Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH TEMPERATURE DAN HOLDING TIME PADA PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR KELAPA TUA TERHADAP KEKERASAN BAJA JIS S45C Hawari, Muhammad Irham; Widagdo, Tri; W, Sugeng
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 1 No. 1 (2020): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.328 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4540916

Abstract

Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui nilai kekerasan Baja JIS S45C menggunakan media pendingin air kelapa tua dengan temperature 780 oC,820oC, dan 860 oC dan holding time 20 menit, 25 menit, dan 30 menit. Mengidentifikasikan dan membandingkan hasil percobaan untuk dianalisis. Melihat pengaruh perbedaan temperature dan holding time pada proses hardening dengan metode ANOVA.Setelah hasil uji kekerasan diolah menggunakan metode Two Way ANOVA dengan aplikasi Microsoft Excel dapat dilihat pengaruh temperature berpengaruh yaitu dengan F > Fcrit, F55,50 > F3,55  dan holding time berpengaruh yaitu F > Fcrit, F3935,4 > F3,55 dan juga interaksi antara temperature dan holding time tidak berpengaruh karena F < Fcrit, F2,37 < F2,93
PENGARUH PERLAKUAN PANAS NORMALIZING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA BAJA TULANGAN DEFORM PASCA KEBAKARAN Prialdo, Rayel; Widagdo, Tri; Witjahjo, Soegeng
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 2 No. 1 (2021): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.198 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4748520

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of normalizing treatment on tensile strength, yield stress and strain of reinforcing steel after fire. Normalizing treatment was carried out at a temperature of 800 ° C with a holding time of 25 minutes and compared the results of post fire reinforcing steel with after normalizing treatment. The goals of the normalizing process vary widely. Normalizing can increase or decrease the strength and hardness of steel, depending on the heat treatment and mechanical properties of the steel prior to the normalizing process. But in general the purpose of the normalizing process is to increase the machinability, grain-structure refinement, homogenization, and regulate or modify the residual stress that exists in steel. From the results of the tensile test after normalizing, the highest tensile strength value was obtained in the specimens cooled with water at 600 ° C at 597.85 N / mm² and the lowest value at 400 ° C with air at 443.9 N / mm². The largest yield stress value was at 600 ° C with water at 416.28 N / mm² and the lowest value at 800 ° C with air at 318.243 N / mm². The greatest value of strain was at 800 ° C with water at 31.66% and the smallest strain at 400 ° C with air at 21.67%.
MEKANISASI PEMILAHAN BERAS DENGAN METODE KOMBINASIGAYA GESER DAN GAYA SENTRIFUGAL PADA USAHA DISTRIBUSI BERAS Widagdo, Tri
AUSTENIT Vol. 1 No. 01 (2009): AUSTENIT: April 2009
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.127 KB)

Abstract

Permasalahanutamayangmendorongpenulisuntukmelakukanpenelitianadalahrendahnyahargajualberaskualitasrendahyangdiproduksiolehsawahpasangsurut.Untukmenaikkanhargajual,makapenjualberasmelakukanpemilahansecaramanualsehinggasecarakumulatifdiperolehkenaikanhargajualyangberdampakpadapeningkatankeuntungan.Keluaranpenelitianberupaprototipemesinpemilahberasyangefisiensertamudahdalampengoperasian,perawatandanperbaikan.Penelitiandimulaidenganobservasilapangankepadasalahsatuusahadistribusiberas.Selanjutnyadisebutsebagaiindustrimitrauntukmendapatkandata-yangdiperlukanpadaprosespemilahanberassecaramanual.Kegiatandilanjutkandenganrancangbangunmesinpemilahberasdengankapasitas300kgperhari,menggunakanenergilistrik3/4Hp.Komponenpemilahberasterdiridariduabidangdataryangdapatberotasiterhadapporosnyasertaberevolusiterhadapporosutamamesin.Bidangpemilahdilengkapidenganpenyaring.Metodepemilahanberasadalahdenganmemadukanduagaya:gayaberatdangayasentrifugalsertayangmenimbulkaangayageser.Darigayageseriniprosespemilahanterjadidanmenghasilkantigabagian,yaitu:gabah(padi)beradadibagiantengahdanatas,menir(beraspecah)beradadibagianbawah(selanjutnyadipisahkanmenggunakansaringan)sertasisanyaadalahberasbagus.Kinerjaoptimumdarimesinterjadipadaputaranporosutama165rpmdengankonsumsidayalistrik0,64Hp.Durasipemilahanratarata5menitdenganberatberaskasarmaksimum5kguntukkeduabidangpemilah.
RANCANG BANGUN MESIN PENGERING UNTUK USAHA PEMBUDIDAYAAN BUNGA ROSELLA Widagdo, Tri; Seprianto, Dicky
AUSTENIT Vol. 1 No. 02 (2009): AUSTENIT: Oktober 2009
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.027 KB)

