Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENTINGNYA SIRIRAJ STROKE SCORE DI AREA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pujiastuti, Diah
Jurnal Kesehatan Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v5i1.75

Abstract

Latar Belakang: Pasien stroke membutukan penanganan cepat dan tepat sesuai dengan penyebab dan luasnya area yang terkena akibat hemoragik atau iskemik yang tergantung pada hasil pemeriksaan CTScan. Untuk daerah dengan fasilitas terbatas, pemeriksaan CT-Scan tidak dapat dilakukan cepat, oleh karena itu diperlukan alat pengkajian yang mampu memprediksi tingkat kegawatan pasien stroke. Salah satu alat tersebut adalah Siriraj Stroke Score (SSS). Alat ini telah digunakan oleh banyak negara berkembang dengan tingkat keakuratan antara 80-91% dan baik digunakan untuk menilai jenis stroke. Tujuan: penelitian ini memberikan informasi tentang tingkat keakuratan SSS untuk menilai jenis stroke. Metode: penelitian menggunakan cara literatur review dengan menelaah lima jurnal dari www.search.ebscohost.com, www. proquest.com, www.pubmed.gov, satu jurnal sistematik review, dan empat buku tentang stroke dengan tahun publikasi 2005-2013. Hasil: menunjukkan SSS merupakan alat pengkajian sederhana untuk menilai penyebab dan tingkat kegawatan stroke, dengan nilai sensitivitas antara 68-87,3% dan nilai spesifsitas antara 64-91,13%. Hasil kesesuaian dengan CT-Scan mempunyai nilai yang baik yaitu 70-85%. Kesimpulan: SSS merupakan alat kajian sederhana yang dapat mengkaji jenis stroke dan dapat digunakan petugas kesehata dengan fasilitas CT-Scan terbatas. Kata kunci: Siriraj Stroke Score, CT-scan, jenis stroke
STUDI KOMPARATIF MASASE PUNGGUNG DAN AKUPRESUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 08 KELURAHAN KRICAK KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA 2017 Pujiastuti, Diah; Azaria, Amanda Dea
Jurnal Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v6i1.111

Abstract

Latar belakang: Hipertensi sering dikatakan sebagai the silent killer. Hipertensi menduduki posisi ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini yang dapat memicu terjadinya gagal jantung kongestif dan penyakit serebrovaskuler. Terapi non farmakologi hipertensi seperti masase punggung dan akupresur mampu memberikan efek relaksasi dan menurunkan tekanan darah. Tujuan: Mengetahui perbedaan antara masase punggung dan akupresur terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 08 Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta 2017. Metode: Penelitian ini menggunakan pre eksperiment dengan pendekatan two group pre-test and post test design. Jumlah sampel 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 orang masase punggung dan 15 orang akupresur dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan p=0,723 (>0,05), berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah sesudah masase punggung dan sesudah akupresur pada penderita hipertensi di RW 08 Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta tahun 2017. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah sesudah masase punggung dan sesudah akupresur pada penderita hipertensi di RW 08 Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta tahun 2017. Saran: Penderita hipertensi disarankan untuk menerima penyuluhan melalui Puskesmas tentang terapi non farmakologis hipertensi, yaitu masase punggung dan akupresur yang dapat digunakan untuk menangani hipertensi. Bagi peneliti selanjutnya untuk menambahkan kelompok kontrol. Kata kunci : Hipertensi - Tekanan Darah - Masase Punggung - Akupresur. ABSTRACT Background: Hypertension is known as the silent killer. Hypertension becomes the third largest position leading to cause death that can lead to congestive heart failure and cerebrovascular disease. Non pharmacology therapy like back massage and acupressure can give the effect of relaxation and lower blood pressure. Objective: To determine differences of back massage and acupressure on blood pressure in hypertensive patients at RW 08, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta 2017”. Methods: This research used pre experiment design with two group pre-test and post test design. Total sample of this study was 30 respondents that was divided into 2 groups with 15 people for back massage and 15 people for acupressure using consecutive sampling technique. Results: The results of statistic test shows p=0,723 (>0,05), it means there is no difference in average blood pressure of after back massage and after acupressure in hypertensive patients at RW 08, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta 2017”. Conclusion: There is no difference in average blood pressure average after back massage and after acupressure in hypertensive patients at RW 08, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta 2017”. Suggestion: Hypertensive patients are suggested to receive therapy counseling of non pharmacology hypertension that are back massage and acupressure which are applicable to handle hypertension. Further researchers are expected to add control group. Keywords: Hypertension - Blood Pressure - Back Massage - Acupressure.
OPTIMALISASI PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 UNTUK KESIAPSIAGAAN DESA WISATA PENTINGSARI MENUJU INDONESIA SEHAT: Optimization of the Covid-19 Health Protocol For Preparedness of Pentingsari Tourism Village Towards A Healthy Indonesia Diah Pujiastuti; Isnanto
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 8 No. 1 (2022): JIKep | Februari 2022
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.944 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v8i1.944

