Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALYSIS AND DESIGN OF SYSTEM SALES AND INVENTORY CONTROL IN THE RETAIL SECTOR OF MICRO, SMALL, MEDIUM ENTERPRISES (MSMEs) Apriansah, Apriansah
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Vol 22, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem akuntansi yang baik sangat dibutuhkan oleh dunia usaha. Selain itu bisnis sekarang membutuhkan sistem komputerisasi, terutama di perusahaan yang memiliki rutinitas transaksi tinggi dan memiliki banyak data untuk diolah seperti di sektor ritel UMKM. Dalam penelitian ini dibahas sistem akuntansi dalam bentuk sistem pengendalian penjualan dan persediaan pada UMKM ritel di Kabupaten Jagakarsa, Jakarta Selatan, serta disain sistem dalam bentuk sistem pengendalian penjualan dan persediaan dengan menggunakan Visual Basic 6.0. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem akuntansi dalam bentuk sistem pengendalian penjualan dan persediaan dan membuat sistem pengendalian penjualan dan persediaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC), yang terdiri dari dua tahap, yaitu analisis sistem dan perancangan sistem. Dengan perbaikan sistem ini dapat mempermudah dalam menghasilkan laporan yang dibutuhkan oleh perusahaan secara tepat dan akurat seperti laporan persediaan dan laporan penjualan yang akan diberikan kepada pemilik toko. Sehingga bisa membantu manajemen untuk pengambilan keputusan.Kata kunci: Sistem penjualan dan pengendalian persediaan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Visual Basic 6.0
PEMETAAN KUALITAS AIR TANAH WILAYAH PESISIR KABUPATEN MAJENE Yusman, Yusman; Palippui, Habibi; Apriansah, Apriansah
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v2i1.13276

Abstract

Permasalahan mendasar pada wilayah pesisir adalah kualitas air tanah yang disebabkan oleh proses pembentukannya berasal dari proses penyerapan air permukaan dan intrusi air laut serta batuan batuan yang dilewati selama proses penyerapannya. Kebutuhan air minum masyarakat di peisisir Kabupaten Majene berasal dari sumur bor yang kedalaman sumurnya rata-rata 10 meter tanpa pengolahan terlebih dahulu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif yang menggambarkan kualitas air tanah suatu wilayah, kualitas air yang dianalisis adalah Kesadahan, kadar oksigen (DO), dan salinitas yang dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. Jumlah sampel sebanyak 23 sampel yang tersebar di 7 kecamatan. Tiap kecamatan diambil 3 titik lokasi sampel yang dianggap mewakili. Dari hasil penelitian diperoleh kadar DO berkisar dari 6,90 mg/l – 8,28 mg/l yang masih berada dalam ambang batas, kesadahan paling rendah 49 mg/l dan paling tinggi 1509,2 mg/l yang melebihi ambang batas sebesar 500 mg/l dan kadar salinitas dari 0,003 ‰ sampai paling tinggi 3,6 ‰ yang dapat dikategorikan air payau.
Evaluasi Dengan High Resolution Computed Tomography (HRCT) Setelah Infeksi Covid-19: Laporan Kasus di Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang Satoto, Bambang; Widyasari, Maya Nuriya; Apriansah, Apriansah
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 7 No. 1A (2020): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.567 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v7i1A.469

Abstract

Pendahuluan SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang terutama menginfeksi sel-sel pada saluran napas pelapis alveoli. Virus SARS-CoV-2 yang terhirup mengikat sel epitel di rongga hidung dan mulai bereplikasi. Virus ini menyebar serta bermigrasi ke saluran pernapasan, memicu respons imun bawaan dan pada akhirnya berkembang menjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Gambaran ground glass infiltrates dapat terdeteksi pada pencitraan toraks. Pemeriksaan X-ray toraks dan MSCT toraks memegang peranan penting dalam deteksi dan follow up COVID-19. Metode dan Bahan Laporan kasus 2 pasien laki-laki yang terkonfirmasi COVID-19 umur 43 tahun dan 48 tahun dengan keluhan utama sesak napas, batuk dan demam. Pasien pertama mempunyai riwayat perjalanan ke Amerika Serikat 3 minggu sebelum masuk rumah sakit, sedangkan pasien kedua mempunyai riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19. Pada pemeriksaan X-ray toraks kedua pasien menunjukkan gambaran konsolidasi disertai air bronchogram pada lapangan paru bilateral yang tampak dominan pada perifer. Berdasarkan pedoman Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) terdahulu, evaluasi dapat dilakukan 2 bulan dan 6 bulan setelah terinfeksi. Dua bulan setelah terinfeksi COVID-19 dilakukan pemeriksaan HRCT toraks dengan hasil normal. Kesimpulan Lesi berupa konsolidasi disertai air bronchogram dengan distribusi yang dominan pada perifer merupakan gambaran radiologis yang khas pada pasien Covid-19 seperti yang ditemukan pada kedua kasus yang dipaparkan dalam artikel ini. Evaluasi sequele dengan pemeriksaan HRCT yang dilakukan 2 bulan pasca penyembuhan menunjukkan gambaran paru paru yang normal, tidak ada infiltrat maupun fibrosis pada kedua pasien tersebut. Kata kunci X-ray toraks, konsolidasi, air bronchogram, COVID-19 Introduction SARS-CoV-2 is an RNA virus that mainly infects cells in the alveoli lining airways. The inhaled virus binds to epithelial cells in the nasal cavity then begins to replicate. This virus spreads, migrates to the respiratory tract, triggering an innate immune response, and develop to Acute Respiratory Syndrome. The ground-glass opacities can be detected in thoracic imaging eventually. Chest X-ray and CT-scan have an important role in the detection and follow-up of COVID-19. Materials and Methods The case report of 2 male patients confirmed COVID-19 aged 43 years and 48 years with major complaints of shortness of breath, coughing, and fever. The first patient had a history of raveling to the United States 3 weeks before hospitalization, while the second patient had a history of contact with a confirmed COVID-19 patient. On chest X-ray examination, both patients showed multiple consolidation with air bronchogram in bilateral lung field which appeared dominant in the periphery. According to the previous Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) guideline, evaluation for patients can be done in two months and six months after firstly infected. Two months after COVID-19 infection, a chest HRCT examination was performed with normal results. Conclusion Consolidation with air bronchogram which dominantly seen in peripheral distribution is a typical radiological picture in COVID-19 patients as found in two cases described in this article. Sequelae evaluation with chest HRCT conducted 2 months after healing showed normal lung appearance with no sign of infiltrates or fibrosis seen in both patients. Keywords: Chest X-ray, consolidation, air bronchogram, COVID-19