Abstract

Kegiatan Program Vucer telah selesai dilaksanakan dalam waktu 6 bulan. Anggota kegiatan yang terlibat berjumlah 4 orang, terdiri dari 3 orang berasal dari perguruan tinggi serta 1 orang dari industri mitra. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bekerja sama dengan sebuah industri rumah tangga yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran bunga Rosella. Permasalahan yang dicoba atasi berpusat pada proses pengeringan dimana bunga Rosella akan dijadikan the. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan survey lapangan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi industri mitra dapat diatasi atau diperingan sehingga dapat meningkatkan keuntungan serta untuk pengambangan ke depan pada kapasitas yang lebih besar. Sesuai dengan displin ilmu pelakaksana kegiatan, maka bentuk pengabdian yang disumbangkan ke industri mitra berupa paket teknologi , khususnya di bidang Teknik Mesin. Paket teknologi berupa satu unit mesin pengering bunga Rosella yang dioperasikan menggunakan tenaga listrik. Penggunaan mesin pengering dilaksanakan jika kodisi pengeringan secara konvensional (dengan penjemuran) tidak dapat dilaksanakan. Data dasil pengujian untuk proses pengeringan adalah sebagai berikut: 1. Daya listrik 440 Watt, dengan arus 2 Amper pada tegangan 220 Volt 2. Temperatur udara pengeringan 550C 3. Kecepatan aliran udara 1,2 m/detik 4. Lamanya proses pengeringan hingga mencqapai kondisi kering sempurna 14 jam
PENGUJIAN REFRIGERAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN PADA MESIN PENDINGIN JENIS KOMPRESI UAP Widagdo, Tri
AUSTENIT Vol. 2 No. 02 (2010): AUSTENIT: Oktober 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.853 KB)

