Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Identification of endoparasites in cow feces in the working area of the Maros Veterinary Center Kahby, Icha Ayunita; Amrullah, Syarif Hidayat; Dirhamzah; Wirawan, Hadi Purnama
Teknosains Vol 18 No 1 (2024): Januari-April
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v18i1.44624

Abstract

Cows are one of the livestock animals that are widely used by humans to fulfill their needs such as meat and milk. However, unclean farming conditions can be a factor in reducing livestock productivity due to parasitic infections. This study aims to determine the type of endoparasite, the symptoms caused, how to identify them, and the kinship between types of endoparasites found in the faeces of cows observed. This study used the buoyancy method (flotation test) and the sedimentation method. The results obtained from 21 cow faecal samples showed there were seven positive samples for each technique with five different species, namely Strongyloides sp., Oesophagostomum sp., Cooperia sp., Paramphistomum sp., and Eimeria sp. Each species will cause almost the same symptoms, such as decreased appetite, weight loss, late growth, metabolic disorders, diarrhea, and several other clinical symptoms that can result in decreased livestock productivity. The key to the determination is used in determining the phylum and class of the species obtained based on their characteristics; the results obtained are species Strongyloides sp., Oesophagostomum sp., Cooperia sp. are in the same phylum Nemathelminthes and class Nematoda, species Paramphistomum sp. is in the phylum Platyhelminthes of the class Trematoda, and the species Eimeria sp. is in the phylum Protozoa of the class Sporozoa. Phylogeny trees are used to see the level of kinship of a species, as in the results obtained that Strongyloides sp., Oesophagostomum sp., and Cooperia sp. is one monophyletic branch because it is in the phylum Nemathelminthes and polyphyletic with Paramphistomum sp. and Eimeria sp. due to the species Paramphistomum sp. is in the phylum Platyhelminthes as well as the species Eimeria sp. is in the phylum Protozoa.
Deteksi penyakit Brucellosis pada kerbau dengan metode Rose Bengal Test (RBT) di Balai Besar Veteriner Maros Wahdaniyah, Wahdaniyah; Sijid, St. Aisyah; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 4 No 2 (2024): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v4i2.45845

Abstract

Brucellosis is an infectious disease caused by bacteria from the genus Brucella, which are intracellular microorganisms and zoonotic for both humans and animals. This study aims to detect the presence of Brucella abortus bacteria in buffalo blood serum samples. This type of research is descriptive and exploratory, detecting the presence of B. abortus bacteria in buffalo serum samples using the Rose Bengal Test (RBT) method. The results obtained showed that of the 80 samples tested, the results were negative for Brucellosis because there was no agglutination in the buffalo serum to which the RBT reagent was added. This indicates that there are no antibodies in the samples. In other words, the buffalo used are free from Brucella infection. However, to confirm these results, further tests such as the Complement Fixation Test (CFT) and the Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) are necessary.
Uji histopatologi sebagai metode baru dalam diagnostik penyakit rabies pada anjing liar Nurlia, Nurlia; Nur, Fatmawati; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 2 (2023): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v3i2.29550

Abstract

Peningkatan kasus gigitan anjing memicu kekhawatiran masyarakat akan penularan penyakit rabies, padahal tidak semua gigitan anjing akan menyebabkan infeksi penyakit rabies. Rendahnya sensitivitas diagnosis secara klinis sehingga dibutuhkan metode diagnostik dengan hasil yang lebih akurat, salah satunya melalui pemeriksaan laboratorium dengan uji histopatologi. Tujuan penelitian yaitu untuk diagnosis penyakit rabies pada anjing liar dengan uji histopatologi untuk mengetahui terinfeksi atau tidaknya anjing yang diuji. Penelitian ini menggunakan uji histopatologi dengan sampel jaringan hippocampus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel uji, tidak ditemukan adanya negri bodies yang menandakan bahwa sampel anjing yang dijadikan hewan uji tidak mengidap penyakit rabies (tidak terinfeksi virus rabies).
Analisis aflatoksin pada pakan ayam buras dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Zainuddin, Dhea Nanda; Hafsan, Hafsan; Rukmana, Rusmadi; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 4 No 1 (2024): Januari-April
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v4i1.29655

