Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH KEPADATAN TANAH YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR TERHADAP PARAMETER KUAT TEKAN TANAH Istanto, Roviandito Cahaya Setia; Rustamaji, R.M; Bachtiar, Vivi
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 1 (2023): JeLAST Edisi Februari 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i1.62944

Abstract

Tanah lempung memiliki daya dukung tanah yang rendah. Dengan adanya permasalahan ini, maka diperlukan improvisasi pada tanah yang akan dijadikan sebagai bahan lapisan tanah dasar dengan menggunakan metode stabilisasi tanah atau perbaikan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atau mengetahui pengaruh kepadatan tanah yang distabilisasi dengan kapur (Ca(OH)2) terhadap parameter kuat tekan tanah berdasarkan pengujian kuat tekan bebas. Sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah lempung yang berlokasi di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan di laboratorium dengan mencampurkan tanah dan kapur sebesar 3%, 6% dan 12% terhadap berat kering tanah, serta dilakukan pemeraman selama 7, 14 dan 28 hari. Hasil pengujian didapatkan bahwa nilai kuat tekan bebas tanah dengan campuran kapur mengalami peningkatan dari kondisi tanah asli. Lamanya waktu pemeraman berpengaruh terhadap peningkatan nilai kuat tekan bebas. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin besar persentase kadar kapur yang digunakan dan semakin lama waktu pemeraman yang dilakukan, nilai kuat tekan bebas tanah akan semakin meningkat.Kata kunci : desa bukit batu, kapur, kuat tekan bebas, stabilisasi, tanah lempung, waktu pemeraman  Clay soil has a low soil carrying capacity. Given this problem, it is necessary to improvise the soil that will be used as subgrade material using soil stabilization or soil improvement methods. This study aims to examine or determine the effect of soil density stabilized with lime (Ca(OH)2) on the compressive strength parameters of the soil based on the unconfined compressive strength test."™The soil sample used is a"™type of clay soil located in Bukit "˜Batu Village, Sungai Kunyit District, Mempawah Regency, West Kalimantan Province"™. The research was conducted in the laboratory by mixing soil and lime at 3%, 6% and 12% of the dry weight of the soil, and curing for 7, 14 and 28 days. The test results showed that the unconfined compressive strength of the soil with lime mixture increased from the original soil condition. The length of curing time affects the increase in the value of the unconfined compressive strength. This study proves that the greater the percentage of lime content used and the longer the curing time, the unconfined compressive strength of the soil will increase.Keywords: bukit batu village, clay soil, curing time, lime, stabilization, unconfined compressive strength
UTILIZATION OF SPENT BLEACHING EARTH WASTE IN SOIL-CEMENT STABILIZATION FOR ROAD FOUNDATION LAYERS IN TERMS OF THE MECHANICAL PROPERTIES OF SOIL Septianto, Septianto; Rustamaji, R.M; Priadi, Eka
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 3 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI AGUSTUS 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jts.v23i3.67769

Abstract

Various studies have been carried out to improve the parameters of soil mechanical properties. Efforts to improve the mechanical properties of the soil can be carried out in multiple ways, including automated means through compaction and chemical means through the addition of cement base materials. To improve the stability and properties of the subgrade soil, the cement base material that is commonly used is Portland Composite Cement (PCC). In several studies, apart from cement base materials, waste base materials have also been used for stabilization subgrade. This includes using bleached soil residues and rice husk ash as additives to stabilize the soil. The results showed that the use of soil bleaching waste in soil cement stabilization can be used to improve the mechanical properties of the embankment soil and the composition of the soil bleaching waste mixture so that mechanically, it is proven to provide the most effective improvement so that it can be used for road foundation layers made of cement soil. As part of this research, many tests can be carried out on normal and stabilized soils. Various percentages of SBE are 5%, 10%, 15%, 20%. PCC is introduced into the soil at a rate of 8% of the dry weight of the soil.
KAJIAN PEMAMPATAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PVD-PHD DI PELABUHAN KIJING KABUPATEN MEMPAWAH Andria, Tya; Rustamaji, R.M; Priadi, Eka
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.104 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v19i2.40834

