Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membantu Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia dalam merumuskan program ekonomi yang berkelanjutan guna mengatasi tantangan keberlanjutan pendanaan dan ketiadaan program ekonomi yang terstruktur. Pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) digunakan sebagai kerangka kerja dalam pengabdian ini, dengan langkah-langkah implementatif yang meliputi discovery, dream, design, define, dan destiny. Metode partisipatif seperti Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, observasi, dan survei diterapkan untuk memetakan lima kategori aset komunitas: sumber daya manusia, sosial, fisik, keuangan, serta sumber daya alam dan budaya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa meskipun PCINU Malaysia belum memiliki aset fisik dan keuangan yang kuat, mereka memiliki kekayaan aset sosial dan sumber daya manusia yang signifikan. Berdasarkan temuan ini, dirumuskan lima program ekonomi strategis yang berpotensi meningkatkan kemandirian organisasi, yaitu: jasa tour and travel, pembuatan smart-card NU, pendataan usaha warga NU, pendirian Sanggar Bimbingan, dan pembentukan Islamic Event Organizer. Pendekatan ABCD terbukti efektif dalam membantu organisasi nonprofit seperti PCINU Malaysia untuk mengenali potensi internalnya, merumuskan strategi ekonomi berbasis aset, serta meningkatkan partisipasi komunitas diaspora dalam upaya pemberdayaan dan kemandirian organisasi. Model ini dapat direplikasi untuk organisasi serupa yang berorientasi pada penguatan komunitas diaspora Indonesia di luar negeri. Economic program formulation for a nonprofit organization based on Asset Based Community Development Abstract: This community engagement program aimed to assist the Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia in formulating a sustainable economic program to address challenges related to uncertain funding and the absence of a structured economic plan. The Asset-Based Community Development (ABCD) approach was adopted as the framework, utilizing a five-step process: discovery, dream, design, define, and destiny. Participatory methods such as Focus Group Discussions (FGDs), in-depth interviews, observations, and surveys were employed to map five categories of community assets: human, social, physical, financial, and natural-cultural resources. The results revealed that although PCINU Malaysia lacks strong physical and financial assets, it possesses significant human and social capital. Based on these findings, five strategic economic programs were developed to enhance the organization’s independence: a tour and travel service, the creation of a Smart-Card NU + e-wallet, mapping of NU members’ businesses, the establishment of Sanggar Bimbingan (informal education centers), and the development of an Islamic Event Organizer. In conclusion, the ABCD approach proved effective in helping nonprofit organizations such as PCINU Malaysia to identify internal strengths, design asset-based economic strategies, and enhance community participation within the Indonesian diaspora. This model may be replicated by similar organizations working to empower diaspora communities abroad.