Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Model Lapisan Geologi Teknik Permukaan Menggunakan Metode Gelombang Geser Di Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar Simatupang, Fergy Hafiz Utama; Jamaluddin, Khaizal; Irwandi, Irwandi
Journal of The Civil Engineering Student Vol 4, No 3 (2022): Volume 4 Nomor 3 Desember 2022
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v4i3.19224

Abstract

AbstrakAceh Besar, salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh, merupakan daerah dengan potensi pembangunan infrastruktur yang baik. Dalam perencanaan pembangunan, parameter kekerasan tanah menjadi salah satu factor yang sangat menentukan kualitas infrastruktur yang akan dibangun, dikarenakan lapisan tanah lunak memiliki daya dukung yang lemah dalam perencanaan bangunan sipil yang aman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dari lapisan bawah permukaan berdasarkan parameter kecepatan gelombang geser (Vs). Penelitian ini dilakukan pada 12 titik di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Nilai kecepatan gelombang geser (Vs) yang digunakan untuk menentukan parameter kekerasan tanah dapat diperoleh dengan menggunakan metode MASW (Multichannel Analysis of Surface Waves). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa pada 12 titik yang dilakukan penelitian pada Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar terdapat tiga kategori klasifikasi tanah, yaitu Tanah Lunak (SE), Tanah Sedang (SD), dan Tanah Keras (SC). Rentang nilai Vs30 terendah adalah sebesar 62 m/s dan nilai Vs30 tertinggi sebesar 672 m/s. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa klasifikasi tanah berdasarkan SNI 1726-2019 pada Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar terbagi menjadi tiga kategori yaitu, 4 titik dengan klasifikasi tanah lunak (SE) yaitu, titik 4 (Garot), titik 5 (Lamreung), titik 6 (Ulee Tuy), dan titik 10 (Geundring), 6 titik dengan klasifikasi tanah sedang (SD) yaitu, titik 1 (Lampeuneurut Ujong Blang), titik 3 (Bayu), titik 8 (Lamkawe), titik 9 (Ajun Jeumpet), titik 11 (Lambheu), dan titik 12 (Gue Gajah), dan 2 titik dengan klasifikasi tanah keras (SC) yaitu, titik 2 (Leu Ue), dan titik 7 (Deunong).
The Effectiveness of Integrating Machine Learning Approach with Near-Surface Seismic Data for Lithologic Zones Determination in the Krueng Kaleng Bridge Area, Lamno, Aceh Jaya Hapsari, Tika; Jamaluddin, Khaizal; Gunarsih, Dina; Rangkuti, Nazla Syafitri; Tarmizi; Hasanah, Uswatun
GEOSAINS KUTAI BASIN Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Geophysics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/9zkknx95

Abstract

Pendekatan ilmiah untuk menentukan zona litologi pada area pembangunan jembatan Krueng Kaleng, Lamno, Aceh Jaya dilakukan dengan mengintegrasikan pendekatan machine learning dengan metode geofisika. Zona litologi ini perlu diketahui agar dapat memberikan rekomendasi kedalaman fondasi yang dapat menopang jembatan. Pengolahan machine learning ini menggunakan data input Vp dan Vs yang dihasilkan dari metode geofisika. Determinasi zona litologi juga dapat dilakukan dengan menganalisis statistik menggunakan PCA dan K-Means dari variasi data parameter fisis. Data lubang bor juga digunakan sebagai data sekunder untuk memvalidasi hasil akhir interpretasi zona litologi. Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi data, didapatkan 3 lapisan pada daerah penelitian dengan Vp berkisar antara 0,31 - >2 km/s dan Vs berkisar antara 60 - 400 m/s. Zona litologi terdiri dari lapisan tanah permukaan, lapisan pasir lempung jenuh, dan lapisan pasir lempung tidak jenuh hingga kedalaman lebih dari 13 meter. Hasil pengolahan machine learning dengan menggunakan Google Colab dinilai efektif karena menghasilkan jumlah zona yang sama, yaitu tiga zona. Interpretasi ini juga dapat divalidasi dengan data lubang bor yang dideskripsikan mengandung lempung dan pasir. Berdasarkan peta geologi, daerah penelitian terletak pada batuan vulkanik yang dapat diinterpretasikan bahwa lapisan dekat permukaan ini kemungkinan mengalami alterasi dan pelapukan yang tinggi sehingga menghasilkan litologi sekunder lempung. Oleh karena itu, tidak direkomendasikan untuk bangun pondasi kurang dari 20 meter.
PEMETAAN KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs30) DI KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE MASW Jamaluddin, Khaizal; Ulfa, Rahmatul; Irwandi, Irwandi; Chairullah, Banta
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v7i1.10213

