Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Efektivitas Antifungi Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) Terhadap Jamur Penyebab Kandidiasis (Candida albicans) Zulkarnain, Zulkarnain; Muthiadin, Cut; Nur, Fatmawati; Rukmana, Rusmadi
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ah.v2i1.4646

Abstract

Candidiasis is an infectious disease caused by the fungus Candida albicans. This  study aims to determine the effect of patikan kebo (Euphorbia hirta) leaf extract in inhibiting the growth of C. albicans. This research is an experimental study which was compiled using a Completely Randomized Design (CRD) by giving Patikan Kebo (E. hirta) leaf extract  in several concentrations, the concentrations of 40%, 45%, 50%, 55%, and 60% and controls (aquadest) and C. albicans mushroom with three repetitions. The parameters measured are the amount of inhibitory diameter formed around the paper discs in the 24 hour and 48 hour period. D ata obtained with three repetitions and observations of 24 hours and 48 hours showed that giving patikan kebo leaf extract in several types of concentration had an effect on inhibiting the growth and fungi of C . albicans. Furthermore, the data obtained were analyzed using analysis of variance (F-test) at the level of ? 0.05 and continued using the Smallest Significant Difference (LSD) ? 0.05 where the results showed that the giving of patikan kebo extract significantly affected the microbial growth test (C. albicans), where the higher the concentration of patikan kebo leaf extract, the greater the inhibition zone formed around the paper disk. 
Analisis kadar logam berat pada alga merah (Gracilaria sp) di Area Pelabuhan Larea-rea Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Syafaat, M. Aidin; Rukmana, Rusmadi; Masri, Mashuri; Latif, Ulfa Triyani A.; Dirhamzah, Dirhamzah
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 4 No 2 (2024): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v4i2.45677

Abstract

Red algae (Gracilaria sp) is a type of red seaweed that is widely cultivated in Sinjai Regency because it has high economic value and is easy to cultivate. This study aims to determine the types and concentrations of heavy metals contained in red algae (Gracilaria sp) cultivated in the Larea-rea Port area, North Sinjai District, Sinjai Regency. The research method used was the purposive sampling method at four points and analyzing the heavy metal content was carried out using the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) method. The research location consists of four points, namely near Larea-rea Port (point 1), far from residential areas (point 2), near residential areas (point 3) and near residential areas and river estuaries (point 4). The results showed that the heavy metals contained in red algae were lead (Pb), cadmium (Cd) and mercury (Hg). The concentration of Pb metal in red algae with the highest value is at point 4, which is 1.971 mg/kg with a high pollution category. The Cd content with the highest value is at point 3, which is 0.046 mg/kg, including the low pollution category. While the Hg content with the highest value is at point 1, which is 0.08 mg/kg, including the low pollution category. Environmental parameters that influence this study are salinity and pH.
Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan dan Kadar Total Fitokimia dari Ekstrak Etanol Kasumba Turate (Carthamus tinctorius) Tahar, Nurshalati; Satrianegara, Fais; Rukmana, Rusmadi; Hamzah, Nursalam; Rukmana, Sitti; Alwi, Fitria; Roni, Abdul; Mukhriani, Mukhriani
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.135 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.71

Abstract

bstract: Kasumba turate had been used extensively in the treatment of varicella, but studies of safety, efficacy, and quality are incomplete. The objectives of these studies were to determine brine shrimp lethality, antioxidant activities and phytochemical contents of safflower ethanolic extract. The studies began with extraction, which soaked simplicia in 70% ethanol. Dried extract was determined for toxicity used brine shrimp lethality method. Although, antioxidant activities were measured by three methods, i.e., free radical scavenging (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil), cupric reducing antioxidant capacity, and ferric reducing antioxidant power. The phytochemicals total contents that measured were phenols, flavonoids and carotenoids. Based on studies result, rendemen extraction was 14.7%. The lethality level for brine shrimp was 109.64 ± 5.29 mg/L. The free radical scavenging, cupric reducing, and ferric reducing antioxidant activities were 35.40 ± 1.62 mg/L, 12.42 ± 0.95 mg/L and 36.47 ± 2.79 mg/L. Although, the phenol, flavonoid and carotenoid contents per gram were 135.40 ± 0.12 g gallic acid equivalent, 124.54 ± 3.38 mg quercetin equivalent and 27.25 ± 0.83 mg β-carotene equivalent. Based on these data, the ethanol extract of kasumba turate has high phytochemical and antioxidant potential and low toxicity.
Kajian Etnozoologi Belut Sawah (Monopterus albus) sebagai Obat Tradisional Anemia oleh Masyarakat Tomodi di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Harun, Hadriyan Rukmana; Zulkarnain, Zulkarnain; Rukmana, Rusmadi; Amrullah, Syarif Hidayat; Dirhamzah, Dirhamzah
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 5 No 2 (2025): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v5i2.57488

