Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Semiotika Palet Warna pada Aplikasi "Grow Up" Soleman, Elisabeth Katie; Heryanto, Naldo Yanuar; Eleora, Tabita
de-lite: Journal of Visual Communication Design Study & Practice Vol 3, No 1 (2023): July 2023
Publisher : Visual Communication Design Department of Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/de-lite.v3i1.7379

Abstract

Pemakaian warna merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun suasana dalam suatu karya. Permainan warna juga dapat menyampaikan suatu cerita dan pesan yang ingin disampaikan dalam karya. Metode eksperimental yang dipakai untuk menentukan palet warna dan sebagai aspek menyampaikan suatu jalan cerita yang akan dihadapi oleh karakter. Metode yang diterapkan untuk mendapatkan palet warna yang diinginkan ini sesuai dengan psikologis warna. Diharapkan pemakaian warna ini dapat menunjukkan secara jelas akan pesan dan bocoran jalan cerita.Proyek “ Grow Up “ ini merupakan video game yang ditujukan untuk umur diatas 17 tahun. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, dimana kurang dari 10 persen dari orang yang memiliki gangguan jiwa ini mendapatkan layanan terapi. Selain itu pada tahun 2018 Indonesia mengalami angka kenaikan prevalensi gangguan jiwa dari tahun 2013. (Wijaya, 2019) Menurut Dr. Namora Lumongga, M.Sc. bahwa trauma masa kecil yang merupakan aspek besar dalam pengaruh depresi pada seseorang.(Dr. Namora Lumonggalubis, 2016) Tentunya hal ini patut diperhatikan sehingga proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan besarnya pengaruh kondisi lingkungan, keluarga dan orang sekitar dalam tahap perkembangan psikologis anak dan juga untuk peka akan kondisi kesehatan mental mereka.
Mempengaruhi Emosi Penonton Melalui Penerapan Color Psychology Dalam Merancang Visual Adegan Film Wahyuni, Fenny; Heryanto, Naldo Yanuar
de-lite: Journal of Visual Communication Design Study & Practice Vol 2, No 1 (2022): July 2022
Publisher : Visual Communication Design Department of Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/de-lite.v2i1.5769

Abstract

Narasi cerita yang disampaikan melalui teks dapat memberikan informasi secara detail mengenai perasaan yang sedang dihadapi oleh seorang karakter, sedangkan cerita melalui visual seperti film terkesan sangat sulit untuk menyampaikan informasi seperti demikian karena keterbatasan dalam berdialog dan adanya jarak antara penonton dengan layar film. Tujuan dari jurnal ini yakni untuk mencari tahu apakah color psychology, jika diterapkan pada adegan film, dapat memberikan dampak pada emosi penonton sehingga secara tidak langsung mampu membuat penonton merasakan perasaan seorang karakter pada film. Dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh 38 orang, dapat disimpulkan bahwa penerapan color psychology bisa mempengaruhi perasaan pengamat. Studi ini berkontribusi untuk memberikan pengetahuan penting khususnya kepada para perancang visual untuk menciptakan film yang lebih bermakna dan lebih kuat secara emosional.
Design Case: Character Design Workshop for SDH Kupang Highschool Students Hananto, Brian Alvin; Melini, Ellis; Zulkarnain, Alfiansyah; Heryanto, Naldo Yanuar; Indrajaya, Ferdinand
IMATYPE: Journal of Graphic Design Studies Vol 3, No 1: February 2024
Publisher : Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/imatype.v3i1.7938

Abstract

This paper is a design case for a character design workshop for Sekolah Dian Harapan Kupang students. The workshop was done offline on 27th October 2023 and was attended by 36 high school students. The workshop itself went well, with various adjustments along the way. Through this design case, the author concluded that designers and workshop instructors must be flexible when conducting a workshop, as many unpredicted factors can influence the workshop’s conduct.
Merancang Empati Sosial untuk Pesan Kemanusiaan dengan Blake Snyder's Beat Sheet dalam Film “Swan Song” Heryanto, Naldo Yanuar
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol 5, No 1 (2023): Building Design As Strategy Discourse: A Beginning
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/jsdis.v5i1.7415