Abstract

Kalimantan Barat, khususnya di Pantai Kijing Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, merupakan lokasi pembangunan pelabuhan internasional dengan hasil penyelidikan tanahnya ialah berupa tanah lunak yang sangat padat sehingga perlu adanya perbaikan tanah. Perbaikan tanah yang dilakukan yaitu dengan dipasangnya PVD (Prefabricated Vertical Drain), PHD (Prefabricated Horizontal Drain), ditambah dengan pemasangan Geotextile dan Geomembrane sebagai pendukung proses kerja dari Vacuum Consodilation yang dikombinasikan dengan Pembebanan awal (Preloading). Selain itu,   dilakukan analisa dengan beberapa variasi metode perbaikan tanah seperti, metode PVD-PHD kombinasi Vacuum Consolidation, dan metode PVD-PHD kombinasi Preloading saja untuk mengetahui besar dan waktu penurunan tanah. Hasil perhitungan konsolidasi primer dengan derajat konsolidasi 90% pada tanah asli mengalami penurunan sebesar 1,092 m selama 1,8 tahun, dengan metode PVD-PHD kombinasi Vacuum Consolidation mengalami penurunan sebesar 1,429 m, dengan metode PVD-PHD kombinasi Preloading mengalami penurunan sebesar 1,995 m, sedangkan untuk metode PVD-PHD dengan Vacuum Consolidation kombinasi Preloading mengalami penurunan sebesar 1,199 m masing-masing terjadi dalam waktu 25 hari. Untuk hasil pengamatan dilapangan dengan derajat konsolidasi 90% menghasilkan penurunan sebesar 1,067 m selama 100 hari. Perhitungan tersebut dilakukan berdasarkan Teori Konsolidasi Satu Dimensi oleh Terzaghi.
KAJIAN KAPASITAS JALAN PROTOKOL DI KOTA NANGA PINOH (Studi Kasus Jalan Juang) Yusri, Suherman; Alwi, Abubakar; Rustamaji, R.M
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.182 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i2.23901

Abstract

Seiring perkembangan Nanga Pinoh sebagai ibukota Kabupaten Melawi, Jalan Juang sebagai akses utama di kota ini terkena dampak dari peningkatan aktifitas kota, pertambahan penduduk serta pertumbuhan jumlah kendaraan yang kian meningkat. Halini mulai terlihat dengan adanya kepadatan lalu lintas dan kemacetan terutama pada saat jam-jam sibuk, baik pagi, siang maupun sore hari, saat dimulainya aktifitas di kawasan perkantoran, sekolah dan perdagangan.Kajian meliputi kapasitas dan tingkat kejenuhan Jalan Juang menggunakan metode   MKJI 1997 ini bertujuan memberikan gambaran kinerja Jalan Juang pada tahun 2017 ke depan, khususnya bagi pengambil kebijakan pada bidang manajemen transportasi dan rekayasa lalu lintas.Jalan Juang yang telah ditingkatkan pada tahun 2013 adalah sepanjang 2.320 meter memiliki lebar rata-rata 3 meter/lajur dua arah dengan lebar pemisah (median) 0,5 meter dan lebar bahu jalan 1 meter tanpa trotoar.Berdasarkan fungsinya Jalan Juang merupakan jalan Arteri sekunder yaitu kelas jalan III dimana kecepatan 60 km/jam. Dari data observasi langsung pada 3 pos pengamatan, melalui perhitungan  diperoleh hasil peningkatan derajat kejenuhan pada jam-jam tertentu sebesar 0.21 smp/jam sampai 0,36 smp/jam dan kecepatan rata-rata 30,25 km/jam.  Kata Kunci : Jalan Protokol, Kapasitas Jalan, Derajat Kejenuhan
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (LoS) DAN KARAKTERISTIK LALU LINTAS PADA RUAS JALAN GUSTI SITUT MAHMUD KOTA PONTIANAK Malluluang, Erman Morolu; Alwi, Abubakar; Rustamaji, R.M
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.182 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i2.23892

