Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENANAMAN NILAI CINTA TANAH AIR TERHADAP PENYANDANG TUNAGRAHITA Huda, Fatakhul; Faizah, Siti Khusnul; Supriyanti, Iin
Ngabari: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 10 No 2 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Riyadlatul Mujahidin (IAIRM) Ngabar Ponorogo, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine: (1) to cultivate the value of love of the homeland (keeping the personal hygiene and environment) against people with mentally disabled in the Village Karangpatihan, Balong district, Ponorogo regency (2) the response of people with disabilities in applying homeland love by maintaining personal hygiene and environment in Karangpatihan Village, Balong Sub-district, Ponorogo Regency (3) the inhibiting and supporting factors in applying the value of love of the homeland (maintaining personal hygiene and environment) to people with mentally disabled in Karangpatihan Balong Ponorogo. The research method used is qualitative research by using case study approach. The research was conducted in Karangpatihan Balong Ponorogo. While the data sources in this study are: Mr. Village head Karangpatihan Balong Ponorogo and his staff, close family with people with mentally disabled in the village Karangpatihan Balong Ponorogo and people with mentally disabled in the village Karangpatihan Balong Ponorogo. The data were collected using observation, interview, and documentation. Observations are used to (a) Observe the environmental conditions of the mentally disabled village. (b) Observe the facilities available to support the activities of persons with disabilities in making batik cloth and mat. (c) Observing the daily activities of mentally disabled, especially the care of people with disabilities in maintaining cleanliness of the environment and personal hygiene. (d) Observing the results of community empowerment for people with mental health. (e) Ensure the existence of schools for children with disabilities. The results of the research are: the Karangpatihan Village is very concerned about its citizens, especially residents who bear mentally disabled. Because implanting the value of nationalism is very important for the survival of citizens. Proven with them can come on time, they memorized the schedule gathered at home hope. In addition, the way they dress also shows high enthusiasm, this is evidenced by clean clothes and clean body. One of the supporting factors is the counseling done by the village apparatus and cooperation with the Community Health Centers or other parties who voluntarily assist the people with the mentally disabled, while the inhibiting factor is the emotional condition of persons with unstable mentally disabled, the economic condition of persons with the mentally disabled who are classified as middle to down, and a mentally disabled house that is a distance away from the house of hope.
Transformasi Nilai-Nilai Ajaran Islam melalui Pewayangan Huda, Fatakhul
Taqorrub: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Dakwah Intitut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar (IAIRM) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55380/taqorrub.v4i2.684

Abstract

ABSTRAK Wayang is the most complete literary work, meaning that wayang itself contains many artistic elements, such as: painting, sculpture, dance, drama, sound and music. Not only that, as has been mentioned above, in fiber wayang there is a philosophy of life which is reflected in all elements of wayang, both in the form of wayang, wayang characters, gamelan music, and other symbols such as mountains, all of which are certainly not the result of literary works. origin, but a creative process that requires deep thought. Apart from schools and families, wayang art can be used as a medium to transform the values ​​of Islamic teachings, because in its wayang performances it always carries a moral message to the people who see it. In simple wayang, opinions can be expressed about humans with their life goals, ideals, and behavior, besides all their beauty, wayang always provides its own charm, with musical accompaniment and the puppeteer's flexibility in dancing beautiful wayang puppets, making wayang a medium for preaching which is still popular with Javanese people in general.
Penguatan Solidaritas Sosial dan Ekonomi Kerakyatan Melalui Program Gebyar Ramadhan di Desa Karangpatihan Ponorogo Syahrudin; Rohani, Imam; Dewi, Arlinta Prasetiyan; Huda, Fatakhul; Faizah, Siti Khusnul
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jpm.v4i2.42762

Abstract

Program Gebyar Ramadhan yang diselenggarakan oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) IAIRM merupakan bentuk pengabdian masyarakat berbasis nilai yang mengintegrasikan aspek spiritual, sosial, budaya, dan edukatif dalam satu kerangka kegiatan praksis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam efektivitas kegiatan tersebut melalui empat dimensi utama: (1) perencanaan dan mobilisasi sumber daya, (2) distribusi bantuan dan dampaknya, (3) penguatan nilai budaya dan modal sosial, serta (4) evaluasi dan tantangan pelaksanaan program. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan deskriptif-kualitatif berbasis partisipasi aktif dari para pelaku kegiatan dan masyarakat penerima manfaat. Hasil kajian menunjukkan bahwa perencanaan partisipatif yang melibatkan dosen dan mahasiswa tidak hanya menghasilkan strategi operasional yang terukur, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif atas pentingnya amal sosial menjelang Ramadhan. Mobilisasi sumber daya melalui jaringan kepercayaan sosial membuktikan kekuatan modal sosial institusi dalam menggerakkan donasi tanpa kampanye besar. Distribusi bantuan di Desa Karangpatihan memberikan dampak signifikan dalam lima dimensi utama, yakni ekonomi, sosial, spiritual, dukungan kelembagaan lokal, dan pembelajaran mahasiswa. Bantuan sembako tidak hanya berfungsi sebagai subsidi sosial informal, tetapi juga menjadi simbol komunikasi empatik dan wahana pendidikan karakter bagi mahasiswa melalui pendekatan experiential learning. Dari sisi budaya dan sosial, kegiatan ini merevitalisasi nilai-nilai gotong royong, empati, dan ukhuwah Islamiyah sebagai landasan moral yang menguatkan solidaritas komunitas. Modal sosial dalam bentuk bonding dan bridging capital berhasil difasilitasi melalui kolaborasi lintas aktor, memperluas kapasitas kolektif masyarakat dalam membangun ketahanan sosial. Evaluasi program menunjukkan adanya kekuatan dalam semangat kolektif dan legitimasi moral, namun juga mengidentifikasi tantangan seperti keterbatasan waktu, kurangnya diversifikasi pendanaan, serta lemahnya sistem dokumentasi dan evaluasi berbasis data. Analisis SWOT menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki potensi besar untuk direplikasi dan diperluas melalui sinergi digital, kemitraan strategis, dan pendekatan berbasis bukti. Secara keseluruhan, Gebyar Ramadhan UPZ IAIRM bukan hanya sebuah kegiatan distribusi bantuan, tetapi menjadi model pengabdian masyarakat berbasis nilai yang mampu menjawab kebutuhan riil, memperkuat struktur sosial lokal, serta mendidik generasi muda melalui pengalaman sosial yang kontekstual. Temuan ini merekomendasikan penguatan institusional dan inovasi manajerial agar kegiatan serupa dapat terus berkembang dalam kerangka pembangunan sosial yang berkelanjutan dan transformatif.   Kata Kunci: Pengabdian Masyarakat, Modal Sosial, Perencanaan Partisipatif, Bantuan Ramadhan, Pembelajaran Kontekstual