Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

EFEKTIFITAS KONSELING DIET CAIRAN TERHADAP PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PASIEN HEMODIALISIS DI RS TELOGOREJO SEMARANG Ananta Tanujiarso, Bagus; -, Ismonah; -, Supriyadi
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 2 juta kasus. Sedangkan pasien CKD yang menjalani hemodialisis baru sekitar 100.000 orang. Masalah yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah peningkatan IDWG yang dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian konseling diet cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling diet cairan terhadap pengontrolan IDWG pasien hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with control. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling diet cairan terbukti efektif terhadap pengontrolan IDWG dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan konseling diet cairan pada setiap pasien hemodialisis supaya mencegah peningkatan IDWG yang berlebihan.Kata Kunci: CKD, hemodialisis, IDWG, konseling diet cairan
EFEKTIFITAS KONSELING DIET CAIRAN TERHADAP PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PASIEN HEMODIALISIS DI RS TELOGOREJO SEMARANG Ananta Tanujiarso, Bagus; -, Ismonah; -, Supriyadi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 2 juta kasus. Sedangkan pasien CKD yang menjalani hemodialisis baru sekitar 100.000 orang. Masalah yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah peningkatan IDWG yang dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian konseling diet cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling diet cairan terhadap pengontrolan IDWG pasien hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with control. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling diet cairan terbukti efektif terhadap pengontrolan IDWG dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan konseling diet cairan pada setiap pasien hemodialisis supaya mencegah peningkatan IDWG yang berlebihan.Kata Kunci: CKD, hemodialisis, IDWG, konseling diet cairan
MOBILISASI DINI PADA PASIEN KRITIS DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU): CASE STUDY Tanujiarso, Bagus Ananta; Lestari, Dilla Fitri Ayu
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/gantari.v4i1.1589

Abstract

Pasien dengan ventilasi mekanik memerlukan perhatian khusus mengingat banyaknya penggunaan ventilasi mekanik di ICU seluruh dunia dan resiko Intensive Care Unit Acquired Weakness (ICU-AW). Penerapan mobilisasi dini sering kali mengalami hambatan, seperti adanya nyeri hebat, kelelahan, penurunan kesadaran, oversedasi, atau terpasang alat medis yang invasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan pasien kritis dalam melakukan mobilisasi dini di ICU. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pertisipan yang digunakan sebanyak 6 kasus pasien ICU yang dianalisis menggunakan metode five right clinical reasoning. Hasil analisis didapatkan 3 konsep utama yakni (1) kemampuan pasien kritis melakukan mobilisasi dini, (2) aktivitas mobilisasi yang dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi kritis, dan (3) respon fisiologis pada pasien yang dilakukan mobilisasi dini. Terdapat beberapa aktivitas mobilisasi dini yang dapat dilakukan pasien kritis di ICU, seperti head up, memposisikan lateral, ROM, dan berkolaborasi dengan ahli fisioterapi. Perawatan yang berkesinambungan dan kerjasama tim kesehatan sangat dibutuhkan dalam proses mobilisasi pasien sakit kritis agar dapat memberikan perawatan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup pasien.
SENAM KAKI DIABETIK DENGAN KORAN EFEKTIF MENURUNKAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PASIEN DM TIPE 2 Kristiyawati, Sri Puguh; Fitriyanti, Dwi; Tanujiarso, Bagus Ananta; Putra, Gamaliel Anggriya Dwi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi darah pada daerah kaki. Salah satu upaya untuk mencegah gangguan sirkulasi darah pada kaki dapat dilakukan dengan cara senam kaki diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas senam kaki diabetik dengan koran dan senam kaki dengan bola plastik terhadap nilai ankle brachial index (ABI) pada pasien DM tipe 2 di Kelurahan Gisikdrono Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian two group pre test and post test without control group design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 38 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Paired t-test untuk mengetahui perbedaan nilai ABI sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney Test untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara dua kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam kaki diabetik dengan bola plastik dan senam kaki diabetik menggunakan koran sama-sama memiliki perbedaan terhadap nilai ABI sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan p value 0,000. Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan efektifitas senam kaki diabetik dengan koran dan senam kaki diabetik dengan bola plastik terhadap nilai ABI pada pasien DM tipe 2 di Kelurahan Gisikdrono Semarang dengan nilai p = 0,002 (p0,05). Senam kaki dengan koran lebih efektif dibandingkan senam kaki dengan bola plastik dalam meningkatkan nilai ABI pada pasien DM tipe 2. Rekomendasi hasil penelitian ini agar dilakukan pembentukan kelompok pemerhati penderita DM di wilayah Kelurahan Gisikdrono.
EFEKTIFITAS KONSELING DIET CAIRAN TERHADAP PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PASIEN HEMODIALISIS DI RS TELOGOREJO SEMARANG Bagus Ananta Tanujiarso; Ismonah -; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 10 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1835.991 KB)

