Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DIMENSI RELIGIUSITAS DALAM BISNIS: Studi Pada Pedagang Kuliner di Pasar Beringharjo Yogyakarta Alim, Sahirul
Jurnal El-Hikam Vol 14 No 1 (2021): EL-HIKAM: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Nurul Hakim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.25 KB)

Abstract

Bisnis dalam pandangan praktis-realistis adalah bertujuan mencari keuntungan (profit) bagi pelakunya. Aktivitas memproduksi dan mendistribusikannya adalah sarana untuk merealisasikan tujuan tersebut. Pandangan praktis-realistis melihat bahwa dalam menghasilkan barang/jasa kemudian menjualnya, terjadi persaingan sehingga satu-satunya cara agar bisa bertahan dalam bisnis adalah menjadi pemenang dalam setiap kompetisi bisnis. Sedangkan dalam pandangan idealis, bisnis bertujuan untuk  menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan  bisnis sendiri dapat dilihat dari beberapa dimensi, di antaranya adalah dimensi spiritual, di mana bisnis dipandang sebagai suatu tindakan yang bermanfaat bagi individu, masyarakat dan alam jika sesuai dengan ajaran/perintah agama. Kehidupan beragama terkait langsung dengan  keberagamaan (religiusitas), yaitu sikap yang bersumber, baik langung ataupun tidak langsung dari ajaran teks kitab suci. Religiusitas inilah yang menjadi standar pemahaman individu terhadap agamanya. Studi yang dilakukan pada pedagang kuliner di Pasar Beringharjo Yogyakarta memberikan gambaran bahwa pedagang kuliner dalam menjalankan bisnisnya, mengamalkan apa yang menjadi ajaran agama yang diyakininya. Sebagai manusia beragama mayoritas Islam, sikap  pedagang kuliner tercermin pada etos kerja, kerja keras, sikap hemat dan kejujuran. Dalam melakukan transaksi perdagangan, pedagang memperlihatkan sifat yang jujur, amanah, takaran yang benar dan tidak melalaikan dirinya dari mengingat Allah.
TEKNIK PERHITUNGAN BAGI HASIL PRODUK PENDANAAN PADA PERBANKAN SYARIAH: Sebuah Pengenalan Teoritis-Praktis dari Sudut Pandang Nasabah dan Bank ALIM, SAHIRUL; RUSDAN, RUSDAN
Jurnal El-Hikam Vol 16 No 1 (2023): EL-HIKAM: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Nurul Hakim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap dana yang telah dihimpun oleh bank syariah harus dikelola dengan profesional. Ini dimaksudkan agar dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik bagi nasabah maupun bank syariah sendiri. Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh pihak bank syariah dalam manajemen dana adalah memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih rendah dari pada bunga yang diberlakukan di bank konvensional. Menghitung bagi hasil antara bank syariah dengan nasabah penyimpan dana dalam praktik perbankan syariah ternyata tidak semudah dan sesederhana yang dibayangkan. Terdapat banyak faktor yang perlu diperhitungkan, baik ketika menentukan nisbah bagi hasil, pendistribusian bagi hasil, maupun hal-hal teknis lainnya. Kecuali itu, teknik perhitungan bagi hasil antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya bisa jadi berbeda. Itu semua sangat bergantung pada kebijakan bank bersangkutan. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yang mana dalam keseluruhan proses sepenuhnya mengandalkan studi pustaka (library research). Secara teknis bahan pustaka yang ada ditelaah, setelah sebelumnya melakukan pemilihan dan pemilahan, untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan bersamaan dengan itu disusun dalam satu artikel ilmiah. Teknik perhitungan bagi hasil pendanaan pada perbankan syariah dapat dilihat dari sisi nasabah dan pihak bank. Perhitungan dari sisi nasabah bergantung pada karakteristik tertentu, semisal mudharabah muqayyadah off balance sheet, mudharabah muqayyadah on balance sheet, dan mudharabah mutlaqoh on balance sheet. Dari sudut pandang bank umumnya dihitung dengan dua cara, yakni berdasarkan perhitungan saldo akhir bulan dan perhitungan saldo rata-rata harian.
ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN PELAKU UMKM PADA MASA DAN PASCA PANDEMI COVID-19: Studi Kasus di Kelurahan Gerung Selatan Lombok Barat alim, sahirul; Hidayatullah, Iman; Wahyuditya, Cikal
Jurnal El-Hikam Vol 16 No 2 (2023): EL-HIKAM: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Nurul Hakim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global  memaksa pemerintah  mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengkampanyekan stay at home. Hal ini tentu saja berdampak terhadap lumpuhnya semua sendi kehidupan, tidak terkecuali sektor perekonomian, salah satu di antaranya adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pendapatan pelaku UMKM pada masa dan pasca pandemi dengan analisis two way anova tanpa interaksi. Populasinya adalah pelaku UMKM di Kelurahan Gerung Selatan Lombok Barat yang berjumlah 122 orang yang terdiri dari pelaku UMKM yang berjualan bahan bangunan (14 orang ), yang berjualan sembako (60 orang), dan yang berjualan kuliner ( 38 orang ). Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 36 orang (30% dari total populasi) dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Uji statistik dengan nilai signifikansi <0,05 (alpha) menerima H1 pada hipotesis pertama yaitu terdapat perbedaan pendapatan berbagai jenis pelaku UMKM. Hasil penelitian ini juga menerima H1 pada hipotesis kedua, yaitu  terdapat perbedaan pendapatan pelaku UMKM pada masa dan pasca pandemi covid-19 di Kelurahan Gerung Selatan Kabupaten Lombok Barat.
Dinar Dirham: Restoration of Shariah Currency Values for Indonesia Economic Prosperity Alim, Sahirul; Fikriawan, Suad; Lubis, Ahmad Tarmizi; Nasri, Ulyan
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Adzkiya: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Meto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/adzkiya.v12i1.9328

