Rianita Elfrida Sinaga, Mei
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Wujudkan Kampung Sehat dan Tangguh Pada Masa Pandemi Covid-19 Melalui Strategi Pemberdayaan dan Kemitraan Interdisiplin Ilmu di Surokarsan, Wirogunan, Yogyakarta Rianita Elfrida Sinaga, Mei; Ikaningtyas, Nurlia; Pujiastuti, Diah; Adik Putra Bambang Kurniawan, Erik; Riendrasiwi, Noviyanti; Rama Sasi, Twista; Ria Kusumadewi, Niken; Adriani, Yohana
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v3i2.553

Abstract

Dampak Covid-19 bagi individu dan masyarakat sangat mempengaruhi status kesehatan tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikologis, sosial termasuk di Kampung Surokarsan. Kampung surokarsan memiliki permasalahan kompleks dari usia sekolah sampai lansia. Mewujudkan masyarakat sehat dan tangguh diperlukan peran dari berbagai pihak melalui strategi pemberdayaan dan kemitraan untuk meningkatkan kesehatan dan sebagai sarana yang memungkinkan orang-orang yang kurang berdaya untuk mendapatkan kontrol atas kehidupannya dan mandiri. Adapun tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mewujudkan kampung sehat dan tangguh pada masa pandemi. Metode pengabdian dilakukan dengan strategi pemberdayan dan kemitraan dengan tahapan focus group discussion, skrining kesehatan jiwa, skrining kognitif, mental dan kemampuan fisik lansia, edukasi untuk peningkatan literasi, dan evaluasi. Didapatkan hasil bahwa kegiatan yang dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan 80%, peningkatan literasi membaca 67%, terbentuk 21 kader kesehatan, dari 44 orang usia dewasa terdapat 37 depresi normal, 6 orang depresi ringan, 1 orang depresi sedang, cemas normal 32, cemas ringan 6 orang, cemas sedang 6 orang, sedangkan stres normal 44 orang, dari 44 lansia 33 lansia normal, kemungkinan depresi 11 orang, lansia yang mengalami gangguan ingatan normal 40 orang, gangguan ingatan sedang 4 orang, lansia dengan tingkat ketergantungan aktivitas fisik ringan 44 orang. Upaya pemberdayaan dan kemitraan yang dilakukan dapat terealisasi melalui kader kesehatan yang terbentuk. Pemberdayaan kader dapat menimbulkan kemauan yaitu kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat sehingga masyarakat dan kampung sehat dan tangguh dapat terwujud.
Optimalisasi Peran Kader dalam Promosi Pencegahan Penyakit Tidak Menular Melalui Manajemen Kunjungan Rumah Retno Intening, Vivi; Rianita Elfrida Sinaga, Mei; Listyaningsih, Enik; Indrayanti, Indrayanti; Isnanto, Isnanto
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i2.768

Abstract

Peningkatan Penyakit Tidak Menular (PTM) dikaitkan dengan perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh modernisasi, urbanisasi, globalisasi, dan pertumbuhan penduduk yang berkembang sangat pesat. Faktor risiko terjadinya PTM termasuk merokok, kurang olahraga, pola makan yang tidak sehat, dan konsumsi alkohol. Perubahan fisiologis dalam tubuh manusia yang disebabkan oleh faktor risiko ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol darah tinggi, dan obesitas. Selain itu, PTM terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga perawatan terus menerus diperlukan. 70% kematian di seluruh dunia disebabkan oleh PTM, termasuk Indonesia, penyakit diabetes melitus dan hipertensi adalah penyebab kematian paling utama. Perlu strategi dan inovasi dalam pelaksanaan promosi pencegahan PTM. Peran kader kesehatan yang dioptimalkan untuk melaksanakan promosi pencegahan PTM melalui manajemen kunjungan rumah merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan di masyarakat. Tujuan pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengoptimalkan peran kader dalam promosi pencegahan PTM melalui kunjungan rumah. Metode pengabdian dilaksanakan dengan strategi pemberdayan kader dengan tahapan pelatihan kader, focus group discussion, implementasi manajemen kunjungan rumah, dan evaluasi. Dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan bersama 30 kader kesehatan, didapatkan hasil peningkatan pengetahuan kader 76,6%, dan 100% kader melaksanakan promosi pencegahan PTM dalam rangkaian kegiatan manajemen kunjungan rumah. Pemberdayaan kader dapat memotivasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat untuk melakukan tindakan promotif dan pereventif sebagai upaya pencegahan PTM terutama hipertensi dan diabates melitus.
Peningkatan Kapasitas Diri Remaja Melalui Pendekatan Community Participatory Menuju Desa Bebas Stunting di Kelurahan Selopamioro Rianita Elfrida Sinaga, Mei; Betaliani Wirata, Resta; Widi Istianti, Daning
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi Januari 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i1.778