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 2 juta kasus. Sedangkan pasien CKD yang menjalani hemodialisis baru sekitar 100.000 orang. Masalah yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah peningkatan IDWG yang dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian konseling diet cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling diet cairan terhadap pengontrolan IDWG pasien hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with control. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling diet cairan terbukti efektif terhadap pengontrolan IDWG dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan konseling diet cairan pada setiap pasien hemodialisis supaya mencegah peningkatan IDWG yang berlebihan.Kata Kunci: CKD, hemodialisis, IDWG, konseling diet cairan
Pemberian Posisi 450 Efektif dalam Meningkatkan Saturasi Oksigen dan Menurunkan Respiration Rate Pasien Congestive Heart Failure (CHF) Bagus Ananta Tanujiarso
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 13 No 4 (2022): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v13i4.907

Abstract

Indonesia has the highest ranking of deaths from CHF in Asia with 371,000 people. Central Java ranks third in the number of heart failure sufferers in Indonesia. Shortness of breath and impaired oxygenation requirements are important problems in CHF patients. Positioning at 30o, 45o and 60o is expected to have a positive effect on oxygen saturation and respiration rate in CHF patients. This study aims to determine the effect of giving 30o, 45o, and 60o positions on oxygen saturation and respiration rate in CHF patients in the Emergency Room. The research design uses a quasy experiment design method with a times series approach. The sampling technique in this study used purposive sampling, with a total sample of 30 respondents. The data collection tools used in this study were pulse oximetry to measure oxygen saturation, Vital Sign Monitor to measure respiration rate, as well as oxygen saturation observation sheets, respiration rate observation sheets and respondent characteristic questionnaires. In this study, each respondent measured the pre-test of oxygen saturation and respiratory rate before the intervention was carried out, then they were given a position of 30o, 45o, and 60o respectively with the treatment of each position being carried out for 30 minutes, each change in position was measured post-test. The results of this study indicate that the positioning of 30o, 45o and 60o in CHF patients is proven to increase oxygen saturation and reduce respiration rate (shortness of breath) in CHF patients in the ED (P value <0.000). Although all of these position changes affect oxygen saturation and respiratory rate, the 45o position has a better effect in increasing oxygen saturation and reducing the respiratory rate (shortness of breath) in CHF patients compared to 30o and 60o positions.
EDUKASI BANTUAN HIDUP DASAR MELALUI PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA KORBAN TENGGELAM TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN NELAYAN Riris Risca Megawati; Bagus Ananta Tanujiarso; Siti Nur Aisah
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 13 No 4 (2022): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i1.1022

Abstract

The emergency state condition of a drowning case may occur at any time. The first aid of this incident is not only promoted by health workers but also by the community, including fishermen. Fishermen could be an influential factor in victims' survivability before the medical teams arrive at the incident spots or before the victims are sent off to the closest health service. Untrained saviors, such as fishermen, could provide basic life support for the victims if they receive basic life support training. This training could improve the community's knowledge. One of them is to provide pre-hospital aid. Knowledge becomes an influential factor in skills. Thus, an individual with excellent knowledge will have excellent skills. This quasi-experimental research used pre-and-posttest with a control group design. The population aged from 17-65 years old, 463 fishermen. The researcher took the data with purposive sampling. The sample consisted of 216 respondents. The researcher grouped the respondents into intervention and control groups. Then, the researcher provided basic life support training. The researchers used a questionnaire of knowledge and a checklist of skills. Then the researcher used the Wilcoxon test to examine the influence of the basic life support training on the knowledge and skill of both groups. Then, the researcher used the Mann-Whitney test to examine the difference between the groups. The results showed significant influence and difference between the basic life support training and the knowledge and skill of the fishermen from both groups with a p-value of 0.000, lower than 0.05. The researcher recommends further study with add other interventions to increase the knowledge of fishermen.
Effectiviness of Smartwatch Alarm Detector and PMR-Isometric Exercise as Hypertension Treatment Bagus Ananta Tanujiarso; Natalia Nadia Azalia Dyah Wibowo; Risa Nadia Indraswari; Samuel Frandito Pramaditya T; Yoel Kristian Adi Candra
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 5 No 3 (2023): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v5i3.2225