Abstract

The Vapor Compretion Refrigeration Machine is very commonly used, either for home or industuial scale. The pefomance of machine is depend on the quality of the fluid (refigerant) that operated. The refrigerant that usally used is R-12 that have very good thrmoynamic properties. In fact this refrigerant came from the CFC’s (Chlorofluoride Carbonate), is the substance which have potency to detruct the inviromenthal system. From that writer tend to do research that concern with same alternative refrigrerant. They are R-134, Butana and Petrozon. The perfomance that result from machine than compared with the perfomance of refrigeration machine that operatet with R-12 refrigerant. Research activity begun with instaling refigerant machine complatet with experimanthal divice and control system. Using the R-12 refrigerant, the maximum COP is 2.21. The COP of refrigeration machine that operated with alteranative refrigerant are: 1. For Butana the maximum COP is 2.1 at low cooling load and evaporator pressure 2.6 bar 2. For R-134a the maximum COP is 2.4 at high cooling load and evaporator pressure 1.2 bar 3. For Petrozon the maximum COP is 2.2 at high cooling load and evaporator pressure 2.6 bar
MENENTUKAN DAERAH OPERASI POMPA JENIS SLIDE CHANNEL TIPE P-12/S DENGAN METODE PENGUJIAN INSTALASI Wilza, Romi; Junaidi, Ahmad; Widagdo, tri
AUSTENIT Vol. 3 No. 02 (2011): AUSTENIT: Oktober 2011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.375 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karekter pompa jenis Jenis Slide Channel Tipe P-12/S yang banyak dijumpai di masyarakat. Luaran penelitian berupa data- data pengujian pompa yang dapat dijadikan acuan untuk pengoperasian pompa agar efisien dan tahan lama. Kegiatan dimulai dengan rancang bangun instalasi perpipaan yang dilengkapi dengan alat ukur dan sistem keamanan. Signifikansi data-data pengujian diperikasa menggunakan uji statistik. Selanjutnya, secara matematik ditentukan korelasi antara data yang ditetapkan sebagai variabel bebas dan data yang dianggap terikat. Korelasi yang dihasilkan adalah: - Untuk Karakter pompa: H = -0,000001 Q2 – 5076 Q + 45,73 η = -0,0000001 Q2 + 66706 Q + 0,635 η max = 78,23 % pada debit, Q = 0,0215 m3/det Korelasi ini berguna sebagai rujukan untuk pengoperasian pompa yang hemat - Untuk NPSH) NPSH = 11,21e-0,02 t Korelasi tersebut berguna bagi pemakai pompa agar pompa dapat beroperasi secara aman tanpa terjadi kavitasi
MEKANISASI PEMOTONGAN TEMPE UNTUK KERIPIK MENGGUNAKAN PISAU ROTASI Romli, Romli; Rizal, Syamsul; Widagdo, tri
AUSTENIT Vol. 3 No. 02 (2011): AUSTENIT: Oktober 2011
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.074 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peningkatan gizi masyarakat. Metode yang dikembangkan adalah kaji eksperimentalpada sebuah prototipe mesin pemotong tempe yang bekerja menggunakan pisau rotasi. Tujuan penelitian adalah mendapatkan data-data pengoperasian mesin, sedangkan manfaatnya adalah memberikan rekomendasi untuk pengoperasian mesin pada kondisi optimum. Variabel-variabel yang ditetapkan pada proses pemotongan tempe adalah jenis tempe bulat, putaran pisau potong n = 2850 rpm, sedang variabel bebasnya adalah tebal potongan (s) serta waktu pemotongan (t). Kondisi Optimum kinerja mesin untuk 4 variasi ketebalan adalah: - Ketebalan 0,2 mm, waktu pemotongan 3 detik dengan pemakaian daya listrik 94 Watt dengan kualitas pemotongan sedang. - Ketebalan 0,4 mm, waktu pemotongan 3 detik dengan pemakaian daya listrik 100 Watt dengan kualitas pemotongan sedang. - Ketebalan 0,6 mm, waktu pemotongan 2 detik dengan pemakaian daya listrik 114 Watt dengan kualitas pemotongan bagus. - Ketebalan 0,8 mm, waktu pemotongan 2,5 detik dengan pemakaian daya listrik 140 Watt dengan kualitas pemotongan sempurna.
RANCANG BANGUN MESIN PENGERINGAN BUNGA ROSELLA DENGAN METODE PREKONDENSASI UDARA Zainudin, Zainudin; Safei, Safei; Widagdo, Tri
AUSTENIT Vol. 4 No. 02 (2012): AUSTENIT: Oktober 2012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.529 KB)

Abstract

Motivasi dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat akan  pentingnya mengkonsumsi makanan obat tradisional yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan,  dengan dampak negatip yang rendah. Obyek penelitian adalah bunga Rosella  (Hybiscus Sabdariffa, Sp). Berasal dari tumbuhan perdu yang banyak tumbuh di sebagaian besar wilayah Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan korelasi dari variabel-variabel yang berkaitan dengan proses pengeringan bunga Rosella. Metode yang diterapkan adalah kaji eksperimen terhadap sebuah mesin pengering. Kegiatan dimulai dengan rancang bangun mesin, dilanjutkan dengan pengujian kinerja. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium M&R Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Variabel utama penelitian adalah Prosentase kekeringan (ϕ, %), temperatur UDARA pengeringan (T) serta, waktu pengeringan (t)- Pada T= 500C, menghasilkan t = 10 jam, prosentase kekeringan,  ϕ= 10,2%- Pada T = 600C, menghasilkan t = 9 jam, prosentase kekeringan, ϕ = 9,8 %- Pada T = 700C, menghasilkan t = 6 jam, prosentase kekeringan, ϕ = 9,6 %Adapun data yang dipakai sembagai pebending adalah pada proses pengeringan konvensional melalui penjemuran, antara lain. - Lama pengeringan 3 hari, jika cuaca cerah- Prosentase kekeringan  bunga Rosella minimum 12 %
MODEL PERANGKAT KERAS UNTUK TINDAKAN AWAL PECEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN YANG BEKERJA BERDASARKAN RESPON TEMPERATUR Widagdo, Tri; Kusumanto, RD; Amin, Jaksen M
AUSTENIT Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.232 KB)

