Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Trade Analysis of RCEP Member Countries Plus India: Have They Been Competing? Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei
WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, No 2 (2021): November
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226 KB) | DOI: 10.37058/wlfr.v2i2.3537

Abstract

Regional Trade Agreements (RTAs) and Preferential Trade Agreements (PTAs) increased significantly. One of the most prominent PTA negotiation is Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP). When making arrangements, countries should consider its effect on current trade pattern. This research studies comparative advantage and its pattern for 10 countries involved in RCEP (Australia, China, Indonesia, Japan, Korea, Malaysia, New Zealand, Philippines, Singapore, Thailand) plus India. This study uses Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) to examine trade data from 2004-2019. The findings are: (i) Comparative advantages between some RCEP member countries’ plus India are relative similar. It should be a concern for those countries to maintain their product’s competitiveness; (ii) Several countries show relevance on the trade theories that country will export products which use abundant factors in its production. These conditions also match the theory of comparative advantage which stated that countries will export product which have comparative advantages and become specialized on those products; and (iii) All countries (except China) have concentration on the products with low comparative advantage. The standard deviation of RSCA scores remains constant overtime showing that difference in comparative advantages in each countries remain constant, but indicate slight downward trend for India, in which indicates despecialization.Jumlah Perjanjian Perdagangan Regional (Regional Trade Agreements/RTA) dan Perjanjian Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreements/PTAs) meningkat signifikan. Salah satu negosiasi PTA yang terbesar adalah Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP). Dalam suatu perjanjian perdagangan, penting untuk mempertimbangkan pola perdagangan negara-negara yang terlibat. Penelitian ini mempelajari keunggulan komparatif dan pola perdagangan untuk 10 negara yang terlibat dalam RCEP (Australia, China, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand) dan India. Penelitian ini menggunakan Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) untuk menguji data perdagangan tahun 2004-2019. Diperoleh bahwa: (i) Keunggulan komparatif antara beberapa negara anggota RCEP serta India relatif sama. Dengan demikian, penting bagi negara-negara tersebut untuk menjaga daya saing produknya; (ii) Beberapa negara menunjukkan relevansi dengan teori perdagangan bahwa negara tersebut akan mengekspor produk yang menggunakan faktor yang melimpah dalam produksinya. Kondisi ini juga sesuai dengan teori keunggulan komparatif yang menyatakan bahwa negara akan mengekspor produk yang memiliki keunggulan komparatif dan menjadi spesialis pada produk tersebut; dan (iii) Semua negara (kecuali China) memiliki konsentrasi pada produk dengan keunggulan komparatif rendah. Standar deviasi dari nilai RSCA relatif konstan sepanjang waktu menunjukkan konsistensi pola spesialisasi keunggulan komparatif di masing-masing negara terdapat sedikit pola penurunan untuk India, yang mengindikasikan terjadinya despesialisasi.
Efisiensi Pasar Valuta Asing di Indonesia: Analisis Empiris Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei; Subchanifa, Dian Pujiatma Vera; Hamzah, Risna Amalia; Komarlina, Dwi Hastuti Lestari
WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, No 1 (2022): Mei
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.688 KB) | DOI: 10.37058/wlfr.v3i1.4794

Abstract

This study will examine the efficiency of foreign exchange market in Indonesia is it efficient in the weak form or semi-strong form, and see its implications in Indonesia. This study used data of the Rupiah’s spot market exchange rate with US Dollar (USD), Australian Dollar (AUD), Euro, Singapore Dollar (SGD), and Japanese Yen (JPY), from March 2017 to March 2022, taken from Bank Indonesia. Weak form of market efficiency is analyzed using the unit root test to determine whether the data follows a random walk or not. Semi-strong form efficiency is analyzed using cointegration test, Engle-Granger, Johansen, and variance decomposition analysis. Results indicate that the foreign exchange market in Indonesia has weak form. Players in the market can still use fundamental analysis to determine the next exchange rate movement in order for players to make a profit, which is more relevant to consider than historical data.Studi ini akan menelaah efisiensi pasar valuta asing di Indonesia. Apakah efisien dalam bentuk lemah atau semi-kuat, serta melihat bagaimana implikasinya di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian adalah nilai tukar Rupiah dengan mata uang lima negara lain; Dolar Amerika (USD), Dolar Australia (AUD), Euro, Dolar Singapura (SGD), dan Yen Jepang (JPY), di pasar spot periode Maret 2017 – Maret 2022 yang diambil dari Bank Indonesia. Bentuk efisiensi pasar lemah dianalisis mengunakan unit root test untuk mengetahui apakah data mengalami random walk atau tidak. Adanya unit root mengindikasikan bahwa perilaku data tidak stasioner. Bentuk efisiensi semi-kuat dianalisis menggunakan uji kointegrasi, Engle-Granger, Johansen, dan variance decomposition analysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasar valuta asing di Indonesia termasuk dalam bentuk efisien lemah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemain di pasar valuta asing masih dapat menggunakan analisis fundamental yang lebih relevan sebagai pertimbangan dibandingkan data historis untuk menentukan pergerakan kurs selanjutnya agar pemain memperoleh keuntungan.
Export Determinants of RCEP Negotiating Countries: Does REER Matter? Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei; Ramadhan, Rifky Wahyu
WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, No 2 (2023): November
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/wlfr.v4i2.6420

