Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS KONSEP DESAIN LANSEKAP STADION KRIKET DI KAWASAN PERUMAHAN WAVERLY PARK MELBOURNE AUSTRALIA Alfan, Alfan; Ravelino, Parlindungan
INSIDE : Jurnal Desain Interior Vol. 1 No. 3 (2023): Inside Jurnal Desain Interior
Publisher : Department of Interior Design, Faculty of Engineering, Lancang Kuning University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/inside.v1i3.18289

Abstract

Konsep lanskap bangunan yang akan dianalisis adalah konsep lanskap bangunan stadion kriket yang terletak di tengah lingkungan perumahan di Melbourne Australia. Bangunan stadion dirancang dengan lapangan olahraga berbentuk lingkaran yang berada di tengah lingkungan perumahan. Selain bangunan stadion yang berada di pinggir lapangan, juga terdapat sejumlah unit rumah di sisi lain lapangan. Sehingga lapangan tersebut ditutupi oleh stadion dan unit perumahan yang disusun melingkar mengikuti pola lapangan melingkar. Khusus untuk bangunan yang terletak di pinggir lapangan, bagian belakang bangunan mempunyai pemandangan yang lapang, sehingga penghuni bangunan dapat melihat secara langsung setiap aktivitas yang diadakan di lapangan. Pola stadion melingkar ini diikuti oleh bangunan rumah lainnya pada lapisan kedua, lapisan ketiga, dan seterusnya sehingga pola lanskap real estate ini membentuk pola stadion melingkar pula. Oleh karena itu, kasus ini sangat menarik untuk diteliti. Apakah konsep letak bangunan stadion kriket sesuai dengan konsep lokasi stadion atau merupakan konsep bangunan stadion yang digunakan sebagai konsep pemasaran dari sebuah perusahaan real estate, dimana stadion tersebut menjadi salah satu daya tariknya. konsumen sehingga bangunan tempat tinggal menjadi layak untuk dijual. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mempelajari tipologi dan morfologi bangunan stadion pada umumnya dan kawasan pemukiman lainnya. Dengan metode ini akan diperoleh suatu kesimpulan mengenai kasus tersebut.
Enhancing 3R Literacy through a Social Inclusion Library as a Holistic Solution for Community Empowerment at KUB IKREKS : Peningkatan Literasi 3R melalui Perpustakaan Inklusi Sosial sebagai Solusi Holistik Pemberdayaan Masyarakat di KUB IKREKS Monika, Winda; Nasution, Arbi Haza; Ravelino, Parlindungan; Nur, Mutia; Kurniawan, Wahyu
CONSEN: Indonesian Journal of Community Services and Engagement Vol. 4 No. 2 (2024): Consen: Indonesian Journal of Community Services and Engagement
Publisher : Institut Riset dan Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57152/consen.v4i2.1707

Abstract

This Community Service Program (PkM) aims to improve 3R literacy (Reduce, Reuse, Recycle) and information retrieval skills among members of the Ibu-Ibu Kreatif Kembang Setaman Joint Business Group (KUB IKREKS). The training emphasizes the importance of inclusive libraries as empowerment centers and sources of information. Three main topics were covered: inclusive libraries, environmental education, and waste management, as well as digital information retrieval related to environmental literacy. The evaluation results showed a significant increase in participants' understanding, measured through pre-test and post-test assessments. Understanding of access to digital libraries increased by 55%, while systematic information retrieval skills improved by 38.75%. In addition, the satisfaction questionnaire revealed a 97.14% satisfaction rate, with 98.57% of participants stating that the material was very useful. This activity successfully raised participants' awareness of the importance of better waste management and the role of inclusive libraries in supporting community and environmental empowerment.
FOTOGRAFI DIAM DALAM FILM SKINAMARINK: ANALISIS VISUAL DALAM SINEMA EKSPERIMENTAL Heryanto, Naldo Yanuar; Ravelino, Parlindungan
specta Vol 9, No 1 (2025): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v9i1.15549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana film Skinamarink (2022), karya Kyle Edward Ball, membangun pengalaman horor eksistensial melalui penggunaan teknik visual fotografi diam (still photography), yaitu strategi pengambilan gambar yang menekankan pada ketenangan visual, absensi gerak, dan kekosongan ruang. Fokus utama penelitian adalah mengkaji fungsi fotografi diam bukan hanya sebagai elemen estetis, tetapi sebagai struktur naratif dan atmosferik yang menggeser pusat horor dari aksi ke ruang dan durasi. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif visual, dengan pendekatan interpretatif terhadap cuplikan adegan kunci yang menampilkan pencahayaan terisolasi, ketidakhadiran tokoh, dan keruangan ambigu. Teori-teori yang digunakan meliputi pemikiran Batchen (2002) tentang fotografi sebagai citra laten, Doane (2003) tentang ketegangan visual dalam waktu yang tertunda, Geller (2004) tentang sinema trauma, dan Mulvey (2006) tentang pandangan pasif dan subjektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skinamarink menciptakan pengalaman sinematik menyerupai mimpi buruk atau ingatan traumatik masa kecil, di mana ketakutan dibangun bukan melalui kejadian, tetapi melalui kekosongan dan disorientasi spasial. Foto-foto diam dalam film ini berfungsi sebagai penanda waktu yang terbekukan sekaligus pemicu afek, membentuk ruang emosional yang intens dan reflektif. Penelitian ini menegaskan bahwa dalam konteks sinema eksperimental, fotografi diam dapat berperan sebagai bahasa utama narasi emosional dan eksistensial. Still Photography in Skinamarink: Visual Analysis in Experimental Cinema. This study aims to analyze how Skinamarink (2022), directed by Kyle Edward Ball, constructs an experience of existential horror through the visual strategy of still photography, a technique that emphasizes visual stillness, absence of motion, and spatial emptiness. The primary objective is to examine how still photography functions not merely as an aesthetic choice but as a narrative and atmospheric structure that shifts the locus of horror from action to space and duration. The study employs a qualitative visual analysis method, using an interpretive approach to key scenes that feature isolated lighting, absent characters, and ambiguous spatial composition. Theoretical frameworks include Batchen’s (2002) concept of latent imagery in photography, Doane’s (2003) ideas on visual tension in suspended time, Geller’s (2004) trauma cinema theory, and Mulvey’s (2006) notions of passive vision and subjectivity. Still images in the film function as frozen temporal markers and affective triggers, generating a highly emotional and reflective space. This research argues that, within the context of experimental cinema, still photography can operate as a primary language for emotional and existential storytelling, transcending its illustrative role into a profound psychological experience.
The Biophilic Architecture in Health Facilities for The Management Of Psychological Conditions of Asthma Patients Apritasari, Yaseri Dahlia; Dheffanny, Dheffanny; Sembiring, Elsa Try Julita; Ravelino, Parlindungan
International Journal of Built Environment and Scientific Research Vol. 9 No. 1 (2025): International Journal of Built Environment and Scientific Research
Publisher : Department of Architecture Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijbesr.9.1.61-76