Abstract

Hypertension is the leading cause of death in the 21st century when systolic and diastolic blood pressure increases. Prevention of complications due to hypertension can be done by monitoring blood pressure. Smartwatch innovations are helpful in the health sector for monitoring blood pressure, which can be used as an initial screening for people. In addition to monitoring blood pressure, nonpharmacological therapy is one of the management of hypertension. A combination of progressive muscle relaxation and isometric exercise in hypertensive patients can help lower blood pressure by relaxing muscles. Objective: This research aims to determine the effectiveness of smartwatches in generating hypertension alarms and the effectiveness of pmr-isometric as therapy in lowering blood pressure. This research used a quick experiment with one group pre-post test design. The respondents were recruited by purposive sampling method for 16 hypertensive people. The inclusion criteria in this study are respondents aged 35-65 years, have good hemodynamic status to be able to do therapeutic exercises, can speak Indonesian, and do not have vision and hearing problems. Exclusion criteria were respondents who had advanced complications of hypertension, such as heart disease, stroke, paralysis, and immobilization. The intervention was given once for 20 minutes using a YouTube video connected to smartwatch and a demonstration followed by the respondent. The pre-test value was measured from the respondent's blood pressure 5 minutes before the intervention, while the post-test value was taken after 5 minutes. Data were analyzed by paired sample t-test. The results showed that the smartwatch alarm detector could detect blood pressure, and there was an effect of applying a combination of progressive muscle relaxation and isometric exercise on the blood pressure values of hypertensive patients with a p-value of 0.002 (p < 0.05). Smartwatch has proven effective as an early screening for hypertension and a combination of progressive muscle relaxation and isometric exercise, which effectively lower blood pressure in people with hypertension.
Gambaran Pengetahuan Perawat Terhadap Perawatan End Of Life Di Ruang ICU Priska Dwi Kurniasari; Bagus Ananta Tanujiarso; Resa Nirmala Jona
PENA NURSING Vol 1, No 01 (2022): Pena Nursing
Publisher : LPPM UNIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pn.v1i01.2074

Abstract

Latar belakang: end of life care merupakan perawatan yang diberikan kepada pasien terminal atau menjelang akhir kehidupan, dimana end of life care diberikan untuk membantu mempersiapkan pasien meninggal dengan tenang dan bermartabat. Perawatan end of life yang diterima oleh pasien terimal sangat tergantung pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Tujuan: untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat terhadap perawatan end of life di Intensive Care Unit (ICU) RSUD K.R.M.T Wongsonegoro. Desain penelitian: yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden dengan teknik total sampling. Hasil penelitian: menunjukan bahwa tingkat pengetahuan perawat terhadap perawatan end of life dalam kategori cukup (60.0%), dan dari tiga domain PCQN-I yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu pada domain manajemen nyeri dan gejala. Kesimpulan: perawat membutuhkan pengetahuan tentang perawatan end of life agar siap dalam mengenali dan mengelola fase akhir kehidupan. Saran: kepada pelayanan kesehatan untuk dapat memberikan fasilitas kepada perawat seperti mengikuti pelatihan maupun seminar sehingga kualitas pelayanan perawatan end of life dapat meningkat. Kata Kunci : Perawatan end of life, pengetahuan perawat, ICU
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Self Care Management Pasien Hipertensi Selama Masa Pandemi COVID-19 Anisa Dwi Cahyani; Felicia Risca R; Bagus Ananta Tanujiarso
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

WHO tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Jumlahpenderita hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat dan diperkirakan 9,4 juta orangmeninggal akibat hipertensi dan komplikasinya setiap tahun. Di Indonesia tahun 2014 hipertensidengan komplikasi (5,3%) menjadi penyebab kematian nomor 5 (lima) pada semua umur. Pasienhipertensi harus memiliki kemampuan merawat dirinya, berupa meminum obat, kontrol tekanandarah, memodifikasi diit, menurunkan berat badan, serta meningkatkan aktivitas. Perilaku yangbaik menjadi hal utama keberhasilan perawatan mandiri, apalagi saat masa pandemic COVID-19.Selama masa pandemic COVID-19, orang dengan penyakit penyerta  merupakan kelompok rentanterpapar virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan denganself care management pasien hipertensi selama masa pandemi COVID-19. Rancangan penelitian inimenggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 47 respondendengan total sampling. Uji statistik menggunakan spearman rank test. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan selfcare management dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat dapatmelibatkan pasien dalam self care management dengan membuat rencana tindakan yang terjadwalterkait self care management hipertensi sekaligus dibarengi dengan penggunaan metode CognitifBehavior Teraphy (CBT) dan diberikan edukasi GERMAS yang masif melalui kunjungan rumah yangperlu diinternsifkan. Kata Kunci : Hipertensi, Tingkat Pengetahuan, Self Care Management, Masa Pandemi COVID-19