Abstract

Pendahuluan : COVID-19 berdampak pada semua aspek termasuk sektor pariwisata. Saat ini Desa Wisata Pentingsari akan membuka kembali kawasan wisata dengan mengikuti adaptasi kebisaan baru. Hal ini dapat menjadi polemik, satu sisi dianggap akan meningkatkan kasus COVID-19, disisi lain era adaptasi kebiasaan baru menjadi upaya meredam tingginya kerentanan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat. Polemik dapat dihilangkan jika masyarakat memiliki kemampuan optimal dalam kesiapsiagaan terhadap pandemi COVID-19 dengan patuh menerapkan protokol kesehatan. Tujuan Mengetahui pengaruh optimalisasi protokol kesehatan COVID-19 terhadap kesiapsiagaan Desa Wisata Pentingsari pada masa pandemi COVID-1.  Metode:Desain penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan quasi experiment one group pre and post test design pada 145 pekerja wisata di Desa Wisata Pentingsari menggunakan teknik accidental sampling dengan uji Wilcoxon yang sebelumnya diuji normalitas Kolmogorov Smirnov. Penelitian dilakukan bulan September hingga November 2021 dengan memberikan tiga (3) kali pelatihan serta pendampingan dalam pelaksanaan kesiapsiagaan protocol Kesehatan COVID-19. Hasil: Hasil uji bivariat menunjukkan nilai p-value 0,000. Artinya ada perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan optimalisasi protokol kesehatan COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan delta mean meningkat sebanyak 9,3 poin). Kesimpulan: Implementasi pelaksaanan protokol kesehatan sangat berperan dalam pencegahan dan penyebaran COVID-19 di area wisata. Perlunya melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik pengelola maupun pekerja di area wisata agar tercapai persamaan persepsi tentang konsep wisata yang aman sehat di masa pandemi COVID-19, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan dilaksanakan bersama, pendampingan serta pengawasan secara berkelanjutan dari unsur pemerintahan setempat.
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF TENTANG PEMBATASAN CAIRAN DI POLIKLINIK JANTUNG DI RUMAH SAKIT SWASTA YOGYAKARTA: An Overview Patient’s Perception of Congestive Heart Failure About Fluid Restriction at The Cardiac Clinic in Non-Government Hospital Andy Nugroho; Diah Pujiastuti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 2 (2023): JIKep | Juni 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1383

Abstract

Pendahuluan : Kematian akibat penyakit jantung menduduki peringkat nomer satu. Gagal jantung kongestif merupakan tahap akhir dari penyakit jantung. Pasien akan merasakan keluhan seperti sesak nafas, batuk dan kaki bengkak. Pasien gagal jantung kongestif perlu membatasi asupan cairan guna mengurangi kelebihan cairan. Tindakan pembatasan cairan dipengaruhi oleh persepsi. Tujuan: Mengetahui gambaran persepsi pasien Gagal Jantung Kongestif tentang tindakan pembatasan cairan di poliklinik jantung sakit swasta di Yogyakarta Tahun 2022. Metode: Desain penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 52 pasien gagal jantung kongestif di poliklinik jantung di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta. Alat ukurnya adalah kuesioner. Hasil: Responden berjumlah 52 pasien gagal jantung kongestif. Responden yang mempunyai persepsi positif sebanyak 44 responden (84,6%) dan responden yang mempunyai persepsi negatif sebanyak 8 responden (15,4%). Kesimpulan: Hampir seluruh pasien gagal jantung kongestif memiliki persespi positif tentang pembatasan cairan yaitu 44 responden dari 52 responden. Dalam penelitian terkait persepsi pasien Gagal Jantung Kongesti tentang pembatasan cairan bisa menggunakan metode kualitatif atau bisa menggunakan analisa bivariat jika ingin meneliti tentang hubungan salah satu karakteristik responden dengan persepsi pasien
EDUKASI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA PADA WARGA DI PERUMAHAN GODEAN JOGJA HILLS GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA: Education And Eye Health Examinations at Godean Jogja Hills Housing Area Sleman Yogyakarta Pujiastuti, Diah
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v1i3.51