Abstract

The increasing air pollution in Indonesia has raised concerns among the public, accompanied by a rise in respiratory diseases. One such disease requiring special attention is asthma, with a prevalence of 7%. Asthma is a chronic condition that can be potentially fatal if not properly managed, triggered by allergens and the psychological condition of the patient. Asthma management in Indonesia still needs improvement in terms of services and education, considering the psychological aspects. Thus, a biophilic architecture approach is needed to enhance the management of psychological aspects in asthma care. The research method involves qualitative and quantitative approaches with the following steps: (1) Synthesis of theory and observation of 10 hospitals with 14 biophilic architecture elements, (2) Collection of data on perceptions of implementing biophilic architecture elements in managing the psychological conditions of asthma patients with 41 respondents, (3) Identification of the management of psychological conditions of asthma patients with biophilic design, (4) Recommendations of biophilic design elements for the psychological healing of asthma patients. The results show that 12 out of 14 biophilic architecture elements are applied in the hospitals studied. Respondents' perceptions indicate that the psychological conditions of asthma patients that need to be managed are mainly dominated by overthinking, followed by anxiety, worry, and fear. Subsequently, biophilic design is derived from these findings to manage asthma patients' conditions by applying biophilic architecture elements in healthcare facilities. This research recommends the implementation of biophilic concepts in healthcare facility design to help manage the psychological conditions of asthma patients.
Kajian Universal Desain di Masjid Paripurna Al-Falah Darul Muttaqien Pekanbaru Ravelino, Parlindungan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji penerapan desain universal pada Masjid Paripurna Al-Falah Darul Muttaqien, Pekanbaru, dengan fokus pada aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, lansia, dan kelompok rentan. Sebagai salah satu masjid paripurna, penting bagi masjid ini untuk dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan observasi lapangan dan analisis data literatur, mengacu pada standar desain universal yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa elemen desain, seperti dimensi koridor, area parkir, dan akses lift, telah sesuai dengan standar. Namun, masih terdapat kekurangan, terutama dalam penyediaan jalur pemandu bagi tunanetra, ramp untuk kursi roda, serta fasilitas laktasi. Kajian ini mengumpulkan data untuk riset lanjutan tentang rekomendasi solusi desain guna meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan di Masjid Paripurna Al-Falah Darul Muttaqien Pekanbaru, nantinya diharapkan dapat berkontribusi pada perbaikan desain ruang ibadah di Indonesia agar lebih inklusif dan adil bagi seluruh pengguna.
Citra Bangunan Museum Sang Nila Utama Sebagai Representasi Budaya Melayu Riau Ravelino, Parlindungan; Kusmara, Andryanto Rikrik; Adhitama, Gregorius Prasetyo; Malasan, Prananda Luffiansyah
Waca Cipta Ruang Vol. 11 No. 2 (2025): Waca Cipta Ruang : Jurnal Ilmiah Desain Interior
Publisher : Program Studi Desain Interior Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/wcr.v11i2.16245

Abstract

Perkembangan definisi museum kontemporer menempatkannya sebagai institusi publik yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pamer koleksi, tetapi juga sebagai ruang riset, konservasi, komunikasi, serta edukasi yang bersifat reflektif dan menyenangkan. Dalam konteks ini, museum daerah di Indonesia diharapkan mampu merepresentasikan identitas budaya lokalnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi arsitektur budaya Melayu Riau melalui desain bangunan Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru. Pendekatan kualitatif digunakan dengan metode studi pustaka, observasi lapangan, dan dokumentasi visual. Hasil analisis menunjukkan bahwa museum ini mengadopsi elemen-elemen arsitektur tradisional Melayu Riau, seperti atap limas, selembayung, dan ornamen etnik yang diinterpretasikan secara kontemporer melalui pendekatan arsitektur neo-vernakular. Dengan demikian, bangunan museum berfungsi sebagai medium representasi arsitektur budaya lokal yang meneguhkan identitas Melayu Riau, sekaligus menjadi model representatif bagi pengembangan desain museum berbasis nilai budaya lokal di Indonesia pada masa mendatang.   Kata Kunci: Arsitektur Neo-Vernakular, Budaya Melayu Riau, Museum, Representasi Arsitektur