Abstract

Dusun Nogosari Kelurahan Selopamioro memiliki potensi remaja yang tinggi untuk diberdayakan sejumlah 90 remaja. Kelurahan Selopamioro ini memiliki angka stunting tertinggi di DIY yaitu 181 dari 915 balita. Mayoritas pekerjaan mitra adalah petani dengan hasil panen padi dan kedelai. Kejadian balita stunting ini muncul disebabkan salah satunya terdapat ibu menikah dini dengan kondisi anemia berat saat hamil. Adapun tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mewujudkan desa bebas stunting dengan membentuk kader dan posyandu remaja, memberikan pendampingan, penyuluhan serta pelatihan keterampilan pada kelompok remaja. Metode pengabdian dilakukan dengan edukasi, pembentukan posyandu remaja, dan pengolahan bahan makanan serta pembuatan media promosi. Didapatkan hasil bahwa kegiatan yang dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 80% pada remaja mengenai kesehatan reproduksi, gizi seimbang dan faktor penyebab terjadinya stunting. Selain itu hasil dari pelatihan kader remaja dan pembentukan posyandu remaja telah dilakukan pengesahan susunan struktur posyandu remaja tercapai 100% di Dusun Nogosari Kelurahan Selopamioro. Produk nugget kedelai sebagai makanan olahan hasil pangan di lingkungan dapat dilakukan dan diproduksi oleh remaja serta motivasi dan antusias remaja 100% mengikuti kegiatan. Upaya pemberdayaan dan kemitraan yang dilakukan dapat terealisasi melalui posyandu remaja yang terbentuk. Pemberdayaan kader remaja dapat menimbulkan kesadaran untuk melakukan skrining kesehatan sehingga desa bebas stunting dengan membentuk kader dan posyandu remaja dapat terwujud.
Improving Teenagers' Self-Capacity Towards Zero Stunting Through The Implementation Of The "Si-Telur Petis" Application As A Screening For Non-Communicable Diseases In Selopamioro Village: Peningkatan Kapasitas Diri Remaja Menuju Zero Stunting Melalui Implementasi Aplikasi “Si-Telur Petis” Sebagai Skrining Penyakit Tidak Menular di Kelurahan Selopamioro Rianita Elfrida Sinaga, Mei; Widi Istianti, Daning; Betaliani Wirata, Resta
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v5i1.1229

Abstract

The demands of learning tasks for today's teenagers spend a lot of time on activities using gadgets while less physical activity, and less healthy eating patterns. This condition is one of the causes of the high incidence of anemia, hypertension and diabetes mellitus in adolescence. The purpose of this community service is to realize healthy adolescents by increasing the capacity of adolescents both knowledge and skills in the Prevention of non-communicable diseases using the application “Si-Telur Petis”. The method of dedication is carried out by training on the use of the ‘Si-Telur Petis” application, screening for non-communicable diseases, namely anemia, hypertension and diabetes mellitus, mentoring of adolescent cadres for home visits. It was found that the activities carried out increased knowledge by 88% in adolescents regarding the Prevention of non-communicable diseases, improved skills of adolescent cadres in screening 70%, understanding of adolescent cadres in using and accessing the application “Si-Telur Petis” 100%, confident adolescent cadres make home visits. The continuity of the implementation of Posyandu remaja needs support and assistance from the local health center. Increasing the self-capacity of adolescents is the key in preventing non-communicable diseases so that superior generations are realized.