Abstract

This study aims to investigate the restoration of Shariah currency values through the implementation of Dinar Dirham for fostering economic prosperity in Indonesia. Employing a mixed-method approach, the research combines qualitative and quantitative methodologies. Qualitative data is collected through literature review and expert interviews to understand the historical significance and contemporary relevance of Dinar Dirham in Islamic economics. Quantitative data is gathered through surveys and financial analysis to assess the potential impact of reintroducing Dinar Dirham on Indonesia's economic landscape. The collected data is analyzed using thematic analysis for qualitative data and statistical techniques for quantitative data. The research results indicate significant interest among stakeholders in reintroducing Dinar Dirham as a means to stabilize the economy and uphold Islamic principles in financial transactions. Qualitative data analysis reveals the strong historical and contemporary relevance of Dinar Dirham in Islamic economics, while quantitative data suggests the potential for increased economic stability through the reintroduction of this currency. The implications of this study suggest that reintroducing Dinar Dirham can enhance economic stability, promote ethical financial practices, and strengthen Indonesia's position in the global Islamic finance industry.
Mata Uang Dalam Pandangan Islam (Analisis Kritis Terhadap Bitcoin) Alim, Sahirul; Fikriawan, Suad; Lubis, Ahmad Tarmizi
Journal of Sharia Economic Law Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/jshel.v2i2.5758

Abstract

Tis article examines the compatibility of Bitcoin with Sharia principles. Islam regulates financial transactions by prohibiting riba (interest), gharar (uncertainty), and maisir (speculation). This article explores whether Bitcoin, as a decentralized and volatile digital currency, can be considered halal in the Islamic context. The perspectives of various Islamic scholars are analyzed, considering technological, economic, and legal aspects. The article concludes that while Bitcoin possesses certain characteristics that align with Sharia, there remains legal and ethical uncertainty that requires further attention.
VISI AL-QUR’AN TENTANG PRODUKSI : (Eksplorasi Ayat-Ayat al-Qur’an Melalui Kata-Kata Kunci) Rusdan; Alim, Sahirul
MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman Vol. 4 No. 2 (2024): MUSLIMPRENEUR
Publisher : Fakultas Ekonomi Islam Institut Agama Islam Nurul Hakim Kediri Lombok Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57215/muslimpreneur.v4i2.453