Abstract

Menyampaikan pesan sosial melalui media film dapat dilakukan dengan berbagai cara, karena bagi film dengan tema isu sosial memiliki esensi utama pada sebagian besar dari keseluruhan elemen dari film tersebut, salah satu cara tersulit yang dilakukan adalah melalui empati sosial yang diusahakan untuk dikomunikasikan kepada penonton-nya. Dalam penelitian ini, empati ini dibangun dan dirancang melalui salah satu elemen dalam penceritaan pada film, yaitu struktur plot cerita dengan metode Snyder “Save The Cat” atau dikenal dengan Blake Snyder’s Beat Sheet dimana kerangka kerja ini merupakan varian pengembangan dari “Three Act Structures” yang mengutamakan plot agar karakter dalam cerita mendapatkan empati dari penontonnya untuk ikut memposisikan kondisi dan mendapatkan tempat di hati dengan pesan sosial-nya yang dapat tersampaikan. Studi kasus yang dibahas adalah film fiksi ilmiah karya Benjamin Cleary di tahun 2021 yang berjudul Swan Song dengan berfokus pada isu mengenai etika sosial dalam teknologi dan kloning. Tersampaikannya pesan dalam film mengenai etika sosial melalui empati dengan penelitian ini dapat membuktikan kepada masyarakat akan pemikiran sosial yang ada dalam konteks kemanusiaan
FOTOGRAFI DIAM DALAM FILM SKINAMARINK: ANALISIS VISUAL DALAM SINEMA EKSPERIMENTAL Heryanto, Naldo Yanuar; Ravelino, Parlindungan
specta Vol 9, No 1 (2025): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v9i1.15549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana film Skinamarink (2022), karya Kyle Edward Ball, membangun pengalaman horor eksistensial melalui penggunaan teknik visual fotografi diam (still photography), yaitu strategi pengambilan gambar yang menekankan pada ketenangan visual, absensi gerak, dan kekosongan ruang. Fokus utama penelitian adalah mengkaji fungsi fotografi diam bukan hanya sebagai elemen estetis, tetapi sebagai struktur naratif dan atmosferik yang menggeser pusat horor dari aksi ke ruang dan durasi. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif visual, dengan pendekatan interpretatif terhadap cuplikan adegan kunci yang menampilkan pencahayaan terisolasi, ketidakhadiran tokoh, dan keruangan ambigu. Teori-teori yang digunakan meliputi pemikiran Batchen (2002) tentang fotografi sebagai citra laten, Doane (2003) tentang ketegangan visual dalam waktu yang tertunda, Geller (2004) tentang sinema trauma, dan Mulvey (2006) tentang pandangan pasif dan subjektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skinamarink menciptakan pengalaman sinematik menyerupai mimpi buruk atau ingatan traumatik masa kecil, di mana ketakutan dibangun bukan melalui kejadian, tetapi melalui kekosongan dan disorientasi spasial. Foto-foto diam dalam film ini berfungsi sebagai penanda waktu yang terbekukan sekaligus pemicu afek, membentuk ruang emosional yang intens dan reflektif. Penelitian ini menegaskan bahwa dalam konteks sinema eksperimental, fotografi diam dapat berperan sebagai bahasa utama narasi emosional dan eksistensial. Still Photography in Skinamarink: Visual Analysis in Experimental Cinema. This study aims to analyze how Skinamarink (2022), directed by Kyle Edward Ball, constructs an experience of existential horror through the visual strategy of still photography, a technique that emphasizes visual stillness, absence of motion, and spatial emptiness. The primary objective is to examine how still photography functions not merely as an aesthetic choice but as a narrative and atmospheric structure that shifts the locus of horror from action to space and duration. The study employs a qualitative visual analysis method, using an interpretive approach to key scenes that feature isolated lighting, absent characters, and ambiguous spatial composition. Theoretical frameworks include Batchen’s (2002) concept of latent imagery in photography, Doane’s (2003) ideas on visual tension in suspended time, Geller’s (2004) trauma cinema theory, and Mulvey’s (2006) notions of passive vision and subjectivity. Still images in the film function as frozen temporal markers and affective triggers, generating a highly emotional and reflective space. This research argues that, within the context of experimental cinema, still photography can operate as a primary language for emotional and existential storytelling, transcending its illustrative role into a profound psychological experience.
IDENTITAS MADURA PADA RUPA KARAKTER DESAIN ADIWIRA INDONESIA “CAROQ “ MELALUI SEMIOTIKA SAUSSURE Heryanto, Naldo Yanuar
de-lite: Journal of Visual Communication Design Study & Practice Vol. 4 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Visual Communication Design Department of Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/de-lite.v4i2.10175

Abstract

Dilatari oleh kurangnya pemahaman dan penghargaan kontribusi budaya serta sejarahMadura terhadap keragaman budaya Indonesia merupakan hal signifikan yang memperkuatidentitas nasional dengan pengakuan dalam hal ini adalah desain karakter Indonesiaterutama dalam persaingannya di dunia industri hiburan dimana genre superhero telahmarak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kebutuhan analisis identitasMadura dalam konteks karakter Indonesia, menyoroti peran signifikan dari warisan budayaMadura dalam memperkaya dan memperkuat keragaman budaya bangsa serta implikasinyadalam memperkuat identitas nasional serta sebagai pembuktian bahwa desain rancangankarakter Indonesia juga sudah ada dan patut dikembangkan. Metode yang digunakan adalahsemiotika untuk menganalisis dan menginterpretasikan simbol-simbol budaya Madura gunamemahami makna dan konstruksi identitasnya dalam konteks karakter Indonesia. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol budaya Madura seperti loreng Sakera, CeluritMadura, dan istilah Caroq memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilaikeberanian, kekompakan, dan keindahan dalam kehidupan masyarakat Madura. Analisissemiotika juga mengungkap bagaimana simbol-simbol ini berperan dalam membangunidentitas Madura yang kuat dan beragam, serta memberikan kontribusi yang signifikanterhadap karakter Indonesia yang beragam dan kaya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalahpentingnya mengakui dan menghargai warisan budaya Madura sebagai bagian integral darikekayaan budaya Indonesia serta memperkuat pemahaman tentang identitas nasional yanginklusif. Dalam pembahasan penelitian ini, ditemukan bahwa analisis semiotika terhadapsimbol-simbol budaya Madura memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana budayalokal tersebut memengaruhi dan membentuk identitas Madura dalam kerangka identitasnasional Indonesia. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pengakuan dan penghargaanterhadap keragaman budaya lokal dalam memperkuat identitas nasional yang inklusif dankuat. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa pemahaman mendalam terhadapsimbol-simbol budaya Madura melalui analisis semiotika memberikan kontribusi yangsignifikan dalam memperkuat identitas Madura dalam kerangka identitas nasional Indonesiasehingga patut menjadi arsip referensi bagi generasi mendatang agar dapat terusmengembangkan desain karakter Indonesia.