Tujuan dari penelitian ini adalah (a) menganalisis bagaimana perbandingan potensi daya saing ekspor teh Indonesia, China, India, Sri Lanka, dan Kenya di pasar internasional jika dilihat dari segi keunggulan komparatif dan (b) menganalisis posisi ekspor teh kelima negara di pasar internasional apakah cenderung sebagai eksportir atau importir dan (c) menganalisis RCA dan ISP teh hitam Indonesia 5 tahun mendatang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan alat analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) untuk melihat posisi ekspor teh hitam Indonesia, China, India, Sri Lanka, dan Kenya cenderung menjadi negara pengekspor teh hitam di pasar internasional tersebut serta analisis nilai RCA dan ISP teh hitam 5 tahun mendatang.Hasil penelitian yang menunjukkan daya saing ekspor teh hitam Indonesia, China, India, Sri Lanka, dan Kenya yang dilakukan melalui uji RCA, rata-rata untuk Indonesia adalah 1,78, China 0,57, India 9,69, Sri Lanka 281,41, dan Kenya 1049,6. Berdasarkan hasil pengujian tersebut Indonesia, India, Sri Lanka, dan Kenya pada tahun 2014-2023 memiliki daya saing teh hitam di pasar internasional karena RCA yang dihasilkan lebih besar dari 1 (RCA 1) dan China pada tahun 2014-2023 tidak memiliki daya saing teh hitam di pasar internasional karena RCA yang dihasilkan lebih kecil dari 1 (RCA 1). Berdasarkan hasil pengujian ISP dapat disimpulkan bahwa Indonesia, China, India, Sri Lanka, dan Kenya cenderung menjadi negara pengekspor teh hitam di pasar internasional karena ISP bernilai positif. Hasil analisis perkiraan yang dilakukan untuk ekspor teh hitam Indonesia 5 tahun mendatang pada tahun 2024-2028 yaitu, nilai RCA Indonesia mengalami penurunan dan nilai ISP Indonesia mengalami peningkatan.