19 jamdan kadar air paling rendah yakni 4,40 dan 3,41berturut-turut diperoleh dari pengeringan metode oven pada suhu55C dan 65 C. Pengeringan metode oven ini menghasilkan mutu biji kakao yang lebih baik dilihat dari pH yakni5,77 dan 5,86, kadar lemak total55,21 % dan 55,60%serta kadar asam lemak bebas 1,38%dan 1,02 % Kata kunci: Pengeringan biji kakao, laju pengeringan, penjemuran langsung, pengering tenaga surya (solar thermal), pengering oven, laju pengeringan, mutu kakao,
KINERJA PENGERING SURYA SISTEM INTEGRASI MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR-BERSIRIP DAN ABSORBEN TERMOKIMIA UNTUK PENGERINGAN KAKAO Dina, Sari Farah; H. Napitupulu, Farel; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.427 KB)

Abstract

Penelitian tentang pengering integrasi energi surya menggunakan kolektor tipe plat datar bersirip dan termokimia untuk mengeringkan biji kakao-fermentasi telah dilakukan. Pemasangan sirip pada kolektor menambah luas permukaan absorber dan meningkatkan energi surya yang diserap. Pengeringan dilanjutkan malam hari menggunakan absorben dan dapat mempersingkat waktu pengeringan. Pengeringan biji kakao-fermentasi dengan kadar air awal rata-rata 62,6% dilakukan pada 18-19 Juni 2014 hingga mencapai kadar air 7,6%. Energi surya dilakukan selama siang hari pukul 08:30-16:00 WIB, dilanjutkan dengan energi termokimia menggunakan absorben berupa garam CaCl2 pada malam hari pukul 16:00-08:30 WIB keesokan harinya. Pengeringan dihentikan pada saat dicapai berat konstan. Evaluasi terhadap kondisi dan potensi radiasi, efisiensi termal kolektor surya, efektifitas absorben, dan model kinetika pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa selama proses pengeringan berlangsung, kondisi cuaca siang hari dicatat berada pada temperatur udara 29 – 38 °C; kelembaban relatif (RH) 41–81 % dan intensitas radiasi 111–969Watt/m2. Efisiensi termal kolektor surya dengan pemasangan sirip pada plat absorber dapat meningkatkan efisiensi termal rata-rata sebesar 62%, sedangkan efisiensi termal rata-rata kolektor surya tanpa sirip yang dilakukan tahun sebelumnya adalah 37%. Efektifitas pengeringan dianalogikan terhadap laju pengurangan kadar air. Energi surya menguapkan air dari dalam biji kakao sebesar 80%, sisanya diuapkan pada malam hari menggunakan absorben. Model kinetika pengeringan adalah eksponensial dan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pengering surya tipe kolektor plat datar tanpa sirip. Kata kunci: pengering surya, termokimia, kolektor surya tipe plat datar-bersirip, performansi
KAJIAN BERBAGAI METODE PENGERINGAN UNTUK PENINGKATAN MUTU BIJI KAKAO INDONESIA Dina, Sari Farah; Napitupulu, Farel H; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian efektifitas proses pengeringan biji kakao-fermentasi telah dilakukan dengan menggunakan tiga metode yakni penjemuran langsung, pengeringan tenaga surya yang dilengkapi dengan blower alami dan menggunakan oven pada variasi suhu 45C, 55 C dan 65 C. Tahap preparasi dimulai dari proses fermentasi biji kakao dengan variasi jenis wadah/kotak yang digunakan, dan sebagai kontrol adalah suhu fermentasi. Biji kakao hasil fermentasi yang telah dicuci kemudian dikeringkan dari kadar air 46 - 48% menjadi 3,40 -  6,12% (basis kering) yang berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal 07  sampai dengan tanggal 09 Februari 2012; pukul O8.OO-  16.00 WIB.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Solar Energi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan yang berada di kota Medan dengan posisi 33.6 LU -  9S.4 BB, ketinggian diatas permukaan laut 37,5 meter dan waktu meridian (7 + GMT).Hasil percobaan menunjukkan bahwa suhu pengeringan berbanding lurus dengan laju pengeringan. Waktu pengeringan paling pendek yakni 19 jamdan kadar air paling rendah yakni 4,40 dan 3,41berturut-turut diperoleh dari pengeringan metode oven pada suhu55C dan 65 C. Pengeringan metode oven ini menghasilkan mutu biji kakao yang lebih baik dilihat dari pH yakni5,77 dan 5,86, kadar lemak total55,21 % dan 55,60%serta kadar asam lemak bebas 1,38%dan 1,02 % Kata kunci: Pengeringan biji kakao, laju pengeringan, penjemuran langsung, pengering tenaga surya (solar thermal), pengering oven, laju pengeringan, mutu kakao,
KINERJA PENGERING SURYA SISTEM INTEGRASI MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR-BERSIRIP DAN ABSORBEN TERMOKIMIA UNTUK PENGERINGAN KAKAO Dina, Sari Farah; H. Napitupulu, Farel; Ambarita, Himsar
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.427 KB)

