Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENATALAKSANAAN DETEKSI DINI PREEKLAMPSIA OLEH PETUGAS KESEHATAN: SYSTEMATIC REVIEW Sari, Rinda Intan; Ardiyanti, Anis
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 2 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklampsia masih menjadi penyebab kematian ibu dan komplikasi pada ibu hamil yang bersifat katastropik atau high risk. Preeklampsia merupakan multi-system disorder yang membutuhkan deteksi dini sehingga mampu mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu. Diperlukan peran seluruh elemen salah satunya petugas kesehatan (perawat/bidan) dalam deteksi dini preeklampsia secara komprehensif. Tujuan penulisan ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan penatalaksanaan deteksi dini preeklampsia oleh petugas kesehatan saat antenatal care. Metode yang digunakan dalam systematic  review dari berbagai artikel yang didapatkan CINAHL, Pubmed, dan Google scholar tahun 2016-2019 digunakan peneliti untuk mendapatkan artikel sesuai kriteria, dan didapatkan 670 artikel. Melalui tahapan dan proses critical appraisal, ditemukan 10 artikel yang memenuhi persyaratan. Hasil pencarian artikel ini terdiri dari 10 artikel terdiri dari beberapa faktor kemudian penulis menemukan 5 faktor yang harus dimiliki petugas saat mendeteksi dini preeklampsia: (1) Pengetahuan: memiliki pengetahuan yang baik tentang preeklampsia (n=8), (2) Sikap: baik dan favourable harus ditunjukan dengan rasa percaya diri (n=1), (3) motivasi: tinggi untuk memberikan dorongan dan kesadaran melakukan deteksi dini preeklampsia (n=5), (4) persepsi: terhadap supervisi harus tinggi dan beban kerja harus ringan atau sesuai dengan seharusnya (n=1), dan (5) keterampilan: tentang pengkajian baik anamnesa serta pemeriksaan harus dikuasai dengan baik (n=6). Kesimpulan systematic review ini adalah deteksi dini akan berhasil dilakukan bila faktor diatas dikuasai oleh seluruh petugas kesehatan yang bekerja di antenatal care. Ibu dengan resiko tinggi akan segera tertangani secara cepat.  Para petugas yang perlu menguasai berbagai faktor diatas agar kejadian kematian akibat keterlambatan mengetahui masalah dapat dihindari.
INTERVENSI UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR: SYSTEMATIC REVIEW Ardiyanti, Anis; Sari, Rinda Intan
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 2 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker serviks adalah penyakit mematikan bagi perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Kanker serviks dapat dideteksi dini dengan Pap smear, IVA test, dan biopsy, sehingga dengan deteksi dini dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks. Namun, partisipasi perempuan pada deteksi dini kanker serviks khususnya Pap smear masih rendah. Literature review ini bertujuan untuk mengidentifikasi intervensi yang mempengaruhi kesadaran wanita usia subur (WUS) dalam melakukan pap smear. Tujuannya untuk mengidentifikasi intervensi yang mempengaruhi kesadaran wanita usia subur dalam melakukan pap smear. Metodologi yang digunakan yaitu systematic review berbagai artikel yang didapatkan melalui scientdirect, Pubmed, dan Google scholar tahun 2014-2020 digunakan peneliti untuk mendapatkan artikel sesuai kriteria, dan didapatkan 432 artikel. Melalui tahapan dan proses critical appraisal, ditemukan 8 artikel yang memenuhi persyaratan. Hasil literature review dari 8 artikel mendapatkan 3 intervensi yang dapat meningkatkan kesadaran WUS dalam melakukan pap smear: pendidikan kesehatan berdasarkan theory of planned behavior (n=1), pendidikan kesehatan berdasarkan Health Belief Model (n=3), timely reminder berupa short text massage service atau SMS dan dengan cara menelpon (n=4). Systematic review ini memberikan gambaran intervensi berupa pendidikan kesehatan berdasarkan health belief model lebih efektif dilakukan untuk meningkatkan kesadaran melakukan pap smear karena dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa tahap sehingga responden lebih dapat memahami. Selain itu, pendidikan kesehatan berdasarkan health belief model dapat dikombinasikan dengan timely reminder dalam pelaksanaannya mengingat di Indonesia perbandingan antara jumlah penduduk dan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas maupun di rumah sakit belum seimbang serta masyarakat sudah banyak yang menggunakan media komunikasi elektronik.