Abstract

Ruas Jalan Gusti Situt Mahmud yang berada di wilayah Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat adalah ruas jalan utama yang merupakan ruas jalan akses Kota Pontianak menuju kota-kota lain seperti Mempawah, Pinyuh, Singkawang, Sambas, Bengkayang, Ngabang dan lain-lain. Ruas jalan ini adalah salah satu ruas jalan yang sangat padat lalu lintas dan dilintasi oleh berbagai jenis kendaraan termasuklah kendaraan berat dengan intensitas yang cukup tinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang kapasitas (C) dan arus lalu lintas (Q) sebagai gambaran kinerja jalan tersebut, serta analisis kecepatan yang memberikan tingkat pelayanan Jalan (Level of Service), serta meninjau dan menganalisis karakteristik lalu lintas pada ruas Jalan Gusti Situt Mahmud Kota Pontianakyang meliputi arus (Flow), kecepatan (Speed) dan kepadatan (Density).Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil survey berupa data survey lalu lintas, data geometrik jalan, data hambatan samping dan data kecepatan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Data sekunder ini kemudian dibandingkan dengan data survey lapangan untuk kemudian dilakukan kolaborasi agar data yang digunakan menjadi lebih riil.Dari pola pergerakan lalu lintas hasil survey pada tahun 2017, terlihat arus jam puncak arah Pontianak "“ Jungkat terjadi pada pukul 17.00-18.00 WIB sebesar 1062 smp/jam danuntuk arahJungkat "“ Pontianak terjadi pada pukul 07.00 "“ 08.00 WIB sebesar 1179 smp/jam.Volume jam perencanaan yang didapat adalah sebesar 3097 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan didapat sebesar 0,927, kecepatan 29,823 km/jam dan waktu tempuh kendaraan ringan pada jarak 200 meter adalah sebesar 0,0067 jam atau 24,14 detik.   Untuk meningkatkan kinerja jalan dilakukan pelebaran jalan menjadi 12 meter dan derajat kejenuhan pada kondisi perbaikan lebar jalan adalah sebesar 0,603, kecepatan 38,5 km/jam dan waktu tempuh sebesar 0,0052 jam atau 18,70 detik pada jarak 200 meter.    Kata Kunci : Tingkat Pelayanan Jalan, Derajat Kejenuhan, Arus Lalu Lintas, Kapasitas
KAJIAN TINGKAT KEJENUHAN LALU LINTAS PADA JEMBATAN KAPUAS I DI KOTA PONTIANAK Masudi, Hendra; Alwi, Abubakar; Rustamaji, R.M
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.19 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i1.23873

Abstract

Pada  dasarnya  kota   Pontianak  merupakan  suatu  kawasan  kota   yang  dipisahkan  oleh sungai  dimana  sebagai  jalur  penghubung  telah  dibangun  Jembatan  Kapuas  I   yang  mampu membuka keterisolasiran  antara Kecamatan  Pontianak   Kota dan Kecamatan  Pontianak   Timur, satu hal yang tidak dapat  dipungkiri  bahwa   pembangunan  Jembatan  Kapuas  I telah berhasil merangsang pertumbuhan sosial dan ekonomi penduduk kota Pontianak, namun seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi akan mempercepat pula pertumbuhan akan lalu lintas, salah satunya adalah pertumbuhan jumlah kendaraan.Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di kota Pontianak ini maka kendaraan yang melalui jembatan Kapuas I akan semakin bertambah.Tingkat   kemacetan lalu-lintas di Kota Pontianak  semakin  bertambah  dari tahun ketahun   serta terjadinya  kemacetan  lalu lintas yang sangat luar biasa. Kemacetan ini terjadi juga di Jembatan Kapuas I, dimana terjadi penumpukan kendaraan terutama pukul 07.00 WIB dan pukul 16.00 WIB "“ 18.00 WIB, serta setiap hari sabtu dan minggu jumlah kendaraan roda empat dari luar kota yang ingin masuk ke Kota Pontianak melalui Jembatan Kapuas I sangat banyak, sehingga menimbulkan   antrian panjang dan sering menyebabkan kemacetan. Walaupun sudah ada Jembatan Kapuas II tapi tidak mengurangi kemacetan yang terjadi di kawasan Jembatan Kapuas I.Menurut  Moleong  (1993),  dalam  melakukan  penelitian  ada dua jenis metode,    yaitumetode  kualitatif  dan   metode  kuantitatif. Penelitian  kuantitatif didasarkan pada  perhitungan- perhitungan     statistik  sebagai dasar analisis, sedangkan penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Pendekatan  metode  yang       digunakan      dalam      penelitian      ini    adalah  metode  kualitatif  dan kuantitatif.    Pendekatan    metode    kualitatif    digunakan    untuk     memberikan    predikat    kepada variabel-variabel        persepsi        yang         dihasilkan        dari      data  deskriptif  guna  menarik  suatu kesimpulan.    Sedangkan  pendekatan  kuantitatif  digunakan  menganalisis    pengukuran     secara kuantitas terhadap  variabel  yang  dikaji  atau dianalisis.Dari hasil penelitian Kajian Tingkat Kejenuhan Lalu Lintas Pada Jembatan Kapuas I diKota Pontianak  dengan   menggunakan  perhitungan  volume lalu lintas, derajat   kejenuhan,  dan tingkat pelayanan sebagai tolak ukur dengan solusi perbaikan yang ditawarkan adalah duplikasi Jembatan Kapuas 1 dengan membangun jembatan pendamping di sebelah Jembatan Kapuas 1, pembangunan  Jembatan Kapuas 3, dan pembangunan  infrastruktur   penyeberangan  ferry TPI "“ Batulayang.