Abstract

Penelitian tentang pengering integrasi energi surya menggunakan kolektor tipe plat datar bersirip dan termokimia untuk mengeringkan biji kakao-fermentasi telah dilakukan. Pemasangan sirip pada kolektor menambah luas permukaan absorber dan meningkatkan energi surya yang diserap. Pengeringan dilanjutkan malam hari menggunakan absorben dan dapat mempersingkat waktu pengeringan. Pengeringan biji kakao-fermentasi dengan kadar air awal rata-rata 62,6% dilakukan pada 18-19 Juni 2014 hingga mencapai kadar air 7,6%. Energi surya dilakukan selama siang hari pukul 08:30-16:00 WIB, dilanjutkan dengan energi termokimia menggunakan absorben berupa garam CaCl2 pada malam hari pukul 16:00-08:30 WIB keesokan harinya. Pengeringan dihentikan pada saat dicapai berat konstan. Evaluasi terhadap kondisi dan potensi radiasi, efisiensi termal kolektor surya, efektifitas absorben, dan model kinetika pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa selama proses pengeringan berlangsung, kondisi cuaca siang hari dicatat berada pada temperatur udara 29 – 38 °C; kelembaban relatif (RH) 41–81 % dan intensitas radiasi 111–969Watt/m2. Efisiensi termal kolektor surya dengan pemasangan sirip pada plat absorber dapat meningkatkan efisiensi termal rata-rata sebesar 62%, sedangkan efisiensi termal rata-rata kolektor surya tanpa sirip yang dilakukan tahun sebelumnya adalah 37%. Efektifitas pengeringan dianalogikan terhadap laju pengurangan kadar air. Energi surya menguapkan air dari dalam biji kakao sebesar 80%, sisanya diuapkan pada malam hari menggunakan absorben. Model kinetika pengeringan adalah eksponensial dan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pengering surya tipe kolektor plat datar tanpa sirip. Kata kunci: pengering surya, termokimia, kolektor surya tipe plat datar-bersirip, performansi
PERBANDINGAN INTENSITAS RADIASI SURYA HASIL PENGUKURAN DI KOTA MEDAN DENGAN SIMULASI TEORITIS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 L, Christofel P.; Sitorus, Tulus B.; Napitupulu, Farel H.; A, Himsar; Nasution, Dian M.; P, Andianto
DINAMIS Vol. 4 No. 1 (2016): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.33 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v4i1.7017

Abstract

Saat ini, kebutuhan akan energi, terutama energi listrik semakin tinggi akibat pertambahan populasi manusia. Energi surya merupakan energi yang memiliki potensi tinggi namun belum dimaksimalkan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Intensitasi radiasi surya bergantung pada beberapa hal, seperti iklim, posisi bujur suatu lokasi, tanggal dan juga waktu. Visual Basic 6.0(VB) dapat digunakan untuk pembuatan simulasi perhitungan intensitas radiasi pada suatu permukaan. Pada skripsi ini, pembuatan simulasi perhitungan intensitas radiasi didasarkan pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur data hobo station pada bulan Desember 2012, setelah simulasi selesai, dilakukan perbandingan data hasil pengukuran dengan hasil simulasi teoritis dan ditunjukkan dalam bentuk grafik yang dibuat dengan perangkat lunak yang sama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa persen galat hanya sekitar 14%, sehingga simulasi yang dibuat telah dapat digunakan.
PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM, HIDROGEN DAN ETANOL 96% TERHADAP PERFOMANSI DAN EMISI GAS BUANG MESIN GENSET OTTO Tarigan, Martinus I.; Sitorus, Tulus B.; Nasution, Dian M.; N, Taufiq B.; Siregar, A. Husein; L, Zulkifli; Hamsi, Alfian; Napitupulu, Farel H.
DINAMIS Vol. 4 No. 2 (2016): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.471 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v4i2.7058