Abstract

Abstract : The Aceh Province lies on the main fault line commonly known as Sumatran Faults. Therefore, in particular the Banda Aceh City frequent earthquakes as a result of the active geological structure of Sumatran fault in the Aceh region. Banda Aceh is a sedimentary basin in which to experience the amplification due to seismic waves. The behavior of the seismic waves propagating in the sediment layer is measured by the Vs30 parameter. The research was conducted on the strategic area of Banda Aceh City, Kuta Alam District, which is a densely populated subdistrict. Vs30 mapping based on soil hardness level according to UBC (Uniform Building Code), EC8 (Euro Code 8), and SNI 1726-2012. Seismic data acquisition was acquired at ten locations in the research area considered to have covered one area of Kuta Alam sub-district, Banda Aceh City. The result obtained is map of the distribution of soil condition based on Vs30 parameter. Based on the map obtained by the District of Kuta AlamKeywords : Earthquake, Faults, Sedimentation, Amplification.Abstrak: Provinsi Aceh terletak pada jalur patahan utama Sumatera yang umum dikenal Sumatera faults. Oleh karena itu, khususnya Kota Banda Aceh sering terjadi gempa bumi sebagai akibat dari struktur geologi aktif patahan sumatera di wilayah Aceh tersebut. Kota Banda Aceh merupakan cekungan di mana sedimen mengalami amplifikasi gelombang gempa. Perilaku gelombang gempa yang merambat pada lapisan sedimen diukur berdasarkan parameter Vs30. Penelitian dilakukan pada kawasan strategis Kota Banda Aceh yaitu Kecamatan Kuta Alam yang merupakan Kecamatan padat penduduk. Pemetaan Vs30 berdasarkan acuan dalam perencanaan bangunan konstruksi tahan gempa berdasarkan tingkat kekerasan tanah menurut UBC (Uniform Building Code), EC8 (Euro Code 8), dan SNI 1726-2012. Pengambilan data seismik diakuisisi pada sepuluh lokasi di wilayah penelitian yang dianggap telah mencakup satu wilayah Kecamatan Kuta alam, Kota Banda Aceh. Hasil yang didapat adalah peta sebaran kondisi tanah berdasarkan parameter Vs30. Berdasarkan peta diperoleh wilayah Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh hanya sebagian kecil lapisan tanah sedang.Kata kunci : Gempa Bumi, Patahan, Sedimen, Amplifikasi.
ANALISIS VS30 LOKASI KECAMATAN SYIAH KUALA DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI KOTA BANDA ACEH Jamaluddin, Khaizal; Iqbal, Farzian; Rusydy, Ibnu; Chairullah, Banta
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 7, No 2 (2018): Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v7i2.12351

Abstract

Abstract : Banda Aceh is located at the geological segment vulnerable to earthquake. However as the capital of the Aceh province should be a serious concern in order to minimize the impact of the devastating earthquake. Therefore, the assessment of soil layer amplification using shear wave velocity values is done as one of the disaster mitigation efforts. Shallow seismic testing to get the parameters of shear wave by using MASW method. The results showed that Syiah Kuala subdistrict is divided into two zones of soil layers. The results of analysis Vs30 showed that Syiah Kuala subdistrict is divided into medium density and soft layers of soil characteristics.Keywords : earthquake, amplification, seismic and shear wave.Abstrak: Kota Banda Aceh terletak pada segmen geologi yang rentan gempa bumi. Bagaimanapun Banda Aceh sebagai pusat kota Provinsi Aceh semestinya menjadi perhatian serius dalam rangka meminimalisir dampak dari bencana gempa bumi. Oleh karena itu, asesmen karateristik amplifikasi lapisan tanah dengan menggunakan nilai kecepatan gelombang geser dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya mitigasi bencana. Penelitian dilakukan di Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Pengujian seismik dangkal untuk mendapatkan parameter gelombang geser dengan mengunakan metode MASW. Hasil analisis Vs30 memperlihatkan bahwa Kecamatan Syiah Kuala terbagi menjadi dua karakteristik lapisan tanah yaitu kepadatan sedang dan lunak.Kata kunci : gempa bumi, amplifikasi, seismik dan gelombang geser.
Estimation of Site Amplifications from Shear-Wave Velocity at Pyroclastic Deposits and Basins in Aceh Tengah and Bener Meriah District, Aceh Province, Indonesia Rusydy, Ibnu; Jamaluddin, Khaizal; Fatimah, Eldina; Syafrizal, Syafrizal; Andika, Fauzi; Furumoto, Yoshinori
International Journal of Disaster Management Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : TDMRC, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Earthquake on July 2, 2013, destroyed several buildings in Aceh Tengah district and Bener Meriah district of Aceh Province. This earthquake gives Aceh government a clue that the seismic hazard map must become the reference in development plan in future. To respond this idea, we conduct the research and try to estimate the amplification factor for developing seismic hazard maps of those districts. This study aims to determine the average shear wave velocity up to the depth of 30 meters (Vs30) and the amplification factor of Aceh Tengah district and Bener Meriah district, to build the seismic hazard map of both districts. In this study, we use the MASW (Multi-Channel Analysis of Surface Waves) with 24 geophones in the frequency of 10 Hz at 10 locations to determine the Vs30 beneath the surface. The soil and rock classification from ASCE 2010 and SNI 1726:2012 used to classify the soil/rock based on Vs30 and calculate the predicted amplification factor using the Borcherdt Eeri equation. The result of this study reveals that the range of Vs30 in the study area is 76 m/s 308 m/s. The loosest sediment has 76 m/s located at point 2 in Aceh Tengah district. The shear wave velocity of 76 m/s classifies as soft soil (SE). Based on the calculation, the pyroclastic deposit and sediment in the basin of the study area will be amplified the seismic wave in the range of 2.9 to 3.3 times. In the future, we suggest conducting another geophysical survey to determine the correct amplification factor to improve the quality of seismic hazard map.