Abstract

A natural process that began on earth with the arrival of humanity is called production. Producing becomes essential to human culture, earthly survival, and even life itself. Production is understood as bringing utility to that use and/or as increasing its value. Producing, on the other hand, involves placing use if consuming means taking something's use-value. The Quran as referenced in QS. al-An'am (6): 38 does not overlook anything, even in the broad framework, including concerns with regard to production activity. Descriptive analytic qualitative research approach is the technique employed. While the method utilized is library research with an emphasis on economic interpretation of the Quran, which operationally goes through four steps, namely: First, finding verses that highlight production difficulties based on key terms. The second is elaborating on the meaning of scriptures pertaining to production using information from diverse commentaries. Third, combine interpretation analysis with economists' points of view. Fourth, do economic reality contextualization. Al-intaj, kasab, ishlah, 'imarah, and ihtiraf are Arabic names for production. These words are used by the Quran in numerous tenses, with the exception of the word al-intaj. The employment of these phrases is not always indicative of production activity, though. It is possible to infer a number of things from the three verses that correspond to the words kasab, ishlah, and 'imarah. Land and labor are listed as the primary producers in the Quran. Second, the social roles that work and land play cannot be separated. Third, there must be no pollution or harm to the cosmos as a result of production activity. Fourth, it is decided that one of the most significant soft skills supporting components of work output is faith and piety.
Dinar Dirham: Restoration of Shariah Currency Values for Indonesia Economic Prosperity Alim, Sahirul; Fikriawan, Suad; Lubis, Ahmad Tarmizi; Nasri, Ulyan
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Adzkiya: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Meto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/adzkiya.v12i1.9328

Abstract

This study aims to investigate the restoration of Shariah currency values through the implementation of Dinar Dirham for fostering economic prosperity in Indonesia. Employing a mixed-method approach, the research combines qualitative and quantitative methodologies. Qualitative data is collected through literature review and expert interviews to understand the historical significance and contemporary relevance of Dinar Dirham in Islamic economics. Quantitative data is gathered through surveys and financial analysis to assess the potential impact of reintroducing Dinar Dirham on Indonesia's economic landscape. The collected data is analyzed using thematic analysis for qualitative data and statistical techniques for quantitative data. The research results indicate significant interest among stakeholders in reintroducing Dinar Dirham as a means to stabilize the economy and uphold Islamic principles in financial transactions. Qualitative data analysis reveals the strong historical and contemporary relevance of Dinar Dirham in Islamic economics, while quantitative data suggests the potential for increased economic stability through the reintroduction of this currency. The implications of this study suggest that reintroducing Dinar Dirham can enhance economic stability, promote ethical financial practices, and strengthen Indonesia's position in the global Islamic finance industry.
Mata Uang Dalam Pandangan Islam (Analisis Kritis Terhadap Bitcoin) Alim, Sahirul; Fikriawan, Suad; Lubis, Ahmad Tarmizi
Journal of Sharia Economic Law Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/jshel.v2i2.5758

Abstract

Tis article examines the compatibility of Bitcoin with Sharia principles. Islam regulates financial transactions by prohibiting riba (interest), gharar (uncertainty), and maisir (speculation). This article explores whether Bitcoin, as a decentralized and volatile digital currency, can be considered halal in the Islamic context. The perspectives of various Islamic scholars are analyzed, considering technological, economic, and legal aspects. The article concludes that while Bitcoin possesses certain characteristics that align with Sharia, there remains legal and ethical uncertainty that requires further attention.
Literasi Keuangan Pada Masayarakat Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Desa Perigi Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Azzahroh, Evrita Putri; Saleh, Hendri; Widiaty, Eny; Alim, Sahirul; Milawati, Nurfazila; Zaini, Muh; Fathanah, Fani; Ulfa, Rahmatin; Hasanah, Ratu Nastriyah Mu'minatul; Muhtarom, Zamroni Alpian
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 4 No. 2 (2025): Bulan November
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v4i2.726

Abstract

Kemampuan literasi keuangan merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap orang untuk mencapai kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan rumah tangga, terutama dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan, masih menjadi permasalahan utama bagi penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat penerima PKH di Kampung Perigi, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, dalam mengelola keuangan keluarga secara bijak. Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi interaktif, permainan edukatif, serta evaluasi melalui pretest dan posttest. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap konsep literasi keuangan dasar, pengelolaan pendapatan, perencanaan anggaran, dan pentingnya menabung. Evaluasi posttest memperlihatkan adanya peningkatan signifikan dibandingkan hasil pretest, menunjukkan efektivitas kegiatan dalam menumbuhkan kesadaran finansial. Respon masyarakat juga sangat positif, terlihat dari antusiasme selama pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi nyata dalam membangun perilaku finansial yang lebih bijak dan mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga penerima manfaat PKH di wilayah tersebut.