Abstract

Semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan pemakaian bahan bakar fosil yang terus meningkat menyebabkan timbulnya ancaman krisis energi. Mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi alternatif. Pencampuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak merupakan salah satu alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan performansi dan emisi gas buang yang dihasilkan mesin genset Otto 4 langkah merk STARKE tipe GFH1900LX dengan menggunakan bahan bakar premium 100%, etanol(96%) 100%, campuran premium 50% dengan etanol 50%, serta penambahan hidrogen sebesar 2,5% pada bahan bakar campuran etanol dan premium. Penelitian ini dilakukan dengan cara menimbang bahan bakar kemudian, memberikan beban pada mesin genset yang telah dihidupkan, tegangan dan kuat arus diukur dengan multimeter, putaran diukur dengan tachometer dan waktu habis bahan bakar dihitung dengan stopwatch, kemudian data dianalisa. Dari percobaan menggunakan bahan bakar etanol 100%, sfc yang tertinggi yang dihasilkan adalah 4320g/Kw.jam tergolong boros jika di bandingkan dengan campuran bahan bakar premium 100% sebesar 3043 g/Kw.jam, serta etanol 50% + premium50% sebesar 4071 g/ Kw.jam, dan campuran (premium50% + etanol50%)97,5% + hydrogen 2,5% sebesar 3975 g/Kw.jam akan tetapi bahan bakar etanol, hidrogen, dan campuran ini tetap mempunyai keuntungan, yaitu ketersediaan bahan baku yang melimpah.
ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM Pesulima B.; Sitepu, Tekad; Napitupulu, Farel H.; Syahril Gultom; Pramio G. Sembiring
DINAMIS Vol. 5 No. 3 (2017): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.098 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v5i3.7073

Abstract

Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah tekanan superheater, temperatur air umpan, temperatur uap, jumlah uap yang dihasilkan, jumlah konsumsi bahan bakar, dan nilai kalor pembakaran bahan bakar. Boiler mempunyai peranan penting dalam proses produksi uap, sering kali efisiensi kualitas kerja boiler diabaikan padahal peningkatan efisiensi boiler sangat penting guna mendapatkan output yang baik. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan hubungan variasi tekanan superheater dengan efisiensi boiler, hubungan variasi suhu air umpan dengan efisiensi boiler, dan hubungan variasi jumlah uap yang dihasilkan dengan efisiensi boiler. Metode analisa yang dilakukan dengan menganalisa nilai kalor bahan bakar serabut 75% + cangkang 25%, dan menganalisa efisiensi water tube boiler. Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka hubungan variasi tekanan superheater dengan efisiensi boiler tidak konstan naik melainkan naik turun, hubungan variasi suhu air umpan dengan efisiensi boiler konstan teteap, hubungan variasi jumlah uap yang dihasilkan dengan efisiensi boiler relatif naik, nilai kalor pembakaran tinggi (HHV) adalah 21323,584 kJ/kg, nilai kalor pembakaran rendah (LHV) adalah 18083,584 kJ/kg, nilai efisiensi boiler tertinggi yang dihasilkan sebesar 71,05% dan nilai efisiensi boiler terendah yang dihasilkan sebesar 69,49%.
PENGUJIAN KEMAMPUAN ADSORPSI DARI ADSORBER KARBON AKTIF DAN ALUMINA AKTIF YANG DIGUNAKAN UNTUK MESIN PENDINGIN TENAGA SURYA Tri Arfandi; Sitorus, Tulus B.; Himsar Ambarita; Napitupulu, Farel H.; Nasution, Dian Morfi
DINAMIS Vol. 5 No. 3 (2017): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.776 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v5i3.7075

Abstract

Akhir-akhir ini mesin pendingin siklus adsorpsi semakin banyak diteliti oleh para ahli karena disamping ekonomis juga ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan yaitu energi surya. Agar proses adsorpsi dan desorpsi mesin pendingin adsorpsi dapat berjalan dengan baik perlu diketahui jumlah perbandingan yang ideal antara adsorben dengan refrigeran yang digunakan. Tujuan disini untuk mencari perbandingan antara absorben karbon aktif dan alumina aktif menggunakan mimis maupun tidak menggunakan mimis. Data tersebut dapat dicari menggunakan alat penguji kapasitas adsorpsi. Alat penguji kapasitas adsorpsi yang digunakan dilengkapi dengan lampu halogen 1000 W sebagai sumber panas. Adsorber pada alat penguji ini terbuat dari bahan stainless steel yang bertujuan agar tahan terhadap korosi akibat dari variasi refrigeran yang digunakan. Campuran karbon aktif dan alumina aktif yang digunakan sebagai adsorben sebanyak 1 kg. Sedangkan variasi refrigeran yang digunakan yaitu metanol. Hasil penelitian kapasitas metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben karbon aktif dan alumina aktif mengunakan mimis adalah sebanyak 350 mL. Sedangkan kapasitas metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben karbon aktif dan alumina aktif tidak menggunakan mimis adalah sebanyak 250 mL.