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mensosialisasikan sistem pencegahan bahaya kebakaran yang bersifat preventif serta mandiri, diperuntukkan bagi rumah padat penduduk yang sulit dijangkau oleh mobil PBK (Pembasmi Bahaya Kebakaran. Sistem dapat bekerja secara otomatis tanpa bantuan operator dan akan tetap bekerja walaupun jaringan listrik putus. Target khusus yang hendak dicapai adalah membuat model perangkat keras sistem pemadam kebakaran yang bekerja berdasarkan kenaikan temperatur udara. Prinsip kerja dari model dimulai dari pembacaan data kenaikan temperatur udara yang  disebabkan oleh  adanya  sumber  api. Pembacaan  data  dilakukan  oleh sensor temperatur. Dalam penelitian ini, sensor temperatur yang akan diujicobakan ada dua jenis, masing-msaing jenis thermoelectric dan jenis thermomekanics. Oleh transformer, data temperatur diubah menjadi tegangan listrik yang akan menggerakkan katup salenoid dan pompa. Ketika kedua komponen tersebut bekerja maka air akan keluar dari sprayer sehinggga dapat memadamkan  api. Suplai  listrik  untuk  menggerakkan  instrumen  dan  sistem kendali berasal dari baterai sedemikian rupa hingga  jika terjadi kebakaran dan listrik dari PLN terputus, model akan tetap bekerja efektif.   Metode penelitian yang diterapkan adalah Kaji Eksperimental yang didukung oleh data-data otentik yang berkaitan dengan mekanisme pemadaman api. Kegiatan dimulai dengan membuat rancang bangun model pemadam kebakaran, dilanjutkan dengan pengujian untuk mengetahui kinerja model. Hasil pengujian kinerja prototipe menunjukan kehandalan dari mesin yang dibuat, dengan melibatkan dua jenis sensor yang masing-masing memiliki kelebiah dan kekurangannya. Berdasarkan perhitungan statistik untuk kedua jenis sensor menghasilkan nilai optimum yaitu: a. Sensor Thermoelektrik, Setpoint pada nilai 500C, dengan respon pemadaman 167 detik dan durasi pemadaman selam 132 detik. Kondisi komponen mesin dan instalasi baik, b. Sensor Thermomechanics pada nilai 400C, dengan respon pemadaman 45 detik dan durasi pemadaman selam 152 detik. Kondisi komponen mesin dan instalasi baik.
PENGOLAHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYING) Widagdo, Tri; Rizal, Samsul; Amin, Jaksen M
AUSTENIT Vol. 6 No. 1 (2014): AUSTENIT: April 2014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.326 KB)

Abstract

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur yang memiliki kandungan protein yang tinggi serta kandungan Omega 3 yang seimang, sehinggga sngat baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan otakp. Artikel ini dibuat sebagai salah satu luaran Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk Iptek Bagi Masyarakat (IbM) sebagian besar telah selesai dilaksanakan. Secara umum kegiatan dibagi menjadi 3 kelompok, antara lain:- Pengadaan Mesin Penggorengan pada tekanan rendah (Vacuum Frying), yang berfungsi untuk menggoreng Jamur Tiram pada suhu rendah.- Melaksanakan kegiatan pelatihan kepada UKM mitra. Materi kegiatan meliputi:  Pengoperasian mesin dengan benar, Perawatan serta perbaikan mesin- Membuat laporan kegiatan, terdiri dari Laporan Kemajuan, Laporan Akhir Kegiatan serta Desiminasi.Hasil pengujian mesin yang telah dilaksnakan di UKM mitra, pada proses penggorengan Jamur Tiram dengan tekanan vakum diset sekitar angka – 70cmHg, pada 3 variasi suhu antara lain adalah:- Pada temperature penggorengan 700C durasi penggorengan optimum 70 menit kondisi jamur renyah dan kering- Pada temperature penggorengan 800C durasi penggorengan optimum 60 menit kondisi jamur renyah dan kering- Pada temperature penggorengan 900C durasi penggorengan optimum 50 menit kondisi jamur renyah dan kering.Â