Abstract

Mata merupakan organ penting dalam kehidupan manusia namun sering diabaikan. World Health Organization menyebutkan bahwa 217 juta orang mempunyai gangguan penglihatan. Dalam rangka menjaga kesehatan mata masyarakat perlu dilakukan tindakan promotif dan preventif. Tindakan promotif yang dilakukan adalah dalam bentuk pendidikan kesehatan mata dengan diberikan penyuluhan dan tanya jawab tentang kesehatan mata. Tindakan preventif yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan kesehatan mata pada warga. Masalah yang diidentifikasi pada warga di adalah warga belum mengetahui tentang kesehatan mata dan belum pernah ada kegiatan deteksi gangguan penglihatan atau pemeriksaan mata. Selama ini warga hanya mengeluh mata sering pedih dan berair saat melihat handphone terlalu lama, dan pandangan lama-lama tampak kabur. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi tentang kesehatan mata dan melakukan deteksi dini gangguan penglihatan dengan bekerja sama dengan OPTIK ARSEN dengan alat yang disebut dengan refraktor. Kegiatan ini meliputi pemberian edukasi tentang kesehatan mata dan pemeriksaan kesehatan mata yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penutupan. Hasil kegiatan ini adalah terdapat 10 warga miopi, 6 hipermetropi, dan 10 astigmatisme. Diantara jumlah tersebut ada 9 warga yang terdeteksi miopi sekaligus astigmatisme. Ada 3 warga yang masih normal hasil pemeriksaannya, yaitu pada kategori anak-anak. Setelah kegiatan edukasi dan pemeriksaan kesehatan selesai, dilakukan post-test. Hasilnya terdapat perbedaan rerata skor sebelum (5,7) dan setelah pemberian edukasi kesehatan mata (7,9), dengan selisih skor 2,2. Peningkatan nilai ini menunjukkan bahwa meningkatkan pemahaman warga setelah dilakukan edukasi kesehatan mata dengan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan mata.
PENINGKATAN LITERASI TENTANG STUNTING DAN PMT PADA KADER KESEHATAN DAN IBU-IBU DENGAN BALITA DI POSYANDU PERUMAHAN GODEAN JOGJA HILLS GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA: Increasing Literacy about Stunting and PMT among Health Cadres and Mothers with Toddlers at Posyandu Godean Jogja Hills Godean Sleman Yogyakarta Pujiastuti, Diah
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v2i2.110

Abstract

Tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan WHO. Kejadian stunting ini jelas mempunyai dampak bagi keluarga, terlebih bagi anak yang mengalami stunting. Anak disebut stunting bila mengalami hal-hal sesuai indikasi stunting, tetapi apabila bukan stunting tetapi kondisi “pendek”. Hal ini akan mengarahkan ibu untuk melakukan hal yang keliru, yaitu memberikan anak asupan nutrisi yang lebih banyak, tanpa melihat kebutuhan nutrisi anak. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan literasi kader posyandu dan ibu-ibu terkhusus yang memiliki anak balita tentang stunting dan pemberian makanan tambahan (PMT) sehingga kader posyandu serta ibu-ibu dapat memahami tentang kemaknaan kejadian stunting dan intervensi untuk mengatasi stunting tersebut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Posyandu Perumahan Godean Jogja Hills, Godean, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan dengan apersepi langsung dilanjutkan pemberian edukasi kesehatan tentang stunting dan PMT menggunakan modul stunting dan PMT. Warga yang hadir adalah total 28 warga, yang terdiri dari 23 ibu-ibu yang memiliki balita dan 5 warga merupakan kader kesehatan. Hasil dari kegiatan ini adalah kader kesehatan dan ibu-ibu menjadi lebih memahami tentang kondisi stunting dan ruang lingkup stunting serta PMT untuk bayi dan balita. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kader kesehatan dan ibu-ibu yang hadir menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat
LITERASI PENATALAKSANAAN KEJANG DAN TERSEDAK UNTUK MASYARAKAT UMUM DI KAYEN WEDOMARTANI SLEMAN YOGYAKARTA : Seizure and Choking Management Literacy for the General Public in Kayen Wedomartani Sleman Yogyakarta Pujiastuti, Diah
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2024)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v2i3.149