Abstract

Aflatoksin, senyawa toksin yang umumnya dihasilkan oleh jamur Aspergillus, dapat membahayakan kesehatan hewan dan manusia melalui produk-produk hewani terkontaminasi. Penelitian ini mengevaluasi tingkat kontaminasi aflatoksin pada pakan ayam buras menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Mini riset dilaksanakan di Laboratorium Patologi Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan. Pendekatan analitik kuantitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk menyelidiki konsentrasi aflatoksin dalam sampel. Hasilnya menunjukkan nilai absorbansi sampel dan konsentrasi aflatoksin ketiga sampel pakan ayam buras menunjukkan kandungan aflatoksin berbeda, namun semuanya berada di bawah batas maksimum 20 ppb sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 3144:2015. Metode ELISA terbukti efektif dan dapat diandalkan dalam mendeteksi aflatoksin dengan tingkat sensitivitas tinggi. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa ELISA adalah alat yang efektif untuk memantau kontaminasi aflatoksin dalam pakan ayam buras. Meskipun hasil saat ini memenuhi standar keamanan, pendekatan preventif dan pemantauan terus-menerus tetap penting untuk menjaga kesehatan ternak dan keamanan hasil ternak. Pengembangan metode analisis yang lebih inovatif di masa depan akan memperkuat upaya deteksi dini dan pencegahan optimal dalam penyediaan pakan yang aman dan berkualitas tinggi.
Deteksi keberadaan bakteri pengkontaminasi pangan Salmonella sp. pada telur Risdayanti, Risdayanti; Latif, Ulfa Triyani A; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 3 (2023): September-Desember
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v3i3.29811

Abstract

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen seperti Salmonella sp. yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella sp. pada telur ayam. Penelitian ini dilakukan degan menggunakan sampel telur ayam yang kemudian diuji di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Balai Besar Veteriner Maros dengan menggunakan 3 media selektif untuk pertumbuhan koloni yaitu media Xylose Lysine Deoxychoalate agar (XLD), Hektoen Enteric agar (HE) dan Bismuth Salt Agar (BSA). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 3 media uji yang digunakan menunjukkan hasil yang negatif atau tidak ada pertumbuhan bakteri Salmonella sp., sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel telur yang diuji pada penelitian ini tidak terkontaminasi dengan bakteri patogen Salmonella sp..
Identifikasi telur cacing nematoda pada sampel feses babi (Sus barbatus) pada Balai Besar Veteriner Maros Riakurnaini, Riakurnaini; Rukmana, Rusmadi; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 3 (2023): September-Desember
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v3i3.29814

Abstract

Parasit adalah salah satu jenis organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan ternak dan makhluk hidup lainnya. Kerugian tersebut terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada organ dan sistem organ sehingga berakibat fatal bahkan kematian dan kerugian bagi peternak. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis telur nematoda yang terindikasi sebagai telur parasit pada tubuh hewan ternak yaitu hewan ternak babi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode apung dengan menggunakan sampel feses babi. Penelitian dilakukan di Balai Besar Veteriner Maros. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada sampel feses babi yang diteliti terdapat telur Ascaris lumricoides dan Eimeria sp. Hal ini membuktikan bahwa hewan ternak babi telah terinfeksi parasit nematoda yang kemungkinan berasal dari lingkungan peternakan atau berasal dari pakan yang dikonsumsi.
Identifikasi parasit pada feses domba (Ovis aries) menggunakan metode uji apung dan uji sedimentasi pada Balai Besar Veteriner Maros Nurdin, Rizky Aprilliani; Latif, Ulfa Triyani A; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 2 (2023): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v3i2.29828

Abstract

Domba (Ovies aries) merupakan salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga mendorong peningkatan domba untuk dipelihara secara bebas akibatnya pemeliharaan domba tidak diperhatikan secara baik dan menyebabkan domba mudah terserang oleh parasit seperti cacing yang dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelas dan spesies dari endoparasit yang menginfeksi domba agar dapat dilakukan upaya dalam pencegahan penyakit parasit pada domba dan penularannya pada manusia. Penelitian dilakukan di laboratorium parasitologi pada Balai Besar Veteriner Maros dengan menggunakan sampel yaitu feses domba dengan pemeriksaan menggunakan metode uji apung dan sedimentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan feses dengan metode apung didapatkan 1 telur cacing dari kelas Nematoda berupa Trichuris sp. dan pada pemeriksaan feses dengan metode sedimentasi didapatkan telur cacing dari kelas Trematoda berupa Paramphistomum sp.
Deteksi Brucella melitensis pada kambing (Capra hircus) dengan metode Rose Bengal Test (RBT) di Balai Besar Veteriner Maros Nurhaida, Nurhaida; Zulkarnain, Zulkarnain; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 4 No 1 (2024): Januari-April
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v4i1.45844

Abstract

Brucellosis menjadi salah satu penyakit zoonotik yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yaitu Brucella yang sangat berbahaya bagi kesehatan hewan ataupun manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Brucella melitensis pada sampel serum darah kambing. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Serologi Balai Besar Veteriner Maros dengan menggunakan metode Rose Bengal Test (RBT). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 110 sampel yang diuji terdapat 2 sampel yang menunjukkan reaksi aglutinasi. Hal ini menandakan bahwa adanya antibodi Brucella pada kedua sampel tersebut. Namun, untuk memastikan hasil tersebut, perlu dilakukan pengujian lanjutan, seperti uji pengikatan komplemen atau Complement Fixation Test (CFT) dan uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) untuk menghindari terjadinya positif palsu yang kemungkinan dapat terjadi pada metode RBT.