Abstract

With the use of panel data analysis, this study seeks to determine how the Real Effective Exchange Rate (REER) affects the overall exports from the ASEAN-5 nations (Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, and the Philippines) as well as several neighboring nations (Australia, India, Japan, South Korea, New Zealand, and China). An increase in a country's REER indicates a weakening of the country's trade competitiveness, assuming the other variables remain (ceteris paribus). Based on the results of the study, it was found that the effect of REER was different for ASEAN-5 and non-ASEAN and did not significantly affect the total exports of the 11 countries. The REER coefficient is positive for non-ASEAN countries and the value is higher for high-income countries. The REER coefficient is negative for ASEAN-5 countries but not significant. The negative value is more significant for middle-income countries. The effect of REER on total exports can depend on the type of commodity traded in a country (using natural resources that are abundant in the country or not). Export products that rely on imported raw materials cause when depreciation occurs, the price of raw materials becomes more expensive, increases the price of the final product, and also decreases the terms of trade of related products.Dengan menggunakan analisis data panel, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Real Effective Exchange Rate (REER) mempengaruhi keseluruhan ekspor dari negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina) serta beberapa negara tetangga (Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Tiongkok). Peningkatan REER suatu negara mengindikasikan melemahnya daya saing perdagangan negara tersebut, dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh REER berbeda untuk ASEAN-5 dan non-ASEAN dan tidak berpengaruh signifikan terhadap total ekspor 11 negara tersebut. Koefisien REER positif untuk negara non-ASEAN dan nilainya lebih tinggi untuk negara berpenghasilan tinggi. Koefisien REER negatif untuk negara-negara ASEAN-5 tetapi tidak signifikan. Nilai negatifnya lebih besar dan signifikan untuk negara berpenghasilan menengah. Pengaruh REER terhadap total ekspor dapat bergantung pada jenis komoditas yang diperdagangkan di suatu negara (menggunakan sumber daya alam yang melimpah di negara tersebut atau tidak). Produksi barang ekspor dengan bahan baku impor menyebabkan ketika terjadi depresiasi, harga bahan baku menjadi lebih mahal, menaikkan harga produk akhir, sehingga menurunkan terms of trade produk terkait.
ASEAN Labor Market Integration and Its Social Effects for Unskilled Labor Migration Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei; Subchanifa, Dian Pujiatma Vera
Jurnal Economia Vol 12, No 1: April 2016
Publisher : Faculty of Economics Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with the Institute for

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.091 KB) | DOI: 10.21831/economia.v12i1.8227

Abstract

Abstract: ASEAN Labor Market Integration and Its Social Effects for Unskilled Labor Migration. Member states of ASEAN mainly needed two criteria of foreign labor: highly skilled professionals or its counterpart, unskilled workers. High-skilled professionals are provided with some rights and benefits. Unskilled migrants are equipped with very limited rights and hardly subject to integration approaches. This paper will discuss the social effect of integration, notably the unskilled labor, by linking migration and remittance in ASEAN, labor based on sectored pattern, and immigration governance. Countries need to improve working conditions and wages, provide professional training and improve education for every level of workers. There are some social effects but can be managed if the governments committed to their policy.Keywords: economic integration, remittance, migrant worker, unskilled laborAbstrak: Integrasi Pasar Tenaga Kerja ASEAN dan Dampak Sosial Terhadap Migrasi Tenaga Kerja Tidak Terampil. Sebagian besar negara–negara anggota ASEAN membutuhkan tenaga kerja profesional dan tenaga kerja yang tidak terampil. Tenaga kerja profesional memiliki hak–hak khusus, fasilitas, dan berbagai keuntungan, sedangkan tenaga kerja tidak terampil hanya memiliki sedikit hak dan lebih jarang menjadi topik utama kerjasama integrasi antar negara. Artikel ini akan membahas dampak sosial integrasi, terutama bagi tenaga kerja tidak terampil, dengan mengaitkan hubungan antara migrasi dan remittance di ASEAN, sektor tenaga kerja, dan pengelolaan imigrasi yang dilakukan pemerintah. Sebagian besar negara anggota ASEAN harus meningkatkan standar kinerja dan gaji, menyediakan pelatihan, dan meningkatkan tingkat pendidikan. Terdapat beberapa dampak sosial yang muncul. Namun, beberapa dampak tersebut akan dapat ditangani apabila pemerintah memiliki komitmen dalam menerapkan kebijakannya.Kata kunci: integrasi ekonomi, remittance, pekerja migran, tenaga kerja tidak terampil
Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Minapari Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Rusliana, Nanang; Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei; Kadarisman, Encang; Sukarso, Aso
Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services Vol. 5 No. 2 (2024): Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services
Publisher : Faculty of Economics, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29259/jscs.v5i2.192