Abstract

Kondisi gawat darurat tidak hanya terjadi di tempat-tempat yang ramai tetapi juga dalam lingkungan pemukiman warga atau perumahan warga. Misalnya, sedang makan tiba-tiba tersedak, atau kena luka bakar, dan kejang dirumah karena kondisi demam. Situasi-situasi tersebut perlu ditangai segera dalam hitungan menit bahkan detik sehingga perlu pengetahuan dan pelatihan secara praktis bagi setiap warga tentang pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat pada lingkungan keluarga dan perumahan. Urgensi dari permasalahan kegawatdaruratan tersedak pada anak dapat menyebabkan kematian, sangat perlu untuk dilakukan edukasi terkait penanganan kegawatdaruratan tersedak pada anak dan kejang demam pada anak.. Masyarakat di Kampung Kayen, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, belum memahami metode-metode penatalaksanaan kegawatdaruratan pada secara detail selain itu juga belum pernah ada pelatihan tentang penanganan kegawatdaruratan pada sehingga perlu dilakukan pelatihan dalam upaya meningkatnya kemandirian warga dalam penanganan kondisi kegawatdaruratan tesedak dan kejang. Kegiatan ini sebagai salah satu upaya penanganan dan mengurangi mortalitas kasus tersedak pada anak dan kejang demam pada anak. Kegiatan dilaksanakan meliputi pemberian edukasi tentang penatalaksanaan kejang dan tersedak untuk masyarakat umum. Kegiatan penyuluhan tentang penatalaksanaan kejang dan tersedak untuk diawali dengan pemberian pretest sebanyak 7 item pertanyaan (terlampir) untuk warga. Kegiatan pre-test dilakukan untuk melihat tingkat pengetahuan warga tentang penanganan kejang dan tersedak. Nilai rerata sebelum edukasi didapatkan skor 3,53 dan setelah edukasi didapatkan skor 5,19 dari total skor 7. Peningkatan nilai ini menunjukkan bahwa meningkatkan pemahaman warga setelah dilakukan edukasi penanganan kegawatan tersedak dan kejang dengan penyuluhan dan demonstrasi
GAMBARAN KOMBINASI POSISI SEMI FOWLER DAN PURSED LIP BREATHING PADA BP. S DENGAN DIAGNOSA DYSPNEA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS SWASTA DI SEMARANG: CASE REPORT Hetyningsih, Danik Pri; Pujiastuti, Diah; Sudarto, Silvia
ASSYIFA : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/ajk.v3i1.136

Abstract

Dyspnea or shortness of breath is a feeling of difficulty breathing characterized by shortness of breath and the use of respiratory muscles. Respiratory disorders are the highest contributor to morbidity and mortality in the world. Medical management of dyspnea patients in the emergency room is very important. Pharmacological therapy on the problem of ineffective breathing patterns by providing oxygenation and bronchodilator therapy, while non-pharmacological therapy is a combination of semi-fowler position and PLB. The method in this study uses a case report by intervening with a combination of semi-fowler and PLB positions for 10-15 minutes given 3-4 times. The semi fowler position is a half-sitting position while PLB is a deep breathing technique by drawing air through the nose and releasing air by way of the lips aiming to provide comfort and reduce shortness of breath. The result is a change in dyspnea patients before and after the intervention, before the intervention borg shortness of breath score 4, RR 28-30 x/min, SpO2 92% and after the intervention 3 times the results obtained borg score 0, RR 18 times/min, SpO2 99%. Giving a combination of semi fowler position and pursed lips breathing can improve oxygenation in dyspnoea patients.
PELATIHAN KEMANDIRIAN IBU DALAM PENANGANAN KONDISI KEGAWATDARURATAN PADA ANAK DI PERUMAHAN GODEAN JOGJA HILLS SLEMAN YOGYAKARTA Pujiastuti, Diah; Sari, Ignatia Yunita; Prawesti, Indah; Indrawati, Nining
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i1.499