Abstract

Belut sawah (Monopterus albus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang kerap dimanfaatkan sebagai sumber protein, serta dipercaya memiliki khasiat dalam mengobati berbagai penyakit, termasuk anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji cara masyarakat Tomodi memperoleh, mengolah, dan memahami khasiat belut sawah, serta menelusuri upaya konservasinya. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode snowball sampling, dan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, pengukuran morfometrik belut sawah, serta studi literatur mengenai kandungan senyawa yang terdapat dalam belut sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat (50%) memperoleh belut sawah dengan menangkap langsung di sawah, sementara 30% membelinya di pasar dan 20% memancingnya di danau. Dalam pengolahan sebagai obat tradisional anemia, responden paling banyak memasak belut (45%), diikuti dengan memanggang (20%), merebus (15%), mengukus (10%), dan mengasapi (10%). Pengetahuan tentang khasiat belut sawah umumnya diperoleh secara turun-temurun (60%), dari kerabat atau tetangga (30%), serta dari pengalaman pribadi (10%). Hingga saat ini, belum terdapat inisiatif konservasi belut sawah di wilayah tersebut. Eksploitasi yang berlebihan diduga menjadi penyebab utama menurunnya populasi belut sawah di habitat alaminya.
Analisis aflatoksin pada pakan ayam buras dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Zainuddin, Dhea Nanda; Hafsan, Hafsan; Rukmana, Rusmadi; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 4 No 1 (2024): Januari-April
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v4i1.29655

Abstract

Aflatoksin, senyawa toksin yang umumnya dihasilkan oleh jamur Aspergillus, dapat membahayakan kesehatan hewan dan manusia melalui produk-produk hewani terkontaminasi. Penelitian ini mengevaluasi tingkat kontaminasi aflatoksin pada pakan ayam buras menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Mini riset dilaksanakan di Laboratorium Patologi Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan. Pendekatan analitik kuantitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk menyelidiki konsentrasi aflatoksin dalam sampel. Hasilnya menunjukkan nilai absorbansi sampel dan konsentrasi aflatoksin ketiga sampel pakan ayam buras menunjukkan kandungan aflatoksin berbeda, namun semuanya berada di bawah batas maksimum 20 ppb sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 3144:2015. Metode ELISA terbukti efektif dan dapat diandalkan dalam mendeteksi aflatoksin dengan tingkat sensitivitas tinggi. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa ELISA adalah alat yang efektif untuk memantau kontaminasi aflatoksin dalam pakan ayam buras. Meskipun hasil saat ini memenuhi standar keamanan, pendekatan preventif dan pemantauan terus-menerus tetap penting untuk menjaga kesehatan ternak dan keamanan hasil ternak. Pengembangan metode analisis yang lebih inovatif di masa depan akan memperkuat upaya deteksi dini dan pencegahan optimal dalam penyediaan pakan yang aman dan berkualitas tinggi.
Identifikasi telur cacing nematoda pada sampel feses babi (Sus barbatus) pada Balai Besar Veteriner Maros Riakurnaini, Riakurnaini; Rukmana, Rusmadi; Wirawan, Hadi Purnama
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 3 No 3 (2023): September-Desember
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v3i3.29814

Abstract

Parasit adalah salah satu jenis organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan ternak dan makhluk hidup lainnya. Kerugian tersebut terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada organ dan sistem organ sehingga berakibat fatal bahkan kematian dan kerugian bagi peternak. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis telur nematoda yang terindikasi sebagai telur parasit pada tubuh hewan ternak yaitu hewan ternak babi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode apung dengan menggunakan sampel feses babi. Penelitian dilakukan di Balai Besar Veteriner Maros. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada sampel feses babi yang diteliti terdapat telur Ascaris lumricoides dan Eimeria sp. Hal ini membuktikan bahwa hewan ternak babi telah terinfeksi parasit nematoda yang kemungkinan berasal dari lingkungan peternakan atau berasal dari pakan yang dikonsumsi.
Biodegradasi Jenis Polimer PET Dan HDPE dengan Variasi Konsentrasi dan Masa Inkubasi Eco-Enzyme Lutvianti, Rizqi; Hafsan, Hafsan; Rukmana, Rusmadi; Latif, Ulfa Triyani A
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 5 No 3 (2025): September-Desember
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v5i3.57118

Abstract

Pencemaran lingkungan akibat limbah plastik merupakan krisis global yang terus memburuk, ditandai dengan rendahnya tingkat daur ulang dan akumulasi plastik yang sulit terdegradasi secara alami. Salah satu pendekatan alternatif yang ramah lingkungan adalah pemanfaatan eco-enzyme, larutan hasil fermentasi limbah organik yang mengandung senyawa aktif dan komunitas mikroba potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas eco-enzyme terhadap proses biodegradasi dua jenis plastik polimer, yaitu polyethylene terephthalate (PET) dan high-density polyethylene (HDPE), dengan variasi konsentrasi larutan (0%, 20%, 40%, 60%, dan 100%) serta durasi fermentasi (3, 4, dan 5 bulan). Rancangan eksperimental menggunakan metode faktorial dalam rancangan acak lengkap (RAL), dan pengamatan dilakukan selama 60 hari terhadap penurunan massa plastik dan perubahan gugus fungsi menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR). Hasil menunjukkan bahwa degradasi paling signifikan terjadi pada plastik PET yang diberi perlakuan eco-enzyme 100% hasil fermentasi lima bulan, dengan penurunan massa sebesar 0,11 gram serta terjadinya pemutusan gugus ester dan karbonil. HDPE menunjukkan resistensi yang lebih tinggi dengan degradasi terbatas melalui proses oksidasi awal. Temuan ini menggarisbawahi potensi eco-enzyme sebagai agen biologis dalam bioteknologi lingkungan untuk pengelolaan limbah plastik yang lebih berkelanjutan.