Abstract

Artikel ini membahas penguatan kelembagaan Koperasi Nelayan Minapari di Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai peran, tanggung jawab, dan manfaat sebagai anggota koperasi sehingga koperasi nelayan dapat menjadi pelopor dalam peningkatan ekonomi masyarakat yang tergabung di dalamnya, serta berkontribusi terhadap pembangunan di Kabupaten Pangandaran. Pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan melibatkan identifikasi melalui pengumpulan informasi dengan wawancara dan diskusi dengan mitra. Proses ini dilanjutkan dengan penelaahan kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Setelah kebutuhan masyarakat terkait penguatan kelembagaan koperasi diidentifikasi, materi penyuluhan disiapkan untuk meningkatkan kesadaran anggota koperasi. Melalui analisis terhadap peraturan, tata kelola, manajemen, dan keanggotaan, kegiatan PPM ini memberikan rekomendasi strategi untuk memperkuat kelembagaan koperasi. Rekomendasi ini mencakup peningkatan kerja sama dengan dinas terkait, penguatan manajemen keuangan, edukasi untuk pencegahan penyelundupan, dan diversifikasi usaha sehingga koperasi dapat lebih berdaya guna dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan para nelayan anggotanya.
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA AIR DUSUN PANGANCRAAN SEBAGAI DESTINASI WISATA UNGGULAN PENGGERAK EKONOMI LOKAL Rusliana, Nanang; Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei; Paturochman, Iwan Ridwan; Kadarisman, Encang; Rudiana, Dedi
ABDIMAS ALTRUIS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/aa.v7i2.9595

Abstract

This community service program aimed to optimize the water tourism potential of Pangancraan Hamlet, Cijulang, Pangandaran as a driving force of the local economic growth. Despite its natural beauty, which is ideal for river tubing, the tourism sector remains underdeveloped due to limited promotion, uncoordinated tourism management, and declining community enthusiasm for managing tourism activities. Revitalization of the "Cijoelang Rafting" attraction will open up greater local economic opportunities and improve the well-being of the community, while also preserving the environment and local culture. The implementation of the program included four stages: preparation, implementation of counseling, monitoring, and forming an implementation agreement for community partnership programs (fostered villages) with Siliwangi University. The program included outreach efforts to rekindle the community spirit and raise awareness of the importance of effective tourism management. By using a participatory approach that involved the community in decision-making and project implementation, the program sought to ensure the sustainability of tourism management in Pangancraan Hamlet. The participants in the outreach program came from various generations and communities, ensuring that people from all segments of society could gain valuable experiences and insights that could be shared with other group members. Throughout the activity, the participants were actively engaged in interaction and communication.
The Interaction of Global and Domestic Economic Variables on Inflation in Indonesia Parizal, Fariq; Nababan, Evi Rosarina; Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei
WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, No 1 (2025): Mei
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/wlfr.v6i1.15164

Abstract

This study investigates the dynamic interplay between global oil prices, the rupiah exchange rate, interest rates, and inflation in Indonesia using the Autoregressive Distributed Lag (ARDL) method on time series data from 1986 to 2023. The analysis identifies a long-term cointegrating relationship among these variables. However, oil prices and interest rates were found to have statistically insignificant long-term effects on inflation, likely due to government interventions such as fuel subsidies and active monetary policies. In the short term, exchange rate depreciation significantly influences inflation, while interest rate hikes exhibit a deflationary effect. The error correction model suggests that approximately 17% of inflationary disequilibria are corrected each year. These findings emphasize the need for adaptive policy strategies that account for Indonesia’s external vulnerabilities while reinforcing domestic resilience through diversification and inflation targeting mechanisms.Studi ini menginvestigasi interaksi dinamis antara harga minyak global, nilai tukar rupiah, suku bunga, dan inflasi di Indonesia dengan menggunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) pada data runtun waktu dari tahun 1986 hingga 2023. Analisis ini mengidentifikasi adanya hubungan kointegrasi jangka panjang di antara variabel-variabel tersebut. Namun, harga minyak dan suku bunga ditemukan memiliki pengaruh jangka panjang yang tidak signifikan secara statistik terhadap inflasi, kemungkinan besar disebabkan oleh intervensi pemerintah seperti subsidi bahan bakar dan kebijakan moneter yang aktif. Dalam jangka pendek, depresiasi nilai tukar secara signifikan mempengaruhi inflasi, sementara kenaikan suku bunga menunjukkan efek deflasi. Model koreksi kesalahan menunjukkan bahwa sekitar 17% dari disekuilibrasi inflasi dikoreksi setiap tahunnya. Temuan ini menekankan perlunya strategi kebijakan adaptif yang memperhitungkan kerentanan eksternal Indonesia sekaligus memperkuat ketahanan domestik melalui diversifikasi dan mekanisme penargetan inflasi.