Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROBLEMATIKA YURIDIS BIAYA PENGGUNAAN DAN BIAYA PERAWATAN PENGOPERASIAN DALAM PENGOPERASIONALAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA AZHARI, FUAD
NOVUM : JURNAL HUKUM Vol 1 No 4 (2014)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2674/novum.v1i4.11595

Abstract

Biaya penggunaan prasarana perkeretaapian milik negara merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini KAI kepada penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam hal ini Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Dalam kegiatan perawatan pihak penyelenggara prasarana perkeretaapian memberikan penugasan kepada BUMN yang mendapatkan penugasan melakukan perawatan berdasarkan Perpres Nomor 53 Tahun 2012 Tentang Kewajiban Pelayanan Publik Dan Subsidi Angkutan Perintis Bidang Perkeretaapian, Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Serta Perawatan Dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara yakni KAI melalui kontrak. Dalam pelaksanaannya hal tersebut tidak dilakukan oleh KAI maupun Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan memahami apakah perbuataan KAI tidak membayar biaya penggunaan dan perbuatan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan yang tidak menganggarkan biaya perawatan dan pengoperasian telah sesuai dengan Perpres Nomor 53 Tahun 2012 dan solusi atas permasalahan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif untuk meneliti adanya kekosongan norma dan konflik norma. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang-undang, pendekatan konsep dan pendekatan sejarah. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini dengan melakukan studi pustaka terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.. Teknik pengolahan bahan hukum dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengklasifikasikan secara sistematis bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang telah terkumpul, sesuai dengan masalah yang diteliti.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh KAI dengan tidak melakukan pembayaran biaya penggunaan prasarana perkeretaapian milik negara sudah sesuai dengan Perpres Nomor 53 Tahun 2012. Perbuatan yang dilakukan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan yang tidak memberikan dana BPP sebagai biaya atas perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian dibenarkan. Hal tersebut dikarenakan adanya blokir anggaran BPP yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Sebagai solusi hukum atas permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perubahan Peraturan Pemerintah tentang PNBP Kementerian Perhubungan agar biaya penggunaan prasarana perkeretaapian milik negara dikategorikan sebagai PNBP maka dengan demikian jika KAI telah membayarnya Kementerian Perhubungan dapat melakukan perubahan DIPA untuk selanjutnya dibuatkan kontrak biaya perawatan prasarana perkeretaapian milik negara. KAI yang merasa keberatan terhadap perhitungan biaya penggunaan prasarana perkeretaapian milik negara dapat mengajukan judicial review ke Mahkamah Agung atas Permenhub Nomor 62 Tahun 2013 sedangkan permasalahan barang milik negara dapat dilakukan dengan penyertaan modal negara kepada KAI. Pemerintah dapat membentuk Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian umum yang bukan merupakan bagian dari KAI. Kata Kunci : Problematika Yuridis, Biaya Penggunaan, Biaya Perawatan Abstract Track Access Charge is an obligatory payment by organization of general rolling stock which is PT Kereta Api Indonesia (Persero) to the Organization of Railways Infrastructure which is Directorat General of Train Transportation the Ministry of Transportation Indonesia. The responsibility of Infrastructure maintenance and operation is in the hand of PT Kereta Api Indonesia (Persero) through a contract. It is according to Presidential Decree Number 53 Year 2012 concerning public service obligation, Track Access Charge, and Infrastructure Maintenance and Operation. Yet, in the real implementation, this contract was never been made. It is due to the fact PT Kereta Api Indonesia (Persero) has always paid for every single infrastructure maintenance and operation. Moreover, The Directorat General of Train Transportation the Ministry of transportation has neither budgeted nor did the contract for the infrastructure maintenance and operation of the railways.This research was a normative legal research. There were three approaches used in this research statue, conceptual, and historical approach. In collecting data, technique used to collect legal materials was by employing a literature study on law materials consisting primary, secondary, and tertiary. It is aimed to resolved the objectives of this research, which were to clarify the act of PT Kereta Api Indonesia (Persero) for not paying the obligatory payment, and to investigate whether the act of The Director General of Railways the Ministry of Transportation has conformed with the Presidential Decree Number 53 Year 2012 concerning public service obligation, Track Access Charge, and Infrastructure Maintenance and Operation, also to find out the solution of this problem. Data analysis procedures on the law materials were done by systematically classifying the primer and the secondary legal materials which had been collected according to the statement of the problems. The results obtained showed that the act done by PT Kereta Api Indonesia (Persero) by not paying the obligatory payment of the infrastructure maintenance and operation of the railways has conformed with the Presidential Decree Number 53 Year 2012. The act of Director General of Railways and the Ministry of Transportation which did not budget IMO fund for infrastructure maintenance and operation of the railways also can be justified. Since there was a blocked budget of IMO fund done by the Ministry of Financial. There was a legal solution to this problem by amend the Government Decree about Non-tax revenues of the Ministry of Transportation, thus the cost of the infrastructure maintenance and operation of the railways can be categorized as non-tax revenues. Consequently, when PT Kereta Api Indonesia (Persero) has paid the cost, the ministry of transportation can regulate a budgeted list for at later time it can be regulated as a contract for payment the infrastructure maintenance and operation of the railways. In case PT Kereta Api Indonesia (Persero) has any objection on the payment of the infrastructure maintenance and operation of the railways, it can proceed a judicial review to the Supreme Court on regulation of ministry transportation number 63 2013. Meanwhile, problem about state property, it can be proceed by making equity capital which can be done by the Government. The government can constitute a new Organization of railways infrastructure which is not part of PT Kereta Api Indonesia (Persero). Key Words : Juridical Problematic, Track Access Charge, Infrastructure Maintenance and Operation.
PEMANFAATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA TRADISI PARERESAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X IPS 1 MA PUI MAJA Azhari, Fuad; Pajriah, Sri; Suryana, Aan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i1.11784