Abstract

Gawat merupakan kondisi yang mengancam nyawa sedangkan darurat berarti kondisi yang perlu penanganan segera untuk menghilangkan ancaman nyawa korban. Kondisi gawat darurat tidak hanya terjadi di tempat-tempat yang ramai tetapi juga dalam lingkungan pemukiman warga atau perumahan warga. Urgensi dari permasalahan kegawatdaruratan pada anak dapat menyebabkan kematian, sangat perlu untuk dilakukan edukasi terkait penanganan kegawatdaruratan pada anak. Kegiatan ini sebagai salah satu upaya penanganan dan mengurangi mortalitas kasus kegawatdadruratan pada anak yang meliputi kasus tersedak, kasus luka bakar, dan demam harus diperhatikan dari berbagai aspek karena pada proses perawatannya membutuhkan biaya pengobatan yang sangat banyak, perawatan yang lama, hingga operasi berulang kali. Sekalipun dapat pulih, bisa saja menimbulkan kecacatan yang menetap seumur hidup bahkan kematian. Kegiatan pelatihan dilakukan melaui tahapan pre-test, pelatihan, dan post-test serta evaluasi. Pre-test dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada ibu-ibu. Pelatihan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap 1 penyampaian materi tentang penanganan kegawatdaruratan anak menggunakan media power point, dan tahap ke-2 demonstrasi menggunakan alat peraga (pantom bayi, handuk, thermometer). Post-test dilakukan dengan membagikan kuesioner yang sama dengan pre-test kepada ibu-ibu. Tahap evaluasi dilakukan selama 2x evaluasi, bekerjasama dengan kader dan grup pelatihan untuk melakukan observasi secara berkala dalam kemampuan memahami dan mengingatkan prosedur penanganan kegawatdaruratan tersebut. Kegiatan pelatihan ini berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu sebesar 3,5 dari skor rerata sebelum pelatihan 4,25 menjadi 7,75 setelah pelatihan. Kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan ibu dalam mengatasi serta lebih dapat mandiri dalam melakukan penanganan kegawatdaruratan dirumah, khususnya kegawatdaruratan pada anak.
WUJUDKAN KEMANDIRIAN KELOMPOK PETANI DALAM KEWASPADAN KEGAWATAN TETANUS DI KELURAHAN UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA: Realizing the Independence of Farmer Groups in Tetanus Emergency Precautions in Umbulharjo Village Cangkringan District Sleman Yogyakarta Pujiastuti, Diah; Indrawati, Nining; Saputro, Dwi Nugroho Heri
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v3i2.185

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat yang diakibat oleh penyakit tetanus hampir ada di seluruh dunia. Penyakit ini merupakan penyakit akut yang menyebabkan gangguan pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani sehingga dengan terjadinya kegawatan tetanus dapat menimbulkan komplikasi seperti kejang,otot-otot akan terasa kamu, jalan nafas yang  tidak  adekuat,  serta  infeksi  sepsis  yang  menyertai  perjalanan  klinis  dan perluh penanganan secepat mungkin kerena dapat menyebabkan kematian. Tujuan kegiatan ini adalah terlaksananya kemandirian kelompok petani dalam kewaspadaan kegawatan tetanus di Kelurahan Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta. Metode pelaksanaan Kegiatan ini meliputi pemberian edukasi tentang kegawatan tetanus dan perawatan luka karena tetanus yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penutupan. Peserta yang hadir sejumlah 48 warga yang bekerja sebagai petani. Sebelum pelatihan dilakukan pre-test dan skor 19,73. Setelah pelatihan selesai, dilakukan kembali penilaian post-test dengan skor 27,42 dari total skor 34. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan selisih skor yaitu sebesar 7,69 yang artinya ada peningkatan kemandirian kelompok petani dalam kewaspadaan tetanus di Kelurahan Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.