Abstract

Tradisi Pareresan adalah salah satu nama tradisi yang masih berkembang di desa sangiang. Tradisi ini adalah Syukuran atas hasil bumi yang melimpah, dimana mayoritas masyarakatnya adalah petani. Pareresan sendiri berasal dari bahasa Sunda, reres panen, yang artinya panen telah usai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan nilai-nilai karakter pada tradisi pareresan di integarasikan dalam pembelajaran sejarah kelas X IPS 1 MA PUI Maja. Metode dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan deskriptif fokus penelitian pada siswa kelas X di MA PUI Maja tahun ajaran 2022/2023 dengan pemanfaatan nilai-nilai karakter Tradisi Pareresan sebagai sumber belajar sejarah. Teknik pengumpulan data metode ini diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini bahwa proses pembelajaran sejarah dikelas X IPS 1 MA PUI Maja dalam pelaksanaan pembelajaran, metode guru menjelaskan pembelajaran sejarah dengan ceramah  kepada peserta didik hal ini kurang diminati peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Bentuk implementasi pembelajaran sejarah dengan memanfatkan nilai-nilai karakter tradisi pareresan di kelas X IPS 1 MA PUI Maja, guru menayangkan video tradsi pareresan di situ sangiang kepada peserta didik hal ini diminati peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Kondisi ini tampak peserta didik aktif bertaya kepada guru pada saat menayangkan video tradisi pareresan semua siswa pokus melihatnya.Kata kunci : Nilai-nilai Karakter, Tradisi Pareresan, Pembelajaran Sejarah
PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR SOLAR DALAM UPAYA MENURUNKAN DAMPAK GAS RUMAH KACA (STUDI KASUS: KOTA PADANG, SUMATERA BARAT) Azhari, Fuad; Miefthawati, Nanda Putri
Rang Teknik Journal Vol 8, No 2 (2025): Vol. 8 No. 2 Juni 2025
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/rtj.v8i2.6262

Abstract

Padang City with the largest consumption of diesel fuel in West Sumatra Province will have an impact on fuel availability and global warming which increases the effects of greenhouse gases such as carbon emissions. The use of used cooking oil as a biodiesel substitute for diesel fuel can reduce dependence on diesel consumption and reduce the impact of greenhouse gases. The purpose of this study is to calculate the potential of biodiesel from used cooking oil and analyze the impact of greenhouse gases produced. The transesterification method simulated in the Superpro Designer application is able to produce 314,732.55 liters of biodiesel per year with a density of 875.34 Kg/m3 at a temperature of 35℃. The calculation of carbon emissions refers to the IPCC Guidelines 2006 equation showing a decrease in carbon emissions produced by 279.75 tons of CO2 per year. The results of this study indicate that the biodiesel from used cooking oil obtained has met the Indonesian National Standard (SNI) and the use of biodiesel from used cooking oil can reduce the impact of greenhouse gases from carbon emissions.Keywords: Solar, Used Cooking Oil, Biodiesel, Greenhouse Gases